Disusun Oleh :
FARMASI RK-A
KELOMPOK 4A
Dosen Pembimbing :
Achmad Marsam D.,M.Farm
1
sampai 6 lebih lipofil dan menghasilkan emulsi m/a, dan bahan dengan
nilai HLB 8 sampai 18 menghasilkan emulsi m/a (1).
Manfaat atau kegunaan HLB yaitu nilai HLB dari fase minyak
suatu emulsi, misalnya minyak, lilin dan lain-lain harus dipertimbangkan
pertama adalah penentuan HLB apa yang cocok dari emulgator atau
campuran emulgator yang dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi yang
stabil (5).
Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan ahli farmasi
dapat membuat suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua
cairan yang saling tidak bisa bercampur. Dalam hal ini obat diberikan
dalam bentuk bola-bola kecil bukan dalam bulk (2).
1.2. Dosis
1. Parrafin liquid
Dosis lazim anak : (sekali/-) (sehari/0,5 mg/kg) (3)
Dosis dewasa : (sekali/-) (sehari/15-30ml) (6)
2. Oleum Ricini
Dosis dewasa : (sekali/-) (sehari/5-20 ml) (3)
2
BAB II
ISI
3
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) p; larut dalam kloroform, dan dalam eter p.
Kegunaan : Laksativum
d. Span 80 (3)
Nama Resmi : SORBOTIN MONOOLEAT
Nama lain : Span 80
Pemerian : Larutan berminyak, tidak berwarna, bau
karakteristik
dari asam lemak.
Kelarutan : Praktis tidak larut, tetapi terdispersi dalam air,
dapat
bercampur dengan alkohol, sedikit larut dalam
minyak
kapas.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai emulgator tipe minyak.
e. Tween 80 (3)
Nama Resmi : POLYSORBATUM
Nama lain : Tween 80
Pemerin : Cairan kentalseperti minyak, jernih kuning, bau
karakteristik dari asam lemak.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol 95 % P,
dalam
etanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan
dalam
minyak biji kapas P.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai emulgator tipe air.
f. Gliserin (3)
Pemerian : Cairan seperti siperti sirop, jernih, tidak berwarna,
4
tidak berbau, manis diikuti rasa hangat,
higroskopik
jika disimpan beberapa lama pada suhu
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol
(95%)P,
praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p
dan
dalam minyak lemak k.
Khasiat : Sebagai humectant, antimikroba
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
g. Propilen glikol (3)
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berwarna, tidak
berbau Rasa agak manis hidroskopik
Kelarutan : Dapat becampur dengan air dengan etanol dan
kloroform Tidak dapat larut dalam eter dan minyak
tanah dan minyak Lemak
Khasiat : Zat tambahan sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.2 Tabel Formulasi
Formula 1 Formula 2
Oleum Ricini 20% Oleum Ricini 20%
Tween 80 5% Tween 80 2,5%
Span 80 2,5% Span 80 5%
Gliserin 3% Propilnglikol 3%
Aquades ad 100 ml Aquades ad 100 ml
Formula 3 Formula 2
Parrafin Liq 20% Parrafin Liq 20%
Tween 80 5% Tween 80 2,5%
Span 80 2,5% Span 80 5%
Gliserin 3% Propilnglikol 3%
Aquades ad 100 ml Aquades ad 100 ml
5
2.3 Perhitungan Bahan
Formula 1
Oleum Ricini = 20/100 x 100 = 20 gram
Tween 80 = 5/100 x 100 = 5 gram
Span 80 = 2,5/100 x 100 = 2,5 gram
Gliserin = 3/100 x 100 = 3 gram
Aquades ad = 100 ml
Formula 2
Formula 4
6
2.4 Prosedur Kerja
Ditambahkan pewarna
Ditambahkan M2 Ditambahkan gliserin
merah cabe 3tts gerus ad
gerus ad homogen gerus ad homogen
homogen
7
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi
Disiapkan alat dan Ditimbang ol ricini 20 gram, Dipanaskan tween 80 dan air
bahan tween 80 2,5 gram span 80 5 30 ml sampai suhu 70oC (M1)
gram dan Ppg 3 gram
8
Ditambahkan M2 gerus ad Ditambahkan Propilenglikol Ditambahkan pewarna
homogen gerus ad homogen merah cabe 3 tts gerus ad
homogen
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi
9
Cara Kerja Formulasi 3 (M/A)
Ditambahkan M1
Ditambahkan gliserin Ditambahkan pewarna
gerus ad homogen
gerus ad homogen orange gerus ad homogen
10
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi
11
Ditambahkan M1 Ditambahkan pewarna
Ditambahkan Propilenglikol
gerus ad homogen orange 3tts gerus ad
gerus ad homogen
homogen
Dilakukan evaluasi
organoleptis, sedimentasi,
viskositas dan pnentuan tipe
emulsi
12
9. Ditambahkan gliserin gerus ad homogen (untuk R1) dan propilenglikol
(untuk R2)
10. Ditambahkan pewarna merah cabe 3 tetes gerus ad homogen
11. Dipindahkan sediaan kedalam beakerglass
12. Dimasukan sediaan kedalam beakerglass
13. Dimasukan sediaan kedalam botol 100ml lalu tambahkan aquades sampai
tanda batas
14. Dilakukan evaluasi organoleptis, sedimentasi, viskositas dan penentuan
tipe emulsi.
13
Bentuk : Cair/Emulsi
Aroma :-
Warna : Merah muda
Rasa : Pahit
Formula 3 dan 4
Bentuk : Cair/Emulsi
Aroma :-
Warna : Orange
Rasa : Pahit
B. Tipe Emulsi
Formula 1 dan Formula 2 (A/M)
Formula 3 dan Formula 4 (M/A)
C. Sedimentasi hari pertama
Sedimentasi 15 Menit 30 Menit
Formula 1 23 ml 61 ml
Formula 2 10 ml 15 ml
Formula 3 54 ml 66 ml
Formula 4 25 ml 51 ml
Perhitungan volume sedimentasi 15 menit
F = Vu/Vo
Keterangan
F = volume sedimentasi
Vu = volume enapan
Vo = volume total
14
Formula 1 Formula 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 23/100 F 54/100
F = 0,23 ml F = 0,54 ml
Formula 2 Formula 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 10/100 F = 25/100
F = 0,1 ml F = 0,25 ml
Perhitungan volume sedimentasi 30 menit
F = Vu/Vo
Keterangan
F = volume sedimentasi
Vu = volume enapan
Vo = volume total
Formula 1 Formula 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 61/100 F 66/100
F = 0,61 ml F = 0,66 ml
Formula 2 Formula 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 15/100 F = 51/100
F = 0,15 ml F = 0,51
15
Perhitungan hasil sedimentasi hari ke 7
Formula 1 Formula 3
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 71/100 F 76/100
F = 0,71 ml F = 0,76 ml
Formula 2 Formula 4
F = Vu/Vo F = Vu/Vo
F = 60/100 F = 77/100
F = 0,60 ml F = 0,77 ml
300
250
200
Formula 4
150 Formula 3
Formula 2
100 Formula 1
50
0
15 menit 30 menit hari ke-7
16
D. Viskositas hari pertama
Spindel Speed F/1 F/2 F/3 F/4
0,3 0,5 1 - -
0,6 0,5 - - -
1,5 - - - -
Spindel no 3 - 0,5 - -
2/62 6 - 1 0,5 1
12 1 2 2 0,5
30 - 3 1,5 1
60 - 5 4 1,5
Perhitungan viskositas hari pertama
Speed Spindel Number 2/62
0,3 1000
0,6 500
1,5 200
3 100
6 50
12 25
30 10
60 5
Formula 1
Dial readig x faktor = viskositas in centipoise (mPa’s)
Speed 0,3 = 1000 x 0,5 = 500 mPa’s
Speed 0,6 = 500 x 0,5 = 250 mPa’s
Speed 12 = 25 x 1 = 25 mPa’s
Formula 2
Speed 0,3 = 1000 x 1 = 1000 mPa’s
Speed 3 = 100 x 0,5 = 50 mPa’s
Speed 6 = 50 x 1 = 50 mPa’s
Speed 12 = 25 x 2 = 50 mPa’s
Speed 30 = 10 x 3 = 30 mPa,s
Speed 60 =5x5 = 25 mPa’s
17
Formula 3
Speed 6 = 50 x 0,5 = 25 mPa’s
Speed 12 = 25 x 2 = 50 mPa’s
Speed 30 = 10 x 1,5 = 15 mPa’s
Speed 60 =5x4 = 20 mPa’s
Formula 4
Speed 6 = 50 x 1 = 50 mPa’s
Speed 12 = 25 x 0,5 = 12,5 mPa’s
Speed 30 = 10 x 1 = 10 mPa’s
Speed 60 = 5 x 1,5 = 7,5 mPa’s
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Pembahasan
Emulsi adalah sediaan cairan berupa campurn dari dua fase cairan dalam
sistem dispersi, fase cairan yang satu terdipersi sangat halus dan merata dalam
fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan
lainnya, umumnya distabikan oleh zat pengemulsi. Zat pengemulsi (emulgator)
merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang
stabil.(7)
Pada praktikum kali ini yang dimana pembuatan emulsi dengan emulgator
sistem HLB (Hydrophyl Lipophyl Balance) yaitu angka yang menunjukan
perbandingan antara kelompok lipofil dengan hidrofil. Hasil sediaan evaluasi
sediaan yang didapat emulsi tersebut merupakan tipe (a/m) dan (m/a).(7)
(a/m) adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam
minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase external. (m/a) adalah
emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak
sebagai fase internal dan air sebagai fase external.
Evaluasi yang kedua yaitu sedimentasi penentuan sedimentasi disini
digunakan 3 waktu yang dimana 15 menit, 30 menit dan 7 hari dari hasil
perbandingan dari hasil sedimentasi tersebut yang paling tinggi pada hari ke 7
karena sedimentasi ke 7 itu larutan mengendap dengan sempurna dibanding hari
pertama dengan waktu 15 menit serta 30 menit selain hasil sedimentasi evaluasi
organoleptis pada sediaan juga dilakukan pada evaluasi ini proses yang dicek
meliputi warna, rasa, aroma bentuk dan bau.
Selanjutnya evaluasi viskositas, pengujian viskositas disini menggunakan
vikositas brookfiled. Viskositas brookfiled dalah alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat kekentalan suatu bahan , berbagai bahan (liquid) cair mampu
diukur mulai dari yang rendah low viscosity dan yang kekentalan tinggi high
19
viscosity dengan informasi yang diperlukan untuk dibuat pengukuran viskositas
yang baik (8). Pengujian kekantalan sedian emulsi ini menggunakan spindel 2
yang dimana sediaa tersebut cair jadi menguannakan spindel tersebut hasil nilai
dari pengukuran tersebut, dengan cairnya suatu sedian maka nilai alirnya akan
naik (besar)
3.2 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan
1. Tipe emulsi formula 1 dan 2 (a/m) formula 3 dan 4 (m/a)
2. Hasil sedientasi dari ke 3 waktu yang terbaik jumlah volume sedimentasinya
yaitu pada hari ke 7
3. Pengujian viskositas yang dilakukan menggunakan spindel 2 dengan sped 3-
60
4. Sediaan yang sudah di diamkan selama 7 hari masih dalam keadaan setabil
setalah dicek secara organoleptis
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Allen, Loyd. Et all. 2013. Bentuk Sediaan Farmaseutik dan Sistem Penghantaran
Obat. EGC: Jakarta.
2. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi lV. UI Press :
Jakarta.
3. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
4. Martin, Alfred dkk. 2008. Farmasi Fisik Edisi I. UI-Press: Jakarta
5. Lachman, Leon dkk. 2012,Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi III. UI-
Press : Jakarta.
6. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2009.
Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
7. G Elza, Maryani. 2008. Ilmu Resep. Jakarta
8. https://calipro.org/2020/04/13/pengukuran-
viskositas/#:~:text=adalah%20alat%20yang%20digunakan%20untuk,dibuat%20
pengukuran%20viskositas%20yang%20baik. Diakses 07 februari 2021
21
BAB IV
URAIAN TUGAS
Nama Tugas
M. Hadiyat Aziz Permana Membuat laporan modul
May Ryan Gigs Silaban Membuat laporan modul 5 bagian bab 2 (2.2, 2.3, 2.4)
M Ridwan Mutaqin Membuat laporan modul 3 bagian (Bab 2 2.4, 2.5, 2.6
dan Bab 3 penggabungan laporan modul 3)
Mutiara Lukita Hakim Membuat laporan modul 4 (Bab 2: 2.1, 2.2, 2.3, 2.4)
Nida Azizah Membuat laporan modul 5 bagian (Bab 2: 2.5, 2.6) dan
Bab 3 penggabungan laporan modul 3
Nur Ikhsandi Membuat laporan modul 3 bagian (Bab 1 dan Bab 2 2.1,
2.2, 2.3)
22