Anda di halaman 1dari 42

SEDIAAN SETENGAH

PADAT
Bentuk-bentuk sediaannya antara lain:
1. Salep
2. Krim
3. Pasta
4. Gel,dsb.
KULIT
ABSORPSI PERKUTAN
Absorpsi bahan dari luar kulit ke posisi di bawah
kulit masuk kedalam aliran darah

Derajat dan laju penetrasi obat akan berbeda bila


berbeda pula pembawanya, oleh karena itu perlu
uji obat-pembawa
Penetrasi obat ke kulit setelah pemakaian
topikal melalui dinding folikel rambut, kelenjar
keringat/lemak atau antara sel-sel dari selaput
tanduk
Sediaan yang dipakai dapat mudah menembus
kulit yang rusak, tetapi hal ini bukan absorpsi
perkutan sebenarnya
Pada kulit utuh, cara utama penetrasi obat
umumnya melalui lapisan epidermis
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ABSORPSI PERKUTAN
Obat dalam sediaan harus bisa melekat pada
permukaan kulit dengan dosis tepat
Konsentrasi obat
Semakin banyak obat diserap kulit apabila
dipakai pada permukaan yang lebih luas
Zat aktif harus mempunyai daya tarik fisiologis
yang lebih besar pada kulit daripada
pembawa, supaya obat dapat meninggalkan
pembawa menuju kulit
• Derajat kelarutan zat aktif dalam minyak dan
air penting untuk efektifitas absorpsi
perkutan
• Absorpsi meningkat dengan pembawa yang
mudah menyebar di kulit
• Pembawa yang meningkatkan jumlah uap air
yang ditahan di kulit baik untuk absorpsi
• Hidrasi dari kulit penting untuk absorpsi
• Menggosok atau mengoles pada waktu
pemakaian akan meningkatkan jumlah obat
yang diabsorpsi
• Absorpsi lebih besar bila dipakai pada kulit
dengan lapisan tanduk yang tipis
• Semakin lama waktu pemakaian semakin
banyak kemungkinan absorpsi
SALEP
(UNGUENTUM)
DEFINISI
 Salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok.

 Dasar salep yang cocok harus disesuaikan


dengan sifat obat dan tujuan penggunaannya
• Salep tidak boleh berbau tengik
• Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang
mengandung obat keras atau narkotik, kadar
bahan obat adalah 10%
• Salep harus menunjukkan susunan yang
homogen
• Kecuali dinyatakan lain salep disimpan dalam
wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
dan ditempat sejuk
• Pada etiket harus tertera “OBAT LUAR”
PEMBAGIAN SALEP BERDASARKAN DAYA
PENETRASI BAHAN OBAT

1. Salep epidermik
salep ini tidak mampu berpenetrasi
kedalam kulit, jadi bekerja lokal. Tujuan
pemakaiannya sebagai salep penutup, guna
melindungi jaringan tertentu
dasar salep yang dipakai: dasar salep
senyawa hidrokarbon
2. Salep endodermik
salep ini mampu berpenetrasi ke dalam
kulit, tetapi tidak sampai melewati kulit.
Tujuan pemakaiannya untuk pengobatan
permukaan kulit dan digunakan untuk
melembutkan kulit, menghilangkan rasa
sakit, stimulan dan lokal iritan
dasar salep yang dipakai: dasar salep serap
3. Salep diadermik
salep ini mampu berpenetrasi ke dalam
kulit dan melewati kulit, dapat mencapai
peredaran darah dan menghasilkan efek
sistemik. Tujuan pemakaiannya untuk
melindungi jaringan dibawah kulit
dasar salep yang dipakai: dasar salep yang
dapat dicuci dengan air dan dasar salep
yang dapat larut dalam air
DASAR SALEP
 Dasar salep adalah pembawa dengan massa
lembek, mudah dioleskan, umumnya
berlemak, dapat digunakan bahan yang telah
mempunyai massa lembek atau zat cair dan
zat padat yang terlebih dahulu diubah
menjadi massa yang lembek
Pemilihan dasar salep tergantung pada
faktor-faktor :
1. laju pelepasan
2. keinginan peningkatan absorpsi per
kutan dari bahan obat oleh dasar salep
3. dapat melindungi kelembaban kulit
4. obat stabil dalam dasar salep
5. pengaruh obat terhadap viskositas dan
tujuan pemakaian sediaan
PEMBAGIAN DASAR SALEP
1. Dasar salep senyawa hidrokarbon (dasar
salep berlemak)
2. Dasar salep serap (absorpsi)
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
(Emulsion Bases)
4. Dasar salep yang dapat larut dalam air
Dasar Salep Senyawa Hidrokarbon

