Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas B
Tujuan dari dilakukannya pharmaceutical care pada apoteker adalah untuk mencegah
terjadinya masalah terapi obat sebelum masalah itu terjadi dan menyelesaikan masalah yang
telah terjadi. Seperti yang telah dijelaskan dalam APhA’s Principles of Practice for
Pharmaceutical Care, apoteker bekerjasama dengan pasien dan penyedia pelayanan kesehatan
lainnya untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan memastikan bahwa regimen
terapi obat yang diterima pasien sudah aman dan efektif. Apoteker yang bekerja di bagian
pelayanan kesehatan memberikan kemampuan mereka dalam bagian masalah terapi obat untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien.
Bagian ini dan tiga bagian lainnya akan mencakup bagaimana pelayanan kefarmasian
dilakukan dan memberikan informasi yang konkrit untuk membantu apoteker meningkatkan
kemampuan praktiknya untuk memberikan pelayanan kefarmasian.
Mengapa dilakukan?
(mengidentifikasi masalah)
Masalah terapi obat dapat diidentifikasikan dalam langkah 2 dan 3, karena pada bagian tersebut
apoteker mengumpulkan data spesifik pasien dan dengan serius menguji untuk menentukan
apakah ada masalah. Hal yang tersirat dalam lima langkah ini adalah kenyataan bahwa
memberikan pharmaceuitical care membutuhkan keselurahan fokus kerja dari praktek
apoteker, daripada hanya fokus pada produk, apoteker harus menerima level tanggung jawab
yang baru. Dahulu, praktek pencampuran obat tradisional, apoteker hanya bertanggung jawab
untuk resep racikan secara benar sesuai dengan resep. Ketika akhirnya Kongres mengeluarkan
hukum pada tahun 1990 membutuhkan bahwa apoteker harus memberikan konseling
pengobatan tentang resep mereka (diketahui sebagai “OBRA 90”) dan kemudian merubah
praktek kefarmasian mereka yaitu yang membutuhkan konseling untuk seluruh pasien dalam
resep pengobatan mereka, apoteker bertanggungjawab dalam memastikan bahwa pasien paham
aspek-aspek kunci dari penggunaan pengobatan. Dalam menyajikan pharmaceutical care,
apoteker melangkah lebih maju untuk bertanggung jawab pada semua kebutuhan terkait obat
pada pasien. Kebutuhan-kebutuhan ini dirangkum dalam kotak yang ada di bawah.
STUDI KASUS
Mary Blythe adalah seorang wanita kulit putih dengan usia pertengahan 30an yang merupakan pasien baru di
apotek anda. Anda tidak pernah menerima resep dia sebelumnya. Hari ini, Mary membawakan pada anda
resep dengan isi Serzone (nefazodone) tablet 150 mg, cara pakai : satu tablet 2x sehari, copy 3x, ditandangani
oleh Dr. R, Dennis, dokter keluarga disekitar sana. Mary juga meminta sebotol Afrin (axymetazoline) semprot
hidung. Ketika anda mengumpulkan data demografis umum, anda menyadari bahwa Mary mempunyai
asuransi pengobatan dari suaminya yang seorang pekerja kantor dan mempunyai harga 10 Dollar dari tiap
resepnya. Dia bekerja sebagai agen perumahan real-estate yang kantornya berada di sekitar sana dan dia
mempunyai seorang anak laki-laki berusia 14 tahun. Tidak terdapat gangguan apapun dalam keadaan jiwa
Mary, perilaku, cara berpakaian serta penampilannya yang mengidentifikasikan ketidaknormalan. Mary
diperkirakan memiliki tinggi 5,5 kaki dan berat badannya terlihat normal.
1. Bagaimana seharusnya sebagai seorang apoteker memulai untuk membangun hubungan terapi dengan
pasien, sehingga apoteker mampu untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi
adanya masalah terapi obat?
2. Data apa saja yang perlu dikumpukan untuk menentukan jika :
a. Terdapat indikasi yang cocok untuk setiap obat
b. Terapi obat efektif
c. Terapi obat aman
d. Pasien mampu patuh dengan terpi pengobatan
e. Terdapat beberapa kondisi tidak terobati yang harus dilakukan dengan terapi obat?
DAFTAR PUSTAKA
1. Principles of Practice for Pharmaceutical Care. Washington, DC: American
Phramaceutical Association; 1995
2. Currie JD, Chriscihlles EA, Kuehl AK, Buser RA. Effect of a training program on
community pharmacistd detection of and intervention in drug-related problems. J Am
Pharm Assoc. 1997;NS37:182-91
PCNE (vs 8)
Klasifikasi Dasar
Kode Domain primer
Masalah P1 Efektivitas pengobatan
(potensial juga) P2 Keamanan pengobatan
P3 Lainnya
Penyebab C1 Pemilihan obat
(termasuk kemungkinan C2 Bentuk obat
penyebab masalah potensial)
C3 Seleksi dosis
C4 Lama pengobatan
C5 Dispensing
C6 Penggunaan obat
C7 Terkait pasien
C8 Lainnya
Intervensi yang Direncanakan I0 Tidak ada intervensi
I1 Tingkat prescriber
I2 Tingkat pasien
I3 Tingkat obat
I4 Lainnya
Penerimaan Intervensi A1 Penerimaan intervensi
A2 Tidak ada penerimaan intervensi
A3 Lainnya
Status dari DRP O0 Status masalah yang tidak diketahui
O1 Masalah terselesaikan
O2 Masalah terselesaikan sebagian
O3 Masalah tidak terpecahkan
Masalah – Masalah
Domain Primer Kode Masalah
Efektivitas Pengobatan P1.1 Tidak ada efek terapi obat / kegagalan terapi
P1.2 Efek pengobatan obat tidak optimal
P1.3 Gejala atau indikasi yang tidak diobati
Keamanan Pengobatan P2.1 Kejadian obat yang merugikan (mungkin) terjadi
Lainnya P3.1 Masalah dengan efektivitas biaya pengobatan
P3.2 Pengobatan obat yang tidak perlu
P3.3 Masalah / keluhan yang tidak jelas