Anda di halaman 1dari 34

ILMU RESEP KELAS II

SEMESTER I

EMULSI II
Teori Interparsial Film (Teori Plastic Film)
 Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada
batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan
film yang akan membungkus partikel fase dispers.
 Dengan terbungkusnya partikel tersebut maka usaha antara
partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi terhalang.
Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil.
 Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi,
syarat emulgator yang dipakai adalah :
• Dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
• Jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan
partikel fase-dispers.
• Dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat
menutup semua permukaan partikel dengan segera.
Teori electric double layer (lapisan listrik
rangkap)
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air
yang langsung berhubungan dengan permukaan
minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan
berikutnya akan mempunyai muatan yang
berlawanan dengan lapisan didepannya.
Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak
dilindungi oleh 2 benteng lapisan listrik yang saling
berlawanan. Benteng tersebut akan menolak setiap
usaha dari partikel minyak yang akan mengadakan
penggabungan menjadi satu molekul yang besar,
karena susunan listrik yang menyelubungi setiap
partikel minyak mempunyai susunan yang sama,
dengan demikian antara sesama partikel akan tolak-
menolak, dan stabilitas emulsi bertambah.
Teori electric double layer (lapisan listrik
rangkap)
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah
satu dari ketiga cara dibawah ini :
• Terjadinya ionisasi dari molekul pada
permukaan partikel.
• Terjadinya absorbs ion oleh partikel dari cairan
disekitarnya.
• Terjadinya gesekan partikel dengan cairan
disekitarnya.
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
 Emulgator alam
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
• Pada umumnya termasuk karbohidrat dan merupakan
emulgator tipe O/W, sangat peka terhadap elektrolit
dan alcohol kadar tinggi, juga dapat dirusak bakteri.
Oleh sebab itu pada pembuatan emulsi dengan
emulgator ini harus selalu ditambah bahan pengawet.
a. Gom Arab
• Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk
obat minum. Emulsi yang terbentuk sangat stabil dan
tidak terlalu kental. Kestabilan emulsi yang dibuat
dengan gom arab berdasarkan 2 faktor yaitu :
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
• Kerja gom sebagai koloid pelindung (teori plastis
film)
• Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju
pengendapan cukup kecil sedangkan masa sudah
dituang (tiksotropi)
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom
arab menggunakan gom arab sebanyak 1/2 dari
jumlah minyaknya.
Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air
diperlukan air 1,5 X berat gom, diaduk keras dan
cepat sampai putih, lalu diencerkan dengan air
sisanya. Selain itu dapat disebutkan :
• Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan
lemak padat.
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
 Cara pembuatan :
Lemak padat dilebur lalu ditambahkan gom, buat corpus
emulsi dengan air panas 1,5 kali berat gom. Dinginkan dan
encerkan emulsi dengan air dingin. Contoh : cera, oleum
cacao, paraffin solid.
• Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri
• Minyak lemak : PGA 1/2 kali berat minyak, kecuali oleum
ricini karena memiliki gugus OH yang bersifat hidrofil
sehingga untuk membuat emulsi cukup dibutuhkan 1/3 nya
saja. Contoh : oleum amygdalarum.
• Minyak lemak + minyak atsiri + zat padat larut dalam
minyak lemak
• Kedua minyak dicampur dulu, zat padat dilarutkan dalam
minyaknya, tambahkan gom (1/2 x myk lemak + aa x myk
atsiri + aa x zat padat)
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
• Bahan obat cair BJ tinggi, contohnya chloroform,
bromoform :
Ditambah minyak lemak 10 x beratnya, maka BJ
campuran mendekati satu. Gom sebanyak 3/4 kali bahan
obat cair.
• Balsam-balsam
Gom sama banyak dengan balsam
• Oleum lecoris Aseli
Menurut Fornas dipakai gom 30% dari berat minyak.
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
e. Emulgator lain (Pektin, metil selulosa, karboksimetil
selulosa 1-2%).