Tujuan pemakaian untuk melunakkan dan melindungi


permukaan kulit

Sifat dasar salep ini bertahan lama pada kulit, sukar


dicuci, tidak mengering dan dapat menyerap air
dalam jumlah kecil

- vaselinum
- parafinum
- minyak tumbuhan
VASELINUM
Ada 2 jenis vaselin:
1. Vaselin album (white petrolatum/white
soft paraffin). Vaselin album diperoleh dari
vaselin kuning yang telah dipucatkan
warnanya dengan asam sulfat
2. Vaselin flavum (petrolatum yellow soft
paraffin). Merupakan campuran dari
hidrokarbon setengah padat dari minyak
bumi melebur pada suhu 38 – 60 oC
Menurut Van Duin, kemampuan menyerap
air dari vaselin tergantung pada mutunya,
misalnya:

Vaselin …………………………. .. 5 – 20%


Vaselin + 5% Cera ……………... . 40%
Vaselin + 5% Cetacum ……….. . 100%
Vaselin + 5% Adeps lanae …….. 50%
Vaselin + 5% Alcohol cetylicus 50%
PARAFIN
1. Paraffinum solidum
parafin padat diperoleh dari minyak bumi,
merupakan campuran hidrokarbon padat yang
dimurnikan, digunakan untuk membuat dasar
salep keras yang berlemak
2. Paraffin liquidum
merupakan minyak mineral yang terdiri dari
campuran hidrokarbon cair yang dihasilkan dari
minyak bumi. Digunakan untuk memperlunak
konsistensi salep dan mengerus bahan yang tidak
larut pada dasar yang berlemak
MINYAK TUMBUHAN

Jarang dipakai sebagai dasar salep karena


cendrung menjadi tengik bila disimpan lama
minyak ini tidak mempunyai kemampuan
menyerap air dan digunakan untuk emolien ,
menurunkan titik lebur salep dan mencegah
pengeringan
Contoh:
ol. Cocos, ol. Lini, ol. Olivarum dll
DASAR SALEP SERAP

Dasar salep ini ada dua:


1. Dasar salep serap anhidrous
dasar salep ini tidak mengandung air, jika
menyerap air membentuk emulsi tipe a/m
contoh:
adeps lanae, cera, unguentum simpleks
2. Dasar salep serap hidrous
Dasar salep ini tidak mengandung air dan
mempunyai emulsi tipe a/m, tetapi masih
sanggup menyerap air yang ditambahkan
Kekuatan menyerap airnya agak terbatas
Dasar salep ini digunakan untuk
pencampuran larutan berair ke dalam
larutan berlemak
contoh
- lanolin mengandung 25% air, 75% adeps
- krim pendingin digunakan untuk emolien
DASAR SALEP YANG DAPAT
DENGAN AIR DICUCI

Dasar salep ini merupakan emulsi tipe m/a,


mudah tercuci dengan air, karena itu sering dipakai
dalam kosmetik
Dasar salep ini mampu mengabsorpsi cairan
serosal yang keluar dalam kondisi dermatologi
Contoh:
- Vanishing Cream
- Salep hidrofilik
DASAR SALEP YANG DAPAT LARUT
DALAM AIR
 Dasar salep ini tidak mengandung bahan berlemak, mudah
melunak dengan penambahan air, sehingga larutan air
tidak efektif dicampurkan ke dalam dasar salep ini
 Dasar salep ini lebih baik dicampurkan dengan bahan yang
tidak berair atau bahan padat
Contoh:
P.E.G atau campurannya (carbowax)
 Salep-salep carbowax tidak dapat menyerap minyak. Jika
hendak dicampurkan minyak kedalamnya, maka harus
ditambahkan emulgator
• P.E.G (Carbowax) merupakan hasil
kondensasi polimer dari etilen oksida dan air
HOCH2(CH2–O-CH2)nCH2OH
n merupakan panjang rantai, dapat berbeda-
beda, untuk mendapatkan polimer yang
mempunyai viskositas bentuk fisik yang
diinginkan
• PEG ada bermacam-macam: PEG 400, PEG
1000, PEG 1500, PEG 4000, PEG 6000
• Bilangan tersebut menunjukkan bobot
molekulnya
DASAR SALEP TANPA UNSUR
LEMAK

1. Unguentum glycerini
2. Carbowax
3. Bentonit
4. Natrium Alginat
KRIM
Bentuk sediaan setengah padat,
mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai.
• Ada 2 type krim yaitu krim type minyak air
( m/a) dan krim type air minyak ( a/m ).
• Pemilihan zat pengemulsi harus
disesuaikan dengan jenis dan sifat krim
yang dikehendaki.
• Untuk krim type a/m digunakan sabun
polivalen, span, adeps lanae, kolesterol dan
cera.
• Sedangkan untuk krim type m/a digunakan
sabun monovalen seperti trietanolamin,
natrium stearat, kalium stearat dan
ammonium stearat. Selain itu dapat juga
dipakai tween, natrium laurylsulfat, kuning
telur, gelatinum, caseinum, CMC dan
emulgidum.
• Krim biasanya digunakan sebagai emolien
atau pemakaian obat dalam kulit
• Setelah pemakaian krim, air menguap
meninggalkan sisa berupa selaput asam
stearat yang tipis
• Kestabilan krim akan terganggu / rusak jika
sistem campurannya terganggu, terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan
perubahan komposisi yang disebabkan
perubahan salah satu fase secara berlebihan
atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan
satu sama lain.
• Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah
tertutup baik atau tube di tempat sejuk.
Penandaan pada etiket harus juga tertera
“Obat Luar”.
PASTA
Merupakan dispersi dari bahan-bahan
serbuk yang tidak larut dengan konsentrasi
tinggi (20 – 50%) dalam suatu basis lemak
atau basis yang mengandung air
• Pasta lebih kental dan lebih kaku dari pada
salep
• Oleh karena persentase bahan padatnya
tinggi , secara umum pasta kurang
berlemak daripada salep yang dibuat
dengan komponen yang sama
• Pasta dibuat dengan cara yang sama
dengan salep
• Tetapi, bila komponen serbuk banyak,
maka perlu dihaluskan dan digunakan
minyak mineral sebagai cairan yang akan
melembutkan pasta
• Pasta lebih disukai daripada salep untuk luka akut
yang cendrung mengeras, menggelembung atau
mengeluarkan darah
• Tetapi karena sifatnya yang kaku dan tidak dapat
ditembus, pasta tidak sesuai untuk pemakaian pada
bagian tubuh yang berbulu
• Pasta yang masih digunakan sekarang ini adalah
pasta gigi triamsinolon asetonid, preparat
antiinflamasi yang dipakai secara topikal pada
mukosa di selaput mulut dan pasta zink oksida
GEL
suatu sediaan dengan basis yang larut di dalam
air, dibuat dari gom alam seperti tragacanth,
pektin, alginat dan borogliserin atau dari derivat
sintetis bahan alam seperti metilselulosa dan Na
CMC
• Gel umumnya merupakan suatu sediaan
semipadat yang jernih dan tembus cahaya
yang mengandung zat-zat aktif dalam
keadaan terlarut.
• Carbomer 940 akan mengembang jika
didispersikan dalam air dengan adanya zat-
zat alkali seperti TEA atau
diisopropanolamin untuk membentuk
suatu sediaan semipadat
• Gel juga dapat dibentuk oleh selulosa seperti
hidroksi propil selulosa (HPC) dan hidroksi
propil metil selulosa (HPMC)
• Gel benzoil peroksida yang terkenal dapat
dibeli dengan bebas, mengandung 6%
polioksietilen lauril eter, 40% etil alkohol,
magnesium aluminium silikat koloidal, HPMC,
asam sitrat dan air murni

Anda mungkin juga menyukai