Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI

SEDIAAN LIKUID DAN SEMISOLID


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG

Zat Aktif : Recorcin


Volume Sediaan : 20 gram
Alat yang digunakan : I.K.A Mixer

I. FORMULA
R/ Recorcin 2%
TEA 2%
Asam stearat 20%
Gliserin 13,5 %
Aqudest qs

II. KEGUNAAN ZAT DALAM FORMULA


Tabel 2.1 Kegunaan Zat dalam Formula
Zat Kegunaan
Recorcin Zat aktif
TEA Pengemulsi
Asam stearat Solubilizing agent
Gliserin Humektan
Aquadest Pelarut

III. ALASAN PEMILIHAN FORMULASI

Resorsinol digunakan sebagai zat aktif pada sediaan krim yang berfungsi
untuk pengobatan jerawat sebagai antipuritik, exofoliating agent atau keratolitik
dengan konsentrasi sebesar 2% hingga 5%. Resorsinol adalah zat yang bekerja
dengan menghancurkan kulit kasar, bersisik, atau mengeras. Resorsinol juga
membasmi kuman di kulit untuk membantu melawan infeksi. Dalam sediaan semi
padat kali ini, digunakan resorsin sebagai zat aktifnya yang berfungsi sebagai anti
jerawat. Selain itu digunakan juga zat-zat tambahan dalam sediaan krim
diantaranya ada TEA (trietanolamin) yang berfungsi sebagai pengemulsi, zat
pengemulsi berguna untuk mengurangi tegangan permukaan pada fase minyak

1
dengan fase air agar mendorong pembentukan krim dan pembentukan
kesetimbangan antara fase minyak dengan fase air. Lalu ada asam stearat yang
berfungsi untuk solubilizing agent yang didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
membuat suatu substansi seperti lemak larut. Gliserin yang berfungsi sebagai
humektan yaitu zat yang berfungsi untuk melembabkan kulit dengan menarik air
seperti magnet sehingga mengunci kelembaban agar kelembaban lebih terjaga.
Dan yang terakhir ada aquadest yang berfungsi sebagai pelarut serta pembasah
untuk semua bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim kali
ini.

IV. MONOGRAFI
4.1 Zat Aktif

Nama Zat Aktif : Recorcin

Gambar 1.1 Struktur Recorcin


Rumus Kimia : C₆H₆O₂
Berat Molekul : 110,11 g/mol
Pemerian : Serbuk atau hablur bentuk jarum, putih atau
praktis putih; bau khas lunak; rasa manis
diikuti rasa pahit oleh pengaruh cahaya atau
udara; berwujud agak merah muda
Kelarutan : Mudah larut dalam air; dalam etanol; dalam
gliserol dan dalam eter; sukar larut dalam
kloroform.
Khasiat : Obat jerawat

2
4.2 Zat Tambahan
4.2.1 Asam Stearat
Rumus Molekul = CH3(CH2)16COOH
Pemerian = Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan
hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan = Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan
dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik. (Sumber: Farmakope


Indonesia edisi III, hal-57)

4.2.2 Triethanolamin

Struktur = C6H15NO3
Pemerian = Cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak.
Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi
pada pH dibawah 2.
Titik leleh = 34o C
Titik didih = 212o C

Kelarutan = Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan


etanol, dengan eter dan dengan air dingin.
Stabilitas = Dalam wadah tertutup rapat. (Sumber: Handbook
of Excipients 6th edition hal-663).

3
4.2.3 Glyserin

Struktur Glyserin
Rumus Kimia : C₃H₈O₃
Berat Molekul : 92,09 g/mol
Pemerian : Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna;
rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah
(tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral
terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
(Farmakope Indonesia edisi V, hal 507-508)

4.2.4 Air

Gambar 1.7 Struktur Air


Rumus Kimia : H2O
pH : 5,0 – 7,0
Titik Didih : 100oC.
Kelarutan : -
Kegunaan : Pelarut
Stabilitas : Stabil dalam semua bentuk( es, cair, uap).
Penyimpanan : Terlindungi dari kontaminasi organik.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 2009).

4
V. PERHITUNGAN BAHAN DAN PENIMBANGAN
Setiap sediaan mengandung : 2% recorsin
Volume/Bobot Sediaan : 20 gram
Jumlah Sediaan : 6 pot

5.1 Perhitungan
2
1. Recorcin : × 100 gram = 0,4 gram
100
2
2. TEA : × 100 gram = 0,4 gram
100
20
3. Asam Stearat : × 100 gram = 4 gram
100
13,6
4. Gliserin : × 100 gram = 2,7 gram
100
5. Aquadest : ad 132 ml

5.2 Perhitungan untuk 1 batch


1. Recorcin : 0,4 gram × 6 = 2,4 gr + 10% = 2,64 gr
2. TEA : 0,4 gram × 6 = 2,4 gr + 10% = 2,46 gr
3. Asam Stearat : 4 gram × 6 = 24 gr + 10% = 26,4 gr
4. Gliserin : 2,7 gram × 6 = 16,2 gr + 10% = 17,82 gr
5. Aquadest : ad 132 ml

5.3 Penimbangan bahan


1. Recorcin : 2,64 gram
2. TEA : 2,64 gram
3. Asam Stearat : 26,4 gram
4. Gliserin : 17,82 gram
5. Aquadest : ad 132 ml

5
VI. PROSEDUR KERJA
6.1 Prosedur Pembuatan
Semua bahan ditimbang dan disiapkan, asam stearat dileburkan diatas
penangas (campuran 1), campurkan aquadest, TEA, dan gliserin, letakan
diatas penangas air (campuran 2), antara penangas campuran 1 dan 2 harus
memiliki suhu yang sama (70°C), campuran 1 dimasukkan kedalam mixer
IKA dengan Rpm 3000, lalu campuran 2 ditambahkan dalam mixer IKA,
kemudian ditambahkan recorcinol, mixing hingga homogeny, kemas krim
kedalam pot, lakukan evaluasi.
6.2 Prosedur Evaluasi
6.2.1 Organoleptis
Sediaan krim diperiksa dari penampilan, bau, dan rasa secara
visual.
6.2.2 Viskositas
Sediaan krim diukur menggunakan alat viskositas brook Field
dimasukan spindle dengan kecepatan 2, 4, 10 sampai 20 rpm.
6.2.3 Pengujian Ph Meter
Sediaan krim diambil secukupnya diukur pH menggunakan pH
meter digital yang sudah dikalibrasi.
6.2.4 Daya Sebar
Sediaan krim diambil 0,5 gram, diletakkan ditengah alat kaca
dan kaca penutup yang mula-mula sudah ditimbang, ditekan oleh kaca
penutup, dibiarkan 1 menit diukur diameter.

6
VII. HASIL EVALUASI
Hasil Persyaratan
Evaluasi
Hari Ke-0 Hari Ke-1 Hari Ke-2
Uji Organoleptis
Warna Warna
Warna Warna putih putih agak putih Berwarna
pink agak pink
Tidak Tidak Tidak
Bau Berbau khas
berbau berbau berbau
Tekstur lembut
Tekstur Lembut Lembut Lembut
tidak lengket
Bentuk Krim Krim Krim Berbentuk krim
100.000 30.000 -
Viskositas 78.000 cPs 100.000 cPs
cPs 700.000 cPs
pH 8,25 8,33 8,19 4,5 - 8
Daya sebar 5,22 cm 5 - 7 cm
Tipe minyak
dalam air
apabila setelah
Tipe Emulsi M/A ditambah
metilen blue
menjadi warna
biru
Lebih dari 4
Daya Lekat 8,67 detik
detik

7
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan obat semi solid yaitu
krim, zat aktif yang digunakan adalah recorcin. Resorsinol digunakan sebagai zat
aktif pada sediaan krim yang berfungsi untuk pengobatan jerawat sebagai
antipuritik, exofoliating agent atau keratolitik dengan konsentrasi sebesar 2%
hingga 5% (Martindale ed 28th, 1982). Keratolitik adalah zat agen yang dapat
melunakan lapisan keratin pada kulit. Agen ini bekerja mengatasi masalah kulit
dengan cara membantu pengelupasan sel-sel kulit. Resorsinol adalah zat yang
bekerja dengan menghancurkan kulit kasar, bersisik, atau mengeras. Resorsinol
juga membasmi kuman di kulit untuk membantu melawan infeksi.

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa krim yang


mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar
(Farmakope Indonesia, 1979). Tipe krim dibagi menjadi dua macam, yang
pertama ada tipe minyak dalam air dan yang kedua ada tipe air dalam minyak.
Krim yang dibuat pada praktikum kali ini adalah krim minyak dalam air.

Dalam sediaan semi padat kali ini, digunakan resorsin sebagai zat aktifnya
yang berfungsi sebagai anti jerawat. Selain itu digunakan juga zat-zat tambahan
dalam sediaan krim diantaranya ada TEA (trietanolamin) yang berfungsi sebagai
pengemulsi, zat pengemulsi berguna untuk mengurangi tegangan permukaan pada
fase minyak dengan fase air agar mendorong pembentukan krim dan pembentukan
kesetimbangan antara fase minyak dengan fase air. Lalu ada asam stearat yang
berfungsi untuk solubilizing agent yang didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
membuat suatu substansi seperti lemak larut. Gliserin yang berfungsi sebagai
humektan yaitu zat yang berfungsi untuk melembabkan kulit dengan menarik air
seperti magnet sehingga mengunci kelembaban agar kelembaban lebih terjaga,
secara kimia humektan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air,
humektan meningkatkan jumlah air pada stratum corneum (lapisan terluar dari
epidermis) yang dapat diikat. Dan yang terakhir ada aquadest yang berfungsi
sebagai pelarut serta pembasah untuk semua bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan sediaan krim kali ini.

8
Asam stearat berfungsi sebagai fase minyak dalam krim. Asam stearate
dipilih sebagai fase minyak karena asam stearat tidak menimbulkan rasa pengap
di wajah saat penggunaannya. Alasan dilakukannya peleburan fase lemak yaitu
asam stearat karena pada umumnya pembuatan krim dapat dilakukan pada suhu
70˚C, suhu panas ini dilakukan agar pada saat pembuatan sediaan krim menjadi
stabil. Sedangkan untuk fase air seperti tea, gliserin, zat aktif resorsin yang telah
dilarutkan dengan air panas dan sisa aquadest dipanaskan diatas penangas air
sampai suhunya 70˚C, selain itu alasan lain dilakukan pemanasan agar CO2 yang
terkandung di dalamnya dapat hilang sehingga saat pembentukan emulsi antara
fase minyak dan fase air tidak terdapat gelembung-gelembung udara.

Peleburan fase lemak dan pemanasan fase air yang dilakukan pada suhu
70˚C dilakukan karena alasan pemilihan pembuatan krim dengan metode yang
pertama dengan cara pembuatan krim yaitu bahan-bahan yang larut dalam minyak
(fase minyak) dilebur bersama di atas penangas air pada suhu 70˚C sampai semua
bahan terlebur, dan bahan-bahan yang larut dalam air (fase air) dipanaskan pada
suhu 70˚C. Setelah kedua fase memiliki suhu yang sama maka fase minyak dan
fase air dicampurkan bersama-sama dan diaduk sampai terbentuk sediaan krim.
Untuk proses pengadukan antara fase minyak dan fase air digunakan alat mixer
IKA.

Setelah pembuatan sediaan krim selesai maka langkah selanjutnya yaitu


dilakukannya evaluasi sediaan krim. Dari hasil evaluasi uji organoleptis yang
dilakukan pada hari ke-0 yang didapatkan sesuai dengan hasil literatur. Hasil yang
didapat adalah bau dari sediaan krim yang tidak beraroma, memiliki tekstur yang
lembut saat diaplikasikan pada kulit dan warna sediaan krim yaitu putih. Warna
sediaan krim berubah menjadi agak pink pada hari ke-1 dan ke-2 dan memiliki
bau yang sangat menyengat, hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya
penambahan antioksidan pada sediaan krim sehingga membuat zat-zat yang
terdapat pada sediaan krim menjadi teroksidasi.

Kemudian dilakukan evaluasi viskositas terhadap sediaan krim yang


menggunakan visikometer brookfield. Hasil viskositas yang didapat pada hari ke-
0 adalah 78.000 cps, sedangkan hasil hari ke-1 adalah 100.000 cps, dan hari ke-2

9
adalah 100.000 cps. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa hasil yang didapat
memenuhi persyaratan karena memasuki rentang viskositas yang tertera pada
literatur yaitu 30.000 - 700.000 (Bulase, 2003).

Kemudian dilakukan evaluasi pH terhadap sediaan krim. Hasil pH yang


didapat pada hari ke-0 adalah 8,25, sedangkan hasil hari ke-1 adalah 8,33, dan hari
ke-2 adalah 8,19. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa hasil yang didapat tidak
memenuhi persyaratan karena tidak memasuki rentang pH yang sesuai dengan
fisiologis ph kulit yang tertera pada literatur yaitu 4,5-8 (Djaja Disastra, 2009).
Hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya zat tambahan antioksidan pada
sediaan krim sehingga zat yang terdapat pada krim terjadi proses oksidasi dan
membuat sediaan krim menjadi tidak stabil. Oksidasi ini terjadi pada asam stearat,
karena asam stearat merupakan fase minyak maka asam stearat mengalami
oksidasi oleh oksigen dari udara sehingga membuat ph krim semakin asam,
perubahan warna pada krim, dan bau yang menyengat pada krim

Kemudian selanjutnya dilakukan uji evaluasi daya sebar. Hasil yang


didapat dari pengukuran diameter yang dilakukan setelah percobaan adalah 5,22
cm. Hasil yang didapat telah memenuhi persyaratan dengan hasil yang tertera
pada literatur yaitu 5-7 cm (Wastaatmaja, 1997). Sehingga krim yang dibuat
memiliki nilai daya sebar yang bagus karena dapat menyebar secara merata dan
mudah pada saat diaplikasikan pada kulit wajah.

Kemudian selanjutnya dilakukan uji evaluasi daya lekat. Hasil yang


didapat dari percobaan yang dilakukan adalah 8,67 detik. Hasil yang didapat telah
memenuhi persyaratan dengan hasil yang tertera pada literatur yaitu lebih dari 4
detik (Wastaatmaja, 1997). Sehingga krim yang dibuat memiliki nilai daya lekat
yang bagus karena dapat melekat pada kulit dengan waktu yang tidak terlalu cepat
maupun terlalu lambat. Dan daya lekat ini berhubungan dengan lamanya daya
kerja obat, sehingga semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melekat maka
semakin lama daya kerja obat.

Kemudian dilakukan evaluasi untuk tipe krim yang menggunakan metilen


blue. Saat sediaan diteteskan metilen blue warna sediaan krim menjadi warna

10
biru. Hal ini menandakan bahwa sediaan krim yang dibuat adalah krim tipe M/A
(minyak dalam air). Warna biru secara merata ini dapat disebabkan karena
kelarutan metil blue dalam air, apabila warna emulsi menjadi biru secara merata
maka menandakan tipe emulsi M/A (minyak dalam air) karena pembawanya
adalah air bukan minyak. Sehingga sediaan krim yang dibuat yaitu krim M/A tipe
ini memiliki keunggulan yaitu mudah dibersihkan dari kulit sehingga membuat
konsumen nyaman menggunakan krim saat diaplikasikan pada wajah.

IX. KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sediaan krim resorsin
yang telah diuji evaluasi tidak memenuhi persyaratan yang sesuai dengan hasil
literatur karena terjadinya perubahan warna pada sediaan krim dan bau yang
menyengat yang disebabkan oleh reaksi oksidasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, U. 1989. Pengantar Buku Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta: UI Press.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi


III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Martindale : The Extra Pharmacopoeia 28th ed. 1982. London : Pharmaceutical


Press.

Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi. Yogyakarta : Uniersitas Gadjah Mada.

12
LAMPIRAN 1
HASIL PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

Perhitungan Bahan
2
1. Recorcin : × 100 gram = 0,4 gram
100
2
2. TEA : × 100 gram = 0,4 gram
100
20
3. Asam Stearat : × 100 gram = 4 gram
100
13,6
4. Gliserin : × 100 gram = 2,7 gram
100
5. Aquadest : ad 132 ml

Perhitungan untuk 1 batch


1. Recorcin : 0,4 gram × 6 = 2,4 gr + 10% = 2,64 gr
2. TEA : 0,4 gram × 6 = 2,4 gr + 10% = 2,46 gr
3. Asam Stearat : 4 gram × 6 = 24 gr + 10% = 26,4 gr
4. Gliserin : 2,7 gram × 6 = 16,2 gr + 10% = 17,82 gr
5. Aquadest : ad 132 ml

LAMPIRAN 2
HASIL EVALUASI

1. Perhitungan Viskositas
Spindel 62
Speed 6
Factor 1000
Viskositas : dial reading × factor

Hari Ke-0
Viskositas : 78 × 1000 : 78.000 cPs

13
Hari Ke-1
Viskositas : 100 × 1000 : 100.000 cPs

Hari Ke-2
Viskositas : 100 × 1000 : 100.000 cPs

Evaluasi Viskositas
150.000
Hasil Viskositas

100.000

50.000
Hasil
0.000
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Hari Ke-

Gambar 2.1 Hasil Evaluasi Viskositas

2. Perhitungan Daya Sebar


Diameter 1 + Diameter 2 + Diameter 3
Daya Sebar :
3
5,61 cm + 4,74 cm + 5,31 cm
Daya Sebar : : 5,22 cm
3

14
LAMPIRAN 3

KEMASAN

A. Kemasan

B. Label

15
C. Brosur

16

Anda mungkin juga menyukai