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
2. Emulgator alam dari hewan
a. Kuning telur
b. Adeps Lanae
3. Emulgator alam dari tanah mineral.
a. Magnesium Aluminium Silikat/ Veegum
b. Bentonit
Emulgator buatan
• Sabun
• Tween 20; 40; 60; 80
• Span 20; 40; 80
Bahan Pengemulsi (Emulgator)
Emulgator golongan surfaktan dapat
dikelompokkan menjadi :
• Anionik : sabun alkali, natrium luryl sulfat
• Kationik : senyawa ammonium kuartener
• Non ionic : tween dan span
• Amfoter : protein, lesitin
Cara pembuatan Emulsi
• Metode gom kering atau metode continental
Dalam metode ini zat pengemulsi (biasanya gom
arab) dicampur dengan minyak terlebih dahulu,
kemudiaan ditambahkan air untuk pembentukan
corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air
yang tersedia.
• Metode gom basah atau metode Inggris.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat
pengemulsi umumnya larut) agar membentuk
suatu mucilage, kemudian perlahan-lahan minyak
dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu
baru diencerkan dengan sisa air.
Cara pembuatan Emulsi
• Metode botol atau metode botol forbes.
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat
yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas
rendah (kurang kental). Minyak dan serbuk gom
dimasukkan ke dalam botol kering , kemudian
ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian
campuran tersebut dikocok dengan kuat.
Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil
dikocok.
Cara membedakan tipe Emulsi
• Dengan pengenceran fase
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
externalnya. Dengan prinsip tersebut, emulsi tipe
O/W dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi
tipe W/O dapat diencerkan dengan minyak.
• Dengan pengecatan/ pemberian warna.
 Emulsi + larutan sudan III dapat memberi warna
merah pada emulsi tipe W/O karena larutan sudan
III larut dalam minyak.
 Emulsi + larutan metilen blue dapat memberi warna
biru pada emulsi tipe O/W karena metilen blue larut
dalam air.
Cara membedakan tipe Emulsi
• Dengan kertas saring
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas
saring menjadi basah maka tipe emulsi O/W, dan bila
timbul noda minyak pada kertas berarti emulsi tipe
W/O.
• Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak,
kawat dengan tahanan 10 K 1/2 watt, lampu neon 1/4
watt, dihubungkan secara seri. Elektroda dicelupkan
dalam cairan emulsi. Lampu neon akan menyala bila
elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe O/W,
dan akan mati bila dicelupkan pada emulsi tipe W/O
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami
hal-hal seperti dibawah ini :
• Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2
lapisan, dimana yang satu mengandung fase
dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain.
Creaming bersifat reversible artinya bila digojok
perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
• Koalesen dan cracking (breaking) adalah
pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butiran minyak akan koalesen
(menyatu). Sifatnya irreversible (tidak bisa
diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena :
Kestabilan Emulsi
Peristiwa kimia, seperti penambahan alcohol,
perubahan PH, penambahan CaO/ CaCl2
exicatus.
Peristiwa fisika, seperti pemanasan,
penyaringan, pendinginan, pengadukan.
• Inversi adalah peristiwa berubahnya sekonyong-
konyong tipe emulsi W/O menjadi O/W atau
sebaliknya. Sifatnya irreversible.
Mucilago
Dalam Farmakope, tertera Mucilagines berikut :
Mucilago Amyli : Dibuat dengan Amylum Tritici
2 %; air yang dibutuhkan ditakar dan masukkan
sebagian kecil dari air, untuk membuat bubur
yang agak kental, sedangkan sisanya dipanaskan
sampai mendidih, air yang mendidih dituangkan
ke bubur tadi sambil diaduk aduk, didihkan
sebentar, kemudian dinginkan dalam air dingin
sambil diaduk terus.
Mucilago
• Jika pada mucilago Amyli harus ditambahkan pula
suatu zat yang larut, maka zat itu dibagi ratakan
dengan jalan menggerusnya (Iodoform, dermatol,
dll) bersama-sama, cara ini lebih cepat dan lebih baik
dari pada menggerusnya dengan air. Sudah dengan
sendirinya, bahwa zat-zat yang tidak larut lebih
dahulu dihaluskan, terutama pada Iodoform. Jika
dalam Mucilago Amyli diminta suatu zat samak,
maka mucilago dibuat dengan bagian terbesar dari
air yang disediakan, sehingga zat samak dilarutkan
dalam air sisa yang telah dipanaskan. Kedua cairan
itu dicampurkan panas-panas dan didinginkan sambil
diaduk terus menerus.
Mucilago
Mucilago Gummi arabici : mengandung Gummi
arabicum 40% dan dibuat dengan jalan
menambahkan sekaligus11/2 kali air pada gom,
kemudian digerus sampai diperoleh suatu masa
yang homogen. Besi (III) chlorida, boraks dan
etanol dalam jumlah yang tidak terlalu kecil akam
memberikan endapan dengan Mucilago Gummi
arabici
Solutio Gummi arabici : mengandung Gummi
arabicum 10% dan dibuat dengan jalan membuat
dahulu Mucilago Gummi arabici dari gom yang
tersedia dan kemudian mengencerkannya.
Mucilago
Mucilago Saleb : dibuat dengan serbuk Saleb 1%,
sebaiknya dengan serbukyang telah dihilangkan
patinya dengan pengayakan, dimana diperoleh suatu
Mucilago baik yang kental. Mula-mula botol yang
telah ditara diuji dengan air mendidih, masukkan air
mendidih yang banyaknya 20 kali sebanyak serbuk
Saleb dan serbuk salebnya kemudian dikocok hingga
masa itu seluruhnya menempel pada dinding botol.
Air yang 20 kali banyaknya itu tidak ditimbang atau
ditakar, hanya dikira-kira banyaknya melihat ukuran
botol itu, karena tidak perlu terlalu teliti. Kemudian
ditambahkan sisa dari air didih dan dikocok sampai
diperoleh suatu Mucilago yang kental.
Mucilago
• Makin lama kita menggojok , makin baik
Mucilago itu . Baik dengan zat-zat yang bereaksi
Asam, maupun yang bereaksi basa. Mucilago
Saleb memberikan masa yang kental dan
bergumpal, maka zat-zat seperti itu hendaknya
ditambahkan sedikit demi sedikit dan seencer
mungkin, maka terbentuk suatu masa yang kental
, yang harus diberikan dalam botol bermulut lebar
atau sebuah pot.
Mucilago
• Semua penambahan-penambahan, juga senyawa-
senyawa zat samak, dicampurkan dingin dengan
Mucilago Saleb. Tetapi zat-zat samak bebas,
dicampurkan panas-panas. Jadi dingin : semua
garam-garam bismut, Kalsium karbonat, Magnesium
oksida, tannigeen, tannaform, tannalbumin, dll.
• Jika Disamping suatu zat yang tidak larut, diminta
pula suatu sirup, maka zat yang tidak larut itu
digerus dengan sirup. Jika tidak ada sirup, maka zat
padat tersebut digerus dengan sedikit Mucilago Saleb
yang sudah dingin. Tentulah kita harus menyisihkan
sedikit air, untuk membersihkan cawan bekas
menimbang sirup juga mortir.
Mucilago
• Pada penambahan zat-zat samak kepada
Mucilago Saleb (tanin, Extractum Ratanhiae) kita
bekerja dengan cara seperti pada Mucilago
Amyli; Mucilago Saleb dibuat dengan sebagian
besar air yang tersedia dan ditambahkan larutan
panas dari zat samak dalam sisa air dan dikocok
sampai diperoleh Mucilago yang kental.
• Dalam semua hal, dimana harus disisihkan air
pada pembuatan Mucilago Saleb, haruslah dijaga
supaya jumlah air yang disisihkan sedikit
mungkin.
Mucilago
Mucilago Tragacanthae : mengandung tragakan 2%
dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu serbuk
tragakan dengan air yang 20 x banyaknya sampai
diperoleh suatu masa yang homogen dan kemudian
mengencerkannya dengan sisa dari air.
Solutio gummosa : mengandung Pulvis gummosus
2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu
serbuk tragakan dengan air yang 20 x banyaknya
sampai diperoleh suatu masa yang homogen dan
mengencerkannya sedikit-demi sedikit.
Solutio gummosa tunuis : mengandung Pulvis
gummosus 1% dan dibuat dengan cara yang sama
seperti Solutio gummosa.
Mucilago
Mucilago Seminum Cydoniae : dibuat dengan Semen
Cydoniae : dibuat dengan Semen Cydoniae 2%, biji-
biji yang seringkali melekat satu sama lain dipisah-
pisahkan, ditaruh pada corong yang diberi lapisan kain
kasa dan dicuci dengan air, untuk membuang kotoran-
kotoran yang terkandung. Kemudian biji-biji itu
dimasukkan ke dalam sebuah botol, tambahkan air
dingin yang 50 x banyaknya dan biarkan beberapa
lama sambil dikocok berulang-ulang sampai diperoleh
mucilago yang kental. Akhirnya mucilago disaring
dengan kain kasa.
• Semua penambahan-penambahan dari zat-zat yang
melarut pada Mucilagines, harus dilakukan hati-hati
dan dalam keadaan encer.
Resep Emulsi 1
R/ Ol. lecoris Aselli 50
Gummi arabici 15
Glyserol 5
Aqua 37,5
Ol. Cinnamomi gtt V
m.f. emuls
s.t.d.d C 1 ac
Pro : Adit (9 th)
Problema : dua cairan yang tidak dapat campur.
Resep Emulsi 1
Cara kerja :
• Siapkan Ol. lecoris Aselli : PGA : aqua = 2 : 1 : 1,5
• Campur oleum lecoris dan PGA, aduk dalam mortar
sampai homogeny, tambah aqua, aduk kuat sampai
terbentuk corpus emulsi.
• Tambahkan sisa ol. lecoris dan aqua sedikit demi
sedikit secara bergantian. Masukkan Glyserol sisa
sampai diaduk sampai homogeny.
• Masukkan dalam botol, tambahkan oleum
cinnamomi, tutup dan gojog.
• Beri etiket.
Resep Emulsi 2
R/ Paraffin liquidi 20
Gummi arabici 7,5
Ad emulsum 50
Resep Emulsi 2
Cara Pembuatan
• Dibuat dengan jalan mengemulsikan mula-mula
15 gr Paraffin liquidum dengan 7,5 gr Gummi
arabici dan 11,25 gr sampai terbentuk corpus
emulsi
• Kemudian tambahkan sisa 5 gr Paraffin liquidi
sedikit demi sedikit sambil diaduk
• Tambahkan sisa air sebanyak 11,25 gr sedikit
demi sedikit sambil diaduk
• Masukkan dalam botol dan beri etiket
Tipe Emulsi
Emulsi dengan minyak lemak
• Pembuatan emulsi minyak lemak biasanya
dibuat dengan emulgator gom arab, dengan
perbandingan untuk 10 bagian minyak lemak
dibuat 100 bagian emulsi.
• Gom arab yang digunakan adalah separo jumlah
bagian minyak lemak.
• Bila jumlah minyaknya sedikit (dibawah 10%)
maka perlu menggunakan gom arab sebanyak
2,5% dari berat total larutan.
Tipe Emulsi
Cara pembuatan :
• Dalam mortar dengan dasar yang kasar dan kering
dicampur minyak lemak dan gom arab yang
banyaknya separo bagian minyak. Setelah homogeny
ditambah sekaligus air sejumlah satu setengah kali
berat gom. Aduk kuat-kuat sampai diperoleh
campuran kental yang berwarna putih dan ini terlihat
pada pengadukan terdengar bunyi spesifik.
• Campuran yang kental berwarna putih tadi disebut
korpus emulsi. Lihat pada dinding mortir, tidak boleh
ada butiran tetes minyak atau air lagi. Setelah itu
korpus emulsi diencerkan sedikit demi sedikit dengan
air.
Resep Emulsi 3
R/ Ol. Olivae 20
Pulv Gumm.Arab 10
Sir.Simpl 20
Aquae 200
s.t.d.d.c
Resep Emulsi 4
R/ Ol.Cacao 5
Camph 2
Sir.simpl 15
Extr.Bellad 0,2
s.t.d.d.c
Penyelesaian
• Ol.Cacao dilelehkan dalam larutan Camphora ke
dalamnya.
• PGA yang digunakan adalah sama berat Ol.Cacao dan
Camphora. Selanjutnya dibuat korpus emulsi dan
seterusnya.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai