Oleh :
Pendahuluan
1. Pengertian Emulsi
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Emulsi adalah sistem dua fase yang salah
satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada
dua yaitu oil in water(o/w) atau minyak dalam air (M/A), dan water in oil (w/o) atau air
dalam minyak (A/M).
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang disebut
emulgator(emulsifying agent) atau surfaktan yang dapat mencegah koalesensi, yaitu
penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal
yang memisah.
3. Tipe Emulsi
Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak
terdispersi kedalam fase air,dan tipe A/M dimana fase intern adalah air dan fase ekstern
adalah minyak.Fase intern disebut pula fase dispers atau fase kontinu (Anief,1993).
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal/ eksternal,
emulsi digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1) Emulsi tipe o/w (Oil in Water) atau M/A (minyak dalam air), adalah emulsi yang
terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air sebagai fase
eksternal.
2) Emulsi tipe w/o (Water in Oil) atau A/M (air dalam minyak), adalah emulsi yang
terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai
fase internal dan minyak sebagai fase eksternal.
1. Komponen Sediaan
Oleum Ricini sebagai zat aktif/ zat terdispersi
CMC Na sebagai emulgator
Methylparaben sebagai pengawet antibakteri
Prophylparaben sebagai pengawet antibakteri
Ascorbyl Palmitate sebagai antioksidan
Sorbitol sebagai pemanis
Aquadest sebagai pelarut/ zat pendispersi
2. Monografi Bahan
a. Oleum Ricini
Nama Lain : Minyak Jarak
Pemerian : Cairan kental, jernih, kuning pucat atau hampir
tidak berwarna, bau lemah; rasa manis kemudian
agak pedas, umumnya memualkan
Kelarutan : Larut dalam 2,5 bagian etanol (90%) P, muda
larut dalam etanol mutlak P dan dalam asam asetat
glasial P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
Khasiat : Laksativum
(Sumber; Farmakope Indonesia Edisi III,1979. Hal.459)
3. Formulasi Sediaan
R/ Oleum Ricini 1.8 mL/ 5mL
PGA 10 %
Methylparaben 0.2 %
Ascorbyl Palmitate 0.05%
Sorbitol 20%
Aquadest ad 100 mL
4. Perhitungan Bahan
1.8 mL
1) Oleum Ricini = 5 mL
x 100 mL = 36 mL
10
2) PGA = 100
x 100 mL = 10 mL ~ 10 gram
6) Aquadest ad = 100 mL
5. Penimbangan Bahan
1) Oleum Ricini = 36 mL
2) PGA = 10 mL ~ 10 gram
Air untuk PGA = 15 gram ~ 15 mL
3) Methylparaben = 0.2 mL ~ 0.2 gram
4) Ascorbyl Palmitate = 0.05 mL ~ 0.05 gram
5) Sorbitol = 20 mL ~ 20 gram
6) Aquadest ad = 100 mL
6. Cara Pembuatan
1. Siapkan dan bersihkan alat dan bahan
2. Timbang bahan obat
3. Kalibrasi botol ad 100 mL
4. Panaskan air
5. Masukkan oleum ricini kedalam mortir tambahkan PGA gerus kuat ad homogen
tambahkan sedikit demi sedikit air panas untuk PGA aduk ad corpus emulsa dan
sampai tidak terlihat tetes minyak, lalu encerkan dengan sisa air sedikit demi sedikit,
masukkan ke dalam botol.
6. Masukkan Methylparaben gerus halus tambahkan Ascorbyl Palmitate gerus ad
homogen masukkan ke dalam erlenmayer tambahkan sebagian aquadest yang sudah
dipanaskan kocok ad larut masukkan ke dalam botol.
7. Masukkan Sorbitol kedalam erlenmayer tambahkan sebagian aquadest kocok ad larut,
masukkan ke dalam botol tambahkan sisa aquadest sampai batas kalibrasi. Tutup
botol kemudian kocok.
8. Bersihkan alat dan bahan, kembalikan ke tempat semula.
7. Evaluasi
a. Uji Organoleptis (Depkes, 1995)
b. Uji pH dan Viscositas (Depkes, 1995)
c. Uji Sifat Alir
d. Pengukuran Diameter Partikel Rata rata (Martin, et al., 1993)
e. Uji Tipe Emulsi (Martin, et al., 1993)
f. Uji Stabilitas
1) Uji Volume Creaming (Martin, et., al, 1993)
2) Clycing Test (Huyhn-BK, Kim, 2008)
3) Uji Sentrifugasi (Lachman, et al., 1994)
8. Dosis, Efek Samping dan Kontra Indikasi
Berupa kolik, mual dan muntah. Oleum ricini tidak boleh digunakan oleh wanita hamil.
Dosis: dewasa 15 – 30 mL, anak anak 4-15 mL
Daftar Pustaka