Anda di halaman 1dari 29

SUSPENSI

DEVI RATNASARI, M.FARM, APT


DEFINISI
 Sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus
yang terdispersi ke dalam fase cair.
 Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral
 Suspensi topical adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
dalam bentuk halus yang terdispersi dalam pembawa cair yang
ditujukan untuk penggunaan pada kulit
 Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar
Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi :

 Baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil,


kapsul. terutama untuk anak-anak
 Memiliki homogenitas yang cukup tinggi
 Lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan
kontak dengan permukaan saluran cerna tinggi
 Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat
 Dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
Keterbatasan sediaan suspensi

 memiliki kestabilan yang rendah


 jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga
homogenisitasnya menjadi buruk
 alirang yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang
 ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan
 suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan
 pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan
meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat
penyimpanan
 Suspensi ophthalmic adalah sediaan cair steril yang mengandung
partikel-partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa
untuk pemakaian pada mata
 Suspensi untuk injeksi adalah sediaan cair steril berupa serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak boleh menyumbat jarum suntiknya
(Syringe ability) serta tidak disuntikan secara intravena atau ke dalam
larutan spinal
 Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Stabilitas Suspensi

Stabilitas suspense dipengaruhi oleh beberapa factor sbb:

 Ukuran partikel
 Kekentalan (Viskositas)
 Jumlah partikel (Konsentrasi)
Ukuran Partikel

Ukuran partikel
Luas
permukaan
Daya tekan ke
atas

pengendapan
Kekentalan (Viskositas)

V
Keterangan : V = Kecepatan aliran
d = diameter partikel
p = bobot jenis partikel
po= bobot jenis cairan
g = gravitasi
ŋ = Viskositas cairan
Jumlah partikel

 Semakin besar jumlah partikel, maka semakin besar kemungkina terjadi


endapan partikel dalam waktu yang singkat
BAHAN PENSUSPENSI

1. Bahan alam GOM


 Akasia(Pulvis Gummi Arabic)
Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman acasia, dapat larut dalam air, tidak
larut dalam alcohol., dan bersifat asam. Mucilago Gom arab dengan kadar 35%
memiliki kekentalan kira-kira sama dengan gliserin
 Chondrus
Dapat larut dalam air, tidak larut dalam alcohol dan bersifat basa. Ekstrak
dari chondrus disebut caragen. Karagen merupakan derivate dari sakarida
sehingga mudah dirusak oleh bakteri, dan memerlukan penambahan pengawet
pada saat pembuatannya.
 Tragakan
Merupakan eksudat dari tanaman Astraglus gummifera. Tragakan sangat
lambat mengalami hidrasi sehingga untuk mempercepat hidrasi biasanya
dilakukan pemanasan. Musilago tragakan hanya baik sebagai stabilisator
suspense, tetapi bukan sebagai emulgator
 Algin
Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Diperdaganagn tersedian dalam
bentuk garam nya yaitu natrium alginate. Kadar yang dipakai sebagai bahan
pensuspensi umumnya 1-2%
2. Bahan pensuspensi bukan Gom
 Bahan yang digunakan sebagai suspending agent selain adalah bentonit,
hectorite, dan veegum.
 Ketiga senyawa tersebut tidak larut dalam air, sehingga penambahan bahan
tersebut ke dalam suspense adalah dengan cara menaburkan pada campuran
suspense
3. Bahan Pensuspensi Sintesis
 Derivat selulosa
Termasuk ke dalam golongan ini adalah metil selulosa, karboksimetilselulosa
(CMC), hidroksimetilselulosa
 Golongan organic polimer
Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah carbopol. Untuk memperoleh
viskositas yang baik diperlukan ±1%. Carbopol sangat peka terhadap panas dan
elektrolit. Hal tersebut sangat mempengaruhi kekentalannya
CARA MENGERJAKAN OBAT DALAM
SUSPENSI
 Metode Dispersi
 Dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam mucilage
yeng telah terbentuk, kemudian baru diencerkan. Pencampuran serbuk ke
dalam mucilage agak sedikit sukar, sehingga perlu ditambahkan zat pembasah
 Metode presipitasi
 Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam pelarut organic
yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organic,
larutan zat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air
sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan
pensuspensi.cairan tersebut adalah etanol, propilenglikol, dan poli
etilenglikol
EMULSI
Keuntungan Sediaan Emulsi

 Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur


menjadi dapat bersatu membentuk sediaan yang homogen
dan stabil
 Bagi oarng yang susah menelan tablet dapat menggunakan
sediaan emulsi sebagai alternative
 Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair,
contohnya minyak ikan
 Meningkatkan penerimaan oleh pasien
Keterbatasan Sediaan Emulsi

 Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet


 Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah
daripada sediaan tablet karena cairan merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan bakteri
 Takaran dosisnya kurang teliti
 Menurut FI IV. Emulsi adalah system dua fase, yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil
 Emulsi berasal dari kata “emulgeo” yang artinya menyerupai susu,
dan warna emulsi memang putih seperti susu.
 Emulsi ada dua tipe yaitu tipe o/w dan w/o
 Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang
disebut emulgator atau surfaktan untuk mencegah koalesensi
Tipe emulsi

 Emulsi tipe O/W atau M/A


Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke
dalam air. Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal
 Emulsi tipe W/O atau A/M
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar atau terdispersi dalam
minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal
KOMPOSISI EMULSI

1. Komponen Dasar, yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat


dalam emulsi, terdiri atas;
 Fase dispers/fase internal/fase diskontinu/fase terdispers/fase dalam. Yaitu
zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair lain
 Fase eksternal/fase kontinu/fase pendispersi/fase luar. Yaitu zat cair dalam
emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsi
tersebut.
 Emulgator adalah bahan dari emulsi yang befungsimenstabilkan emulsi
2. Komponen tambahan, adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk
memperbaiki emulsi. Contoh pengawet, antioksidan.
HLB (Hidrofil-Lipofil Balance)
 Pada pembuatan 100 mL emulsi tipe o/w diperlukan emulgator dengan harga
HLB 12. Sebagai emulgator digunakan campuran span 20 (HLB 8,6) dan Tween
20 (HLB 16,7) sebanyak 5 g. Berapa gram masing-masing bobot span 20 dan
Tween 20 ??
 Jawab : A%
B% = (100%-A%)
Keterangan : X = Harga HLB yang diminta
A = Harga HLB yang tinggi
B = Harga HLB yang rendah
Cara 2

 (B1 X HLB1) + (B2 x HLB2) = (Bcampuran X HLB campuran)


 Keterangan : B = Bobot emulgator
Menghitung nilai HLB campuran
surfaktan
 Tentukan nilai HLB campuran dari 2 jenis surfaktan berikut!
Tween 80 70% (HLB = 15)
Span 80 30% (HLB = 4,5)
Cara 1
Tween 80 = 70/100 x 15 = 10,5
Span 80 = 30/100 x 4,5 = 1,35
Jadi HLB campurannya = 11,85
Cara 2 (Metode Aligasi)

Tween 80 Span 80 (X – 4,5)x3 = (15-x)x 7


(3x – 13,5) = (105-7X)
10 X = 118,5
X = 11,85

X – 4,5 15 - x
BAHAN PENGEMULSI
 1) Carbohydrate Materials:
- Acacia, Tragacanth, Agar, Pectin. o/w emulsion.
 2) Protein Substances:
-Gelatin, Egg yolk, Caesin o/w emulsion.
 3) High Molecular Weight Alcohols:
- Stearyl Alcohol, Cetyl Alcohol, Glyceryl Mono stearate o/w emulsion,
cholesterol w/o emulsion.
 4) Wetting Agents:
Anionic, Cationic, Nonionic
o/w emulsion
w/o emulsion
 5) Finely divided solids:
Bentonite, Magnesium Hydroxide, Aluminum Hydroxide o/w emulsion
CARA PEMBUATAN EMULSI

1. Metode Gom kering atau metode Kontinental


Dalam metode ini, zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur
dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk
membentuk korpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang
tersedia
2. Metode Gom basah atau metode inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya
larut dalam air) agar membentuk suatu musilago, kemudian perlahan-
lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian
diencerkan dengan sisa air
3. Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak
dan mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom
dimasukan dalam botol kering, ditambahkan 2 bagian air, botol
ditutup kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat.
Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai