Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA LANJUTAN
NAMA /NIM : Audry Putriani P17335118072
Exsa Franciska BM. P17335118044
Dhita Auliya P17335118026
Meri Aprilia P17335118010
Mochamad Anwar P17335118060
Tita Alpira P17335118036
TINGKAT : 1B
BENTUK SEDIAAN : Potio
SERI, NO. RESEP, MEJA : 1, 1A, 7 dan 13
MEJA : 7 DAN 13
TANGGAL PRAKTIKUM : 4 April 2019

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2019
I. TUJUAN
 Mampu membuat sediaan potio.
 Terampil dalam membuat sediaan potio.

II. RESEP

III. KELENGKAPAN RESEP


- Paraf dokter
- Umur pasien
IV. RESEP STANDAR
-
V. DAFTAR OBAT/PENGGOLONGAN OBAT
- Golongan obat narkotika : -
- Golongan obat psikotropika : -
- Golongan obat keras : Amonia Bromida, Natrium Bromida, Kalii Bromida
- Golongan obat bebas terbatas : -
- Golongan obat bebas :
VI. TEORI
1. Natrii Bromidum (F.I ed. III halaman 397)
Nama lain : Nartium Bromida
Pemerian : Hablur kecil, transparan atau buram, tidak berwarna, atau
serbuk butir putih; tidak berbau; rasa asin dan agak pahit; meleleh
basah
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 17 bagian etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan : Sedativum
Dosis Maksimum : 1x = 2 g, 1 hari = 6 g
2. Ammonii Bromidum (F.I ed. III halaman 87)
Nama lain : Amonium Bromida
Pemerian : Hablur atau sebuk hablur; tidak berwarna sampai putih
kekuningan lemah; tidak berbau; higroskopik.
Kelarutan : Larut dalam 1,3 bagian air dan dalam 12 bagian etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan : Sedativum
Dosis Maksimum : 1x = 1 g, 1 hari = 3 g
3. Kalii Bromidum (F.I ed. III halaman 328)
Nama lain : Kalium Bromida
Pemerian : Hablur tidak berwarna, transparan atau buram atau
serbuk butir; tidak berbau; rasa asin dan agak pahit
Kelarutan : Larut dalam 1,6 bagian air dan dalam lebih kurang 200
bagian etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat dan penggunaan : Sedativum
Dosis Maksimum : 1x = 2 g, 1 hari = 6 g
VII. USUL
-
VIII. DISPENSASI
-
IX. PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM
1. Diphenhydramini Hydrochloridum

DM 1× = 100 mg

DM 1 hari = 250 mg

(F.I ed. III halaman 967)

DM umur
16
1× = × 100
20

= 80 mg

16
1 hari = 20 × 250
= 200 mg

Dalam 1 cth mengandung


= 12,5 mg

% DM 1×
12,5
= × 100%
80

= 15,625 % < 100%

% DM 1 hari
12,5×2
= × 100%
200

= 12,5% < 100%

Jadi resep dapat dibuat

X. PERHITUNGAN BAHAN
70
1. Diphenhydramini HCl = × 12,5
5

=175 mg / 0,175g
2. Kelarutan Diphenhydramini HCl = 1 : 10
= 0,175 : 0,175 mL ~ 10,5 mL
70
3. Aethanolum = × 750
5

= 10.500 µl / 10,5 mL
70
4. Sirupus Simplex = × 1,75
5

= 24,5 mL
5. Perasa Anggur = 1 gtt
6. Aquadest = 70 – (10,5+24,5)
=35 mL

XI. PENIMBANGAN
1. Diphenhydramini HCl = 0,175 g / 175 mg
2. Aethanolum = 10,5 mL
3. Sirupus Simplex = 24,5 mL
4. Perasa Anggur = 1 gtt
5. Aquadest = ad 70 mL (± 30 mL)
XII. PROSEDUR
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Timbangan disetarakan.
3. Botol dikalibrasi 70 mL.
4. Bahan-bahan ditimbang.
5. Diphenhydramini HCl dilarutkan dengan Aethanolum 10,5 mL di dalam
beker glass, dimasukan kedalam botol, bilas dengan aquadest.
6. Sirupus simplex dimasukan kedalam botol.
7. Ditambahkan zat tambahan 1 tetes kedalam botol.
8. Aquadest dimasukan kedalam botol ad 70 mL.
9. Botol ditutup, dan dikocok.
10. Dikemas, diberi etiket dan label.
11. Diserahkan.

XIII. KEMASAN/WADAH
Botol 100 mL

XIV. ETIKET

XV. LABEL

XVI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dibuat sediaan dalam bentuk elixir. Elixir adalah
sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap. Sediaan yang dibuat
adalah Elixir Diphenhydramini sebanyak 70 mL. Elixir Diphenhydramini terdiri dari
Diphenhydramini HCl, Aethanolum, Sirupus Simplex, Zat tambahan, dan Aquadest.

Diphenhydramini HCl memiliki nama lain Diphenhydramin Hydrochloride.


Dengan pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau. Jika terkena cahaya,
perlahan-lahan warna menjadi gelap. Larutan praktis netral terhadap kertas
lakmus P. Diphenhydramini HCl memiliki kelarutan Mudah larut dalam air, dalam
etanol da dalam kloroform, agak sukar larut dalam aseton; sangat sukar larut
dalam benzen dan eter. Penyimpanan untuk Diphenhydramini HCl dalam wadah
terrtutup rapat, tidak tembus cahaya, pada suhu ruang. Memiliki khasiat dan
keguanaan antihistaminikum.

Sirupus Simplex atau sirup gula. Dengan pemerian cairan jernih, tidak
berwarna, rasa manis. Memiliki kelarutan larut dalam air, mudah larut dalam air
mendidih, sukar larut dalam eter. Memiliki khasiat kegunaan sebagai zat
tambahan.

Aethanolum memiliki nama lain etanol dengan pemerian Cairan tak berwarna,
jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah
terbakardengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Etanol memiliki
kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan etanol Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk, jauh dari nyala api. Memiliki khasiat dan kegunaan zat tambahan.

Dalam pembuatan elixir kali ini menggunakan Difenhidramin HCl sebagai


Antihistamin, Etanol sebagai zat tambahan, sirupus simplex sebagai zat tambahan.

Pada prosedur pembuatan sediaan hal yang pertama dilakukan adalah


menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu melakukan kalibrasi botol 70 mL. Setelah
itu menimbang seluruh bahan. Difenhidramin HCl dilarutkan dengan 5 mL
aethanolum di dalam beker gelas kemuadian diaduk hingga larut dan dimasukkan
ke dalam botol. Ke dalam botol ditambahkan sirupus simplex dan 1 tetes perasa
anggur. Aquadest ditambahkan ke dalam botol hingga 70 mL. Lalu botol ditutup
setelah itu dikocok agar homogen. Diberi etiket dan label pada botol setelah itu
sediaan diserahkan.

Pada pembuatan sediaan kali ini etiket yang digunakan etiket putih karena
sediaan kali ini ditunjukan untuk pemakaian dalam (per oral). Sediaan ditunjukan
untuk Amar Zoni dengan penggunaan pagi 1 sendok teh dan malam 1 sendok teh.
Label yang digunakan yaitu label NI. Label NI digunakan karena dalam sediaan
terkandung obat keras. Kemasan yang digunakan yaitu botol 100 mL.

Anda mungkin juga menyukai