Salep Linimentum
Pasta mata (obat gosok)
Persyaratan salep menurut f.i edisi iii
• Menurut farmakope Indonesia edisi III salep adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan untuk obat luar atau dioleskan. Salep tidak boleh berbau tengik.
• Penggolongan salep :
1. UNGUENTA : adalah salep yang mempunyai konsitensi seperti mentega, tidak mencair
pada suhu biasa dan mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
2. CREAM : adalah salep yang banyak mengandung air dan mudah diserap oleh kulit
3. PASTA : adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
4. CERATA : adalah suatu salep berlemak yang mengandung presentase tinggi lilin (waxes)
sehinggs konsistensinya lebih keras.
5. GEL : salep yang sediaan nya lebih halus, umumnya cair dan sedikit mengandung atau
tanpa mukosa, sebagai pelican atau basis, biasanya terdiri atas campuran sederhana dari
minyak dan lemak dengantitik lebur rendah.
PERATURAN PEMBUATAN SALEP
1. PERATURAN SALEP PERTAMA : zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak,
dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
2. Peraturan salep kedua : bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain,
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis salepnya.
3. Peraturan salep ketiga : bahan bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam
lemak dan air harus diserbukan terlebih dahulu.
4. Peraturan salep keempat : salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan. Campurannya
harus digerus sampai dingin.
Bahan bahan yang ditambahkan terakhir
dalam pembuatan salep :
1. Ichtiol, sebab jika ditambahkan pada masa salep yang panas atau digerus terlalu lama dapat
terjadi pemisahan.
2. Balsem balsam dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan minyak atsiri. Jika
digerus terlalu lama akan keluar damarnya dan untuk minyak atsiri akan lebih ceoat menguap.
3. Larutan air, berfungsi sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortar menjadi licin.
4. Gliserin, harus ditambahkan kedalam masa salep yang dingin, Karena tidak bisa campur dengan
bahan dasar salep yang sedang mencair dan ditambahkan sedikit sedikit karena tidak bisa diserap
dengan mudah oleh dasar salep.
B. PASTA
• Menurut FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV, pasta adalah sediaan semi padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukan untuk
pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya berbeda dalam
konsistensinya, yaitu mengandung lebih dari 50% bahan padat.
• Zat aktif yang biasanya digunakan dalam pembuatan pasta adalah zink oxide
dan sulfur.
• Basis pasta yang biasa digunakan dalam pembuatan pasta adalah vaselin album.
Penggolongan pasta menurut FARMAKOPE
INDONESIA EDISI IV
• Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan
mengandung air tidak lebih dari 60%
Cara pembuatan krim
• Adalah sediaan semi padat yang terdiri atas suspense yang dibuat dari partikel
organic yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Jika massa gel terdiri atas jaringan partikel dari fase terdispersi relative besar, massa
kadang dinyatakan sebagai magma. Dimana massanya bersifat tiksotropik, yang
artinya massa akan mengental jika didiamkan dan akan mencair kembali jika dikocok.
• Gel dapat diberikan untuk penggunaan topical atau dimasukan kedalam lubang
tubuh. Penyimpanan gel di wadah tertutup baik dan ditempat sejuk. Dam diberi label
kocok dahulu.
Pembuatan gel
• Kedalam botol bermulut lebar dimasuka gelatin dan air dan didiamkan
sebentar agar gelatin mengembang kemudian dipanaskan diatas tangas air
sampai gelatin larut,
• Dalam lumpang zincy oxydum digerus dengan glycerin dan setelah rata
dimasukan kedalam botol yang berisi gelatin tadi, aduk sampai rata dan
dingin.
Keuntungan penggunaan sediaan gel
• Linimentum adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetik dan zat
yang mempunyai sifat rubefacient untuk melemaskan otot atau
menghangatkan. Digunakan sebagai obat luar yang dioleskan pada kulit
menggunakan kain fanel dan diurut. Sediaan ini tidak boleh digunakan pada
kulit yang luka atau lecet.
I would like to thank you all for taking time to
listen to my presentation