Anda di halaman 1dari 21

SISTEM DISPERSI FARMASI 3 :

SALEP, PASTA, LOTION, GEL DAN


FORMULASI SEJENIS

Oleh :
Enung
Frengki Donal Rumahorbo 18344136
Elisa Muharani 18344137
Winda
SALEP

• Salep dan pasta adalah sistem semi-padat yang


diterapkan secara eksternal, terutama pada kulit dan juga
pada selaput lendir, mis. rektum, vagina / vulva, mata.
• salep obat digunakan untuk pengobatan infeksi,
peradangan dan pruritus
• salep tanpa obat umumnya digunakan karena sifat
emolien / pelumasnya.
• Pasta-pasta farmasi pada umumnya tersusun atas dasar-
dasar salep yang mengandung konsentrasi tinggi
(seringkali 50% b / b) dari obat yang terdispersi
PERBEDAAN SALEP & PASTA

• Salep sediaan semi padat yang terdiri dari komponen


basis yang dapat berupa basis larut air (Poliethilen
glikol/PEG), atau basis berlemak, seperti minyak mineral,
petrolatum.
• Pasta : Sediaan semi padat yang mengandung zat padat
yang tidak larut dalam konsentrasi yang tinggi, zat padat
tersebut dapat terdispersi dalam pembawanya.
FORMULASI SALEP

3. ZAT TAMBAHAN
1. ZAT AKTIF
• 1. Preservatif (Pengawet) : zat yang digunakan untuk
mencegah kontaminasi, perusakan atau pembusukan
oleh bakteri.contoh asam benzoat, natrium benzoat dll
DASAR SALEP ABSORPSI • 2. Stiffene (Thichening agent/ bahan pengental) : zat
DASAR SALEP LARUT AIR yang ditambahkan agar memperoleh struktur yang lebih
(menyerap air) Contoh : kental (meningkatkan viskositas)
Contoh : PEG dan campuran
lanolin, adeps lanae, • 3. Levigating agent : untuk membasahi serbuk dan
PEG
unguentum simplex menggabungkan serbuk yanh telah dibasahi dengan
basis salep contoh minyak mineral
• 4. Antioksidan : zat yang ditambahkan untuk mengatasi
2. BASIS kemungkinan ternyadinya reaksi oksidasi contoh BHA
SALEP • 5.Surfaktan : zat yang dibutuhkan sebagai emulsififying
untuk membentuk sistem w/a atau a/w
DASAR SALEP DAPAT • 6.Humectan : berfungsi untuk memudahkan aplikasi
GOL. HIDROKARBON sediaan pada kulit, melunakan/melembutkan kulit dan
DICUCI AIR
(berlemak bebas air) Contoh : mencegah roll effect
Contoh : hidrophyllic ointment,
vanishing cream, emulsifying
parafin, vaselin, minyak • 7.Parfum
tumbuhan, malam
ointment BP
MACAM-MACAM BASIS SALEP

1) Basis Hidrokarbon (bersifat lemak)


• Memberika efek pelumasan (emolien), dapat melekat
dikulit dalam waktu yang lama
• Sukar dicuci
• Dapat mengurangi penguapan kelembapan pada kulit
• Mudah menyebar saat digunakan dikulit (lunak)
Contoh :
1) Petrolatum USP (Sinonim:Petrolatum Kuning, atau dikenal sebagai vaselin kuning)
adalah campuran hidrokarbon setengah padat diperoleh dari minyak bumi, warna
kuning, melebur antara suhu 38 dan 60 C.
Dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan zat lain.
2) Petrolatum Putih USP (Sinonim : white petrolatum jelly, vaselin putih)
3) Salep kuning (Yellow Ointment) (Sinonim : Salep sederhana)
Tiap 100 gram yellow ointment mengandung 5 gram lilin kuning (berasal dari sarang
tawon (apis melifera) dan 95 gram petrolatum
4) Salep putih (White ointment)
Mengandung 5 % Lilin putih (lilin lemah murni yang diputihkan) dan 95 % petrolatum
putih
5) Parafin
Merupakan campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan yang diperoleh dari minyak
bumi, tidak berwarna, dapat membuat dasar salep menjadi keras atau kaku.
2) Basis Serap
• Berperan sebagai emolien meskipun daya penutupan terhadap kulit
tidak seperti pada basis berlemak.
• Basis ini tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air.
• Basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan larutan berair
dan berlemak
• Dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan senyawa yang bersifat
hidrofil (misal senyawa yang mempunyai gugus polar, seperti sulfat,
karboxsil, hidroxil, sterol, sorbitan monostearat)
Contoh Basis Serap
1. Petrolatum hidrofilik : berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin
putih dan petrolatum putih
2. Lanolin anhidrida : Mengandung tidak lebih dari 0,25 % air
3. Lanolin : bahan semipadat yang berasal dari bulu domba (ovis aries)
Kandungan air antara 25 – 30 %
3) Basis yang dapat dicuci dengan air (larut dalam air)
Jika digunakan pada luka dapat membentuk lapisan tipis semipermeabel
(setelah air menguap pada tempat yang digunakan)
Contoh :
- Salep hidrofilik, yang mengandung Na Lauril Sulfat sebagai bahan
pengemulsi, dengan alkohol stearat dan petrolatum putih sebagai
fase lamaknya, propilen glikol dan air sebagai fase air, sebagai
pengawet digunakan metil dan propil paraben.
4) Basis yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)/greaseless
Basis ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, sehingga
bahan ini tidak efektif jika dicampur dengan larutan berair (Lebih baik
jika dicampur dengan bahan yang tidak berair atau bahan padat.
- Basis terdiri dari kombinasi polietilen glokol (PEG) dengan BM tinggi
(padat) dan PEG dengan BM rendah (cair)
- Sifat dapat larut dalam air karena ada gugus polar dan ikatan ester
METODE PEMBUATAN
• Zat pembawa + zat berkhasiat dilebur
bersama, diaduk sampe homogen
Peleburan (Fusion) • Perlu dipertahankan stabilitas zat
berkhasiat pada suhu pemanasan saat
peleburan

• Zat yang tidak larut dicampur sedikit


dengan basis yang akan dipakai atau
Pencampuran dengan salah satu zat pembantu.
(Triturasi) Dilanjutkan dengan penambagan sisa
basis
• Dapat juga digunakan zat organik untuk
melarutkan zat aktif nya. Lalu
KEUNTUNGAN SALEP DAN PASTA

• Salep dapat dengan mudah menyebar pada kulit


• Salep dikaitkan dengan pelumasan / pelunakan
• Salep dapat bertahan di lokasi aplikasi, memungkinkan
durasi pelepasan obat lebih besar dibandingkan dengan
beberapa bentuk sediaan topikal lainnya.
• Hidrofobisitas dan daya tahan salep adalah sifat yang
berguna bila diterapkan pada mukosa
• Stabilitas kimia dari agen terapeutik yang rentan terhadap
hidrolisis akan meningkat secara dramatis dengan
formulasi dalam salep dan pasta farmasi.
KERUGIAN SALEP DAN PASTA

• Salep umumnya berminyak dan sulit dihilangkan


• Pasta farmasi biasanya digunakan sebagai lapisan tebal
di lokasi yang disyaratkan dan karenanya dianggap tidak
dapat diterima secara kosmetik.
• Pewarnaan pakaian sering dikaitkan dengan penggunaan
pasta dan salep farmasi.
• Viskositas salep, dan khususnya pasta, mungkin
bermasalah dalam memastikan penyebaran bentuk
sediaan dibagian yang diinginkan.
LINIMENTS

Liniments adalah larutan berbasis alkohol atau minyak yang


dioleskan secara eksternal pada kulit yang tidak pecah
JENIS BASIS LINIMENTS

1. liniments berbasis alkohol


Liniments berbasis alkohol bertindak sebagai
counterirritants dan rubefacients (menyebabkan
kemerahan pada kulit) dan dapat bertindak untuk
meningkatkan penetrasi obat melalui kulit
2. Liniments berbasis minyak
liniments berbasis minyak digunakan untuk kondisi di mana
efek pijat diperlukan
Contoh : Minyak Arachis, minyak biji kapas
GEL

Gel merupakan system semipadat terdiri dari suspense


yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan, gel
kadang-kadang disebut jelly. (FI IV hal 7)
Berdasarkan sifat jaringan tiga dimensi ada dua kategori utama gel:
1.Gel berbasis dispersi padatan
Dalam kondisi tertentu padatan terdispersi akan mengalami flokulasi
2. Gel berbasis hidrofilik polimer.
Fase cairnya dibentuk dalam matriks polimer 3 dimensi yang
mempunyai ikatan fisik atau kimiawi yang tinggi.
Gel berbasis hidrofilik polimer dibagi menjadi 2 tipe :
- Gel Tipe 1 (hydrogel)
- Gel type 2
Perbedaan utama antara gel tipe 1 dan tipe 2 adalah sifat ikatan
silang antara rantai polimer yang berdekatan
Kebanyakan sediaan gel adalah jenis tipe 2 dan biasanya
polimer pembentuk gel ini adalah :
1. Turunan selulosa Cth: Metil Selulosa, karboxymetil
sesulosa, carbopol.
2. Polisakarida yang berasal dari bahan alami Cth
Gom,Pektin, Agar, asam alginate
3. Asam poliakrilat.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN GEL
Keuntungan
• Dapat digunakan untuk berbagai rute pemakaian
• Kompatible dengan berbagai macam obat
• Gel yang mengandung enhancer pada umumnya digunakan sebagai antiinflamasi
• Mudah digunakan dan cepat menimbulkan efek terapi

Kerugian
• Banyak mengandung air berpotensi terkontaminasi oleh mikroba
• Terjadi penguapan air sehingga dapat menyebabkan kulit menjadi kering
Evaluasi Sediaan
Fisika Kimia Biologi

• organoleptik • identifikasi • Uji efektifitas pengawet


• Pemeriksaan ph • Penetapan kadar antimikroba (khusus
• Viskositas untuk formula yang
mengandung pengawet)
• Tipe emulsi
• Kandungan zat
• Homogenitas
antimikroba (khusus
• Penentuan ukuran globul untuk formula yang
• Isi minimum mengandung pengawet)
• Uji kebocoran tube • Penetapan potensi
• Uji pelepasan bahan aktif antibioitik ( khusus jika
dari sediaan zat aktif antibiotik)
• Uji difusi bahan aktif dari
sediaan
• Stabilitas krim
Terimaksih 

Anda mungkin juga menyukai