Wb
Dewi Damayanti Abdul Karim , S.Farm.,M.S.Farm
1.. Putri Kholifah (210106031)
1. Inflamasi terjadi ketika kulit mengalami cedera atau luka maka bakteri akan mneginfeksi jaringan terbuka
tersebut
2. Senyawa kimia kemudian dilepaskan karena terjadi kerusakan jaringan
3. Kapiler darah menjadi lebih permeabel
4. Terjadi peningkatan yang menyebabkan protein dan cairan dalam pemnbuluh darah masuk ke jaringan
sehingga menimbulkan pembengkakan, kulit menjadi kemerahan, dan rasa sakit
5. Fagosit (makrofag dan neutrofil) yaitu menghancurkan atau memakan bakteri dan sel-sel yang rusak
6. Makrofag merupakan fagosit berukuran besar yang mampu menelan ratusan patogen dan tetap bertahan
7. Neutrofil merupakan salah satu tipe sel darah putih, berfungsi untuk melawan mikroba yang menyerang
tubuh
8. Neutrofil tiba di tempat yang terinfeksi dan mulai memakan sel-sel bakteri, sehingga terjadinya pembekuan
darah dan jaringan kembali menjadi sehat
AIS ( Anti Inflamasi Steroid)
Definisi Anti Inflamasi Steroid
• Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat
yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan.
Radang atau inflamasi dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan
yang mencakup luka-luka fisik, infeksi, panas dan interaksi antigen-
antibodi (Houglum, 2005).
• Obat ini merupakan anti inflamasi yang sangat kuat. Karena obat-obat ini
menghambat enzim phospholipase A2, sehinggga tidak terbentuk asam
arakidonat. Asam arakidonat tidak terbentuk berarti prostaglandin juga
tidak akan terbentuk. Namun obat inflamasi golongan ini tidak boleh
digunakan secara sembarangan.
Perbedaan steroid dan non steroid
• Perbedaan yang pertama adalah tujuan digunakannya.
• Pada jenis steroid cenderung lebih untuk mencegah respon nyeri pada tubuh sehingga cocok
untuk jenis trauma berat. Pada jenis non steroid sifatnya leboh dangkal dan cocok untuk jenis
luka dan trauma lebih ringan.
• Prostaglandin merupakan molekul penting dalam proses mengantar pesan trauma menuju sensor
otak dan saraf pada proses inflamasi(radang).
• NSAID dapat meredakan rasa nyeri atau menjadi fungsi analgetik. Obat anti inflamasi non
steroid juga dapat bekerja sebagai antipiretik (menurunkan suhu tubuh)
Mekanisme kerja Inflamasi
• Respon peradangan dimulai oleh antigen seperti virus, bakteri, protozoa, atau fungi. Kerusakan sel
yang menyertai peradangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dan leukosit melalui kerja atas
membran sel, kemudian asam arakidonat dilepaskan dari senyawa prekursor oleh fosfolipase. Asam
arakidonat akan bebas dan diaktifkan oleh beberapa enzim yaitu siklooksigenase dan lipooksigenase.
Enzim terseebut merubah asam arakidonat menjadi bentuk yang tidak stabil yang selanjutnya di
metabolisme menjadi leukotrin, prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan.
• Dimana leukotrin dan prostaglandin ini bertanggung jawab terhadap gejala-gejala peradangan.
Definisi Steroid
Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki stuktur kimia
tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal
tubuh dikenal dengan nama senyawa kortikosteroid.
Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan aktifitasnya, yaitu
glukokortikoid dan mineralokortikoid.
Glukortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa, sedangkan
mineralkortikoid memiliki retensi garam. Pada manusia, glukortikoid alami yang
utama adalah kortisol dan hidrokortison, sedangkan mineralkortikoid utama
adalah aldosteron.
Pengertian Kortikosteroid
Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang memiliki stuktur kimia
tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alami oleh korteks adrenal
tubuh dikenal dengan nama senyawa kortikosteroid.
Kortikosteroid sendiri digolongkan menjadi dua berdasarkan aktifitasnya, yaitu
glukokortikoid dan mineralokortikoid.
Glukortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa, sedangkan
mineralkortikoid memiliki retensi garam. Pada manusia, glukortikoid alami yang
utama adalah kortiGlukokortikoidsol dan hidrokortison, sedangkan
mineralkortikoid utama adalah aldosteron.
Glukokortikoid
Glukokortikoid (bahasa Inggris: Glucocorticoids, GC) adalah golongan hormon steroid yang
memberikan pengaruh terhadap metabolisme nutrisi.[1] Penamaan glukokortikoid (glukosa +
korteks + steroid) menunjukkan keberadaan golongan ini sebagai regulator glukosa yang
disintensis pada korteks adrenal dan mempunyai yang dibangun steroid.
GC juga merupakan hormon steroid dari kelas kortikosteroid, yang memiliki kapasitas untuk membinasakan
limfosit, memperkembangkan timosit dan menginduksi apoptosis sehingga sering digunakan untuk
penanganan peradangan seperti artritis, collagen vascular diseases, radangparu dan asma, beberapa
macam radang hati, beberapa penyakit kulit dan granulomatous diseases, sub-akut tiroiditis dan amiodarone-
associated thyroiditis.
Waktu GC masuk ke dalam sel melalui transporter yang terdapat pada membrane sel sesudah tidak
kekurangan di dalam sitosol, GC akan terikat pada pencerap glukokortikoid yaitu pencerap NR3C1(Bahasa
inggris) : nuclear receptor subfamily 3, group C, member 1; glucocorticoid receptor, GR, GCR) yang
berfungsi sebagai factor transkripsi yang akan mengaktivasi gen yang terdapat di dalam inti sel.
Ikatan yang terjadi selang hormon dan pencerap mengakibatkan protein yang sebelumnya terikat pada
pencerap, seperti protein HSP-90, diwujudkan menjadi bebas. Bebasnya protein tersebut akan
memungkinkan dua pencerap saling mengikat dan membentuk dimer.
Dimer kesudahan masuk ke dalam inti sel melalui pori-pori inti sel dan mengikat ajang tertentu pada deret
DNA yang dinamakan GRE (Bahasa inggris: glucocorticoid response elements). GRE memerankan sebagai
aktivator transkripsi dari gen target.
Mineralokortikoid
Deksametason
Fludrokortison
1.Indikasi: Penanganan penyakit addison sindrom adrenogrnital kongenital dengan kekurangan garam dan
hipotensi ortostatik berat
2.Dosis : >Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Addison
0,05-0,1 mg oral/24 jam (sekitar 0,1 mg 3 kali seminggu hingga 0,2
mg/hari)
>Dosis Dewasa Biasa untuk Sindrom Adrenogenital
0,1-0,2 mg oral/24 jam.
3.Mekanisme: Menjaga tekanan darah rendah tertentu seperti hipotensi postural kronis.
4.ESO : Pembengkakan, peningkatan berat badan yang cepat, merasa sesak napas, Depresi
berat, pikiran atau perilaku yang tidak biasa, kejang”, Masalah tidur (insomnia), perubahan
mood, Jerawat, kulit kering, penipisan kulit, kulit memar atau perubahan warna,
Melambatnya penyembuhan luka, Berkeringat deras, Sakit kepala, pusing, sensasi berputar,
Obat-obatKortikosteroid
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut dapat menyebabkan peningkatan
risiko efek samping tertentu, tetapi menggunakan kedua obat mungkin merupakan pengobatan
yang terbaik untuk Anda. Jika kedua obat yang diresepkan bersamaan, dokter Anda dapat
mengubah dosis atau mengatur seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat.
7. Farmakokinetik : (A) Absorbsi :Fludrocortisone dapat diserap dengan baik. Bioavailabilitas fludrocortisone adalah
100% sedangkan waktu puncak plasma (peak plasma time) fludrocortisone ≤ 1,7 jam.
(D) Distribusi : dalam plasma dengan berikatan dengan protein. Tingkat pengikatan protein
fludrocortisone tergolong tinggi, yakni sebesar 42%
(M) Metabolisme: terutama di liver, dan sebagian kecil di ginjal.
(E) Ekskresi : urin > feses
(F) Eliminasi: Waktu paruh plasma fludrocortisone adalah selama 3,5 jam sedangkan waktu paruh
biologis fludrocortisone adalah selama 18-36 jam.
Mekanisme kerja obat
Mekanisme kerja obat dari golongan steroid adalah menghambat enzim
fospolifase, sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun leukotrin.