Anda di halaman 1dari 26

SEMISOLID

ZAINUDDIN
Definisi Sediaan Salep
 Salep (unguenta/ointment) :
bentuk sediaan yang lunak, tergolong sediaan semi
padat, biasanya mengandung obat untuk
pemakaian pada kulit atau pada membran mukosa.
 Sediaan salep bervariasi dalam komposisi,
konsistensi dan tujuan penggunaannya.
 Beberapa variasi dari prototipe salep banyak
digunakan dalam praktek peresepan dan dibedakan
dengan namanya.
 Macamnya : unguenta, krim, pasta, jeli,
oculenta,cerata.
11/21/2016 2
Macam sediaan salep
 Unguenta : Salep yang mempunyai konsistensi seperti
mentega, tidak   mencair pada suhu biasa, tetapi
mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. (Pagoda dan
salep 2-4)
 Krim : Salep yang banyak mengandung air, mudah
diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
(Cold cream dan Vinishing Cream)
 Pasta : Salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk) suatu salep tebal, karena merupakan
penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi.

11/21/2016 3
Cerata : Salep berlemak yang
mengandung persentase lilin (wax) yang
tinggi sehingga konsistensinya lebih
keras
Jeli : Salep yang lebih halus, umumnya
cair dan sedikit mengandung atau tanpa
mukosa, sebagai pelican atau basis,
biasanya terdiri atas campuran
sederhana dari minyak dan lemak
dengan titik lebur rendah (Vilacid gel,
Counterpain)
11/21/2016 4
Pembagian salep berdasarkan sft
farmakologinya
 Salep epidermis: tidak diabsorbsi, melindungi kulit dn
efek lokal (hidrokortison)
 Salep endodermis: salep yang bahan obatnya
menembus kulit, tetapi melalui kulit terabsorbsi
sebagian, digunakan untuk melunakkan kulit atau
selaput lender (Salep minyak ikan)
 Salep diadermis: salep yang bahan obatnya menembus
kedalam tubuh melalui kulit dan mencapai efek yang
diinginkan, misalnya salep yang mengandung senyawa
merkuri iodida, beladona. Contoh dari dasar salep yang
berbentuk emulsi dan dapat terabsorpsi jauh ke dalam
kulit ialah : golongan polyethylene glycol, golongan ester
dari alcohol polyvalent dll.
Menurut dasar salepnya
Salep hidrofobik, Salep yang tidak suka air 
atau salep dengan dasar salep berlemak
(Greasy bases), tidak  dapat dicuci dengan
air, misalnya: campuaran lemak – lemak ,
minyak , lemak dan malam.
Salep hidrofilik; Dasar salep serap ini  dibagi
dalam 2 kelompok. Kelompok pertama
terdiri atas dasar salep yang dapat
bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin
anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas
emulsi air dalam minyak yang dapat
Dasar Salep

Menurut FI. IV, dasar salep yang


digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4
kelompok, yaitu dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep
yang dapat dicuci dengan air, dasar salep
larut dalam air. Setiap salep obat
menggunakan salah satu dasar salep
tersebut.

1).     Dasar Salep Hidrokarbon


2. Dasar Salep Serap
Dasar salep serap
ini  dibagi dalam 2
kelompok.
Kelompok pertama
Pemilihan dasar salep yang tepat
Pemilihan dasar salep tergantung pada
beberapa faktor yaitu khasiat yang
diinginkan, sifat bahan obat yang
dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas
dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa
hal perlu menggunakan dasar salep yang
kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas
yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang
cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar
salep hidrokarbon daripada dasar salep yang
mengandung air, meskipun obat tersebut
Fungsi Salep
• Dasar salep atau pembawa substansi
obat untuk penggunaan pada kulit
(topikal)
• Pelumas pada kulit
• Pelindung untuk mencegah kontak
permukaan kulit dengan rangsang kulit

11/21/2016 10
Kualitas dasar salep meliputi:
a.   Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada
dalam kamar.
b.   Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk
menjadi lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang
teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi.
c.    Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
d.   Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas
obatnya pada daerah yang diobati.
e.   Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep
padat atau cair pada pengobatan (Anief, 2005).

11/21/2016 11
Suatu dasar salep yang ideal
mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1.  Tidak menghambat proses penyembuhan
luka/penyakit pada kulit tersebut.
2.  Di dalam sediaan secara fisik cukup halus
dan kental.
3.  Tidak merangsang kulit.
4. Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu
sekitar 6-7.
5. Stabil dalam penyimpanan.
6. Tercampur baik dengan bahan berkhasiat.
7. Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada
Komposisi salep

• Zat aktif
• Basis salep
• Pengawet
• Bila perlu ditambahkan
antioksidan
Pengawetan salep
• Contoh bahan pengawet:
• Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, asam
sorbat, garam amonium kuartener
Jika perlu dapat juga ditambahkan antioksidan
Pengemasan dan penyimpanan
salep
• Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik
atau porselen) atau tube (kaleng atau plastik)
• wadah gelas dapat berwarna gelap, dengan
tujuan melindungi obat terhadap cahaya
• Keuntungan tube; pemakaian lebih mudah,
mengurangi kontaminasi selama
penggunaan
• Penyimpanan salep pada suhu di bawah 30
der C
Jalur penyerapan obat melalui
kulit
• Jalur transeluler (menyeberangi sel)
• Jalur interseluler (antarsel)
• Jalur transappandegral (melalui
folikel rambut, keringat, kelenjar
lemak).
Salep dengan bahan dasar hidrokarbon
seperti vaselin, berada lama di atas
permukaan kulit dan kemudian berpenetrasi.
Oleh karena itu salep berbahan dasar
hidrokarbon digunakan sebagai penutup.
Salep berbahan dasar salep serap (salep
absorpsi) kerjanya terutama untuk
mempercepat penetrasi karen Dasar salep
yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep
larut dalam air mampu berpenetrasi jauh ke
hipodermis sehingga banyak dipakai pada
Faktor-faktor yang mempengaruhi
absorbsi perkutan
• Obat yang dicampurkan dalm pembawa
tertentu harus bersatu pada permukaan kulit
dalam konsentrasi yang cukup
• Konsentrasi obat yang ada dalam suatu
sediaan yg digunakan pada kulit akan
berbanding lurus dengan luas area
permukaan kulit yang diolesi sediaan
tersebut, artinya jika konsentrasi obat dalam
sediaan ditambah, dan luas permukaan kulit
yg diolesi obat bertambah maka absorbsi
perkutan obat jg bertambah
• Koefisien partisi obat
• Absorbsi obat ditingkatkan dengan bahan
pembawa yang mudah menyebar di kulit
• Pembawa yg meningkatkan jumlah uap air yg
ditahan di kulit, baik untuk absorbsi pelarut
obat, pembawa lemak dapat mencegah
menguapnya uap air dari kulit
• Hidrasi kulit akan mempengaruhi absorbsi
perkutan
• Adanya penggosokan sediaan pada kulit
akan meningkatkan jumlah obat yang
diabsorbsi
• Tempat pemakaian akan mempengaruhi
absorbsi, kulit yang lapisan tanduknya tebal
absorbsi lebih lama
• Lama pemakaian akan mempengaruhi
jumlah obat yg diabsorbsi
• Kondisi kulit tempat dioleskannya sediaan
Metode pembuatan salep

Menurut Ansel (1989), salep dibuat


dengan dua metode umum, yaitu: metode
pencampuran dan metode peleburan.
Metode untuk pembuatan tertentu terutama
tergantung pada sifat-sifat bahannya
.
1. Pencampuran

Dalam metode pencampuran, komponen


dari salep dicampur dengan segala cara
Transdermal
• Pemberian obat transdermal:
• pemberian obat secara transdermal:
• Memberikan bahan obat pada laju yg
terkendali ke dalam kulit utuh pasien untuk
diabsorbsi secara sistemik
• Sistem harus memiliki ciri fisika kimia yg
tepat agar obat dapat terlepas dengan
mudah dari sediaan dan menembus stratum
corneum
• Sistem/sediaan tidak iritatif
Keuntungan pemberian obat transdermal
• Menghindari kesulitan obat diabsorbsi melalui
saluran cerna, karena pH, enzim,interaksi dengan
makanan atau dengan obat lain
• Dapat digunakan untuk pasien yg tdk sadarkan
diri/muntah
• Menyediakan terapi utk berhari-hari
• Dapat menghentikan efek obat secara tiba-tiba, jika
ada efek yang membahayakan
 
Kerugian :
• Tidak sesuai untuk obat-obat yg iritatif
• Hanya dapat digunakan untuk obat-obat
yang memenuhi kriteria tertentu
 
Inkompatibilitas Sediaan salep
• Inkompatibilitas : tak tercampurkannya
bahan-bahan obat dalam suatu formula
sediaan obat yang diresepkan.
• Akibat : perubahan efek, perubahan
penampilan
• Peran farmasis : pengatasan problema
inkompatibilitas dengan beberapa alternatif

11/21/2016 26

Anda mungkin juga menyukai