KELOMPOK 5:
RIKI MARTIN
RISDA WULANDARI
SALMA SA’ADATUNNISA
SHANTI AGUSTINA
TUJUAN PRAKTIKUM
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan
obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Dirjen POM, 1995).
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu dasar salep senyawa
hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap
salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (Dirjen POM, 1995).
Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin putih dan salep putih.
Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep
hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak mengering dan tidak tampak
berubah dalam waktu lama (Dirjen POM, 1995).
Dasar salep serap dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang
dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (Parrafin hidrofilik dan Lanolin
anhidrat),dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah
larutan air tambahan (Lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien (Dirjen POM, 1995).
PERSYARATAN SALEP MENURUT FI III
“ Bahan – bahan yang dapat larut dalam air jika tidak ada
peraturan lain, dilarutkan lebih dulu dalam air, asalkan jumlah yang
dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah
air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya”.
METODE PEMBUATAN SALEP TRITURASI
Timbang bahan berkhasiat yang akan digunakan, derus halus sesuai dengan ukuran
partikel yang dikehendaki
Timbang basis, campurkan satu sama lain dengan ,metode pencampuran geometris,
sambil digerus dalam mortar sampai homogen
Tambahkan basis yang sudah di campur sedikit demi sedikit ke dalam mortar yang sudah
berisi bahan berkhasiat
Aduk sampai homogen dan tercampur rata
Cara pencampuran bahan berkhasiat dengan basis :
1. Bahan berkhasiat berupa serbuk yang telah diayak dengan pengayak B40 di disfersikan ke
dalam bahan pembawa
2. Bahan berkhasiat dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap atau pelarut yang dapat
diserap dan dicampur dengan basis sesuai jumlah yang digunakan
FORMULASI
ICHTHAMMOLI UNGUENTUM
Salep Ihtamol
Salep ihtiol
(FN, ED 2, Hal 162)
Perhitungan bahan
Ictammolum 1g
Adepslanae 4,5g
Vaselinum 4,5g
Penimbangan bahan
Ictammolum 1g
Adepslanae 4,5g
Vaselinum 4,5g
CARA PEMBUATAN SALEP ICHTYOL
Masukan adeps lanae
Siapkan alat dan Timbang masing – masing sebanyak 4,5 gram kedalam
bahan bahan mortir gerus ad menutupi pori
– pori mortir
Masukan ichtiyol
Masukan salep Masukan vaselinum sebanyak
sebanyak 1 gram ke
kedalam pot salep 4,5 gram ke dalam mortir
dalam mortir gerus ad
gerus ad homogen
halus dan homogen
EVALUASI
Organoleptik
Merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan panca indra untuk mendeskripsikan bentuk atau
konsistensi ( misalnya, padat, serbuk, kental, cair), warna (misalnya, kuning, coklat) dan bau (misalnya, aromatic,
tidak berbau).
pH
Prinsip uji derajat ke asaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran aktifitas ion hydrogen secara potensiometri
atau elektrometri dengan menggunakan pH meter
Viskositas
Adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viscositas, akan makin besar
tahananya.
Homogenitas
uji hogenitas sediaan salep dilakukan untuk melihat perpaduan bahan – bahan basis dan zat aktif sehingga
menjadi bentuk salep yang homogen. Jika terdapat perbedaan sifat pada basis dan zat aktif akan terjadi proses
penggumpalan sehingga mengakibatkan bentuk sediaan yang memiliki partikel lebih besar dari sediaan.
uji homogenitas dilakukan dengan cara mengamati hasil pengolesan salep pada plat kaca, salep yang homogen
ditandai dengan tidak terdapatnya gumpalan pada hasil pengolesan sampai titik akhir pengolesan salep yang diuji
diambil dari 3 tempat yaitu bagian atas tengah dan bawah dari wadah salep
Penghamburan/Daya sebar
Uji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada kulit. Penentuannya dilakukan
dengan Extensometer. Caranya yaitu salep dengan volume tertentu dibawa kepusat antara 2 lempeng gelas,
lempeng sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani oleh peletakan dari anak timbang. Permukaan
penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya pembebanan menggambarkan suatu karakteristik untuk daya
hambur.
Resistensi panas
Uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan salep atau gel dalam daerah iklim dengan
perubahan suhu (tropen) nyata dan terus menerus. Caranya yaitu salep dalam wadah tertutup diulang dan
ditempatkan dalam pertukaran continue suhu yang berbeda – beda misalnya 20 jam pada 37 oC dan 4 jam
pada 40oC dan ditentukan waktunya.
Uji konsistensi
Merupakan suatu cara untuk menentukan sifat berulang seperti sifat lunak
dari setiap jenis salep. Melalui sabuah angka ukur untuk memperoleh
konsistensi dapat digunakan alat metode penetrometer.
UJI PROTEKTIF
Uji protektif dari salep bertujuan untuk melihat seberapa tahankah sediaan
salep kita untuk menangkal basa. Uji protektif ini dilakukkan dengan membuat
kotak persegi 10x10cm pada kertas saring yang dibasahi oleh indikator pp,
lalu ditunggu sampai kering kemudian diolesi dengan sediaan salep.
PROSEDUR EVALUASI
1. Uji Homogenitas
Sediaan salep 0,5 gram diletakan di objek gelas dan ratakan
Diamati secara visual apakah salep tersebut menggumpal atau tidaknya
2. Uji Organoleftik
Sediaan diamati tekstur dan warna secara visual seperti warna, bau, konsistensinya.
3. Uji pengukuran pH
Sediaan salep sebanyak 30 gram diukur nilai pHnya secara potensilmetri
mencelupkan elektroda pH meter Hanna instrument ke dalam sediaan salep
Nilai pH dilihat pada skala dalam alat dan di catat setelah tercapai kestabilan
4. Uji Viskositas
Sediaan salep sebanyak 100 gram dimasukan kedalam cawan pengukur