Anda di halaman 1dari 27

FORMULASI OBAT TRADISIONAL

SUSPENSI ANALGESIK DARI KUNYIT PUTIH


NAMA KELOMPOK

 Ni Kadek Dwi Cahya Wulandari 171093


 Kartini Pratiwi 171094
 I Nyoman Wargi Trisna Jaya 171095
 Ni Made Desy Arcani 171096
 Ni Luh Putu Tris Yoga Cahyani 171097
 Ida Bagus Nanda Griadnyana 171098
DASAR TEORI
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi
secara halus disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan
yang sangat minimum Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair Tablet, kapsul, suspensi dan berbagai larutan sediaan farmasi.
Formulasi obat dalam sediaan suspensi memiliki keuntungan yaitu rasanya yang lebih enak juga
dapat meningkatkan absorpsi obat sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas dari obat Selain
itu, ada beberapa alasan lain pembuatan suspensi oral untuk banyak pasien yaitu bentuk cair lebih
disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama), mudahnya menelan
cairan, mudah diberikan untuk anak-anak juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak
Kesulitan dalam formulasi suspensi adalah pembasahan fase padat oleh
medium suspensi, yang artinya, suspensi merupakan satu sistem yang tidak dapat
bercampur (Hussein, , Waqa , & Khalid, 2009). Kestabilan fisik dari suspensi sendiri
bisa didefinisikan sebagai keadaan dimana partikel tidak menggumpal dan tetap
terdistribusi merata di seluruh sistem dispersi. Karena keadaan yang ideal jarang
menjadi kenyataan, maka perlu untuk menambah pernyataan bahwa jika partikel-
partikel tersebut mengendap, maka partikel-partikel tersebut harus dengan mudah
disupensi kembali dengan sedikit pengocokan saja
KARAKTERISTIK BAHAN
 Gom Arab ( FI III Halaman 279
Pemerian : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender
Kelarutan : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya.
Praktis tidak larurt dalam etanol 95% P
Kegunann : Pensuspensi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 CMC-Na
Pemerian : serbuk atau granul berwarna putih sampai krem.
Kelarutan : terdipersi dalam air membentuk larutan koloidal. Akan tetapi, CMC-Na tidak larut
dalam etanol, eter maupun pelarut organik lain.
Kegunaan : Pensuspensi
Penyimpanan : Dalam wadah terttutup baik
 Sukrosa
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atauserbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa manis;
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih;sukar larut
dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
Kegunaan : Pemanis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Metil Paraben ( FI III Halaman 378)
Pemerian : Serbuk hablur halus, hamper tidak berbau, tidak berasa, agak membakar diikuti
rasa tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian
etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton P; Mudah larut dalam eter P dan dalam larutan etanol
hidroksida
Kegunaan : Pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Propilenglikol ( FI III halaman 534)
Pemerian : Cairan kental, jernih tidak berwarna tidak berbau rasa agak manis, higroskopik
Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol 95% P dan dengan kloroform P larut
dalam 6 bagian eter, tidak campur dengan eter minyak dan dengan minyak lemak
Kegunaan : Co-Solvent
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Aquadestilata (FI III Halaman 96)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kegunaan : Pembawa
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik
 Kunyit putih
Tanaman ini sangat kaya akan kandungan kimia seperti tanin, kurkumin, amilum, gula, minyak
atsiri, damar, saponin, flavonoid dan protein toksik yang dapat menghambat perkembangbiakan sel
kanker. Kunyit putih jenis temu mangga ini rimpangnya mampunyai bau khas seperti mangga kweni
Manfaat kunyit putih menjadi salah satu tanaman obat tradisional yang digunakan banyak orang
untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Manfaat kunyit putih sebagai salah satu
tanaman herbal, memang kunyit putih digunakan sebagai resep pengobatan tradisional untuk
berbagai ramuan untuk jamu. Rasa yang dihasilkan dari tanaman herbal seperti pada manfaat
kencur ataupun manfaat temulawak ini sangat tidak enak, namun ternyata memiliki khasiat baik
bagi tubuh yang tersimpan pada kandungannya
 Asam Sitrat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih tidak berbau. Rasa sangat asam,
agak higroskopis, merapuh dalam udara kering dan panas.
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P,
sukar larut dalam eter.
Kegunaan : Dapar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
FORMULASI

Nama Bahan Jumlah


Kunyit Putih
Gom arab 2,5 g
CMC-Na 0,45 g
Sukrosa 12 g
Asam sitrat 0,06 g
Perasa jeruk 4 tetes
Aqua Destilata Ad 60
Propilenglikol 3 ml
Metilparaben 60 mg
Cara Pembuatan

 Ditimbang bahan sesuai dengan formula.


 Dikalibrasi botol dengan volume 60 ml.
 Dilarutkan sukrosa dengan air secukupnya diatas penangas air hingga larut, kemudian sisihkan.
 Dicampur gom arab dan CMC-Na hingga homogen, kemudian dikembangkan dengan air panas sampai
membentuk mucilago.
 Ditambahkan propilenglikol, sukrosa yang telah dilarutkan dan perasa jeruk, diaduk hingga homogen.
 Ditambahkan metil paraben, diaduk hingga homogen.
 Ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit, diaduk hingga homogen.
 Zat aktif ditambahkan, diaduk hingga homogen, kemudian dituangkan ke dalam botol.
 Ditambahkan air hingga volume ad 60 ml.
 Dikemas dan diberi etiket
Cara Pengujian
 Uji organoleptis
diamati dengan secara kualitatif apakah sediaan elixir tersebut sudah sesuai dengan ketentuan
sediaan elixir yang benar, yaitu bau dan rasa yang sedap, tidak ada pertikel yang tidak larut
 Uji Kejernihan
Dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada atau tidak partikel yang
tertinggal maupun tidak larut
 Uji Densitas ( Bobot jenis)
 Dengan menggunakan piknometer dengan tahap sebagai berikut langkah pertama timbang
pikno bersih. Kemudian letakkan kaca arloji dan isi dengan sediaan yang akan diuji. Selanjutnya,
masukkan pikno yang berisi sampel kedalam beaker glass dengan 200 ml air es -> 20˚C. Segera
ambil teteskan cairan yang berada diluar kapiler dengan kertas saring menyedot sisi ujunga kapiler
terus tutp kapiler dengan tudung cepat-cepat. Biarkan pada suhu ruangan, baru bagian luar
pikno di laboratorium. Terakhir imbang pikno dengan isinya.
b−a
 Bobot jenis dihitung dengan rumus : c−a

 Keterangan:
a = Berat pikno kosong
b = Berat sampel sebelum diuji
c = Berat sampel sesudah diuji
 Viskositas
Viskometer kapiler / ostwold dengan cara waktu air dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu
yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat dua tanda
tersebut. Jika h1 dan h2 masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan
standar, r1 dan r2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir dalam detik.
Rumusnya adalah:
1h = ρ1 . t1
2h = ρ2 . t2
η1 = ρ1 . t1 . h2
ρ2 . t
 Uji PH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter. Berikut tahapanya pertama diambil sedikit
sampel sediaan .Kemudian pH meter ditara dulu dengan buffer standar pada pH 7, kemudian ditara pada
buffer pH 4 karena sediaan yang diharapkan pada rentan pH 3.6-4.6. Terakhir diukur sampel sediaan
dengan pH meter dan diketahiui hasilnya
 Uji Distribusi Ukuran Partikel

Uji distribusi ukuran partikel menggunakan metode dengan mikroskop dengan cara diambil sedikit
sampel sediaan kemudian diencerkan dengan aquades dan diamati dalam mikroskop sebaran ukuran
partikelnya.

 Redispersi

Evaluasi suspensi ibuprofen ini dilakukan setelah pengukuran volume sedimentasi konstan. Dilakukan
secara manual dan hati-hati, tabung reaksi diputar 180° dan dibalikkan ke posisi semula. Formulasi yang
dievaluasi ditentukan berdasarkan jumlah putaran yang diperlukan untuk mendispersikan kembali endapan
partikel ibuprofen agar kembali tersuspensi. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi
sempurna dan diberi nilai 100%
Pembahasan
Dari susunan formulasi sediaan suspensi analgesic yang tersusun dari Gom
Arab dengan kadar 2,5 % yang berfungsi sebagai pensuspensi dengan skala lab
2,5 gram dan skala pailed 12,5 gram, yang kedua CMC-Na dengan kadar 0,75 %
yang berfungsi sebagai pensuspensi dengan skala lab 0,45 gram dan skala pailed
2,25 gram,selanjutnya sukrosa dengan kadar 20% yang berfungsi sebagai
pemanis dengan skala lab 12 gram dan skala pailed 60 gram, yang keempat
metil paraben dengan kadar 0,1% yang berfungsi sebagai pengawet dengan
skala lab 60 mg dan skala pailed 300 mg,yang kelima asam sitrat dengan kadar
0,1% yang berfungsi sebagai dapar dengan skala lab 0,05 gram dan skala pailed
0,3 gram, yang keenam propilen glikol dengan kadar 5% yang berfungsi sebagai
cosolvent dengan skala lab 3 ml dan skala pailed 15 ml, yang ketujuh perasaan
jeruk yang berfungsi sebagai perasa dengan skala lab 4 tetes dan skala pailed
20 tetes dan yang terakhir aqua destilata dengan kadar 100 % yang berfungsi
sebagai pembawa dengan skala lab sampai 60 ml dan skala pailed yang
mencapai 300 ml.
Pada hasil penelitian memiliki nilai latency time yang merupakan lama
waktu tikus untuk menunjukkan respon nyeri setelah diberi rangsangan nyeri
berupa panas. Kelompok II ,III dan IV yang merupakan kelompok yang diberikan
ekstrak etanol kunyit putih menunjukkan rata-rata latency time yang lebih besar
dibanding dengan kelompok I yang merupakan kelompok control. Hal ini
diakibatkan karena adanya efek analgetik pada kelompok yang diberikan
ekstrak etanol kunyit putih . berdasarkan lokasi penghambatannya ,obat-obatan
analgetik dibagi menjadi dua yaitu obat analgetik yang menghambat dibagian
sentral dan obat yang menghambat dibagian perifer. Pada penelitian ini
kurkumin yang merupakan zat aktif pada kunyit putih menghambat dibagian
perifer .kurkumin yang menghambat kerja enzim COX ,sehingga asam arakidonat
yang menumpuk tidak bisa berubah menjadi prostaglandin yang sedikit
mengakibatkan proses transduksi memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menghasilkan stimulus nyeri yang akan ditransmisi ke otak
Hasil uji yang didapatkan menunjukkan bahwa seluruh perbandingan antara
kelompok memiliki perbandingan yang signifikan kecuali antara kelompok III dan
IV hal ini menunjukkan dosis efektif etanol kunyit putih adalah sebesar 80 mg/kg
bb , perbedaan hasil pada kelompok perlakuan diakibatkan Karena
perbedaan dosis tiap kelompoknya . semakin besar dosis yang diberikan maka
semakin besar pula curcumin yang dapat diserap tubuh sehingga semakin kuat
efek analgetiknya akan tetapi dosis sangat tinggi akan mengalami titk jenuh
sehingga efektifitas dari zat akan menurun
KESIMPULAN

Ekstrak etanol kunyit putih memiliki efek analgetik terhadap nyeri pada tikus yang diinduksi
dengan metode Tail immersion dengan dosis efektif adalah 80 mg/kg
KEMASAN
LABEL
DAFTAR PUSTAKA

 Ansel, H. (2008). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.


 Utami, D. (2015). Evaluasi Sediaan Elixir. Jakarta: Media Farmasi
 Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A. (1973). Farmasi Fisik Jilid III. Jakarta: UI Press
 Rowe, R., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook Of Excipient. Washington D.C :
Pharmaceutical Press And American Asosiasi
LAMPIRAN
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai