Anda di halaman 1dari 41

FORMULASI

TEKNOLOGI SEDIAAN
CAIR
DAN SEMI PADAT
MATERI
1. Pendahuluan : struktur kulit
2. Penetrasi perkutan
3. Sediaan topikal.
Hal-hal yang mempengaruhi adsorpsi perkutan
4. Formulasi sediaan salep dan krim
5. Formulasi sediaan gel & pasta
6. Zat tambahan pada sediaan semisolid
7. Evaluasi salep, krim, pasta, jelly
• Kemasan sediaan semisolid
• Sediaan cair
• Praformulasi sediaan cair
• Sediaan suspensi
• Sediaan suspensi
• Sediaan emulsi
• Obat asam lemah akan berada dalam bentuk tidak terion lebih
banyak jika pH <pKa
• Untuk basa lemah dalam bentuk tidak terionlebih banyak jika
pH>pKa
• Berdasarkan teori pH partisi, obat yang berbentuk molekul
mempunyai nilai koofisien partisi yang lebih tinggidaripada ion
sehingga lebih mudah menembs kulit
• Fraksi obat yang berbentuk molekuluntuk obat yang bersifat
asam atau basa lemah tergantung pH medium dapat diatasi
dengan penambahan BUFFER
Mengatasi barrier kulit
1. Modifikasi formula obat
Transfor suatu obat dikatakan baik jika fluks obatnya besar,
berdasarkan hkm difusi Fiks 1 dengan persamaan
J = PDCd
h
J = fluks (mol det-1cm-2
Cd=konsentrasi obat dalam formula tsb (Molar)
D = Koofisien difusi dr obat (cm2det)
P =Koofisien partisi obat
h = panjang jalur difusi (cm)
Faktor yang mempengaruhi
absorpsi perkutan
1. Obat yang dicampur dalam pembawa tertentu harus bersatu
pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup
2. Konsentrasi obat yang ada dalam suatu sediaan yang
digunakan pada kulit akan berbanding lurus dengan luas
area permukaan kulit yg dioles sediaan tersebut
3. 3. bahan obat harus mempinyai daya tarik fisiologi yg lebh
besar pada kulit dibanding pembawanya
4. Koofisien partisi obat
5. Absorpsi obat ditingkatkan kan dengan bahan pembawa yg
mudah menyebar dikulit
6. Hidrasi kulit akan mempengaruhi absorpsi perkutan
7. Adanya penggosokan sediaan pada kulit akan meningkatkan
jumlah obat yang diabsorpsi
8. Tempat pemakaian kondisi sulit akan mempengaruhi absorpsi
kulit yang lapisan tanduk tebal absorpsinya lebih lama
9. Lamanya pemakaian akan mempengaruhi jumlah obat yg
diabsorpsi
• Proses yang terjadi (pada penggunaan sediaan topikal

• 1. difusi zat aktif dari formula atau sediaannya menembus


kulit
• 2. zat aktif berpartisi ke dalam kulit melalui startum
korneum.Sesuai dengan persamaan Stokes-Einsteins pada
persamaan.
• tor-faktor yang mempengaruhi absorbsi perkutan
• 1. Obat yang dicampurkan dalm pembawa tertentu harus
bersatu pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup2.
Konsentrasi obat yang ada dalam suatu sediaan yg digunakan
pada kulit akan berbanding lurus dengan luas area permukaan
kulit yang diolesi sediaan tersebut
• 3. Bahan obat harus mempunyai suatu daya tarik fisiologi yg
lbh besar pada kulit dibandingkan pembawanya#. Koefisien
partisi obat. Absorbsi obat ditingkatkan dengan bahan
pembawa yang mudah menyebar di kulit&. 'idrasi kulit akan
mempengaruhi absorbsi perkutan
• Peningkat Penetrasi Asam Lemak dalam Sistem Penghantaran obat
transdermal
• ‘Hanya sedikit sekali obat yang dapat dibuat untuk
penghantaran transdermal
• toksisitas kulit yang ter)adi karena obat atau bahan eksipien
dan kendala utama adalah adanya barrier kulit "stratum
korneum)yang membatasi permeasi dari se)umlah molekul
4ikembangkanlah beberapa pendekatan untuk mengatasi sifat
• barrier kulit dan menghantarkan sebagian besar obat untuk
melewati kulit pendekatan kimia#fsika
• 5. Peningkat penetrasi antara lain sulfoksida ,seperti 4<SO
azon pirolidon alkohol
• asam lemak
• surfaktan terpen
SAP FTS CSP
1. Formula, alat, dan evaluasi sediaan cair dansemipadat
meliputi suppositoria, salep, salep mata, pengawet salep,
pengemas salep, absorbsi percutan
2. Mengenal sediaan transdermal, dispersi, suspensi, emulsi
dan evaluasi serta masalah dalam pembuatannya
• Sediaan semipadat bersifat: dapat melekat pada permukaan
tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum
sediaan dicuci.

• Macam-macam sediaan semi padat: salep, pasta, cream, gel


• Perbedaannya ?
• Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari komponen basis
yang dapat berupa basis larut air (polietilenglikol/PEG), atau
basis berlemak, seperti minyak mineral, petrolatum

• Pasta: sediaan semi padat yang mengandung zat padat yang


tidak larut dalam konsentrasi yang tinggi, zat padat tersebut
dapat terdispersi dalam pembawanya
• Krim : sediaan semipadat dengan sistem emulsi yang tidak
jernih, tidak tembus cahaya, konsistensinya tergantung pada
tipe emulsinya

• Gel : sediaan semi padat yang fase cairnya dibentuk dalam


matrix polimer tiga dimensi yang mempunyai ikatan fisik atau
kimiawi yang tinggi
• Contoh polimernya: - polimer alam ( gom, tragakan, pektin,
agar, asam alginat), dan polimer semisisntetik atau sintetik
(metil selulosa, karboksimetilselulosa, hidroksi metil selulosa,
carbopol)
Pemilihan dasar salep yang tepat
• Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
• 1. Laju penglepasan obat yang diinginkan
• 2. keinginan peningkatan absorbsi obat oleh dasar salep
• 3. kelayakan dasar salep dalam melindungi kelembapan kulit
• 4. kestabilan obat dalam basisnya
• 5. pengaruh obat terhadap viskositas salep .
Macam-macam basis salep
• 1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak)
• Memberikan efek emolien, dapat melekat dikulit dalam waktu
yang lama
• -sukar dicuci
• Dapat mengurangi penguapan kelembapan
pada kulit
• mudah menyebar saat digunakan di kulit,
lunak
• Contoh:
1) Petrolatum USP, adalah campuran hidrokarbon setengah
padat diperoleh dari minyak bumi, warna kuning, melebur
antara suhu 38 dan 60 derajat C.
Dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan zat lain
Sinonim:petrolatum kuning, petrolatum jelly, dalam
perdagangan dikenal sebagai vaselin kuning (cheesebrought)
• 2) petrolatum putih,USP, berasal dari vaselin kuning yg
dihilangkan warnanya
• sinonim: white petrolatum jelly, vaselin putih
• 3) salep kuning (yellow ointment)
• Tiap 100 g yellow ointment mengandung 5 gram lilin kuning
(berasal dari sarang tawon (apis melifera) dan 95 g petrolatum
• Sinonim: salep sederhana (simple ointment).
• 4) salep putih (white ointment)
• Mengandung 5% lilin putih (lilin lebah murni yg diputihkan)
dan 95% petrolatum putih
• 5) parafin
• Merupakan campuran hidrokarbon padat yg dimurnikan yg
diperoleh dari minyak bumi, tidak berwarna, dapat membuat
dasar salep berlemak menjadi keras atau kaku
6) Minyak mineral adalah campuran dari hidrokarbon cair yg
dihasilkan dari minyak bumi. Berguna dalam menggerus
bahan yg tidak larut pd salep dengan basis lemak
sinonim: petrolatum cair (liquid petrolatum)
• 2. basis serap
• Berperan sebagai emolien meski dayapenutupan terhadap kulit
tidak seperti pada basis berlemak
• Basis ini tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air
• Basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan larutan berair
dan berlemak
• -dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan senyawa
yang bersifat hidrofil (misal senyawa yang mempunyai
gugus polar, seperti sulfat, karboksil, hidroksil, sterol,
sorbitan monostearat)
• Jika disentuh sebenarnya tidak menyerap air, tapi
dengan pengadukan, dapat menyerap larutan air
(dapat membentuk emulsi air dalam minyak)
• Contoh:
1) petrolatum hidrofilik
• Berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih, dan
petrolatum putih
• Mempunyai kemampuan mengabsorbsi air dengan
membentuk emulsi air dalam minyak
2) Lanolin anhidrida
Mengandung tidak lebih dari 0,25% air
Tidak larut dalam air, tapi dapat bercampur dengan air,
pencampurannya dengan air menghasilkan emulsi air dalam
minyak
Sinonim: Refined wool fat
3)Lanolin
Bahan semipadat yg berasal dari bulu domba (Ovis aries),
merupakan emulsi air dalam minyak, dengan kandungan air
antara 25-30%
Sinonim: Hydrous whole fat
4) Cold cream (krim pendingin), merupakan emulsi air dalam
minyak, semipadat, putih, dibuat dengan lilin setil ester, lilin
putih, minyak mineral, natrium borat, dan air murni
Na borat dicampur dengan asam lemak bebas yg ada dlm lilin-
lilin membentuk sabun Na yg bekerja sebagai zat pengemulsi
Krim pendingin digunakan sebagai emolien dan basis salep
• 3. Basis yang dapat dicuci dengan air
• Adalah emulsi minyak dalam air (krim), vanishing krim
• Dapat digunakan pada luka yang basah, dengan sistem emulsi
minyak dalam air mempunyai kemampuan menyerap cairan yang
dikeluarkan oleh luka
• Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis semipermeabel
(setelah air menguap pada tempat yang digunakan), tapi kalau
emulsi air dalam minyak dari sediaan semipadat akan
membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
• Contoh: salep hidrofilik, yg mengandung Na lauril sulfat
sebagai bahan pengemulsi, dengan alkohol stearat dan
petrolatum putih sebagai fase lemaknya, propilenglikol dan air
sebagai fase air
• Sebagai pengawet digunakan metil dan propil paraben
• 4. Basis yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)/
greaseless
• Basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan air,
sehingga larutan ini tidak efektif jika dicampur dengan larutan
berair. (lebih baik jika dicampur dengan bahan yg tidak berair
atau bahan padat)
• Basis terdiri dari kombinasi polietilenglikol (PEG)dengan BM
tinggi (padat)dan PEG dengan BM rendah (cair)
• Sifat dapat larut dalam air karena ada gugus polar dan ikatan eter
• Rumus umum:
• HOCH2[CH2OCH2]nCH2OH
Pembuatan salep
• 1. metode pencampuran
• Caranya semua komponen salep dicampur bersama sampai
sediaan homogen
• Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu dari porselen
• a) pencampuran bahan padat
• Biasanya digunakan spatula logam tahan karat, atau bisa juga
digunakan spatula dari karet yang keras
• Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa serbuk digerus
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan basisnya dan diaduk sampai
homogen
• b) pencampuran cairan
• Penambahan bahan cairan atau larutan obat akan mengalami
kesulitan untuk basis yang berlemak, perlu diperhatikan
pemilihan basisnya

Alat lain yang dapat digunakan adalh penggiling salep mekanik


(roller mill, colloid mill), dengan menggunakan pengaduk logam
tahan karat, hasilnya lebih halus dan rata
2. Metode kedua: peleburan
• Semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan
dengan melebur bersama dan didinginkan dengan
pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen yang
tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang
sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk
• Bahn-bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir, bila
temperatur sudah turun
Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan salep dengan
peleburan
• Untuk skala kecil dapat digunakan cawan porselen atau gelas
beker untuk mencampurnya, dan setelah membeku dapat
digosok-gosokkan dengan spatula atau lumpang
• Pada skala besar digunakan ketel uap berjaket
dan setelah membeku, salep dimasukkan dalam gilingan salep
untuk memastikan homogenitasnya
• Pada metode peleburan, karena titik lebur masing-masing
bahan berbeda, maka akan mempengaruhi bagaimana proses
pembuatannya, karena suhu untuk melebur beda-beda.
• Bahan dengan titik lebur paling tinggi dileburkan terlebih
dahulu, baru komponen lain ditambahkan pada cairan yang
panas, maka semua komponen akan terkena temperatur ini,
sehingga pemilihan titik lebur berdasarkan titik lebur
tertinggi dari bahan salep
Pengawetan salep
• Contoh bahan pengawet:
• Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, asam sorbat, garam
amonium kuartener
Jika perlu dapat juga ditambahkan antioksidan, BHA, BHT
Pengemasan dan penyimpanan
salep
• Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik atau porselen) atau tube
(kaleng atau plastik), tube untuk salep mata dikemas dalam tube kaleng
atau plastik kecil dan dapat dilipat dapt menampung sekitar 3,5 g salep.
Tube salep untuk topikal digunakan ukuran 5-30 g. Untuk botol salep
digunakan ukuran antara ½ ounce sampai 1 pound atau lebih.
• wadah gelas dapat berwarna gelap, dengan tujuan melindungi obat
terhadap cahaya
• Keuntungan tube dibandingkan botol; pemakaian lebih mudah,
mengurangi kontaminasi selama penggunaan.
• Penyimpanan salep pada suhu di bawah 30 der C, utk mencegah
melembek (terutama untuk basis salep yg mudah mencair)
• Untuk pengisian salep pada wadahnya. Pada skala kecil,salep
yg sudah ditimbang dimasukkan ke dalam botol dengan
memakai spatula yg fleksibel dan menekannya ke bawah
sejajar melalui tepi botol untuk mencegah terjebaknya udara
dlm botol.
• Salep yg dibuat dengan cara peleburan, pengisian dapat
dilakukan langsung setelah dilelehkan langsung dimasukkan
dalam botol, pembekuan terjadi di dalam botol
• Pada skala besar, tube umunya diisi dengan alat bertekanan
dari bagian ujung belakang yang terbuka (ujung yg berlawanan
dari ujung tutup) dari tube, yg kemudian ditutup dan disegel.
• salep yg dibuat dengan cara peleburan dapat langsung
dimasukkan ke dalam tube
• Di industri, pengisian, penglipatan, penutupan, dan pelabelan
tube dilakukan dengan mesin otomatis
Yang perlu diperhatikan dalam
formulasi sediaan topikal
:
1. Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi:
- kelarutan
- koefisien partisi zat aktif, perbandingan kelarutan obat dalam
lipid dibandingkan kelarutannya dalam air , untuk sediaan topikal,
bahan-bahan dalam sediaan harus dapat berpenetrasi ke dalam
kulit, perlu diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit)
- titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
2. Karakterisrik fisik bahan aktif
- warna, bau, rasa
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton), dan distribusi
ukuran partikel
-densitas
-viskositas
3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi
4. Toksisitas zat aktif
5. data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme, bioavailability,
waktu paruh eliminasi)
6. Sifat bahan tambahan
• Perlu diperhatikan :
• 1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula, semakin banyak
akan semakin banyak pula yang dapat mencapai stratum
korneum, sampai diperoleh konsentrasi jenuh
• 2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum korneum, yang
diharapkan yaitu zat aktif dalam salep lebih mudah larut
dalam stratum korneum dibandingkan di dalam formulanya

Anda mungkin juga menyukai