Anda di halaman 1dari 46

SALEP

UNGUENTUM
NAMA
BIODATA DIRI
: ADE IRFAN SYAFPUTRA

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : CIREBON, 18 OKTOBER 1993

ALAMAT : KOMP. GRIYA MUKTI ASRI A9 NO.19

RIWAYAT PENDIDIKAN : SDN KEDUNG JAYA 1 (2000 – 2006_


SMP N 14 KOTA CIREBON (2006 – 2009)
SMK FARMASI MUHAMMADIYAH 2 KEDAWUNG (2009 – 2012)
STF YPIB CIREBON (2014 – 2018)

RIWAYAT PEKERJAAN : APOTEK SAMADIKUN ( AGUSTUS 2012 – OKTOBER 2012)


LABORAN SMK F MUHAMMADIYAH 2 KDW (OKTOBER 2012 – Sekarang
LABORAN UMC PENDIDIKAN KIMIA ( 2013 – Sekarang)
GURU PRODUKTIF (FARMASI) DI SMK F MUH. 2 (2018 – Sekarang)

NO HP/ WA : 089670208265

MOTO HIDUP : “JADILAH DIRI SENDIRI”


MATERI MATA KULIAH

1. Unguenta / Salep
2. Pillulae
3. Sediaan Semi Solid
4. Beyond use data

METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah / Pemberian Materi
2. Problem Based Learning / FGD
3. Audio Visual
4. Free Test & Post Test
5. Latihan
SALEP
UNGUENTUM
SALEP
UNGUENTUM
SALEP
UNGUENTUM
Salep (Unguentum )

1. Menurut Ansel ,1989


Preparat setengah padat untuk pemakaian luar . Salep
dapat mengandung obat atau tidak mengandung
obat ,yang disebutkan terakir dikatakan sebagai dasar
salep (basis ointment) dan digunakan sebagai pembawa
dalam salep .
2. Bahan obat harus larut/terdispersi homogen ke dalam
dasar salep yang cocok
3. FI III : sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar.
4. FI IV : sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput
Penggunaan :
 PROTEKSI
◦ Berfungsi sebagai barier fisik terhadap
lingkungan
 EMOLIENT
◦ Melunakkan kulit
 PEMBAWA OBAT
◦ Sebagai pembawa
PERSYARATAN SALEP (FI III)
 Pemerian : Tidak boleh berbau tengik
 Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang
mengandung obat keras atau narkotik,kadar
bahan obat adalah 10 %
 Dasar salep, harus memenuhi kualitas dasar salep
yang baik yaitu :
 Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu & kelembaban & harus
bebas dari inkompatibilitas selama pemakaian
 Lunak,halus & homogen
 Mudah dipakai
 Dasar salep yang cocok
 Dapat terdistribusi secara merata
 Homogenitas,jika salep dioleskan pada
sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok,harus ,menunjukan susunan
yang homogen
 Penandaan, pada etiket harus tertera “obat
luar”
Penggolongan salep
menurut konsistensinya
1 . Unguentum  seperti mentega, tidak mencair
pada suhu biasa tetapi mudah
dioleskan tanpa tenaga  unguentum 2-4
2. Cream  banyak mengandung air, mudah diserap kulit
 emulsi kental  Vaselin
3. Pasta  > 50% zat padat  pasta gigi
4. Gelones Spumae  suspensi partikel anorganik kecil
atau molekul organik besar, suatu
salep yang lebi halus  Voltaren Gel,
Bioplacenton
5. Cerata  Salep berlemak mengandung prosentasi
tinggi lilin (waxes), konsintensi lbh keras
SALEP
KRIM
GEL / JELLY
DASAR SALEP

 Kecuali dinyatakan lain,bahan dasar atau basis


salep yang digunakan adalah vaselin album.
 Pemilihan dasar salep tergantung pada :
 Khasiat yang diinginkan
Sifat bahan obat yang dicampurkan
Ketersediaan hayati
Stabilitas & ketahanan sediaan jadi
Penggolongan salep menurut sifat
farmakologi/teraupetik & penetrasinya
1. Salep epidermis/Salep penutup
 Utk melindungi kulit & menghasilkan efek lokal, tdk
diabsorbsi
 Kadang di+ antiseptik, astringen, anastesi lokal
 DS yg baik DS. Senyawa hidrokarbon
2. Salep endodermis
 Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm kulit ttp tdk
melalui kulit, terabsorbsi sebagian
 Digunakan utk melunakkan kulit/selaput lendir
 Ds yg baik : minyak lemak (adeps lanae, lanolin,
minyak tumbuh2an)
3. Salep diadermis
 Salep yg bhn obatnya menembus ke dlm tubuh mll
kulit & mencapai efek yg diinginkan (merkuri iodida,
beladona)
 DS : larut dalam air, emulsi based
Penggolongan salep menurut
dasar salepnya :

1. Salep hidrofobik
 Salep yg tidak suka air atau salep dgn dasar
salep berlemak (campuran lemak-lemak,
minyak lemak, malam)
 Tidak dpt dicuci dgn air

2. Salep hidrofilik
 Salep yang suka air / kuat menarik air
(biasanya tipe M/A)
Penggolongan dasar salep berdasarkan
sifat bahan obat & tujuan pemakaian salep
(ForNas)
a.       Dasar salep 1 yaitu dasar salep hidrokarbon,
antara lain:
-  Vaselin putih
-  Vaselin kuning

-  Campuran vaselin dengan malam putih, malam


kuning.
-  Parafin encer
-  Parafin padat
-   Minyak nabati       
Dasar salep 1 yaitu dasar salep hidrokarbon,

Tujuan pemakaian : untuk emolient (melunakkan


kulit) dan untuk pelindung/pengobatan pada
permukaan kulit.

Sifat dasar salep ini :


 Bertahan lama pada kulit
 Sukar dicuci
 Tidak mengering
 Dapat menyerap air dalam jumlah kecil.
b.      Dasar salep 2 yaitu dasar salep serap yang
dapat menyerap air, antara lain:
 Adeps lanae, lanoline
 Ungentum  simplex
 Hidrophilic ointment :
3 bag.kolesterol +3 bag.stearil-alkohol + 8
bag.mal.putih + 86 bag.vas.putih
30 bag.mal.kuning & 70 bag. M.wije
KELEBIHAN & KEKURANGAN BASIS SERAP
 Keuntungan dasar salep absorpsi ini, walaupun masih mempunyai
sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat
yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep
berminyak.
 Kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai
pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang
stabil dengan adanya air.
c.       Dasar salep 3 yaitu dasar salep yang
dapat dicuci dengan air.
-  Dasar salep emulsi tipe M/A seperk
vanishing cream
-  Emulsifying ointment B.P
-  Hydrophilic ointment

d. Dasar salep 4 yaitu dasar salep yang dapat


larut dalam air.
-  Polyethylenegylcol ointment USP
-  Tragacanth
-  P.G.A
PEMILIHAN BASIS SALEP
 laju penglepasan bahan obat dari basis
salep;
 peningkatan absorpsi perkutan oleh
basis salep dari bahan obat;
 kelayakan melindungi kelembaban kulit
oleh basis salep;
 jangka waktu obat stabil dalam basis
salep; dan
pengaruh obat terhadap kekentalan
atau hal lainnya dari basis salep
KETENTUAN UMUM CARA PEMBUATAN SALEP

1. Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak


dilarutkan ke dalamnya jika perlu dengan
pemanasan
2. Jika tidak ada peraturan lain,bahan-bahan yang
larut dalam air dilarutkan dalam air asalkan
jumlah air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep, dan jumlah air yang
dipakai, dikurangkan dari basis salepnya.
3. Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian
dapat larut dalam lemak dan iar harus
diserbukkan lebih dahulu,kemudian diayak
dengan pengayak no 60
4. Campuran salepnya yang dibuat dengan cara
dicairkan harus digerus sampai dingin
Cara pembuatan salep.
Menurut “ F. Van Duin “

Ada dua cara : pencampuran dan pelelehan.


Aturan umum salep.

1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep,


dilarutkan didalamnya, bila perlu dengan
pemanasan rendah.
2. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta
dasar salep mampu mendukung/menyerap air
tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia,
setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang
lain.
3. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar
salep, lebih dahulu diserbuk dan diayak
dengan derajat ayakan no.100

4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan,


maka campuran tersebut harus diaduk
sampai dingin.
CARA PELEBURAN / PELELEHAN

Biasanya tidak hanya satu macam basis, campuran


basis salep dilelehkan bersama-sama, didinginkan,
diaduk sampai membeku.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Perbedaan titik lebur basis yang besar
Basis dgn Titik Lebur tinggi dilelehkan terlebih
dahulu, kmudian basis dgn Titik Lebur rendah
ditambahkan kedalam lelehan tsb.  jika
bersama-sama  larut
2. Basis bertipe emulsi
pelelehan, kemudian proses emulsifikasi
3. Basis tidak campur dgn air
dilelehkan bersama2 diatas penangas air
(70-75⁰C).
4. Basis larut dalam air
larutkan dulu dalam air yang terdapat
dalam resep, kemudian panaskan 70-75⁰C.
bahan lainnya dicampur tersendiri. Kemudian
bahan lain dimasukkan kedalam lelehan, suhu
dipertahankan 5-10⁰C, didingikan sambil
diaduk terus.
Persyaratan Salep (FI III )

1. Pemerian : Tidak boleh berbau tengik


2. Kadar : Kecuali dinyatakan lain utk salep yg mengandung
obat keras/narkotik, kadar obat adl 10%
3. Dasar salep : kecuali dinyatakan lain, basis salep
adalah vaselin putih (vaselin album)
4. Homogenitas, jika dioleskan pd sekeping kaca atau bahan
transparan lain yg cocok harus menunjukkan susunan yg
homogen
5. Penandaan : pada etiket harus tertera “obat luar”
Zat Padat larut dlm DS
Champhorae :
 Jika ada Ol.sesami dilarutkan dlm ol.sesami
 Jika ada menthol/salol, dpt mencair jika dicampur
(penurunan titk eutektik)  dipakai salah satu
 Jika Camphorae tunggal ditetesi alkohol 95% hingga
larut
 Dilarutkan dlm dasar salep yg sudah dicairkan dlm pot
salep tertutup (jika daya larut tdk dilampaui)
Pellidol :
 Larut 3% dlm Dosis yg dicairkan
 Jika DS disaring, pellidol ikut disaring &
penimbangannya ditambahkan 20%
 Jika jml Pellidol melebihi daya larut, maka digerus dgn
dasar salep yg sudah dicairkan
Iodium
 Jika kelarutan tdk dilampaui kerjakan = Champhorae
 Larutkan dlm lar.pekat KI/NaI
 Ditetesi dgn etanol 95% sampai larut
Kualitas Dasar Salep

1. Stabil, tdk terpengaruh suhu &


kelembaban
2. Lunak, halus & homogen
3. Mudah dipakai
4. Dasar salep yg cocok
5. Dpt terdistribusi secara merata
Cara pembuatan salep ditinjau
dari zat berkhasiat utamanya
Zat Padat larut dlm DS
 Champhorae :
Jika ada Ol.sesami dilarutkan dlm ol.sesami
Jika ada menthol/salol, dpt mencair jika dicampur
(penurunan titk eutektik)  dipakai salah satu
Jika Camphorae tunggal ditetesi alkohol 95% hingga larut
Dilarutkan dlm dasar salep yg sudah dicairkan dlm pot
salep tertutup (jika daya larut tdk dilampaui)
 Pellidol :
Larut 3% dlm DS yg dicairkan
Jika DS disaring, pellidol ikut disaring & penimbangannya
ditambahkan 20%
Jika jml Pellidol melebihi daya larut, maka digerus dgn
dasar salep yg sudah dicairkan
 Iodium
Jika kelarutan tdk dilampaui kerjakan = Champhorae
Larutkan dlm lar.pekat KI/NaI
Ditetesi dgn etanol 95% sampai larut
Zat padat larut dlm air
Protargol & Colargol
Taburkan di atas air, diamkan ditemapt gelap selama
¼ jam sampai larut
Jika dlm R/ ada gliserin : + gliserin, + air tanpa
ditunggu ¼ jam
Argentum nitrat (AgNO3)
Wlp larut dlm air, tdk boleh dilarutkan dlm air krn
meninggalkan noda hitam pada kulit (Ag2O)
Fenol
Wlp larut dlm air, tdk boleh dilarutkan krn akan
mengiritasi kulit
Bahan obat yg larut dlm air tp tdk
boleh dilarutkan dlm air

 Fenol
 Hydrargyri bichloridu
 Chrysarobin
 Stibii et kalii tartras
 Oleum iecoris aseli
 Zink sulfat
 Antibiotik (Penicillin)
 Chloretum auripo natrico
 AgNO3
Bahan yg ditambahkan terakhir pada salep
• Ichtyol
Akan memisah jika ditambahkan pd masa slp
yg masih panas/digerus tll lama
• Balsem & M. atsiri
Jika digerus telalu lama damarnya akan
keluar/menguap
• Air
Berfungsi sbg pendingin & mencegah
permukaan mortir menjadi licin
• Gliserin
Harus ditambahkan sedikit demi sedikit ke DS
yg dingin
• Marmer album
Dibutuhkan bentuk kasarnya
Zat cair : Sebagai pelarut
bahan obat
• Air
Terjadi reaksi :
aqua calcis + m.lemak  penyabunan
Aqua calcis diteteskan sedikit demi sedikit,
dikocok dlm botol bersama m.lemak
Tdk terjadi reaksi
Jml sedikit ; teteskan terakhir sedikit demi
sedikit
Jml banyak ; diuapkan/diambil z.berkhasiatnya
saja & berat air diganti dgn dasar salep
• Spiritus/etanol/alkohol
• Cairan kental
Zat cair : Sebagai pelarut bahan obat

