Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 3 : SEDIAAN

FARMASI SEMI SOLID


-FIDIYA 2024807
-RESTI JULIANA L 2024819
-RIZKA RIZKI AMELIA 2024821
-DESI EKA PRATIWI 2024803
-LUSI SULISTIANA 2024814
-KAPRAWI 2024832
SYAHMINAN HARAHAP 2024824
SEDIAAN SEMI SOLID :
• Sediaan semi solid adalah produk topical yang penggunaannya
diaplikasikan melalui kulit atau membrane mukosa untuk memberikan efek
lokal. Jenis jenis sediaan semi solid adalah sebagai berikut :

Salep Krim Gel

Salep Linimentum
Pasta mata (obat gosok)
Persyaratan salep menurut f.i edisi iii

1. Pemerian : tidak boleh berbau tengik.


2. Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat
adalah 10%.
3. Dasar salep : kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar atau basis salep digunakan vaselin album atau vaselin
putih.
-dasar salep senyawa hidrokarbon : vaselin putih (vaselin album), vaselin kuning (vaselin flavum), cera album, dan cera
flavum
-dasar salep serap : lemak bulu domba (adeps lanae)
-dasar salep yang dapat dicuci dengan air, misalnya emulsi minyak dalam air.
-dasar salep yang dapat larut dalam air.
4. Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukan susunan yang homogen.
5. Penandaan : diberi etiket berwarna biru dan tertera “obat luar”
A. Salep :

• Menurut farmakope Indonesia edisi III salep adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan untuk obat luar atau dioleskan. Salep tidak boleh berbau tengik.
• Penggolongan salep :
1. UNGUENTA : adalah salep yang mempunyai konsitensi seperti mentega, tidak mencair
pada suhu biasa dan mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
2. CREAM : adalah salep yang banyak mengandung air dan mudah diserap oleh kulit
3. PASTA : adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
4. CERATA : adalah suatu salep berlemak yang mengandung presentase tinggi lilin (waxes)
sehinggs konsistensinya lebih keras.
5. GEL : salep yang sediaan nya lebih halus, umumnya cair dan sedikit mengandung atau
tanpa mukosa, sebagai pelican atau basis, biasanya terdiri atas campuran sederhana dari
minyak dan lemak dengantitik lebur rendah.
PERATURAN PEMBUATAN SALEP

1. PERATURAN SALEP PERTAMA : zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak,
dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
2. Peraturan salep kedua : bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain,
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis salepnya.
3. Peraturan salep ketiga : bahan bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam
lemak dan air harus diserbukan terlebih dahulu.
4. Peraturan salep keempat : salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan. Campurannya
harus digerus sampai dingin.
Bahan bahan yang ditambahkan terakhir
dalam pembuatan salep :
1. Ichtiol, sebab jika ditambahkan pada masa salep yang panas atau digerus terlalu lama dapat
terjadi pemisahan.
2. Balsem balsam dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan minyak atsiri. Jika
digerus terlalu lama akan keluar damarnya dan untuk minyak atsiri akan lebih ceoat menguap.
3. Larutan air, berfungsi sebagai pendingin dan untuk mencegah permukaan mortar menjadi licin.
4. Gliserin, harus ditambahkan kedalam masa salep yang dingin, Karena tidak bisa campur dengan
bahan dasar salep yang sedang mencair dan ditambahkan sedikit sedikit karena tidak bisa diserap
dengan mudah oleh dasar salep.
B. PASTA
• Menurut FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV, pasta adalah sediaan semi padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditunjukan untuk
pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya berbeda dalam
konsistensinya, yaitu mengandung lebih dari 50% bahan padat.
• Zat aktif yang biasanya digunakan dalam pembuatan pasta adalah zink oxide
dan sulfur.
• Basis pasta yang biasa digunakan dalam pembuatan pasta adalah vaselin album.
Penggolongan pasta menurut FARMAKOPE
INDONESIA EDISI IV

• Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air.


• Kelompok pasta berlemak, merupakan salep padat, kaku, tidak meleleh
pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang
diolesi.
Keuntungan penggunaan sediaan pasta

• Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga mengurangi


rasa gatal lokal.
• Lebih melekat ke kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama.
• Konsentrasi lebih kental dari sediaan salep.
• Daya absorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan
dengan sediaan salep.
C. KRIM

• Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan
mengandung air tidak lebih dari 60%
Cara pembuatan krim

• Pembuatan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi


• Komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen
lemak.
• Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan kedalam campuran
lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperature dipertahankan selama 5-
10menit untuk mencegah sediaan krim menjadi pecah.
• Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus
menerus sampai cairan mengental.
Keuntungan penggunaan sediaan krim

• Mudah menyebar rata.


• Praktis.
• Mudah dibersihkan atau dicuci.
• Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat.
• Tidak lengket.
• Dapat digunakan sebagai kosmetik.
D. GEL

• Adalah sediaan semi padat yang terdiri atas suspense yang dibuat dari partikel
organic yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Jika massa gel terdiri atas jaringan partikel dari fase terdispersi relative besar, massa
kadang dinyatakan sebagai magma. Dimana massanya bersifat tiksotropik, yang
artinya massa akan mengental jika didiamkan dan akan mencair kembali jika dikocok.
• Gel dapat diberikan untuk penggunaan topical atau dimasukan kedalam lubang
tubuh. Penyimpanan gel di wadah tertutup baik dan ditempat sejuk. Dam diberi label
kocok dahulu.
Pembuatan gel

• Kedalam botol bermulut lebar dimasuka gelatin dan air dan didiamkan
sebentar agar gelatin mengembang kemudian dipanaskan diatas tangas air
sampai gelatin larut,
• Dalam lumpang zincy oxydum digerus dengan glycerin dan setelah rata
dimasukan kedalam botol yang berisi gelatin tadi, aduk sampai rata dan
dingin.
Keuntungan penggunaan sediaan gel

• Efek pendinginan pada kulit saat digunakan.


• Penampilan sediaan yang jernih dan enak dilihat.
• Mudah dicuci.
• Kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
E. SALEP MATA

• Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata dengan


menggunakan dasar salep yang cocok.
Pembuatan salep mata

• Bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril


terkontaminasi pada dasar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara
aseptic kedalam tube steril. Salep mata tidak boleh mengandung bahan
kasar yang dapat diraba.
F. LINIMENTUM (OBAT GOSOK)

• Linimentum adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetik dan zat
yang mempunyai sifat rubefacient untuk melemaskan otot atau
menghangatkan. Digunakan sebagai obat luar yang dioleskan pada kulit
menggunakan kain fanel dan diurut. Sediaan ini tidak boleh digunakan pada
kulit yang luka atau lecet.
I would like to thank you all for taking time to
listen to my presentation

Anda mungkin juga menyukai