▪ hydrophilic ointmen
4. Dasar salep larut dalam air
➢ Disebut juga dasar salep tak berlemak dan
terdiri ndari konstituen larut air. Dasar salep jenis
ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar
salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak
mengandung bahan tak larut dalam air, seperti
parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep
ini lebih tepat disebut gel.
▪ polietilen glikol (PEG) atau campurannya
Penggolongan Salep
Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakologi, bahan dasarnya dan Formularium
Nasional.
Menurut konsistensi salep
a. Unguenta
Salep yang memiliki konsistensi, seperti mentega tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa
memakai tenaga.
b. Krim
(cream) Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
c. Pasta
Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk) berupa suatu salep tebal karena merupakan
penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi.
d. Cerata
Salep berlemak yang mengandung persentase lilin (wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras
(ceratum labiale).
e. Gelones / spumae / jelly
Salep yang lebih halus, umumnya cair, dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa; sebagai
pelicin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur
rendah. Contohnya, starch jelly (amilum 10% dengan air mendidih)
Penggolongan …
2. Menurut sifat farmakologi/terapeutik dan penetrasinya
a. Salep epidermik (epidermic ointment, salep penutup)
Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek local, dan
untuk meredakan rangsangan/anestesi lokal, tidak diabsorpsi; kadang-
kadang ditambahkan antiseptic atau adstringensia. Dasar salep yang
baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon.
b. Salep endodermik
Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam kulit, tetapi tidak
melalui kulit; terabsorpsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan
kulit atau selaput lender. Dasar salep yang terbaik adalah minyak
lemak.
c. Salep diadermik
Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit
untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang
mengandung senyawa merkuri iodide atau beladona.
3. Menurut dasar salepnya
a. Salep hidrofobik
Salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak
(greasy bases); tidak dapat dicuci dengan air, misalnya, campuran
lemak-lemak, minyak lemak, malam.
b. Salep hidrofilik
Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya memiliki dasar
salep tipe M/A.
•
4. Menurut Formularium Nasional ( Fornas )
a. dasar salep 1 (ds. Senyawa hidrokarbon )
b. dasar salep 2 (ds. serap)
c. dasar salep 3 (ds. Yang dapat dicuci dengan air atau ds.Emulsi M/A)
d. dasar salep 4 (ds. Yang dapat larut dalam air )
Faktor yang Perlu diperhatikan dalam
Pemilihan Dasar Salep
➢ Laju pelepasan bahan obat dari dasar salep
➢ Peningkatan absorpsi bahan obat secara
perkutan dengan adanya dasar salep
➢ Kemampuan melindungi lembap dari kulit
➢ Stabilitas obat dalam dasar salep
➢ Interaksi yang terjadi antara bahan obat
dengan dasar salep (pengentalan)
Cara Pembuatan Salep
Peraturan pembuatan salep menurut F.Van Duin sebagai berikut :
1. Peraturan salep pertama
Zat – zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan ke dalamnya, jika perlu
dengan pemanasan rendah (camphora,menthol, phenol, thymol guaiyakol).
2. Peraturan salep kedua
Jika tidak ada peraturan lain, bahan-bahan yang larut dalam air dilarutkan lebih dahulu
dalam air asalkan jumlah lair yang digunakan dapat di serap seluruhnya oleh basis
salep dan jumlah lair yang dipakai, dikurangkan dari basis salepnya.
3. Peraturan salep ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus
diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak No 60.
4. Peraturan salep keempat
Campuran salep yang dibuat dengan cara dicairkan harus digerus sampai dingin,
bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk
mencegah kekurangan bobotnya.
Pengawet Salep
Pengawet salep antara lain :
• hidroksi benzoat
• fenol
• asam benzoat
• asam sorbat
• garam ammonium kuarterner dan
• campuran lain
Pengemasan dan Penyimpanan Salep
• Salep disimpan dalam wadah :
• botol ( gelas berwarna / tak berwarna; buram atau biru; porselen; plastik)
• tube ( kaleng atau plastik )
ICHTHAMMOLI UNGUENTUM
• Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzene, mudah larut
dalam air dan dalam benzene, mudah larut dalam etanol dan dalam
eter, larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam kloroform.
• Khasiat : Antifungi
Zat …
Sulfur Praeciptatum / belerang endap (Farmakope
Indonesia IV; 771)
• Pemerian : Serbuk amorf atau serbuk hablur
renik, sangat halus, warna kuning pucat, tidak
berbau dan tidak berasa.
• Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat
mudah larut dalam karbon disulfide, sukar larut
dalam minyak zaitun, praktis tidak larut daam
etanol.
• Khasiat : Antiskabies
ZAT TAMBAHAN
1. Vaselinum flanum/ vaselin kuning (Farmakope Indonesia IV : 823)
• Pemerian : massa seperti lemak, kekuningan hingga amber lemah,
berfluoresensi sangat lemah walaupun setelah melebur. Dalam
lapisan tipis transparan, tidak atau hampir tidak berbau dan berasa.
• Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam benzene, dalam
karbo disulfide, dalam kloroform dan dalam minyak terpentin, larut
dalam eter, dalam heksana, dan umumnya dalam minyak lemak dan
minyak atsiri, praktis tidak larut dalam etanol mutlak dingin.