 Spiritus/etanol/alkohol
Jml sedikit : teteskan terakhir sedikit demi sedikit
Jml banyak;
○ Tahan panas : Tinct Ratanhiae, Panaskan di p.a hingga
sekental sirop atau 1/3 bagian
○ Tak tahan panas ;
 Diketahui perbandingannya, diambil bagian-bagiannya saja
(Tinct.iodii)
 Tak diketahui perbandingannya, teteskan terakhir sedikit demi
sedikit
 DS > 1 macam, hrs diperhitungkan menurut oerbandingan
dasar salepnya
Bahan Berupa Ekstrak/extractum

 Extractum siccum/kering
Umumnya larut dlm air
Berat air dikurangkan dari DS
 Extractum spissum/kental
Diencerkan dulu dgn air/etanol
 Extractum liquidumn dgn
Dikerjakan sperti pd cairan dgn spiritus
o Hydrargyrum
Gerus dgn adeps lanae dlm lumpang dingin sampai
halus
o Nephtolum
Larutkan dlm sapo kalicus
Jika tdk ada, kerjakan separti champhora
o Bentonil
Serbuk halus yg dgn air akan membentuk massa
spt salep (aluminium silikat : mengikat air)
Ditambahkan sedikit demi sedikit dlm air hangat
(direndam dlm air + 1 jam)
Tidak tahan lama, akan memisah jd perlu
ditambahkan lemak
Skema pembuatan sediaan salep dengan zat tertentu
larut dlm dasar salep
Padat larut dlm air
tak larut

air terjadi reaksi jumlah banyak


tak terjadi reaksi (uapkan/ambil z.bkhasiatny)
jumlah sedikit
(teteskan terakhir)
Zat berkhasiat Cairan spiritus jml sedikit (teteskan terakhir)
tinctura jml banyak tahan pemanasan
(tinct.ratanhiae)
tak tahan pemanasan :
- diketahui bagiannya
(tinct.iod)
- tak diketahui bagiannya
(teteskan terakhir)

Cairan kental lainnya (gliserin, balsem, kreosol, ictiol)

Ekstrak siccum (kering)


Spisum (kental)
liquidum (cair)
Tube Kemasan salep
FORMULASI SEDIAAN SALEP

PERSYARATAN SEDIAAN TOPIKAL

 Secara estetik menyenangkan


 Stabil secara kimia dan fisika, sehingga
dibutuhkan berbagai eksipien
 Memungkinkan penetrasi obat secara
optimal kedalam kulit (suatu jaringan yang
komplek)
PROFIL PRODUK YANG PERLU
DIPERHATIKAN
 Tujuan indikasi terapi
 Bentuk sediaan yang diinginkan (krim, gel, salep,
spray)
 Kekuatan produk (% Active Pharmaceutical
Ingredient/API)
 Profil pelepasan yang diinginkan dan tujuan
penetrasi ke kulit
 Kosmetik/sifat estetik (feel, warna, daya sebar,
absorbability)
 Target shelf life
PROFIL PRODUK YANG PERLU
DIPERHATIKAN
 Tujuan indikasi terapi
 Bentuk sediaan yang diinginkan (krim, gel, salep,
spray)
 Kekuatan produk (% Active Pharmaceutical
Ingredient/API)
 Profil pelepasan yang diinginkan dan tujuan
penetrasi ke kulit
 Kosmetik/sifat estetik (feel, warna, daya sebar,
absorbability)
 Target shelf life
PEMILIHAN EKSIPIEN

 Solvent, preservatif, antioksidan, surfakatan


dan bahan tambahan lain dipilih sesuai sifat
fisikakimia bahan aktif
 Secara kosmetik elegan dan meningkatkan
kepatuhan pasien
 Menghindari kemungkinan terjadinya
interaksi dengan eksipien lain yang digunakan
serta interaksi dengan bahan aktif yang
memungkinkan timbulnya bau, perubahan
warna, perubahan viskositas dan potensi bahan
aktif dll.......
Thank you for
your
attention

Anda mungkin juga menyukai