Anda di halaman 1dari 5

PULVERES

I.

Formula
R/ Aneurin HCl
Vit. B6
Vit. B12
Lactosum
m. f. pulv.d.td. No. X
S.t.d.d.pulv.I

0,050
0,025
mcg 25
q.s

d.i.d
Pro: Kucing A
II. Cara kerja
A. Ditimbang masing-masing bahannya
B. Dalam mortar, dicampurkan serbuk-serbuknya sedikit demi sedikit, diaduk-aduk
sampai homogen
C. Pada waktu pencampuran, bahan yang menempel pada dinding mortir dan stamfer
dilepaskan dengan sundip.
D. Dibagi menjadi lima bagian sama banyak, berdasarkan penglihatan.
E. Campuran obat dibungkus dan dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket.
III. Pembahasan
A. Problem Resep
1. Pengertian pulveres
Pulveres merupakan adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah meleleh atau atsiri harus
dibungkus dengan kertas perkamen atau kertas yang mengandung lilin kemudian
dilapisi lagi dengan kertas logam (Anonim, 2013).
2. Bobot lactosum yang diperlukan
Bobot lactosum yang diperlukan dapat dihitung dengan mengetahui bobot
rata-rata 1 bungkus puyer yaitu 500 mg (Murini, 2012), sehingga penimbangan
lactosum yang diperlukan= (5 x 500 mg) (0,25 + 0,125 +1,25) g
= 2,5 g 1,625 g
= 0,875 g
3. Penimbangan bahan-bahannya
Penimbangan bahan-bahan pulveres diatas dilakukan berdasarkan pembacaan
dari penulisan resep antara lain sebagai berikut:
R/ Aneurin HCl
0,050
= 0,25 g
Vit. B6
0,025
x5
Vit. B12
mcg 25
= 0, 125 g
Lactosum
q.s
= 125 mcg
m. f. pulv.d.td. No. X
S.t.d.d.pulv.I
= q.s
d.i.d
Pro: Kucing A

Pembacaan Resep
R/ recipe : ambillah
q.s : secukupnya
m. f. pulv.d.td. No. X : misce fac pulveres deltalesdosis nomero X, yang berarti
campur dan buatlah puyer dengan takaran sejumlah tersebut sebanyak sepuluh.
S.t.d.d.pulv.I : signa ter de die pulveres I, yang berarti tandailah 3 x sehari 1
bungkus
did : da in dimidio, yang berarti berikan setengahnya dari jumlah yang diinginkan
sebelumnya yaitu dari 10 pulveres menjadi hanya 5 pulveres
Pro : untuk
Vit. B6 nama lainnya piridoxin
Vit B12 nama lainnya Cyanocobalaminum
Persediaan Vit B. 12 di laboratorium = 1 : 10.000, maka penimbangan Vit. B12
yang diperlukan = 125 mcg x 10.000 = 1250000 mcg = 1250 mg = 1,25 g
Penimbangan lactosum yang diperlukan
= (5 x 500 mg) (0,25 + 0,125 +1,25) g
= 2,5 g 1,625 g
= 0,875 g
4. Etiket yang digunakan
B. Permasalahan
1. Tujuan pengobatan dengan obat yang tertulis pada resep
Jenis-jenis obat yang tertulis pada resep antara lain Aneurin HCl (Vitamin B1),
Vitamin B6, Vitamin B12 dan lactosum (sebagai pelengkap obat). Obat-obat
tersebut merupakan jenis vitamin yang larut dalam air. Vitamin mempunyai
fungsi dalam metabolisme, yang paling utama yaitu sebagai kofaktor. Di dalam
tubuh vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit (micronucrient). Biasanya tidak
disintesis dalam tubuh, jika dapat disintesis jumlahnya tidak dapat mencukupi
kebutuhan tubuh, sehingga perlu diberikan tambahan vitamin melalui diet
(Rahayu, 2010).
a. Aneurin HCl/ Vit. B1 / Tiamin
Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh
jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin adalah
tiamin difosfat ,di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat
tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di
dalam otak dan hati. Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim dalam
sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang telah
diaktifkan (Rusdiana, 2004).
Upaya untuk mengatasi penurunan kreatin fosfat yang merupakan
molekul kaya energi dapat diberikan suplemen berupa vitamin B1 yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B1 dibutuhkan untuk

melakukan dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan


memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus
krebs untuk pembentukan energi. (Anonima, 2011).
b. Vitamin B6
Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu
piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang
bersesuaian. Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana
semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum , tetapi hidrolisis
tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan
(Rusdiana, 2006).
Kekurangan bahan bakar berupa glukosa dapat diatasi dengan pemberian
vitamin B6 yang berperan dalam bentuk piridoksal fosfat (PLP) sebagai
koenzim terutama dalam dekarboksilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan
metabolisme protein. Sebagai koenzim untuk fosforilasi, PLP membantu
pelepasan glikogen dari hati dan otot sehingga bisa dipecah menjadi glukosa
yang dapat berfungsi sebagai sumber energi pada saat melakukan aktivitas
(Anonima, 2011).
c. Vitamin B12
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks
(cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya (Rusdiana, 2004).
Asupan oksigen yang tidak mencukupi dapat diatasi dengan diberikan
vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Sel darah
merah ini akan digunakan untuk mengikat oksigen yang akan diberikan ke
seluruh otot, sehingga tidak terjadi respirasi sel anaerob yang hanya
menghasilkan sedikit energi saja (Anonima, 2011).
2. Cara penulisan resep
Unsur-unsur yang terdapat pada resep antara lain sebagai berikut:
1. Identitas Dokter
Identitas dokter meliputi: nama, nomor surat ijin praktek, alamat
praktek dan rumah dokter penulis resep serta dapat dilengkapi dengan nomor
telepon dan hari serta jam praktek. Biasanya sudah tercetak dalam blanko
resep.
2. Nama kota (sudah dicetak dalam blanko resep) dan tanggal ditulis resep
3. Superscriptio
Ditulis dengan simbol R/ (recipe=harap diambil). Biasanya sudah
dicetak dalam blanko. Bila diperlukan lebih dari satu bentuk sediaan
obat/formula resep, diperlukan penulisan R/ lagi.

4. Inscriptio
Inscriptio adalah merupakan bagian inti resep, berisi nama obat,
kekuatan dan jumlah obat yang diperlukan dan ditulis dengan jelas.
5. Subscriptio
Bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat (BSO) dan jumlahnya.
Cara penulisan (dengan singkatan bahasa latin) tergantung dari macam
formula resep yang digunakan. Contoh:
- m.f.l.a. pulv. d.t.d.no. X
- m.f.l.a. sol
- m.f.l.a. pulv. No XX da in caps
6. Signatura
Berisi informasi tentang aturan penggunaan obat bagi pasien yaitu
meliputi frekuensii jumlah obat dan saat diminum obat, dll. Contoh:
s.t.d.d.tab.I.u.h.p.c (tandailah tiga kali sehari satu tablet satu jam setelah
makan).
7. Identitas pasien
Umumnya sudah tercantum dalam blanko resep (tulisan pro dan
umur). Nama pasien dicantumkan dalan pro. Sebaiknya juga mencantumkan
berat badan pasien supaya kontrol dosis oleh apotek dapat akurat (Anonim b,
2011).
3. Pengaruh bentuk sediaan pada efek obat
Tujuan dibuat dalam bentuk pulveres agar di inginkan dosis tertentu,
diinginkan beberapa macam obat pada suatu sediaan sesuai dengan kepentingan
pengobatan, dan campuran obat lebih stabil dibandingkan larutan. Serbuk
mempunyai luas permukaan yang luas, sehingga serbuk mudah terdispersi dan
lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonima.
2011.
Vitamin
B1,
B2
dan
B16.
http://repository.maranatha.edu/2634/3/0910067_Chapter%201.pdf.. Diakses pada
tanggal 10 Maret 2016..
Anonimb.
2011.
Preskripsi
Dokter
(Kaidah
Penulisan
Resep).
https://fkunand2010.files.wordpress.com/2011/10/40563741-bahasa-reseppenulisanresep-kuliah.pdf. Diakses pada tanggal 09 Maret 2015.
Anonim, 2013. Bentuk Sediaan Obat. http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/.../S12013-280565-chapter1.pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016.
Murini,

T.
2012.
Bentuk
Sediaan
Obat
(BSO)
dalam
Preskripsi.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/.../b4547187f5d1ce068dc5b0c. Diakses
pada tanggal 10 Maret 2016.

Rahayu,

I.D.
2010.
Klasifikasi,
Fungsi,
dan
Metabolisme
Vitamin.
http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/02/Klasifikasi_dan_Metabilisme_vitamin_i
mbang.pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016.

Rusdiana. 2004. Vitamin. http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-rusdiana2.pdf.


Diakses pada tanggal 10 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai