Anda di halaman 1dari 25

SEDIAAN

SEMIPADAT
ANNAJIM DASKAR, M. FARM
PENDAHULUAN

• Sediaan topikal berupa salep, emulsi, gel, pasta, dan


supesitosia.
• Sediaan setengah padat emulsi adalah krim dan lotion.
ZAT TAMBAHAN DALAM SEDIAAN
SEMIPADAT
KOMPONEN DEFINISI CONTOH

Antioksidan melindungi proses oksidasi komponen tokoferol, butil hidriksi toluen

Basis dasar salep Vaselin

Buffer pengatur stabilitas ph fosfat, tartarat

Emulgator mencegah dua fase berkoalesen Deterjen

Pengawet mencegah berkembangnya mikroba asam benzoat, alkohol

Pengental menambah viskositas natural : selulosa, sintetik : karbopol

Humektan meningkatkan retensi air dalam glicerin, propilen glikol


campuran

Penetrasi Enhancher memfasilitasi proses difusi zat aktif ke etanol, asam oleat
dalam s.corneum oleh modifikasi kimia

Chelating Agent mempunyai kemampuan untuk EDTA, as.sitrat


mengikat ion metal
ANTIOKSIDAN

• Ant io k s id an m er up ak an zat - zat yang d ig unak an unt uk


melindungi sediaan dari pertumbuhan mikroba. Dalam pemilihan
antioksidan ini perlu memperhatikan warna, bau, potensi iritan,
toksisitas, stabilitas, dan kompatibilitas. Antioksidan yang
dipergunakan berkisar antara 0,001- 0,1%. Contoh-contoh dari
antioksidan adalah
Tokoferol
BHA (butylated hydroxy Ansole)
BHT (butylated hydroxy toluen)
Propil galat
Alkil galat
HUMEKTAN

• Digunakan untuk meminimalkan hilangnya air dari sediaan


se misolid, me nce gah ke ke ringan dan me ningkatkan
penerimaan terhadap produk dengan meningkatkan kualitas
usapan dan konsistensi secara umum. Selain itu humektan
juga berfungsi memperbaiki mutu dan kelembapan sediaan.
• Pemilihan humektan berdasarkan pada sifatnya untuk
m e n a h a n a ir da n e fe kn y a t e rh a da p v iskosit a s da n
konsiste nsi produk akhir. Hume ktan atau pe mbasah
diperlukan karena mayoritas obat di suspensi adalah
hidrofob.
BUFFER

• Per timbangan penggunaan buffer adalah untuk


m e n st a bi l k a n z a t a k t i f , u n t u k m e n i n gk a t k a n
bioavalibilitas yang maksimum. Dalam memilih buffer
harus diperhatikan pengaruh buffer tersebut terhadap
stabilitas krim dan gel.
BASIS

TIPE DESKRIPSI

Lemak Disebut juga hidrokarbon karena komponen utamanya Petrolatum, petrolatum putih,
kuning atau salep putih, minyak mineral. Basis ini bersifat emolient, oklusif, dan
mempertahankan bahan pada permukaan untuk waktu yag lama

Anhidrat Disebut juga basis absorbsi karna mempunyai kemampuan untuk menyerap air

Emulsi Basis emulsi dapat berupa A/M atau M/A.

Larut air Sebagian besar adalah basis dari polietilen glikol tidak occlusive, tidak greasi (tidak
berminyak) dan dapat dicuci dengan air.
SUMBER BASIS

• Pada umumnya bahan-bahan tersebut merupakan campuran dari sterol-


sterol binatang atau zat yang bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan
zat yang memiliki gugus polar seperti sulfat, sulfonat, karboksil, hidroksil atau
suatu ikatan ester.
• Contoh : Lanolin, ester lanolin, campuran steroid dan triterpene alkohol dll

Tipe basis serap


• Tipe 1 : Dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak. Contohnya adalah Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat.
• Tipe 2 : Emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah
larutan air tambahan. Contoh tipe ini adalah Lanolin.
ANHYDROUS LANOLIN
Sinonim : Wool Fat USP XVI; Adeps Lanae
Pemerian : Lanolin anhidrat berwarna kuning pucat, lengket, berupa bahan seperti lemak,
dengan bau yang khas dan mencair pada suhu 38-44 C. Lanolin anhidrat cair berwarna jernih
0

atau hampir jernih berupa cairan berwarna kuning. Anhydrous lanolin atau lanolin anhidrat
merupakan lanolin yang mengandung air tidak lebih dari 0.25%.
Kelarutan : Lanolin anhidrat tidak larut dalam air tapi dapat larut dalam air dengan jumlah dua
kali berat lanolin, sedikit larut dalam etanol (95%) dingin, lebih larut dalam etanol (95%)
panas dan sangat larut dalam eter, benzene, dan kloroform.
Kestabilan dan Syarat Penyimpanan : Lanolin dapat mengalami autooksidasi selama dalam
penyimpanan.

Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi :


• Lanolin anhidrat selain digunakan dalam formulasi topikal dan kosmetik, dapat sebagai
basis salep, juga sebagai emulsifying agent. Lanolin anhidrat digunakan sebagai basis salep
terutama jika ingin dilakukan pencampuran larutan yang berair. Lanolin anhidrat ini dapat
meningkatkan absorpsi terhadap zat aktif dan mempertahankan keseragaman konsistensi
salep. Namun, Lanolin anhidrat juga dapat mempengaruhi stabilitas zat aktif karena
mengandung pro-oksidan.
LANOLIN

Sinonim : Hydrous Wool Fat, Adeps lanae cum aqua


Pemerian : Lanolin berbentuk setengah padat, seperti lemak diperolah dari bulu domba
(Ovis aries) merupakan emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara 25%
sampai 30%. Berwarna kuning dengan bau yang khas. Jika dipanaskan, lanolin akan
terpisah menjadi dua bagian, dimana bagian atas merupakan minyak dan bagian
bawah berupa air.

Kelarutan : Lanolin tidak larut dalam air, larut dalam kloroform atau eter dengan
pemisahan bagian airnya akibat hidrasi.
Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi:
• Banyak digunakan sebagai basis pada salep karena kompatibilitasnya dengan lemak
pada kulit. Lanolin merupakan emulsi air dalam minyak. Derivat dan fraksi-fraksi dari
lanolin yang ada sekarang antara lain lanolin alcohol, lanolin terhidrogenasi, ester
lanolin dan produk lainnya. Sebagian besar dari derivat ini diproduksi untuk tujuan
memperbaiki sifat emulsif ikasi atau mengurangi reaksi alergi. Sebagian besar dari
fraksi-fraksi lanolin ini mempermudah pembentukkan emulsi air di dalam minyak.
SALEP
PENGERTIAN

• Salep merupakan sediaan setengah padat ditujukan


untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat
yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
dalam dasar salep yang cocok.
DASAR SALEP

• Dasar salep hidrokarbon. Dasar salep hidrokarbon (dasar bersifat lemak)


bebas air dimana dasar salep ini tidak memungkinkan air yang tedapat pada
kulit untuk menguap karna sifatnya yang sukar dicuci. Contohnya petrolatum,
petrolatum putih, salep kuning, salep putih, parafin, dan minyak mineral.
• Dasar salep absrobsi. Dasar salep ini dapat dibagi menjadi dua tipe, pertama
memungkinkan bercampur dengan larutan air dari hasil pembentukan emulsi
air dan minyak. Yang kedua, sudah menjadi emulsi air minyak dimana
memungkinkan bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair.
Contohnya petrolatum hidrofilik, lanolin anhidrida, lanolin , cold cream.
• Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air. merupakan emulsi minyak
dalam air yang dapat dicuci dari kulit. Contohnya salep hidrofilik.
• Dasar salep larut dalam air, dasar ini hanya mengandung komponen yang
larut dalam air ( tidak seperti dasar salep yang tidak larut dalam air yang
mengandung komponen larut maupun tidak larut dalam air). contohnya salep
polietilenglikol.
METODE PEMBUATAN

Pembuatan salep dilakukan dengan dua metode umum,


yaitu pencampuran dan peleburan.
• Pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama-
sama dengan segala cara hingga sediaan yang homogen
tercapai.
• Peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep
dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan
dengan pangadukan yang konstan sampai mengental.
Menurut F. Van Duin, ada empat aturan dalam pembuatan salep.

• Pertama, zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan


kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
• Kedua, jika tidak ada peraturan lain,bahan-bahan yang larut dalam air
dilarutkan lebih dahulu di dalam air asalkan jumlah air yang
digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air
yang dipakai, dikurangkan dari basis salepnya.
• Ketiga , bahan-bahan yang sukar atau sebagian saja dapat larut
dalam lemak dan air harus diserbukkan lebih dahulu, kemudian
diayak dengan pengayak No.60.
• Keempat, campuran salep yang dibuat dengan cara dicairkan harus
digerus sampai dingin.
ATURAN UMUM PEMBUATAN SALEP

• Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila


perlu dengan pemanasan.
• Zat yang tidak cukup larut dalam salep, lebih dulu
diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no.100
• Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar
salep mampu menyerap air tersebut, dilarutkan dalam
air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian
dasar salep yang lain.
• Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka
campuran tersebut harus diaduk sampai dingin.
PASTA
PENGERTIAN

• Pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang


dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat
dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau
paraf in cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak
yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.
Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.
PEMBAGIAN PASTA
• Pasta berlemak : suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat. Merupakan
salep yang tebal, kaku, keras, dan tidak meleleh pada suhu tubuh. Berfungsi sebagai
lapisan pelindung pada bagian yang diolesi(berisi Zn-Oksida).

• Pasta kering : pasta bebas lemak yang mengandung ± 60% zat padat.

R\ Bentonit 1

Sulfur praecip 2

Zinci Oxiydi 10

Talci 10

Ichthamoli 0,5

Glycerin

Aqua aa 5

S.ad.us.ext
PEMBAGIAN PASTA
• Pasta dari gel fase Tunggal mengandung air : pasta
Na-CMC
• Pasta pendingin : merupakan campuran serbuk minyak
lemak dan cairan berair, dikenal salep tiga dara.
R/ Zinci oxydi
Olei olivae
Calcii hidroxydi sol aa 10
• Pasta gigi (dentifriciae)

Merupakan campuran kental yang terdiri dari serbuk dan glycerin digunakan
untuk pelekatan pada selaput lender agar memperoleh efek local sebagai
pembersih gigi.

R/ Serbuk siwak 30

Ekstrak daun mint 10

Na CMC 1,5

Karbomer 0,5

Glycerin 10

Na lauril sulfat 2

Sorbitol 0,3

Nipagin 0,075

Nipasol 0,025

Oleum menthae piperita 0,5

Aquadest Ad 100ml
METODE PEMBUATAN

• Cara umum pembuatan pasta adalah kelompok pertama dibuat dari


ge l fase t unggal yang m e ngandung air, m isalnya past a Na-
karbonsimetilselulosa ( Na-CMC ). Kelompok lainnya adalah pasta
berlemak, misalnya pasta ZnO yang merupakan sediaan yang padat,
kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh, dan berfungsi sebagai lapisan
pelindung pada bagian yang diolesi.
PASTA
• Kelebihan pasta
1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari
ungue ntum untuk luka akut de ngan te nde nsi
mengeluarkan cairan.
2. Bahan obat pada pasta lebih melekat pada kulit sehingga
meningkatkan daya kerja local.
3. Konsentrasi lebih kental dari salep.
4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang
berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.
PASTA
• Kekurangan pasta
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat
ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk
pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit
epidermis.
3. Dapat menyebabkan iritasi kulit
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai