A. Basis Salep
Kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep digunakan vaseline putih (vaseline album).
Salep oleh USP diklasifikasikan menjadi empat kelompok. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan
pemakaian salep, dapat dipilih beberapa bahan dasar salep:
1. Oleaginous Bases
Basis ini disebut juga basis hidrokarbon. Basis hidrokarbon memiliki efek emollient,
melindungi dari hilangnya kelembaban, efektif sebagai occlusive dressings, dapat bertahan di
kulit dalam waktu yang lama tanpa menjadi kering, dan sulit untuk dicuci karena tidak larut
dalam air. Contoh: vaseline putih, vaselin kuning (Vaseline flavum), malam putih (cera album),
malam kuning (cera flavum), paraffin, white ointment, plastibase, yellow ointment (Bees wax) ,
minyak-minyak nabati (vegetable oil), lemak hewan, lilin, gliserida sintesis, polyalkylsiloxanes.
atau campurannya.
a. Petrolatum
Petrolatum adalah campuran hidrokarbon semipadat murni yang diperoleh dari minyak
bumi. Pemeriannya adalah massa yang berwarna kuning hingga kuning pucat. Tidak larut
dalam aseton, etanol panas dan dingin, gliserin, serta air. Larut dalam benzene, eter,
kloroform. Petrolatum meleleh pada 38 – 60 ° C dan dapat digunakan sendiri atau kombinasi
dengan agen lain sebagai basis salep. Petrolatum juga dikenal sebagai petrolatum kuning
dan petroleum jelly. Contoh produk komersialnya adalah Vaseline.
b. Petrolatum putih
Petrolatum putih adalah campuran hidrokarbon semisolid dari petroleum yang sudah
dihilangkan warnanya. Kegunaannya sama seperti petrolatum, tapi karena warnanya lebih
muda, petrolatum putih memiliki nilai estetika yang lebih baik. Petrolatum putih juga
dikenal sebagai petroleum jelly putih. Contoh produk komersialnya adalah White Vaseline
c. Vaseline kuning
Berbentuk massa semisolid ang berarna kuning muda hingga kuning, agak transparan,
berminyak, tidak berbau, tidak berasa tidak berfluororesensi. Vaseline kuning bersifat
mudah terbakar, mempunyai titik didih di atas 100oF (37oC), tidak mudah teroksidasi saat
terkena udara, sedikit inert. Praktis tidak larut dalam aseton, etanol,etanol (95%) panas atau
dingin, gliserin, dan air; larut dalam benzen karbon disulfida, kloroform, eter, heksan dan
minyak atsiri
d. Beeswax
Komponen utama terdiri dari palmitat, palmitoleat, hidroksi palmitat, dan ester oleat.
Mempunyai titik lebur antara 62-64oC dan titik didih 85oC, tidak larut dalam air, sangat kecil
kelarutannya dalam dehidrat alcohol, dapat tercampur dengan kloroform dan eter, sedikit
larut dalam aseton, biasa digunakan sebagai penstabil sediaan semi-padat.
2. Absorption Bases
Disebut juga dasar absopsi. Basis ini mempunyai 2 tipe. Tipe pertama ialah tipe untuk
emulsi A/M (contoh : petrolatum hidrofilik) dan tipe kedua ialah tipe untuk emulsi M/A. Kedua
tipe basis ini dapat digunakan sebagai emollients, meskipun mereka tidak memberikan tingkat
oklusi seperti basis hidrokarbon. Basis absorpsi tidak mudah dihilangkan dengan air karena fase
eksternal dari emulsinya oleaginous. Contoh: lemak bulu domba (adeps lanae). Adeps lanae
mempunyai pemerian berupa massa seperti lemak lengket, berwarna kuning dengan bau khas.
tidak larut dalam air, dapat bercampur dengan air lebih kurang 2x beratnya, agak sukar
larutdalam etanol dingin,lebih larut dalam etanol panas,mudal larut dalam eter dan klorofom
(Anonim, 1995).
Produk komersial seperti Aquaphor dan Aquabase (petrolatum hidrofilik) mempunyai
kapasitas untuk menyerap air hingga tiga kali berat mereka di air dan berguna untuk membantu
menggabungkan obat yang larut air. Lanolin yang diperoleh dari wol domba adalah zat mirip
dengan lilin murni yang telah dibersihkan, dihilangkan baunya, dan tidak berwarna. Lanolin
mengandung tidak lebih dari 0.25% air. Air tambahan dapat digabungkan dengan lanolin dengan
cara dicampurkan. Terdapat juga modifikasi lanolin yang merupakan lanolin yang diproses untuk
mengurangi kandungan alcohol lanolin bebas, semua seterjen, dan residu pestisida.
A. Anti-oksidan
Antioksidan adalah....
Antioksidan diperlukan ketika campuran bahan-bahan pada salep dapat menyebabkan oksidasi.
Daftar pustaka
Ansel
Anwar Effionora, 2012, Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi, PT. Dian Rakyat,
Jakarta
BPP hehe
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 57