Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FARMASETIKA I

PERCOBAAN IV

PEMBUATAN SEDIAAN SUSPENSI DAN POTIO

OLEH

KELOMPOK VII

NAMA NIM
ADE SAPITRI F201501074
ANGGUN SRI RAHMADANI F201501075
AULIA AGUSMIN F201501076
WINDA SRI WULAN F201501077
UMI KALSUM F201501078

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2015/2016
I. Teori Tentang Bentuk Sediaan Suspensi

1. Bentuk sediaan suspensi


Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa ( Depkes RI, 1979).
Suspensi adalah seidaan yang mengandung partikel larut dalam
bentuk halus yang terdispersi kedalam fase air. Suspensi oral adalah sediaan
cair yang mengandung partikel dalam bentuk halus yang terdispersi dalam
fase cair dengan bahan pengguna yang sesuai dengan ditunjukkan untuk
penggunaan oral (Syamsuni, 2006)
Adapun sistem pembentukkan suspensi terbagi dalam beberapa bagian
yaitu :
a. Sistem Flokulasi
Dalam sistem ini partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan
pada penyimpanan tidak terjadi dan mudah tersuspensi kembali.
b. Sistem Deflokulasi
Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk
sediaan, akan terjadi agregusi dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan
sukar tersuspensikembali ( Syamsuni, 2006)

Adapun keuntungan sediaan suspensi antara lain :


a. Bahan obat tidak larut dan dapat bekerja sebagai dipo, memperlambat
terlepasnya obat
b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan
c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam
larutan karena rasa obat tergantung kelarutannya (Anief, 1987).

2. Bentuk Sediaan Potio


Potio adalah sediaan berupa cairan yang dimaskkan untuk diminum,
diramu dan diracik sedemikian rupa hingga dimungkinkan untuk bahan dalam
volume dosis tunggal dalam jumlah yang banyak umumnya 50 ml (Voight,
1984).
Potiones atau obat minum adalah larutan yang dimasukkan untuk
pemakaian dalam. Selain berbentuk larutan potio dapat juga berbentuk emulsi
atau suspensi misalnya potio alba contra tussim (Obat Batuk Putih/OBP) dan
Potio nigra contra tussim ( Obat Batuk Hitam/OBH) (Syamsuni, 2006).
II. Materi Praktikum

a. Menyalin Resep (R/13)


Dr. Joni Sumenep
Jln. Kausari no.12 Kendari
Kendari, 5 Juni 2012

Iter 2x
R/ Antasida Tab no.x
Na CMC 1 gr
Syrup Symplex qs
Aqua ad 100 ml
m.f Susp da 60 ml
S 3 dd cth 1
Pro : Dinda (7 tahun)

Keterangan

No Singkatan Bahasa latin Arti


1. R/ Recipe Raciklah
2. Iter Iterati diulangi
3. m.f susp Misca fac suspensi Campur dan buatlah
suspensi.
4. S 3 dd cth 1 Signa 3 di die Tandai 3x sehari 1
cochlear theae 1 sendok teh.
b. Skrining Resep Dan Solusi
- Skrining Administrasi
Tidak
Bagian Resep Kelengkapan Ada Keterangan
Ada
Inscriptio Nama Dokter √ Dr Joni Sumenep
SIP √ 2345/SIP/2004
Alamat Dokter √ Jln.Kausari No.12 Kendari
No Telp/HP Dokter √ 0856 2445 4308
Tempat dan Tanggal √ Kendari, 5 Juni 2012
Penulisan Resep

Prescriptio Nama dan Jumlah Obat √ R/ Antasida Tab No.x


Na CMC 1 gr
Syrup Symplex 10 ml
Aqua Ad 100 ml
Bentuk Sediaan √ Suspensi
Signature Nama Pasien √ Dinda
Umur Pasien √ 7 Tahun
Alamat Pasien √ Jl. Merpati
No Telp/HP Pasien √ 0822 2445 0822
Aturan Pakai S 3 dd cth 1

Subcriptio Paraf/Tanda Tangan √
Dokter

- Skrining Farmasetika

Bentuk sediaan pada resep yaitu Antasida Tab sebanyak 10 tablet,


Na CMC 1 gram, Aqua 100 ml, Syrup Symplex 10 ml. Obat tersebut
dibuat dalam bentuk sediaan suspensi. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan pasien dalam meminum obat sesuai dengan umur dan
penyakit yang diderita pasien tersebut.
III. Uraian Bahan
1. Antasida (ISO, 1978 : 413)
Nama Resmi : Antacidum
Indikasi : Mengurangi kelebihan asam lambung, gastritis,
tukak lambung, tukak usus dua belas jari, gejala
mual, nyeri lambung, dan ulu hati
Efek Samping Obat : Konstifasi, Diare
Komposisi :- Aluminium Hidroksida 200 mg
- Magnesium Hidroksida 200 mg

