Pengertian Krim
Krim (cremores) adalah bentuk sediaan setengah padat berupa padat
berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan
mengandung air tidak kurang dari 60%.
Krim ada dua tipe yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air
dalam minyak (A/M). Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A)
ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan estetika.
Formula umum sediaan krim
1. Bahan dasar
2. Bahan aktif
3. Zat tambahan seperti : Zat pengemulsi, Zat pengawet, zat
pewangi dan pewarna
PEMBUATAN KRIM
Pada umumnya krim dibuat dengan melelehkan bahan-bahan krim berupa
lemak pada suhu 70o C. Memanaskan bahan-bahan krim larut air pada suhu
70oC, kemudian perlahan-lahan menuangkannya ke dalam lelehan lemak,
diaduk homogen hingga dingin (Depkes RI, 1985).
Pencampuran zat aktif sukar larut air ke dalam basis krim dilakukan
dengan cara menggerus zat aktif hingga menjadi halus kemudian dilakukan
pengayakan dengan nomor pengayak 100. Setelah itu mencampurkannya
dengan basis krim yang telah jadi (Anief, 2010).
Evaluasi Mutu Krim
1. Organoleptik
2. Uji pH ( pH kulit standar SNI 4,5 – 6,5 )
3. Homogenitas
4. Daya sebar
5. Penentuan ukuran droplet
6. Aseptabilitas sediaan
7. Viskositas (viskositas standar krim SNI lebih dari 5500 cps)
8. Konsistensi
9. Uji kesukaan
GEL
Definisi Gel
Gel merupakan sistem semi padat, penampakannya jernih dan tembus
cahaya. Gel mempunyai kekakuan yang disebabkan oleh jaringan yang saling
menganyam, yaitu fase terdispersi yang berikatan dengan medium pendispersi
(Ansel, 1989).
FORMULASI GEL
1.Basis Gel
2. Bahan Tambahan :
- Bahan pengawet : Nipagin, nipasol
- Bahan Pelembab : gliserin,propilen glikol,sorbitol
- Thickening agent : propilenglikol, gliserin, polietilen, minyak
mineral, lanolin dan derivatnya dll.
Metode Pembuatan Gel
1.Bahan Dasar
2. Bahan aktif
3.Bahan Tambahan : Zat pengawet,pewarna,pewangi
Potio, Sirop, Elixir
KOMPOSISI SEDIAAN LARUTAN
1. Bahan aktif/obat (solut)
Contoh bahan aktif : parasetamol, amonium klorida,ibuprofen, mentol, dan lain lain.
2. Bahan tambahan/pembantu
Zat warna yang dianjurkan anatara 0,1 – 3,5%, misalnya karetenoid, tartrazin,
karminum, karamel.
Flavoring agent juga sebagai zat tambahan yangdigunakan untuk memperbaiki bau sediaan, misalnya
Oleum Cinnamommi, Oleum Citri, Ol. Mentha Piperitae.
Penutup rasa, misalnya menutupi rasa yang pahit dengan menambahkan
pemanis. Biasanya pemanis boleh ditambahkan antara 10-50% untuk larutan oral. Pemanis
ada yang sintetis seperti aspartam, acesulfamek, siklamat Na, saccharin. Disamping itu ada
pemanis alami, misalnya sorbitol, rasa manisnya dibawah sukrosa, tidak dihidrolisa oleh
mikroorganisme saluran cerna, sehingga dapat digunakan oleh pasien diabetes karena tidak
diabsorpsi.
Contoh pemanis alam lain manitol, xylitol, laktitol, maltitol, gliserin, fruktosa.
SIRUP
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan
sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64 - 66%, kecuali
dinyatakan lain.
Macam-macam sirup, yaitu :
1. Sirup simpleks, mengandung gula 65 % dengan penambahan nipagin
0,25% b/v
2. Sirup obat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan
3. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat
pewangi atau zat penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah
untuk menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak.
ELIKSIR
Menurut Farmakope Indonesia III: Elixir adalah sediaan berupa larutan yang
mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan
seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wangi dan zat
pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan
etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat
ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula
dapat digunakan sirop gula.
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi
sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar
etanol untuk eliksir biasanya sekitar 5 – 10 %. Untuk mengurangi kebutuhan
etanol dapat digantikan kosolven lain seperti glisein,sorbitol, dan propilen
glikol. Bahan tambahan yang digunakan antara lain pemanis, pengawet,
pewarna dan pewangi, sehingga memiliki baud an rasa yang sedap. Sebagai
pengganti gula dapat digunakan sirup gula.
NETRALISASI, SATURASI DAN POTIO EFFERVESCENT
1. Netralisasi
Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian
asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.
Contoh : solution Citratis, Magnesici, Amygdalat Ammonicus.
Cara pembuatan : seluruh bagian asam direaksikan dengan bagian basanya,
jika perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
2. Saturasi
Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan
basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga larutan menjadi
jenuh dengan gas
SUSPENSI
1) Volume sedimentasi
2) Derajat flokulasi
3) Metode reologi
4) Perubahan ukuran partikel
EMULSI
Menurut FI IV, Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi
ada dua yaitu oil in water (O/W) atau minyak dalam air (M/A), dan
water in oil (W/O) atau air dalam minyak (A/M).
Formula umum :
1.Bahan dasar : Emulgator
2.Bahan Aktif
3.Bahan Tambahan : Misalnya Corrigen Saporis, Odoris, Coloris,
Pengawet dan antioksidan.
STABILITAS EMULSI
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu
mengandung fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat
reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak
bisa diperbaiki). Hal ini dapat terjadi karena:
a. Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO /
CaCL2
b. Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan.
3. Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi
O/W
atau sebaliknya dan sifatnya irreversible.
krim
TERIMA KASIH