Anda di halaman 1dari 13

JURNAL EMULSI LEVERTRAN (MINYAK IKAN) I.

PREFORMULASI ZAT AKTIF Oleum Iecoris Aseli/ Minyak ikan Diperoleh dari hati segar coddus collarias L. Biasa disebut CLO yaitu cod liver oil. Mempunyai potensi vitamin A tidak kurang dari 600 UI /g. Potensi vitamin D tidak kurang dari 80 UI / g.

Nama zat aktif Definisi

Pemerian

Kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas.

Kelarutan

Sukar larut dalam etanol 95 % p. Mudah larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam minyak tanah p. 0,917 g 0,924 g 1,478 1,482 Tidak lebih dari 1,2 Sumber vitamin A dan D , Eksim, Memperkecil resiko penyakit jantung, SLE, rematik, peradangan usus kronis, Menjamin perkembangan optimal fungsi otak janin

Bobot /ml Indeks bias pKa Khasiat dan kegunaan

Efek samping

Penghambatan penggumpalan pelat darah, Pendarahan di hidung

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya dan dalam suhu tidak lebih dari 250C

DATA FARMAKOLOGI Oleum lecoris aseli (minyak ikan, levertran) diperoleh dari hati segar ikan Gadus morhua (cod, kabeljauw). Kadungan kadar vitamin A dan vitamin D3 agak tinggi, masing-masing minimal 600 dan 85 U/g. Begitu pula mengandung sejumlah poly-unsaturated fatty acids Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 1

(PUFA), termasuk k.l. 18% asam lemak omega-3 (EPA, DHA), yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol. Dahulu senyawa ini banyak digunakan anak-anak sebagai obat pencegah rachitis dan sebagai penguat pada keadaan lemah sesudah mengalami infeksi (15-30 ml sehari). Berhubung baunya tidak enak dan kandungan zat-zat toksik (insektisid) sebagai kotoran, maka sekarang sudah terdesak oleh sediaan vitamin murni. Asam omega-3 berkhasiat : Antitrombotis Menghambat agregasi trombosit dengan jalan inhibisi produksi TXA2 (tromboksan), yang bersifat mendorong penggumpalannya. Antiradang Dengan jalan mencegah sintesa PG dari seri-2 dan leukotrien dari seri-4, yang

bersifat meradang, kuat, dan menstimulir pertumbuhan tumor. Pembentukan TNF dan Interleukin (efek meradang) oleh leukosit dan makrofag juga dihambat. Antitumor Pada perkembangan obat diabetes baru dari kelompok glitazon (thiazolidindion) telah ditemukan bahwa PPAR-gama (Peroxisome Proliferator-Activated Resptor)

memegang peranan penting pada mekanisme khasiat anti tumornya. Pasien diabetes yang kebetulan juga menderita kanker ternyata tidak hanya diperbaiki regulasi glukosanya oleh glitazon, melainkan juga proliferasi sel-sel kankernya dihambat. Kemudian ternyata juga beberapa zat lain dengan khasiat agonis PPAR-gama berdaya memberantas sel tumor. EPA/DHA dan squalen (dari minyak hati ikan hiu). Setelah aktivasi PPAR ini oleh EPA, terjadi diferensiasi sel dan pertumbuhan sel tumor dialihkan menjdai sel lemak terminal (adiposit) dengan jalan mereparasi apoptose yang telah ditiadakan oleh sel tumor. Menurunkan trigliserida darah Dengan 25-30%, yang bersama sifat anti trombotisnya bekerja mencegah aterosklerose dan PJP. Menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki efek insulin Sangat berguna bagi diabetes tipe 2 sebagai zat tambahan (komplementer) Memperbaiki perkembangan saraf otak dan fungsinya terutama pada janin dan bayi. Otak terdiri dari lemak untuk k.l. 60% dengan DHA sebagai asam yang terbanyak. ASI mengandung DHA dan enzim delta-6-desaturase yang penting untuk sintesa asam omega dan sering kali belum terdapat pada bayi. Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 2

Susu formula atau botol dewasa ini banyak diperkaya dengan EPA dan DHA. Dalam rangka ini EPA mempengaruhi dengan baik gejala-gejala ADHD dan digunakan pada terapi alternatif. Juga dilaporkan efek anti depresi yang baik sehingga dosis anti depresi dapat diturunkan. Wanita hamil pada trimester terakhir memperlihatkan kekurangan DHA pada darahnya. Sedangkan pada wanita dengan depresi postnatal kadarnya lebih rendah lagi. Sistem memperkuat imun Dengan jalan menstimulir aktivitas limfosit. Kandungan CLO : 20 % EPA & DHA Vit A & D Vitamin dan mineral

II.

BENTUK SEDIAAN Bentuk sediaan yang dipilih adalah berupa sediaan emulsi. Hal ini didasarkan pada bentuk zat aktif yang digunakan yakni berupa Lavertran atau oleum iecoris aseli atau disebut juga dengan minyak ikan. Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak campur, biasanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film (lapisan) disekeliling butirbutir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe M/A di mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M di mana fase intern adalah air dan fase extern adalah minyak. Dalam sediaan yang akan dibuat ini tipe emulsinya adalah emulsi tipe M/A.

Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 3

III.

FORMULASI 1. Formula Umum Pustaka Formula umum sediaan emulsi minyak ikan atau olei lecoris emulsum atau emulsi lavertran dalam Formularium Nasional adalah sebagai berikut : Olei Iecoris Emulsum Emulsi minyak ikan Komposisi : Oleum iecoris aseli Glycerolum Gummi Arabicum Oleum cinnamomi Aquadest Penyiapan Dosis Catatan : dalam wadah tertutup rapat : 3 kali sehari 15 ml : 1. serbuk gom arab dapat diganti dengan emulgator lain 2. ditambah pengawet yang cocok 100 g 10 g 30 g gtt VI add 215 g

PELARUT Aquadest Sifat Kimia Sinonim CAS Berat molekul Rumus Molekul Rumus Bangun : Aqua, Hidrogen Oxyde : [ 7732-18-5] : 18,02 : H2O :HOH

Sifat Fisika Organoleptik Bentuk Warna Rasa Bau Stabilitas OTT Kelarutan : : cairan jernih : tidak berwarna : tidak berasa : tidak berbau : air stabil pada semua jenis subtansi : air dapat bereaksi dengan alkali : Dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit. Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 4

PH Fungsi

: 5,0 7,0 : Sebagai zat pelarut

EMULGATOR Gom Arab Sifat Kimia Sinonim CAS Sifat Fisika Organoleptik : Bentuk Warna Rasa Bau : Serbuk : Putih atau putih kekuningan : Tawar seperti lender : Tidak berbau : Gom arab, gom akasia : [9000-01-5]

OTT : Akasia OTT dengan sejumlah senyawa yang mengandung amidopyrine, apomorphine, cresol, etanol (95%), garam ferri, morfin, fenol, pisostigmin, tannin, thymol, dan vanillin. Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti musilago, tidak berwarna atau kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter. Fungsi : Emulsifying agent; stabilizing agent; suspending agent; tablet binder; viscosity-increasing agent. Konsentrasi sebagai emulgator : 10 - 20 % Wadah : Dalam wadah tetutup baik, di tempat yang kering dan sejuk. pH : 4,5 5,0 (5% b/v larutan)

PENGAWET Nipagin (methylparaben) Sifat kimia : Sinonim : 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; methyl p-hydroxybenzoate Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 5

Rumus kimia : C8H8O3 Nama kimia : Methyl-4-hydroxybenzoate Berat molekul : 152.15 Sifat fisika : Organoleptis : Bentuk Warna Rasa Bau : Serbuk hablur halus : Putih : Tidak memiliki rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal : hampir tidak berbau Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Suhu lebur Khasiat Penggunaan Nipasol (prophylparaben) Sifat kimia Sininom Nama kimia : 4-hydroxybenzoic acid propyl ester Rumus kimia : C10H12O3 : Propyl 4-hydroxybenzoate Berat molekul : 180,20 Sifat Fisika Organoleptik : Bentuk Warna Rasa Bau : serbuk hablur : putih : tidak berasa : tidak berbau : 1250 sampai 1280 : Pengawet : Sebagai zat pengawet adalah 0,015-0,2 %

Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 6

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol 95%, dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida. Suhu lebur : 950 sampai 980 Wadah : dalam wadah tertutup baik Khasiat : Sebagai zat pengawet adalah 0,01-0,02 % pH : Propil Paraben menunjukkan aktifitas antimikroba pada pH antara 4-8.

PEMANIS Sukrosa 1. Sifat Kimia Sinonim CAS Rumus Molekul Berat molekul : Gula, gula beet : [57-50-1] : C12H22O11 : 342,20

2.

Sifat Fisika Organoleptik : Bentuk Warna Rasa Bau Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagiana air dan dalam 370 bagian etanol ( 95 % ) Stabilitas : Sukrosa stabil pada suhu rang, sukrosa akan menjadi caramel dengan pemanasan diatas 160C. Khasiat OTT : Sweetening agent, viscosity-increasing agent : Hablur atau massa hablur atau serbuk : tidak berwarna atau putih : Manis : Tidak berbau

Konsentrasi sebagai sweeting agent : 67% : -

Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 7

ZAT TAMBAHAN Gliserin Sifat kimia Sinonim : Gliserol, trihydroxypropane glycerol Rumus kimia : C3H8O3 Nama kimia : Propana-1,2,3-triol Berat molekul : 92,09 Sifat Fisika Sifat Organoleptis : cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, manis diikuti rasa hangat. Stabilitas : gliserin bersifat hidrokopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200. Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95 %) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak. Bobot per ml : 1,255-1,260 sesuai dengan kadar 98% sampai 100% C3H8O3 OTT : Gliserin dapat meletup bila dicampur dengan pengoksidasi kuat seperti kromiun trioksida, potassium klorat, atau potassium permanganate Konstanta dielektrik : 42,5 Konsentrasi yang digunakan dalam eliksir : lebih dari 20 % Konsentrasi yang digunakan sebagai anti mikroba : kurang dari 20 % Sifat Farmakologi Khasiat : pelarut, pemanis, pengawet, humektan Penyimpanan : dalam wadah tertutupbaik, di tempat yang kering dan sejuk Oleum Citri (Pengaroma) Sifat kimia Sinonim Definisi : oleum citri, minyak jeruk : Minyak jeruk adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan cara

pemerasan perikarp segar Citrus lemon (L) Burm Familia Rutaceae yang masak atau hampir masak. Kadar aldehida dihitung sebagai sitral, C10H16O, tidak kurang dari 3,5%. Sifat Fisika Organoleptik : Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 8

Bentuk Warna Bau Rasa

: Cairan : kuning pucat atau kuning kehijauan : khas : pedas dan agak pahit : larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) P. larutan agak

Kelarutan

berpolesensi; dapat bercampur dengan etanol mutlak P. Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk. Pewarna Komposisi : Sunset yellow CI 15985 Sinonim CAS Rumus molekul : Food Yellow 3; C.I. 15985; FD & C Yellow No.6 : 2783-94-0 : C16H12N2O7S22Na

Struktur molekul :

Pemerian

: serbuk atau kristal merah

Carmoisine CI 14720 Sinonim CAS : C.I. Food Red 3 : 3567-69-9 : C20H12N2Na2O7S2

Rumus molekul

Struktur molekul :

Pemerian : kristal merah Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 9

Tabel Rancangan Formulasi Komponen / fungsi bahan Zat aktif Emulgator Pemanis Pengawet Levertran PGA Sukrosa Nipagin Nipasol Zat tambahan Gliserin Oleum citri Pendispersi Aquadest 10 20 % 67 % 0,015 - 0,2 % 0,01 - 0,02 % 16 % 20 % 0,05 % 0,02 % 32 g 16 g 20 g 50 mg 20 mg 10 ml 5 gtt ad 100 g Nama bahan % lazim % pakai Satu botol

IV.

KESIMPULAN FORMULA

R/ Levertran PGA Sukrosa Nipagin Nipasol Gliserin Oleum citri Aquadest ad

32 g 16 % 20 % 0,05 % 0,02 % 13 g 5 gtt 100 g

Perhitungan dosis Dosis 1xp Levertran = 5 ml (Farmakope Indonesia Ed.3) Dosis formula = x 35 ml

= 5,5 ml Kesimpulan : dosis diterima karena tidak jauh melebihi dosis lazim.

Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 10

V.

ALAT DAN BAHAN Alat : Timbangan dan anak timbangan (gram dan mg) Kaca arloji Cawan porselain Lumpang dan Alu Beaker glass Gelas ukur Spatula Pipet tetes Corong Penangas air Botol gelap 200 ml Brosur dan etiket Kotak kemasan Bahan : Levertran PGA Nipagin Nipasol Sukrosa Gliserin Oleum citri aquades 1 set 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 2 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 set 1 buah

VI.

PENIMBANGAN BAHAN Levertran PGA Sukrosa Nipagin Nipasol Gliserin Oleum Citri Pewarna makanan orange : 32 g x 0,916 : 16 % x 100 ml : 20 % x 100 ml = 35 mL = 16 g = 20 g

: 0,05 % x 100 ml = 50 mg : 0,02 % x 100 ml = 20 mg : 13 g x 1,262 = 10 ml = 5 gtt = qs Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 11

VII.

PROSEDUR KERJA Cara Basah 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Mengkalibrasi botol yang akan digunakan 3. Mendidihkan air yang akan digunakan sebagai pelarut, dan mendinginkannya sebelum dipakai 4. Membuat sirupus simplek dengan melarutkan sukrossa dan nipagin ke dalam +30 ml aquades mendidih/panas 5. Membuat korpus emulsi dengan mengembangkan PGA dengan air 1,5 x dari berat PGA kemudian menambahkan minyak ikan sedikit-sedikit sambil diaduk hingga terbentuk korpus emulsi. 6. Melarutkan nipasol dengan gliserin lalu menambahkannya sediki-sedikit kedalam lumpang sambil terus diaduk hingga homogen. 7. Menambahkan sirupus simplek 8. Menambahkan sisa air sampai volume yang ditentukan sambil terus diaduk ad homogen 9. Memasukkan sediaan emulsi kedalam botol dan kemasan 10. Melakukan evaluasi

Cara Kering 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Mengkalibrasi botol yang akan digunakan 3. Mendidihkan air yang akan digunakan sebagai pelarut, dan mendinginkannya sebelum dipakai 4. Membuat sirupus simplek dengan melarutkan sukrossa dan nipagin ke dalam +30 ml aquades mendidih/panas 5. Membuat korpus emulsi dengan menggerus PGA dalam lumpang yang ditambah dengan minyak ikan sedikit-sedikit hingga homogen. 6. Melarutkan nipasol dengan gliserin lalu menambahkannya sediki-sedikit kedalam lumpang sambil terus diaduk hingga homogen. 7. Menambahkan sirupus simplek

Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 12

8. Menambahkan sisa air sampai volume yang ditentukan sambil terus diaduk ad homogen 9. Memasukkan sediaan emulsi kedalam botol dan kemasan 10. Melakukan evaluasi

VIII. DAFTAR PUSTAKA Department of Pharmaceutical Sciences. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia, twenty eight edition. London : The Pharmaceutical Press. American Pharmaceutical Association. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th edition. London : The Pharmaceutical Press. Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi ketiga. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan. Departemen kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan. Anief, Mohammad. 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : UGM Press. FKUI, 1995 . Farmakologi dan terapi , edisi. IV, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, ed. II. Jakarta Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting, edisi VI. Jakarta : PT. Gramedia

Jurnal TSP Sediaan Emulsi | 13

Anda mungkin juga menyukai