2. Na CMC (FI Edisi III : 401)


Nama Resmi : Natrii Carboymethyl Celulosum
Nama Lain : Natrium Karboksilmetil Selulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau kuning gading, tidak
berbau atau hampir berbau, hidrofobik
Kelarutan : mudah mendispersi dalam air, idak larut dalam etanol P,
dalam eter P, dan pelarut organik
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan

3. Syrup Symplex (FI Edisi II : 567)


Nama Resmi : Sirupus Simplex
Nama Lain : Sirop Gula
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarnah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
Konsentrasi : 40-60 %
Kegunaan : Sebagai pemanis

4. Aquades (FI Edisi III: 96)


Nama Resmi : Aqua Destilata
Nama Lain : Air Suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarnah, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai mineral
Indikasi : Sebagai zat tambahan

IV. Perhitungan Dosis


a. Dosis Lazim : -
b. Dosis Maksimal : -

V. Penimbangan Bahan
1. Antasida Tab : 10 Tablet
2. Na CMC : 1 gram
3. Syrup Symplex : 10 ml
4. Aquades : ad 100 ml

Air panas : Air dingin


 Na CMC x 20 bagian air panas
1 gram x 20 ml = 20 ml
 Na CMC x 10 bagian air dingin
1 gram x 10 ml = 10 ml

Obat yang ditimbang/diukur

No Nama Obat Jumlah (mg/g/ml/l)


1 Antasida Tab 10 tablet
2 Na CMC 1 gram
3 Syrup Symplex 10 ml
VI. Cara Pembuatan Resep
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat kalibrasi botol 100 ml
3. Diambil Antasida Tab sebanyak 10 tablet, lalu masukkan kedalam mortir,
gerus sampai halus
4. Dibuat mucilago Na CMC 1 gram dengan cara menggunakan
perbandingan air panas 20 ml dan air dingin 10 ml
5. Dimasukkan air panas sebanyak 20 ml kedalam mortir, tambahkan Na
CMC sebanyak 1 gram, gerus hingga homogen
6. Diambil Syrup Symplex sebanyak 10 ml
7. Dimasukkan Antasida yang telah halus dan Syrup Symplex sebanyak 10
ml ke dalam lumpang yang berisi mucilago Na CMC, diaduk hingga
homogen
8. Dimasukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi dan dicukupkan
aquadest sampai batas tanda kalibrasi
9. Berikan etiket putih
VII. Copy Resep

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep
Tgl : 5 Juni 2012

Nomor Resep : 13
Dari Dokter : dr. Joni Sumenep
Tgl Resep : 5 Juni 2012
Nama Pasien : Dinda
Umur : 7 tahun

Iter 2X
R/ Antasida Tab No. X
Na CMC 1 gr
Syrup Symplex qs
Aqua ad 100 ml
m.f Susp da 60 ml
S 3 dd cth 1
det orig

PCC

APOTEKER
Apotik Mandala Waluya Farma
Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep
Tgl : 15 Juni 2012

Nomor Resep : 13
Dari Dokter : dr. Joni Sumenep
Tgl Resep : 5 Juni 2012
Nama Pasien : Dinda
Umur : 7 tahun

Iter 2X
R/ Antasida Tab No. X
Na CMC 1 gr
Syrup Symplex qs
Aqua ad 100 ml
m.f Susp da 60 ml
S 3 dd cth 1
det iter 1X

PCC

APOTEKER
Apotik Mandala Waluya Farma
Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep
Tgl : 25 Juni 2012

Nomor Resep : 13
Dari Dokter : dr. Joni Sumenep
Tgl Resep : 5 Juni 2012
Nama Pasien : Dinda
Umur : 7 tahun

Iter 2X
R/ Antasida Tab No. X
Na CMC 1 gr
Syrup Symplex qs
Aqua ad 100 ml
m.f Susp da 60 ml
S 3 dd cth 1
det

PCC

APOTEKER
VIII. Etiket Sesuai Aturan Pakai

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl. A.H Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M. Sc., Apt.
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
Tgl 5 Juni 2012
No. : 13
Untuk : Dinda
Aturan Pakai : 3 x sehari 1 sendok teh
Sebelum/Sesdah Makan

Kocok Dahulu
II. Materi Praktikum

a. Menyalin Resep (R/14)

Dr. Handayani
SIP : 8976/SIP/2009
Jln. Handoloko no.11 Kendari
Kendari, 2 Juli 2011

R/ OBH 25 gr
Syrup Simplex aa
CTM 40 mg
Paracetamol 1 gr
PGA q.s
m.f Potio da 60 ml
S 3 dd cth 1
Pro : Hendrawan (9 tahun)

Keterangan

No Singkatan Bahasa latin Arti


1. R/ Recipe Raciklah
2. m.f potio Misca fac potio Campur dan buatlah
potio.
3. S 3 dd cth Signa 3 di die Tandai 3x sehari sendok
cochlear theae teh.
4. did Da in dimidio Berikan setengahnya
b. Skrining Resep dan Solusi
- Skrining administrasi
Tidak
Bagian Resep Kelengkapan Ada Keterangan
Ada
Inscriptio Nama Dokter  dr Handayani
SIP  SIP : 8976/SIP/2009
Alamat Dokter  Jln.Handoloko No.11
Kendari
No Telp/HP Dokter 08966666

Tempat dan Tanggal Kendari, 2 Juli 2011

Penulisan Resep
Prescriptio Nama dan Jumlah Obat  R/ OBH 25 gr
Syrup Symplex 10 ml
CTM 45 gr
PGA secukupnya
Bentuk Sediaan Potio

Signature Nama Pasien  Hendrawan
Umur Pasien  9 Tahun
Alamat Pasien Jl. Paku kendari

No Telp/HP Pasien  023323232
Aturan Pakai S 3 dd cth 1

Subcriptio Paraf/Tanda Tangan 
Dokter

- Skrining Farmasetika

Bentuk sediaan pada resep yaitu potio OBH sebanyak 25 gr, Syrup
Symplex 10 ml, CTM sebanyak 40 mg (10 tablet), Paracetamol sebanyak
1 gr (2 tablet) dan PGA secukupnya. Obat tersebut dibuat dalam bentuk
potio. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pasien dalam meminum obat
sesuai dengan umur dan penyakit yang diderita pasien tersebut. Akan
tetapi dosis pemakaian Paracetamol dan CTM melebihi dosis maksimm
(Over Dosis), jadi dosisnya harus dikurangi.
III. Uraian Bahan
1. OBH (Formularium Nasional Edisi II: 251)
Komposisi : Tiap 300 ml mengandung
Glycirihizae Giccus 10 mg
Ammohi Chloridum 6 gr
Ammonial Anisi Sprilus 6 gr
Aqua Destilata hingga 300 ml
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Dosis : 4-5x sehari 1 sendok makan

2. CTM (FI Edisi III: 153)


Nama Resmi : Chlorpeniramini Maleas
Nama Lain : Klorpeniramina Maleat
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian etanol, 10
bagian kloroform dan sukar larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antihistamin
DM : Sehari 40 mg

3. Paracetamol (FI Edisi III: 37)


Nama Resmi : Acetaminophenum
Nama Lain : Paracetamol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya
Kegunaan : Analgetik dan Antipiretik.

4. Syrup Symplex (FI Edisi II : 567)


Nama Resmi : Sirupus Simplex
Nama Lain : Sirop Gula
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarnah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk
Konsentras i : 40-60 %
Kegunaan : Sebagai pemanis

IV. Perhitungan Dosis


a. Dosis Lazim : -
b. Dosis Maksimum
1. CTM
DM Dewasa : Satu kali : -
: Satu hari : 40 mg
Rumus Dilling :
𝑛 (𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛)
x Dosis Maksimal (DM)
20
9
= 20 x 40 mg

= 18 mg
Dosis pemakaian sehari :
3 x 40 mg = 120 mg > 18 mg (OD)

Presentase CTM
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
% Sehari pakai : x 100%
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
120
= x 100%
18

= 666,7 % > 100 %


2. Paracetamol
DM Dewasa : Satu kali : 300 mg
Satu hari :4000 mg
Rumus Dilling :
9
Sekali Pakai : 20 x 300 mg = 135 mg
9
Sehari Pakai : 20 x 4000 mg = 1800 mg

Dosis Pemakaian :
Sekali Pakai : 1 x 1000 mg = 1000 mg > 135 mg (OD)
Sehari Pakai : 3 x 1000 mg = 3000 mg > 1800 mg (OD)
Presentase Paracetamol :
1000
% Sekali Pakai : 135 x 100 %

= 740 % > 100 %


3000
% Sehari Pakai : 1800 x 100 %

= 16,64 % > 100 %


V. Penimbangan Bahan

1. OBH : 25 gram
2. Syrup Simplex : aa
3. CTM : 1 tablet 4 mg
40 𝑚𝑔
= 10 tablet
4 𝑚𝑔

4. PCT : 1 tablet 500 mg


1000 𝑚𝑔
= 2 tablet
500 𝑚𝑔

5. PGA secukupnya

Obat yang ditimbang/diukur

No Nama Obat Jumlah (mg/g/ml/l)


1 OBH 25 gram
2 Syrup Simplex 25 gram
3 CTM 10 tablet
4 Paracetamol 1 gram
5 PGA Secukupnya
VI. Cara Pembuatan Resep

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dibuat kalibrasi 60 ml pada botol
3. Diambil CTM sebanyak 40 mg lalu digerus sampai halus, dimasukkan lagi
paracetamol 1 gram dan PGA secukupnya lalu digerus hingga homogen.
Ditambahkan sebagian sirup simplex secukupnya dan diaduk hingga
homogen
4. Ditambahkan sisa sirup simplex 10 gram ke dalam botol OBH yang telah
berisi 25 gram OBH yang sudah jadi
5. Dimasukkan semua obat (CTM,PCT,PGA,Syrup Simplex) ke dalam botol
6. Diaddkan (dicukupkan) aqua sampai 60 ml
7. Diberi etiket putih.
VII. Copy Resep

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl. A.H Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc., Apt.
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
Copy resep
Kendari, 2 Juli 2011

No. 14
Dari : dr. Handayani
Tanggal : 2 Juli 2011
Untuk : Hendrawan
Alamat : Jl. Melati No.4 Kendari

R/OBH 25 g
Syrup Simplex aa
CTM 40 mg
PCT 1g
PGA q.s
m.f Potio da 60 ml
S 3 dd cth 1
det

PCC

APOTEKER
VIII. Etiket Sesuai Aturan Pakai

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl. A.H Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M. Sc., Apt.
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
No. : 14 Tgl 2 Juli 2011
Untuk : Hendrawan
Aturan Pakai : 3 x sehari 1 sendok teh
Sebelum / Sesdah Makan

Kocok Dahulu
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh., 1987. Ilmu Meracik Obat. Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta
Depkes RI., 1978. Formularium Nasional Edisi II. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisis III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Buku Kedokteran. EGC . Jakarta
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM FARMASETIKA I

PERCOBAAN V

PEMBUATAN SEDIAAN SALEP

OLEH

KELOMPOK VII

NAMA NIM
ADE SAPITRI F201501074
ANGGUN SRI RAHMADANI F201501075
AULIA AGUSMIN F201501076
WINDA SRI WULAN F201501077
UMI KALSUM F201501078

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2015/2016
I. Teori Bentuk Sediaan Salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan digunakan


sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam
dasar yang cocok . Salep tidak berbau tengik (Arif,2006)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan digunakan
sebagai obat luar (Depkes 1979)
Kualitas dasar salep
Kuilitas dasar salep yang baik adalah (syamsuri2006)
1. Stabil tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai
harus bebas dari komplikasi
2. Lunak harus halus dan homegen
3. Mudah dipakai
4. Dasar salep yang cocok
5. Dapat terdistribusi secara merata
Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi dari salep tergantung
pada pemikiran yang cermat atas sejumlah faktor-faktor termaksud (Ansel,
1989)
a. Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat dari salep
b. Keinginan peningkatan oleh dosis salep absorbs perlakuan dari obat
c. Kelayakan melindungi lembab dari kulit oleh dasar salep
d. Jangka lama dan pendeknya obat stabil dalam salep
e. Pengaruh obat bila ada diterhadap kekentalan atau hal lainnya dari dasar
salep
Berdasarkan komposisi salep dibedakan menjadi (Arief, 1987)
a. Dasar salep hidrokorban : vaselin putih ,vaselin kuning ,campuran
malamputih dan kuning ,parrafin encer ,paraffin padat,jelene,minyak
tumbuh-tumbuhan
b. Dasar salep saraf (dapat meyerap air) adepslan, lanolin, liguentum
simplek(30 bag malam kuning dan 70 bag minyak wijen)
c. Dasar salep dapat dicuci dengan air dengan cair : dasar salep emulsi tipe
m/h. Emulsi thiyingointment
d. Dasar salep yang larut dalam air terdiri dari PEG atau campuran DEG.
Menurut efek terapinya, salep berbagai menjadi (Ansel 1989).
Macam –macam salep
a. Salep epidermis
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi
kulit dan mengabsorbsi kadang–kadang ditambahkan anti septik, astringent
untuk merendahkan rangsangan . Dasar salep yang terbaik adalah senyawa
hidrokorban (vaselin)
b. Salep endodermis
Salep dimana obatnya menembus kedalam tetapi tidak melalui titik kulit
dan terabsorbsi sebagian untuk mengerluarakan kulit atau selaput lender
diberi lokal iritan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak
c. Salep diadermic
Salep dimana bahan obatnya menebus kedalam kulit dan mencapai efek
yang diinginkan karena diabsorbsi sepenuhnya misalnya pada salep yang
mengandung senyaawa mercuri, lodi dan bellladonae, dasar salep yang
baik adalah adeps lamae dan oleum ,cocoe.
II. Materi Praktikum

a. Menyalin Resep (R/17)

Dr.redjo
SIP : 3880 /SIP/1997
Jl. Titradirjpkerto No. 11 yogyakarta
Yogyakarta 2 mei 2010

Iter 2X
R / Ligentum lecoris aselli 20
S.u.e

Pro : Nina

Formularium Indonesia Hal 189

Ligentum lacoris aselli

Salep minyak ikan

Minyak ikan 10

vaselin kuning 90

campurkan
a. Skrining Resep Dan Solusi

- Skrining Administrasi

No Bagian resep kelengkapan ada Tidak Keterangan


ada
1. Inscriptio Nama dokter √ Dr tedjo
Sip √ 3880/SIP/1997
Alamat dokter √ Jl. Titradijekorto no.11
yogyakarta
No.telp √ Tidak tercantum
(085241653229)
Tempat tanggal √ Yogyakarta ,2 maret 2010
penulisan resep
2. Praescriptio Nama dan jumlah obat √ Liguentum lecoris asseli
Bentuk sediaan 20g
√ Salep
(o lecoris = cairan)
(V flavum = semi padat)

3. Signatur Nama pasien √ Nina


Umur pasien √ Tidak tercantum (10 tahun)
Alamat pasien √ Tidak tercantum
(jl.lasandara)
No hp √ Tidak tercantum
(085756745590)
Aturan pakai √ 2 kali sehari

4. Subscorpio Paraf dokter √ Tidak tercantum


- Skrining Farmasetika
Bentuk sediaan yang diberikan dalah cairan minyak ikan sebanyak 2
gram dan sediaan semi padat vaselin flavum sebanyak 18 gram yang akan
dibuat menjadi salep .dalam resep ini digunakan untuk memudahkan
pasien dalam menggunakan obat sesuai dengan kegunannya (untuk luka
bakar).
III. Uraian Bahan
1. Oleum lecoris oselli (FI III hal : 457)
Nama resmi : Minyak ikan
Nama latin : Oleum lecoris
Pemerian : Cairan,kuning pucat,bau khas,agak
manie ,rasa khas
Kelarutan : Sukar larut dan etanol (95%)P.mudah
larut dalam klorofom P,dalam
eter P dan dalam eter minyak
tanah P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,terisi
penuh dari cahaya
Kegunaan : Sumber vitamin A dan vitamin D
2. Vaselin kuning (FI edisi III hal : 633)
Nama resmi : Vaselin kuning
Nama latin : Vaselin flavum
Pemerian : Masa lunak,lengket,bening,kuning
mudah sampai kuning,sifat ini tetap
setelah zat dileburkan dan dibiarkan
hingga dingin tanpa diaduk
Kelarutan : Memenuhi syarat yang tertera pada
vaselin album
Kegunaan : Zat tambahan
IV. Perhitungan Dosis
a. Dosis lazim :-

b. Dosis maksimal : -

V. Penimbangan Bahan
Vaselin flavum 90g
20
Levaris 𝑥 100𝑔𝑟 = 2𝑔𝑟
100
20
Flavum 100 𝑥 90𝑔𝑟 = 18𝑔𝑟

Jumlah
No Nama obat
(mg/ml/l)
2. Ligeuntum lecoris aselli 20g
3 Minyak ikan 2g
4 Vaseli flavum 18g

VI. Cara Pembuatan Resep

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Di timbang vaselin sebanyak 18g diatas kertas yang telah diberikan
paraffin cair masukan kedalam mortir setengahnya
3. Timbang oleum lecoriss sebanyak 2 g dimasukam dalam mortir dan
caampur hinggga homogen tambahkan sisa vaselin
4. Dimasukan dalam pot dan diberi etiket warna biru
VII. Copy Resep

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep
Tgl :2 maret 2010

Nomor Resep : 17
Dari Dokter : Tedjo
Tgl Resep : 2 maret 2010
Nama Pasien : Nina
Umur : 10 tahun

Iter 2X

R/ Unguentum Lecaris Aselli 20 g

S.u.e

det orig

PCC

APOTEKER

CAP APOTEK
Apotik Mandala Waluya Farma
Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep
Tgl :3 maret 2010

Nomor Resep : 17
Dari Dokter : dr tedjo
Tgl Resep : 2 maret 2010
Nama Pasien : Nina
Umur : 10 tahun

Iter 2X
R/ Unguentum Lecaris Aselli 20g

S.u.e

det iter 1x

PCC

APOTEKER
Apotik Mandala Waluya Farma
Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep
Tgl : 4 maret 2010

Nomor Resep :17


Dari Dokter :dr tedjo
Tgl Resep :2 maret 2010
Nama Pasien :nina
Umur :10 tahun

Iter 2X
R/ Unguentum Lecaris Aselli 20g

S.u.e

det

PCC

APOTEKER
VIII. Etiket Sesuai Aturan Pakai

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014

Kendari,2 maret 2010


No : 17
Nama : nina
Aturan pakai : 2 x sehari

Oleskan Pada Kulit


Obat luar
DAFTAR PUSTAKA

Ansel.2010.Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Haward,C.Ansel.,1989,Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. University


Indonesia Press.Jakarta.

Syamsuni.2006.Ilmu Resep. penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.


LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM FARMASETIKA I

PERCOBAAN VI

PEMBUATAN SEDIAAN PULVIS ADSPERSORIUS

OLEH

KELOMPOK VII

NAMA NIM
ADE SAPITRI F201501074
ANGGUN SRI RAHMADANI F201501075
AULIA AGUSMIN F201501076
WINDA SRI WULAN F201501077
UMI KALSUM F201501078

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2015/2016
I. Teori bentuk sediaan pulvis
Menurut farmakope III, serbuk adalah campuran homogen 2 atau
lebih obat yang diserbukkan. Sedangkan menurut farmakope IV, serbuk
adalah bahan obat yang atau zat kimia yang di haluskan, di tunjuk untuk
pemakaian luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas
sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi dari pada bentuk
sediaan obat lainnya seperti kapsul, tablet, pil ( H.A. Syamsuni, 2006 ).
Secara umum serbuk terbagi atas dua macam, yaitu serbuk terbagi
(pulveres) dan serbuk tak terbagi (pulvis). Serbuk terbagi (pulveres)
merupakan serbuk terbagi yang di bagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
di bungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum
(FI edisi III, 1979). Sedangkan pulvis adspersorius (serbuk tabor/bedak)
adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat di kemas dalam ada
yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan pengguanaan pada
kulit ( FI edisi III, 1995).
Dalam pembuatan serbuk tabur ada beberapa bahan yang sering
digunakan ( H.A Syamsuni, 2006).
1. Bahan padat
a. Halus sekali
 Tidak berkhasiat keras misalnya belerang, idoform dan
Rifamsipin
 Berkhasiat keras misalnya rifampisin dan luminal
b. Hablur/ Kristal misalnya campore, asam salisilat, asam benzoate,
naftaol, mentol, timol, salol, garam-garam yang mengandung air
Kristal, misalnya Na karbona, Fe(II), sulfat, Al dan k-sulfat, Mg-
sulfat, Na-sulfat, iodine serta FeCl2, FeCO3.
2. Bahan setengah padat seperti adeps lanae, cera, parifin padat, vaselin.
3. Bahan cair misalnya minyak atsiri, kali alsenitis solutio (lig, foleri), sol
faxmalalelind dan tingtum.
4. Extrak misalnya, extrak kering (siccum) seperti extra Opii, extra
strychnine, extra kental (spissun) seperti extra Beladonae, extra
hysciami, extra Calis cunniti, ekstra cin (liquidum) seperti extra chinae
lig. Extra hydrastis lih, extra Rhamni punhinae.
 Syarat-syarat pulvis adspensorius
1. Tidak boleh ada butiran-butiran kasar / harus halus (harus melalui
ayakan 100 mesh)
2. Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri
clostiridium tetapi, c. welchi dan bacillus anthralis serta distrailkum
dengan cara D (cara kering)
3. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka (H.A. Syamsuni, 2006)
 Cara pembuatan secara umum serbuk tabur
1. Serbuk tabur tanpa mengandung zat berlemak di ayak dengan ayakan
no.100
2. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak di ayak dengan ayakan
no.44
3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal di ayakan di
haluskan lagi sampai seluruhnya terayak.
4. Bagian zat berlemak di basahi lagi dengan eter lalu di aduk dengan
serbuk yang telah terayak (Moh.,Anief, 2007)
II. Materi Praktikum

a. Menyalin Resep (R/5)


Dr. Sony Makmur . Sp. K.

Jl. Bahteramas No. 10 Kendari

Kendari, 10 agustus 2011

R/ Bedak purol da 30
S.u.e

Keterangan :

No Singkatan Bahasa latin Arti

1. R/ Recipe Raciklah

2. s.u.e Signa usus externum Untuk pemakaian luar

Resep standar formularium Indonesia( FOI hal, 145 )

 Pulvis sallicylatis composites ( Bedak purol )


1. Asam salisilat 2
2. Balsem peru 2
3. Lemak bulu 4
4. Magnesium karbonat 10
5. Sengoksida 10
6. Talk secukupnya 100
b. Skrining Resep Dan Farmasetika
- Skrining Administrasi

Salinan Tidak
Kelengkapan Ada Keterangan
Resep Ada
Inscriptio Nama dokter √ Dr. sony makmur, sp. K
SIP √ SIP : 123/SIP/2011
Alamat √ Jl. Bahteramas no. 10 kdi
No Telp/No Hp √ 0892323232
Tpt& tgl √ Kendari, 10 agustus 2011
penulisan
prescriptio Nama dan jumlah √ R/ Bedak purol 30 gr
obat
Bentuk sediaan √ Pulvis adspersorius
Signature Nama pasien √ Ade
Umur pasien √ 8 tahun
Alamat pasien √ Jl. Rusa no.1 Kendari
No. Telp/No Hp √ 0999555666
Aturan pakai √ S 1 dd 1 p
Subcriptio Paraf dokter √

- Skrining Farmasetika
Bentuk sediaan obat dalam resep yaitu bedak purol yang
bahannya terdiri dari asam salisilat, balsam peru, adeps lanae, MgO, 2NO,
dan talk. Keenam bahan ini di buat dalam bentuk pulvis. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan pasien dalam pemakaiannya yaitu sebagai obat luar
yang dileburkan pada kulit.
III. Uraian bahan
1. Acid Salicyl (FI. EDISI III, hal 56 )
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Sinonim : Asam Salisilat
Rumus Molekul : C7H6O3
Berat Molekul : 138,12
Pemerian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk
berwarna putih, hampir tidak berbau, rasa
agak manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam
kloroform P dan dalam eter P, larut dalam
larutan amonium asetat P, dinatrium
hidrogenfosfat P, kalium sitrat P dan
natrium sitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Keratolikum (menebalkan lapisan tanduk
pada kulit ) dan Anti fungi (menghilangkan
atau membasmi jamur).

2. Balsam Peru (FI. EDISI III, hal 102)


Nama Resmi : BALSAMUM PERUVIANUM
Sinonim : Balsam Peru
Pemerian : Cairan kental, lengket tidak berserat,
coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna
coklat, transparan kemerahan, bau
aromatik khas menyerupai vanilin.
Kelarutan : Larut dalam kloroform P, sukar larut
dalam eter P, dalam eter minyaktanah P
dan dalam asam asetat glasial P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum ekstem ( membasmi kuman
pada kulit ).

3. Adeps Lanae (FI. EDISI III, hal 61)


Nama Resmi : ADEPS LANAE
Sinonim : Lemak Bulu Domba
Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda
atau kuning pucat, agak tembus cahaya,
bau lemah dan khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol (95%) P, mudah larut
dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya ditempat sejuk.
Kegunaan : Zat tambahan.

4. Magnesii Oxydi (FI. EDISI III, hal 353)


Nama Resmi : MAGNESII OXYDUM
Sinonim : Magnesiumoksida
Rumus Molekul : MgO
Berat Molekul : 40,30
Pemerian : Megnesium oksida ringan serbuk ringan,
putih, tidak berbau, rasa agak basa, volume
5 g antara 40 ml hingga 50 ml. Magnesium
oksida berat serbuk bergumpal, putih, tidak
berbau rasa agak basa volume 5 g antara
10 ml sampai 20 ml.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol (95%) O, larut dalam
asam encer.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan.

5. Zinci Oxydi (FI. EDISI III, hal 636)


Nama Resmi : ZINCI OXYDUM
Sinonim : Sengoksida
Rumus Molekul : ZnO
Berat Molekul : 81,38
Pemerian : Serbuk amorf, sangat halus, putih atau
putih kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa. Lambat laun menyerap
karbondioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P, larut dalam asam mineral
encer dan dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Antiseptikum lokal (membasmi kuman
pada daerah setempat kulit).

6. Talk (FI. EDISI III, hal 591)


Nama Resmi : TALCUM
Sinonim : Talk
Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah
melekat pada kulit, bebas dari butiran;
warna putih atau kelabu
Kelarutan : Tidak larut hampir dalam semua pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
IV. Penimbangan Bahan
1. Asam salisilat
30 𝑔
x 2 = 0,6 gram + 10% = 0,66 gram
100

2. Balsem peru
30 𝑔
x 2 = 0,6 gram + 10 % = 0,66 gram
100

3. Lemak bulu domba


30 𝑔
x 4 = 1,2 gram + 10 % = 1,32 gram
100

4. Magnesium oksidasi (MgO)


30 𝑔
x 10 = 3 gram + 10 % = 3,3 gram
100

5. Sengoksida (ZnO)
30 𝑔
x 10 = 3 gram +10 % = 3,3 gram
100

6. Talk
30 gram – 9.32 gram= 20,68 gram = 21 gram

V. Cara Pembuatan Resep


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Talk diayak dengan menggunakan ayakan no. 60 sebanyak 21 gram.
3. MgO diayak menggunakan ayakan no. 60 kemudian ditimbang
sebanyak 3.3 gram.
4. ZnO diayak menggunakan ayakan no. 60 kemudian ditimbang
sebanyak 3.3 gram
5. Asam salisilat ditimbang sebanyak 0.7 gram, balsam peru ditimbang
sebanyak 0.7 gram, dan adeps lanae ditimbang sebanyak 1.32 gram.
6. Asam salisilat dilarutkan dengan alkohol 70 % sebanyak 10 tetes lalu
dikeringkan dengan talk.
7. Adep lanae dilarutkan dengan alkohol 70 % sebanyak 10 tetes lalu
dikeringkan dengan talk.
8. Balsem peru dilarutkan dengan alkohol 70 % sebanyak 10 tetes lalu
dikeringkan dengan talk.
9. Asam salisilat, adeps lanae, dan balsam peru dihomogenkan di dalam
mortir.
10. Campuran yang telah homogen ditambahkan ZnO dan MgO yang
telah diayak dan ditimbang kemudian dihomogenkan .
11. Campuran yang telah homogen diayak kembali kemudian ditimbang
sebanyak 30 gram.
12. Pulvis yang telah jadi dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket
biru.
VI. Copy Resep

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014
Copy Resep

Tgl : 10 Agustus 2011

Nomor Resep : 05
Dari Dokter : dr. Sony Makmur, Sp.K
Tgl Resep : 10 Agustus 2011
Nama Pasien : Ade
Umur : 8 tahun

R/ Bedak Purol da 30

det

PCC

APOTEKER

CAP APOTEK
VII. Etiket Sesuai Aturan Pakai

Apotik Mandala Waluya Farma


Jl.A.H Nasution no. G 34 Kendari
APA : Jastria Pusmarani, S. Farm., Apt
SIPA : 123/SIPA/2015
SIA :354/25/2014

Kendari, 10 Agustus 2011

No : 05
Nama : Ade
Aturan pakai : 2 kali sehari

Obat luar
Taburkan pada kulit
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh ., 2007 . Farmasetika .Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta.

Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI., 1966. Formularium Indonesia. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.

Syamsuni, H.A., 2006. Ilmu Resep. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai