Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat
berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak
ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obat yang disesuaikan dengan
karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan kualitas obat
dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau
mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat (8).
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan,
sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih
dahulu dengan pembawa yang sesuai sebelum digunakan (1).

1.2. Dosis
1. Amoxicillin
A. Dosis umum anak-anak (6)
0-1 tahun : 100 mg x3 (setiap 8 jam)
1-3 tahun : 125 mg x3 (setiap 8 jam)
3-10 tahun : 250 mg x3 (setiap 8 jam)

B. Dosis khusus untuk infeksi tertentu (7)


a. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 Untuk infeksi sedang:
 Dewasa dan anak – anak ≥ 40 kg: 500 mg setiap 12 jam atau 250 mg
tiap 8 jam.
 Anak – anak > 3 bulan dan < 40 kg: 45 mg/KgBB/hari terbagi, tiap
12 jam, atau 40 mg/KgBB/hari terbagi tiap 8 jam.
 Untuk infeksi berat:
 Dewasa dan anak – anak ≥ 40 kg: 875 mg tiap 12 jam, atau 500 mg
tiap 8 jam.
 Anak – anak > 3 bulan dan < 40 kg: 45 mg/KgBB/hari terbagi, tiap
12 jam, atau 40 mg/KgBB/hari terbagi tiap 8 jam.

b. Infeksi saluran pernafasan bawah:


 Dewasa dan anak – anak ≥ 40 kg: 875 mg tiap 12 jam, atau 500 mg
tiap 8 jam.
 Anak – anak > 3 bulan dan < 40 kg: 45 mg/KgBB/hari terbagi, tiap 12
jam, atau 40 mg/KgBB/hari terbagi tiap 8 jam.

2. Ampicillin Trihidrat ( 2)
Dosis :
a. Dosis Ampisilin dewasa untuk pengobatan infeksi saluran nafas atau kulit
adalah 250 – 500 ma setiap jam
b. Untuk pengobatan infeksi saluran cerna atau saluran kemih, dosis dewasa
biasanya 500 mg setiap 6 jam.
c. Untuk septikemia atau radang selaput otak karena bakteri adalah 8 – 14 g
atau 150 – 250mg/kg stiap hari diberikan secara parentral.

3. Eritromicin (2)
Dosis : 1. Dewasa : 200 - 400 mg tiap 6 jam sekali pakai
2.Anak : 30-50mg/kg sehari dalam 4 dosis tiap 6 jam
BAB II

ISI

2.1. Monografi Bahan

1. Ampisilin Trihidrat (1)


 Pemerian : Serbuk hablur putih, praktis tidak berbau.
 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut
dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.
 Bobot Molekul : Trihidrat = 419,45 ; anhidrat = 365,40
 pH : Antara 3,5 dan 6,0
 Khasiat : Untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri gram negatif dan positif.
 Stabilitas : Kapsul dan serbuk ampisilin untuk suspensi oral
harus disimpan dalam suhu 15-30o dan untuk
suspensi rekon disimpan dalam lemari pendingin
pada suhu 2–8o, stabil selama 7 hari pada suhu
ruangan dan 14 hari pada suhu 2– 8o.
 OTT : Ampisilin sodium potensial secara fisika dan kimia
tidak bercampur dengan beberapa obat seperti
aminoglikosid.
 Wadah : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar
terkendali.
2. Amoxicillin
 Struktur Amoxicillin:

 Nama Kimia :(6R)-6-[α-D-


(4Hydroxyphenyl)glycylamino]penicillanic acid (4)
 Berat Molekul : 365,4 g/mol (4)
 Rumus Molekul : C16H19N3O5S (4)
 Kandungan: Amoxicillin mengandung tidak kurang dari 90,0% C16H19N3O5S,
dihitung terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi yang setara dengan tidak
kurang dari 900 μg dan tidak lebih dari 1050 μg per mg C 16H19N3O5S, dihitung
terhadap zat anhidrat. (1)
 Pemerian: serbuk hablur putih; praktis tidak berbau. (1)
 Kelarutan: sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena,
dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.(1)
 Baku pembanding: Amoxicilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
digunakan. (1)
 Stabilitas
Amoxicillin yang merupakan derivat penicillin mengalami hidrolisis yang
mendegradasi produksi cincin ß-laktam (5).

Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya


Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-350C
Terhadap pH : 3,5- 6,0
Titik lebur :-
 pH : antara 3.5 dan 6.0, dilakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg
per ml
3. Eritromisin Etil Suksinaat (1)
 Rumus Molekul : C43H75NO16
 Berat Molekul : 862,06
 Rumus Bangun :

 Pemerian : Serbuk hablur putih atau sedikit kuning, tidak


berbau atau praktis tidak berbau; praktis tidak
berasa
 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam
etanol dan dalam
polietilena glikol 400
 pH : Antara 6,0 dan 8,5
 Inkompatibilitas : Dengan natrium ampisilin dan natrium
kloklasilin
 Stabilitas :
 Eritromisin etil suksinat setelah direkonstitusi dapat bertahan kurang dari
10 hari dan harus dimpan di lemari es.
 Suspensi rekonstitusi dapat disimpan pada suhu dibawah 300C atau dapat
disimpan pada lemari es selama 10 hari-35 hari.
 Khasiat : Antibiotik, obat malaria
 Wadah : Dalam wadah tertutup rapat.
4. CMC Na (3)
O

ONa
O
O

ONa
O
OH
O OH

O
O

OH
OH

H
OH
 Rumus bangun : n/2

 Pemerian : serbuk atau granul, warna putih sampai krem, tidak berasa.
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter, dan toluene.
mudah terdispersi dalam air, pada semua temperatur
menghasilkan larutan koloidal
 Bobot jenis : 0,52
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
 Konsentrasi : 0,1,-1,0%
 pH : 6,5-8,5
 Kegunaan : Pengental (thickening agent) dan suspending agent.
 OTT : Tidak bercampur dengan larutan asam kuat dan larutan asam
yang mengandung logam seperti aluminium, merkuri, dan
zink
 Stabilitas : CMC stabil, meskipun bahan tersebut bersifat higroskopik.

5. Sorbitol (3)
 Pemerian : Serbuk, butiran atau kepingan putih, rasa manis, higroskopis,
berbau lemah.
 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol 95%,
dalam methanol dan dalam asam asetat.
 Kegunaan : Wetting agent
 Konsentrasi : 3 – 15 %
 OTT : Ion logam trivalent dalam asam kuat dan dalam suasana alkali
 Stabilitas : Stabil terhadap bahan pengkatalis, larutan asam dan alkali.

6. PVP (Poly vinyl pyrrolidone) (3)

N O

CH CH 2
 Rumus bangun : n

 Pemerian : Serbuk putih, agak putih atau tidak berbau, serbuk


higroskopis.
 Kelarutan : Mudah larut dalam suasana asam, sukar larut dalam etanol
95%, methanol dan asam asetat.
 Kegunaan : Bahan pengikat
 Konsentrasi : 0,5 – 5 %
 OTT : Bercampur dengan garam anorganik, bahan alam dan bahan
kimia lain.
 Stabilitas : Stabil dalam lingkaran kecil pemansan antara 110 - 130°C.

7. Nipagin (Methylis Parabenum) (3)


 Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak
berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa
terbakar.
 Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
 Konsentrasi : 0,015% - 0,2%
 Kegunaan : Pengawet antimikroba
 OTT : Kemampuan atau aktivitas antibiotikal/antimikroba akan
berkurang jika terdapat sufaktan non ionic. Inkompabilitas
terhadap bentonite, magnesium trisilikat, talk, tragakan,
sodium alginate, minyak esensial, atropine.

8. Strawberry essence (3)



Rumus Molekul : C16H19N3O4S

BM : 349,40

BJ : 1,49 g/cm3

pH : 5,3

Pemerian : Cairan jernih berwarna merah

Kelarutan : Larut dalam air dan alcohol 90%

Kegunaan : Pewarna dan pewangi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik sejuk dan kering, terhindar dari
cahaya matahari

9. Air Suling (2)


 Nama Resmi : Aqua Destilata
 Nama Lain : Air Suling
 RM / BM / BJ : H2O / 18,0 / 1
 Rumus bangun : H – O – H
 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau.
 Kegunaan : Sebagai pelarut.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

10. Tragacant (1,2)


 Pemerian : Tidak berbau, mempunyai rasa tawar, seperti lendir
 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, etanol 95 % dan pelarut organic
lain walaupun tidak larut dalam air tetapi tragakan dapat
mengembang dengan kecepatan 10 kali dari masing-masing
berat dari air panas atau dingin menghasilkan koloidal yang
kental atau semigel.
 Khasiat : Zat tambahan
 Penyimpanan : Bentuk serbuk dan bentuk tetesan tragakan, stabil jika
disimpan dalam wadah kedap udara.

11. PGA (Pulvis Gumi Acacia) (1,2)


 Pemerian : Serbuk, berwarna putih/putih kekuningan; tidak
 berasa;tidak berbau
 Kelarutan : Larut sempurna dalam air, tetapi sangat lambat,
meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah
sedikit dan memberikan cairan seperti mucilago;
praktis tidak larutdalam etanol dan dalam eter
 Khasiat : Zat tambahan
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

12. Laktosa (2)


 Nama Resmi : LACTOSUM
 Nama Lain : Saccharum Lactis, SL
 Rumus Molekul : C12H22O11.H2O
 Pemerian : Serbuk atau hablur; putih; tidak berbau; rasa
agak mani.
 Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian
air mendidih; sukar larut dalam etanol (95%)
P; praktis tidak larut dalam kloroform P, dan
dalam eter P.
 Khasiat : Zat tambahan

2.2. Tabel Formulasi

Granulasi Tanpa Granulasi


R/Ampicillin Trihidrat 125mg/5ml R/Ampicillin Trihidrat 125mg/5ml
CMC 1.5% PGA 20%
PVP 2% Sorbitol 5%
SL 10% SL 10%
Nipagin 0.1% Nipagin 0.1%
Zat warna q.s Zat warna q.s
Esens q.s Esens q.s
Aquadest ad 200ml Aquadest ad 200ml
R/Amoxicillin Trihidrat 125mg/5ml R/Amoxicillin Trihidrat 125mg/5ml
CMC 1.5% Tragacant 3%
PVP 2% Sorbitol 10%
SL 10% SL 10%
Nipagin 0.1% Nipagin 0.1%
Zat warna q.s Zat warna q.s
Esens q.s Esens q.s
Aquadest ad 200ml Aquadest ad 200ml
R/Eritromycin 200mg/5ml R/Eritromycin 200mg/5ml
CMC 1.5% PGA 20%
PVP 2% Sorbitol 5%
SL 10% SL 10%
Nipagin 0.1% Nipagin 0.1%
Zat warna q.s Zat warna q.s
Esens q.s Esens q.s
Aquadest ad 200ml Aquadest ad 200ml
2.3. Perhitungan Bahan
A. Garnulasi

a. R/Ampicillin Trihidrat 125mg/5ml =

CMC 1.5% =

PVP 2% =

SL 10% =

Nipagin 0.1% =

Zat warna q.s = 3 tetes


Esens q.s = 2 tetes
Aquadest ad 200ml

b. R/Amoxicillin Trihidrat 125mg/5ml =

CMC 1.5% =

PVP 2% =

SL 10% =

Nipagin 0.1% =

Zat warna q.s = 3 tetes


Esens q.s = 2 tetes
Aquadest ad 200ml

c. R/Eritromycin 200mg/5ml =

CMC 1.5% =

PVP 2% =

SL 10% =

Nipagin 0.1% =

Zat warna q.s = 3 tetes


Esens q.s = 2 tetes
Aquadest ad 200ml

A. Tanpa Granulasi

a. R/Ampicillin Trihidrat 125mg/5ml =

PGA 1.5% =

Air untuk PGA =

Sorbitol 2% =

SL 10% =
Nipagin 0.1% =

Zat warna q.s = 3 tetes


Esens q.s = 3 tetes
Aquadest ad 200ml

b. R/Amoxicillin Trihidrat 125mg/5ml =

Tragacant 3% =

Sorbitol 10% =

SL 10% =

Nipagin 0.1% =

Zat warna q.s = 3 tetes


Esens q.s = 3 tetes
Aquadest ad 200ml

c. R/Eritromycin 200mg/5ml =

PGA 1.5% =

Air untuk PGA =


Sorbitol 2% =

SL 10% =

Nipagin 0.1% =

Zat warna q.s = 3 tetes


Esens q.s = 3 tetes
Aquadest ad 200ml

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat.Jakarta


2. Departemen Kesehatan RI, 2010. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta
3. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association. London.
4. Reynolds, J.E.F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia, 28 Edition.
London: The Pharmaceutical Press.
5. Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex. London: The Pharmaceutical Press.
6. Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
7. Novak, K. K. 2004. Drug Facts & Comparisons, 58ed. Canada: Facts and
Comparisons
8. Oputu, Arifin., dkk. 2013. Farmasetika Dasar. Universitas Sumatra Utara

Anda mungkin juga menyukai