a. Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan
untuk obat minum. Emulsi yang terbentuk
sangat stabil dan tidak terlalu kental.
b. Tragakan
Dispersi tragakan dalam air sangat kental
sehingga untuk memperoleh emulsi dengan
viskositas yang baik hanya diperlukan
tragakan sebanyak satu per sepuluh kali gom
Arab saja. Tragakan ditambahkan untuk
menambah viskositas.
c. Agar-agar
Pada umumnya zat ini ditambahkan untuk
menambah viskositas dari emulsi dengan
gom arab
d. Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi minyak ikan
karena dapat menutupi rasa dan bau minyak ikan.
e. Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, karboksimetilselulosa
(CMC) biasa digunakan 1-2%
2. Emulgator hewani
a. Kuning telur
Kuning telur mengandung lesitin (golongan
protein atau asam amino) dan kolesterol,
yang kesemuanya dapat berfungsi sebagai
emulgator.
b. Adeps lanae
Emulgator tipe w/o dan banyak
dipergunakan untuk pemakaian luar.
3. Emulgator dan mineral
a. Magnesium Aluminium silikat (Veegum)
Emulsi yang terbentuk adalah emulsi tipe
o/w, pemakaian lazimnya 1%, khusus untuk
pemakaian luar.
b. Bentonit
Emulgator buatan:
1. Anionik : sabun alkali, na-lauril sulfat
HIDROKOLOID ATAU
PADATAN YANG
TERSUSPENSI
5/3/2021 19
CONTINENTAL METHOD
(DRY GUM METHOD)
◼ Disebut juga dengan metode gom kering
◼ Metode 4:2:1 (minyak:air:gom)
◼ Bagian minyak ditambahkan dalam gom →
homogenkan → masukkan air → aduk sampai
terbentuk corpus emulsi→ encerkan dengan sisa
air
◼ Subtansi padat atau berminyak ditambahkan pada
corpus emulsi
◼ Substansi yang bisa menurukan viskositas emulsi
(alkohol) ditambahkan pada akhir proses →
menghindari terjadinya pengendapan gom
5/3/2021 20
ENGLISH METHOD
(WET GUM METHOD)
5/3/2021 22
AUXILIARY METHOD
◼ Pencampuran
menggunakan mixer
atau blender
◼ Dilewatkan dalam
homogenizer untuk
memperkecil globul
emulsi
5/3/2021 23
CONTOH FORMULA EMULSI
→ O/W HAND LOTION
PART A Dimetikon 0.75
Setil alkohol 1
Petrolatum 3
Asam stearat 4.5
Minyak mineral 6
Propil paraben 0.05
PART B Gliserin 5
Trietanolamin 1.25
Magnesium amonium silicat 0.5
Metil paraben 0.10
Air 77.85
5/3/2021 24
PRESERVATIF DALAM EMULSI
◼ Sifat bahan dalam formulasi emulsi → emulsi
mudah ditumbuhi mikroba
◼ Konsentrasi pengawet bergantung dari
kemampuan untuk berinteraksi dengan
mikroorganisme
◼ Pengawet yang terikat dengan bahan yang
teremulsi akan sulit menghasilkan aktivitas
antimikroba
◼ Contoh pengawet dalam emulsi: asam benzoat,
asam sorbat, ester p-hidroksi benzoat, senyawa
ammonium kwartener
5/3/2021 25
PRESERVATIF DALAM EMULSI
◼ Syarat pengawet dalam emulsi yang ideal:
1. Memiliki spektrum aktivitas yang luas untuk bakteri
dan jamur
2. Tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi dan tidak
menyebabkan sensitivitas
3. Memiliki kelarutan tinggi dalam fase air →
pertumbuhan bakteri terjadi pada fase air
4. Stabil dan efektif pada berbagai pH dan temperatur
5. Tidak berwarna dan tidak memiliki rasa
6. Dapat mempertahankan aktivitas antimiroba dalam
keadaan jumlah bakteri yang besar
5/3/2021 26
5/3/2021 27
PRESERVATIF DALAM EMULSI
Metil-p-hidroksi benzoat Propil-p-hidroksi benzoat
Senyawa makromolekul
% bebas % terikat % bebas % terikat
Gelatin 92 8 89 11
Metilselulose 91 9 87 13
PEG 4000 84 16 81 19
Polivinilpirolidon 78 22 64 36
Polioksietilen monostearat 55 45 16 84
5/3/2021 28
Cara Membedakan Tipe Emulsi :
1. Dengan pengenceran fase
Tipe o/w dapat diencerkan dengan air
Tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak
2. Dengan pengecatan / pewarnaan
Tipe w/o : Ditambah larutan Sudan III
memberi warna merah
Tipe o/w : Ditambah larutan metilen blue
memberi warna biru
3. Dengan kertas saring
Tipe o/w : bernoda basah air
Tipe w/o : Bernoda minyak
4. Dengan konduktivitas listrik
Tipe o/w : Lampu menyala
Tipe w/o : Lampu tidak menyala
◼ Alat untuk membuat emulsi :
1. Pengaduk/mixer : sifatnya
menghomogenkan & memperkecil patikel,
tapi efek menghomogenkan lebih dominan
2. Homogenizer : mempunyai karakteriktik
memperkecil ukuran partikel tapi tidak
menghomogenkan campuran.
◼ Penggunaan emulsi :
1. Per-oral
Kebanyakan adl tipe m/a, bntk ini mpy
banyak keuntungan antara lain mudah
diabsorbsi, homogenita dosis mudah didapat
2. Topikal
Dlm sediaan farmasi maupun kosmetik, tipe
m/a maupum a/m banyak digunakan
tergantung maksud pengunaannya
KETIDAKSTABILAN EMULSI
BREAKING, CRACKING
CREAMING
(COALESENCE)
INVERSI
33
CREAMING:
◼ Terjadi akibat adanya flokulasi pada emulsi
34
CREAMING:
35
Upaya menghindari creaming:
36
COALESENCE
37
COALESENCE (Breaking, Cracking):
◼ Terjadi perusakan lapisan film disekeliling
globul → penggabungan globul
◼ Bersifat irreversibel
38
COALESENCE
39
INVERSI:
O /W W/O
40
KETIDAKSTABILAN EMULSI:
41
PENYEBAB LAIN KETIDAKSTABILAN EMULSI:
42
◼ Penyimpanan : Kecuali dinyatakan lain,
disimpan dalam wadah tertutup baik, ditempat
yang sejuk.