dan hanya morfin satu-satunya obat yang dapat menghilangkan rasa sakit yang
tidak terhingga dari penderita kanker tersebut
PASAL 76 :
PASAL 77 :
PASAL 78 :
PASAL 86 :
Efek samping:
Depresi sistem pernafasan, mual, muntah, konstipasi, halusinasi, euforia.
Kontra indikasi dan perhatian:
.1 Penggunaan agonis murni dengan agonis parsial lemah
saat suatu agonis lemah seperti pentazocine diberikan pada pasien yang juga
mendapatkan suatu agonis murni (contohnya morfin), kemungkinan
menurunkan efek analgesi atau mungkin menginduksi terjadinya gejala putus
obat; mengkombinasikan opioid agonis murni dengan agonis parsial harus
dihindari.
.2 Penggunaan pada paien-pasien cedera kepala
Retensi karbondioksida yang desebabkan oleh depresi nafas mengakibatkan
pelebaran pembuluh darah otak; pada pasien dengan tekanan intrakranial
tinggi dapat mengakibatkan perubahan mematikan pada fungsi otak.
.3 Penggunaan selama kehamilan
Wanita hamil yang menggunakan opioid secara kronis, janinnya mungkin
akan menjadi tergantung secara fisik dan memanisfestasikan gejala-gejala
putus obat pada hari-hari awal pasca partus.
.4 Penggunaan pada pasien dengan gangguan paru
Pada pasien dengan cadangan respirasi perbatasan (borderline), sifat-sifat
depresan dalam analgesik akan mengakibatkan gagal nafas akut.
.5 Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal
Pasien-pasien dengan gangguan fungsi ginjal mempunyai waktu paruh lebih
panjang, morfin dan metabolit aktifnya mungkin terakumulasi.
.6 Penggunaan pada pasien dengan penyakit endokrin
Pasien dengan insufisiensi adrenal dan pasien dengan hipotiroidisme dapat
memperpanjang dan meningkatkan respons terhadap opioid.
Interaksi Obat
Kelompok Obat Interaksi dengan Opioid
Sedatif-hipnotika Meningkatkan depresi sitem saraf pusat, khususnya
depresi nafas
Antipsikosis penenang Meningkatkan sedasi. Penonjolan efek-efek
30
(tranquilizer) kardiovaskular
Inhibitor MAO Kontraindikasi relatif terhadap semua analgesik
opioid karena tingginya insiden koma hiperpireksia,
hipertensi juga dilaporkan
KIE
Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil
atau menjalankan mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang
menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologi. Anjurkan kepada pasien untuk
menggunakan obat ini secata teratur dan tetap berkonsultasi kepada dokter apabila
terjadi reaksi-reaksi yang tidak diinginkan.
2. Codein
Farmakologi:
Alkaloid candu ini memiliki sifat yang menyerupai morfin, tetapi efek analgetik
dan meredakan batuknya jauh lebih lemah, begitu pula efek depresinya terhadap
pernafasan. Obat ini banyak digunakan sebagai pereda batuk dan penghilang rasa
sakit, biasanya dikombinasikan dengan asetosal yang memberikan efek potensiasi.
Dosis analgetik yang efektif terletak antara 15 mg – 60 mg.
3. Codipront
Komposisi
KAPSUL
Tiap kapsul mengandung:
Kodein anhidrat 30 mg
Fenitoloksamin 10 mg
(keduanya dalam bentuk resinat terikat dengan ion-exchanger)
SIRUP
31
Tiap 5 ml mengandung:
Kodein anhidrat 11,11 mg
Fenitoloksamin 3,67 mg
(keduanya dalam bentuk resinat terikat dengan ion-exchanger)
Farmakologi
Codipront mengandung 2 zat aktif dengan tempat kerja yang berbeda. Kodein
akan mengurangi batuk dengan penekanan sentral pada pusat batuk.
Fenitoloksamin merupakan antihistamin yang mempunyai efek pada alergi. Zat
aktif codipront terikat dengan ion-exchanger yang memungkinkan pelepasan
lambat dan seragam dalam saluran cerna. Untuk mencapai efek antitusif yang
lama dengan dosis 2 kali sehari.
Kontra indikasi
- Pasien hipersensitif terhadap bahan aktif dan bahan pembantu
- Gangguan pernafasan
- Serangan asma akut
- Koma
- Glaucoma sudut sempit
- Hipertrof prostat dengan pembentukan residu resin
- Penyakit saluran pencernaan
- Wanita hamil dan menyusui
- Anak dibawah 2 tahun karena beresiko meningkatkan efek depresi pernafasan
Efek samping
Mual, muntah, ketergantungan, reaksi kulit, pada beberapa orang dapat menaikkan
berat badan, konstipasi.
Interaksi obat
- Pemberian codipront bersama dengan obat sentral depresan (psikofarmaka,
barbiturat, beberapa analgesik dan antihistamin) akan menimbulkan
potensiasi sedasi dan mendepresi pernafasan.
32