“Sedian Pil”
Di susun Oleh
Nama : Dhia Fauzia Noer Agusman
Nim : 70100118015
FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan. Sedian pil sudah dikenal sebelum
keluarnya produk obat modern, dahulu pil dibuat dengan cara tradisional akan tetapi untuk saat ini pil lebih mudah
dibuat dengan cara yang lebih modern. Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk sedian pil
dari pada sedian yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat evisien dikonsumsi tidak berasa pahit
dan cara minum yang sangat mudah dari pada sedian yang lain. Oleh sebap itu sedian pil masih sangat diterima oleh
masyarakat luas.
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat (FI III, 1979 : 23). Pil
adalah sediaan kecil, berbentuk bulat atau bulat telur untuk pemakaian dalam. Pil adalah suatu sediaan yang
berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat .
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat sepeti kaleng mengandung satu atau lebih bahan obat. Berat
pil berkisar antar 100 mg sampai 500 mg.
Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granul dan pil besar yang beratnya lebih dari 500 mg
disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk pengobatan hewan seperti sapi, kuda dan lain-lain. Bila tidak disebut
lain granul mengandung bahan obat berkhasiat 1 mg.
1. Zat aktif
2. Zat Tambahan
Zat pengisi
Memperbesar volume pil (akar manis/radix liquiritiae, bolus alba, atau bahan lain yang cocok).Sebaiknya
pengisi yang dipilih Radix Liquiritiae terutama pada pil-pil yang jumlah zatnya sedikit. Jika ada Succus
Liquiritiae sebagai zat pengikat, banyaknya Radix Liquiritiae sekurang-kurangnya dua kali dari Succus
Liquiritiae. Radix Liquiritiae merupakan suatu zat pengisi yang baik sekali, lebih baik daripada serbuk tumbuh-
tumbuhan manapun, karena Radix Liquiritiae memberikan memberikan suatu massa pil yang kenyal, yang jika
dibuat dengan sejumlah zat pengikat yang tepat akan mudah pecah di lambung.
Zat pengikat
Untuk melekatkan massa pil antara yang satu dengan yang lain (Sari akar manis, Gom akasia, tragakan,
campuran bahan tersebut, atau bahan lain yang cocok. Perlu diingat zat pengikat adalah bahan-bahan yang
bersifat lengket bila terkena air).
Biasanya dipakai Succus Liquiritiae dan jumlahnya pada umumnya 2 g untuk 60 pil. Jumlah ini selalu
cukup untuk jumlah zat aktif yang sedikit, tetapi untuk jumlah zat aktif yang besar, dibutuhkan jumlah Succus
Liquiritiae yang lebih banyak tergantung dari sifat obat yang dibuat massa pil. Pada pembuatan massa pil,
kedalam campuran obat Radix Liquiritiae dan Succus Liquiritiae harus ditambahkan suatu cairan supaya dapat
diperoleh suatu massa yang homogen yang dapat dikepal. Biasanya dipakai air tetapi lebih tepat jika dipakai
Aqua Glyserinata yaitu suatu campuran yang sama banyak antara air dan gliserol. Pada waktu massa pil
mongering, yang tertinggal hanya gliserol sehingga didapat suatu pil kering.
Untuk mencegah lengketnya massa pil pada alat pembuat pil, pada waktu menggulung dan memotongnya
maka massa pil-pil ditutupi dengan zat penabur, umumnya dipakai lycopodium.
Zat pembasah
Digunakan untuk membasahi massa agar dapat dibentuk (Air, gliserol, sirup, madu, campuran bahan
tersebut atau bahan lain yang cocok).
Zat penabur
Digunakan untuk mencegah sediaan pil yang satu dengan lain tidak melekat (Likopodium atau talk, atau
bahan lain yang cocok).
Zat penyalut
ditambahkan untuk tujuan tertentu. macam-acam tujuan penyalutan:
1) untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari zat aktifnya.
2) Mencegah perubahan/teroksidasinya zat aktif oleh udara.
3) Supaya pil pecah dilambung, karena zat aktif dapat mengiritasi lambung atau zat aktif rusak oleh
asam lambung
Contoh : (Perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolodium, salol, gelatin, gula, atau bahan lain yang cocok) (FI Ed III,
1979 : 23).
Tujuan penyalutan
Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput) garam-garam ferrodisalut tolubalsem.
Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula) àkloramfenikol, strychnin.
Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sedian farmasi yang beraneka ragam jenisnya tentulah harus dipertibangkan dan di perhatikan dalam
mendesainnya sehingga di dapat suatu sediaan yang stabil, efektif dan aman. Tahapan yang tidak kalah pentingnya
dari proses sediaan farmasi adalah preformulasi sediaan farmasi.
Pengkajian preformulasi ini berpusat pada sifat – sifat fisika kimia zat aktif serta bahan tambahan obat yang
dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan. Sedian pil sudah dikenal sebelum
keluarnya produk obat modern, dahulu pil dibuat dengan cara tradisional akan tetapi untuk saat ini pil lebih mudah
dibuat dengan cara yang lebih modern. Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk sedian pil
dari pada sedian yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat evisien dikonsumsi tidak berasa pahit
dan cara minum yang sangat mudah dari pada sedian yang lain. Oleh sebap itu sedian pil masih sangat diterima oleh
masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Talk, www.tekmira esdm.go.id/data/talk/ (diakses tanggal 23 November 2015). Anonim. 2015. Gula,
www.wikipedia.com (diakses tanggal 24 November 2015).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi III. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Hartono, dkk. 2005. Pengaruh Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap Peningkatan Kadar
SGOT dan SGPT Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Asetaminofen. Biofarmasi Jurusan Biologi
FMIPA UNS Surakarta.