Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

PADA ASIEN GAGAL GINJAL KRONIK


DI RSUD Dr. M. ASHARI PEMALANG

Winda Rosita Dewi1, Sari Prabandari2, Heni Purwantiningrum3


email: rositawinda24@gmail.com
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama
Jln. Mataram No. 09 Tegal
Telp/Fax (0283)352000

Abstrak

Gagal ginjal kronik merupakan proses kerusakan pada struktur dan fungsi ginjal yang berlangsung lebih
dari 3 bulan. Hipertensi merupakan faktor pemicu terjadinya penyakit ginjal kronik karena dapat menyebabkan
kerusakan pembuluh darah dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk memfiltrasi darah
dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi pada pasien
gagal ginjal kronik di RSUD Dr. M Ashari Pemalang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif selama 3 bulan dari Oktober – Desember 2018 di ruang rekam
medik dan instalasi farmasi rawat jalan RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Penelitian ini dilakukan terhadap 100
resep pasien penderita gagal ginjal kronik yang menerima obat antihipertensi. Hasil penelitian ini menunjukan
obat antihipertensi yang sering digunakan pada kelompok terapi tunggal yaitu golongan Angiotensin Receptor
Blocker (ARB) (63,3%) dan yang sering digunakan dalam terapi kombinasi yaitu ARB dan CCB (47,1%). Jenis
obat antihipertensi yang sering digunakan pada kelompok terapi tunggal adalah Candesartan (40%) dan pada
terapi kombinasi adalah Candesartan dan Amlodipin (14,4%). Pada kriteria jenis kelamin pasien gagal ginjal
kronik paling banyak di derita oleh pasien laki – laki (58%). Pada kriteria usia pasien gagal ginjal kronik paling
banyak di derita oleh pasien dengan rentang usia 46 – 55 tahun (29%).

Kata kunci: Penggunaan obat antihipertensi, Gagal ginjal kronik

Abstract

Chronic kidney disease is a process of damage to the structure and function of the kidney that lasts more
than 3 months. Hypertension is a trigger factor for chronic kidney disease because it can cause damage to
blood vessels in the kidneys, thereby reducing the ability of the kidneys to properly filter blood. This study aims
to describe the use of antihypertensive drugs on patients with chronic kidney disease at Dr. M. Ashari Regional
General Hospital of Pemalang. This study used descriptive quantitative methods. Data collection was conducted
retrospectively for 3 months from October - December 2018 in the medical record room and outpatient
pharmacy installation at Dr. M. Ashari Regional General Hospital of Pemalang. This study was conducted on
100 prescriptions of patients with chronic kidney disease who received antihypertensive drugs. The results of
this study show that antihypertensive drugs that are often used in the single therapy group are the Angiotensin
Receptor Blocker (ARB) (63.3%) and are often used in combination therapy, namely ARB and CCB (47.1%).
The type of antihypertensive drug that is often used in the single therapy group is Candesartan (40%) and in
combination therapy is Candesartan and Amlodipine (14.4%). The criteria for the sex of patients with chronic
kidney disease were mostly suffered by male patients (58%). The age criteria for patients with chronic renal
failure suffer mostly from patients aged 46 - 55 years (29%).

Keywords: Use of antihypertensive drugs, Chronic Kidney Disease

I. PENDAHULUAN pertama adalah hipertensi dengan pervalensi


Menurut hasil Global Burden of 36% (IRR, 2017).
Disease tahun 2010, gagal ginjal kronik Gagal ginjal kronik adalah suatu
merupakan penyebab kematian peringkatke-27 gangguan pada ginjal ditandai dengan
di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi abnormalitas struktur ataupun fungsi ginjal
urutan ke-18 pada tahun 2010 (Kemenkes RI, yang berlangsung lebih dari 3 bulan (Pusat
2017). Pada Tahun 2017 penyakit dasar pasien Data dan Informasi Kemenkes RI, 2017).
gagal ginjal kronik yang menempati urutan Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada
jaringan (parenkim) atau arteri renal. Pada
pasien – pasien dengan penyakit gagal ginjal
kronik, tujuan terapeutiknya adalah untuk Karakteristik jenis kelamin pasien
memperlambat deteriorasi fungsi ginjal dan gagal ginjal kronik di RSUD Dr. M. Ashari
mencegah penyakit kardiovaskular (Muchtar Pemalang terdiri dari penderita laki – laki
dkk, 2015). sebanyak 58 pasien (58%) dan penderita
Pengendalian tekanan darah adalah perempuan sebanyak 42 pasien (42%).
aspek penting dalam penatalaksanaan semua Penyebab jenis kelamin laki – laki sering
bentuk penyakit ginjal. Jika hipertensi tidak di terkena penyakit gagal ginjal kronik yaitu pola
obati, pemunduran fungsi ginjal tidak dapat di hidup yang tidak sehat seperti banyaknya
cegah dan dapat berakibat komplikasi vaskular mengkonsumsi makanan cepat saji,
lain (Muchtar dkk, 2015). Terapi obat kesibukan yang membuat stres, duduk
antihipertensi dapat digunakan pada pasien seharian di kantor, sering minum kopi atau
gagal ginjal kronik untuk menurunkan tekanan
miuman berenergi, jarang mengkonsumsi
darah dan dapat memperlambat progresifitas
penyakit. Antihipertensi yang memiliki efek air putih serta kebiasaan merokok
tersebut, merupakan pilihan obat antihipertensi (Anggraeni dkk., 2017). Merokok
yang baik pada pasien gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyebab gagal
(Aisara dkk., 2018). ginjal kronik karena nikotin dalam rokok
Berdasarkan latar belakang tersebut, mengalami proses metabolisme yang
maka peneliti tertarik untuk mengetahui sebagian besar terjadi di hati dan di ginjal.
gambaran penggunaan obat antihipertensi pada Nikotin pada ginjal akan menyebabkan
pasien gagal ginjal kronik yang di laksanakan peningkatan kerja ginjal melebihi kapasitas
di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. normal sehingga apabila terjadi akumulasi
nikotin dalam waktu yang lama dapat
II. METODE PENELITIAN menyebabkan gangguan/kerusakan pada
Penelitian ini dilakukan di RSUD
ginjal (Aisyah dkk., 2015).
Dr.M. Ashari Pemalang pada bulan Oktober –
Desember 2018. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode survei deskriptif yang Tabel 2. Karakteristik umur pasien gagal
dilakukan secara retrospektif terhadap rekam ginjal kronik di RSUD Dr. M.
medik dan resep pasien gagal ginjal kronik Ashari Pemalang (Depkes RI,
RSUD Dr. M. Ashari Pemalang. Pengambilan 2013)
sampel dilakukan secara purposive sampling Rentang Jumlah Presentase
dari data resep yang memenuhi kriteria inklusi Usia Pasien (%)
yaitu dengan pasien diagnosa utama gagal
ginjal kronik, resep pasien gagal ginjal kronik 17 - 25 Tahun 5 5
di instalasi rawat jalan yang mendapatkan 26 - 35 Tahun 7 7
terapi obat antihipertensi, resep yang memiliki 36 - 45 Tahun 13 13
identitas pasien lengkap dan pasien berusia 17-
46 - 55 Tahun 29 29
> 65 tahun. Kriteria ekslusi yaitu resep rusak
atau tidak bisa dibaca. Data yang diperoleh, 56 - 65 Tahun 25 25
kemudian disajikan dan dilaporkan dalam > 65 Tahun 21 21
bentuk presentase. Total 100 100
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik jenis kelamin Karakteristik pasien gagal ginjal
pasien gagal ginjal kronik di kronik berdasarkan kelompok usia di RSUD
RSUD Dr. M. Ashari Dr. M. Ashari Pemalang adalah kelompok
Pemalang. terbanyak umur 46 – 55 tahun 29 pasien
Jenis Jumlah Presentase (29%). Semakin bertambahnya usia, semakin
Kelamin Pasien (%) berkurang fungsi ginjal karena disebabkan
Laki-laki 58 58 terjadinya penurunan kecepatan ekskresi
glomerulus dan penurunan fungsi tubulus pada
Perempuan 42 42 ginjal. Pada usia lanjut, fungsi ginjal dan aliran
Total 100 100 darah ke ginjal berkurang sehingga terjadi
penurunan kecepatan filtrasi glomerulus Total 30 100
sekitar 30% dibandingkan pada orang yang
lebih muda (Winalda, 2016). Beberapa faktor Tabel 5. Penggunaan Obat Antihipertensi pada
risiko dapat menyebabkan kelainan dimana Pasien Gagal Ginjal Kronik
penurunan fungsi ginjal terjadi secara cepat berdasarkan Golongan Obat Terapi
atau progresif sehingga menimbulkan berbagai Kombinasi
keluhan dari ringan sampai berat, kondisi ini
disebut gagal ginjal kronik . Salah satu faktor Presentase
risiko gagal ginjal adalah umur yang lebih tua Golongan Obat Jumlah
(%)
(Harahap, 2015).
ARB dan CCB 33 47
Tabel 3. Status Terapi pasien gagal ginjal ARB, CCB dan
ronik di RSUD Dr. M. Ashari Alpha Central 2 3
Pemalang. Agonis
Jumlah Presentase ARB, CCB, B-
Status Terapi Bloker dan 2 3
Pasien (%)
Diuretik
Hemodialisa 52 52 ARB dan B-
Tidak Hemodialisa 48 48 5 7
bloker
Total 100 100 ARB, CCB,
10 14,2
Diuretik
Berdasarkan status terapi pasien gagal CCB dan Diuretik 2 3
ginjal kronik di RSUD Dr. M. Ashari ARB dan Diuretik 8 11,4
Pemalang yang menjalani hemodialisa
ARB, Diuretik, B-
sebanyak 52 pasien (52%). Pada stadium akhir 2 3
Bloker
gagal ginjal kronik, kurang dari 90% massa
ARB, CCB, B-
nefron telah hancur, bahkan kurang dari jumah 3 4,2
Bloker
tersebut, penderita sudah tidak sanggup
B-Bloker dan
mempertahankan homeostatis cairan dan 1 1,4
Diuretik
elektrolit di dalam tubuh, penderita menjadi
ARB, Diuretik,
oliguri (pengeluaran kemih kurang dari
500ml/hari karena kegagalan glomerulus). CCB, B-Bloker,
1 1,4
Alpha Central
Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita
harus mendapatkan pengobatan dalam bentuk Agonis
transplantasi ginjal atau dialisis (Muchtar dkk., CCB, B-Bloker 1 1,4
2015). Hal tersebut dikarenakan semakin Total 70 100
menurunnya keadaan laju filtrasi glomerulus
pada penderita gangguan ginjal dan pasien Berdasarkan penggunaan obat
ginjal kronik terjadi kehilangan daya cadang antihipertensi pasien gagal ginjal kronik
ginjal kemudian terjadi penurunan fungsi berdasarkan kelompok terapi tunggal
nefron yang ditandai dengan peningkatan terbanyak adalah golongan Angiotensin
kadar urea dan kreatin serum (IRR, 2017). Receptor Blocker (ARB) yaitu 19 pasien
(63,4%) sedangkan pada kelompok terapi
Tabel 4. Penggunaan Obat Antihipertensi pada kombinasi terbanyak yaitu kombinasi ARB
Pasien Gagal Ginjal Kronik dan CCB dengan jumlah 33 pasien (47%).
berdasarkan Golongan Obat Terapi ARB merupakan terapi pilihan yang
Tunggal digunakan oleh pasien gagal ginjal kronik
Presentase karena pertimbangan berbagai sebab yaitu sifat
Golongan obat Jumlah
(%) renoprotektif (melindungi ginjal), mengatasi
ARB 19 63,4 proteinuri dan efek yang menguntungkan pada
CCB 9 30 pasien yang mengalami gangguan jantung atau
gagal jantung kongestif (Supadmi, 2011).
Diuretik 1 3,3 Terapi penggunaan CCB berperan dalam
B-Bloker 1 3,3 bekerja dengan menghambat masuknya
kalsium kedalam otot polos pembuluh darah
sehingga mengurangi tahanan perifer (Muchtar Candesartan,
dkk., 2015). Furosemid, 10 14,4
Tabel 6. Penggunaan Obat Antihipertensi pada Amlodipin
Pasien Gagal Ginjal Kronik Diltiazem,
1 1,4
berdasarkan Jenis Obat Terapi Furosemid
Tunggal Valsartan,
1 1,4
Jumlah Persentase Furosemid
Jenis Obat
Pasien (%) Candesartan,
4 6
Candesartan 12 40 Furosemid
Irbesartan 3 10 Telmisartan,
1 1,4
Furosemid
Valsartan 3 10 Irbesartan,
Telmisartan 1 3,3 1 1,4
Furosemid
Amlodipin 4 13,4 Candesartan,
Diltiazem 5 16,7 Furosemid, 2 2,8
Bisoprolol
Furosemid 1 3,3 Irbesartan,
Bisoprolol 1 3,3 Amlodipin, 1 1,4
Total 30 100 Bisoprolol
Irbesartan,
Tabel 7. Penggunaan Obat Antihipertensi pada Nifedipin, 1 1,4
Pasien Gagal Ginjal Kronik Bisoprolol
berdasarkan Jenis Obat Terapi Telmisartan,
Kombinasi Diltiazem, 1 1,4
Persentase Bisoprolol
Jenis Obat Jumlah Propanolol, HCT 1 1,4
(%)
Cansedartan, Telmisartan,
10 14,4
Amlodipin Furosemid,
Irbesartan, Bisoprolol, 1 1,4
6 8,6
Amlodipin Amlodipin,
Valsartan, Clonidin
7 10 Diltiazem,
Amlodipin
1 1,4
Cansedartan, Bisoprolol
2 2,8
Diltiazem Total 70 100
Terlmisartan,
2 2,8
Amlodipin Berdasarkan penggunaan obat
Telmisartan, antihipertensi pasien gagal ginjal kronik
6 8,6
Diltiazem berdasarkan jenis obat kelompok terapi
Candesartan, tunggal terbanyak adalah Candesartan yaitu 12
2 2,8
Diltiazem, Clonidin pasien (40%) sedangkan pada kelompok terapi
Candesartan, kombinasi terbanyak yaitu kombinasi
Amlodipin, Candesartan dan Amlodipin dengan jumlah 10
2 2,8
Bisoprolol, pasien (14,4%). Amlodipin merupakan
Furosemid golongan penghambat kanal kalsium. Penyekat
Candesartan, kanal kalsium jenis dihidropiridin seperti
3 4,4
Bisoprolol amlodipin paling lazim digunakan karena
Candesartan, adanya penelitian yang mengaitkan calcium
1 1,4
Propanolol canal blocker dengan penurunan resiko
Telmisartan, mortalitas sebesar 21%. Amlodipin memiliki
1 1,4 efek renoprotektif (melindungi ginjal) dengan
Bisoprolol
Valsartan, menurunkan resistensi vaskular ginjal dan
Amlodipin, meningkatkan aliran darah ke ginjal tanpa
2 2,8 mengubah LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) dan
Spronolactone,
Furosemid sedikit dieliminasi pada ginjal. Obat kedua
[3].
yang paling banyak digunakan yaitu golongan Anggraeni, N., Rusli, R., & Annisa, N.
ARB seperti candesartan. Candesartan 2017. Kesesuainan Waktu Pemberian Obat
memiliki efek hemodinamik ginjal yang baik Hemodialisa di RSUD A. W Sjahranie
dengan meningkatkan aliran darah ginjal dan Samarinda. Jurnal. Samarinda:Universitas
mempertahankan atau meningkatkan laju Mulawarman.
filtrasi glomerulus sementara menurunkan
[4].
resistensi pembuluh darah ginjal dan fraksi Harahap, Solihuddin. 2015. Faktor-Faktor
filtrasi. Candesartan mengurangi ekskresi Risiko Kejadian Gagal Ginjal Kronik (Ggk)
protein urin pada pasien hipertensi dengan Di Ruang Hemodialisa (HD) RSUP H.
mikroalbuminuria atau nefropati akibat Adam Malik Medan. Jurnal.
etiologi tertentu dan tidak memiliki efek buruk
[5].
pada glukosa darah atau profil lipid (Winalda, IRR. 2017. Data Penderita Gagal Ginjal
2016). Kronik yang Menjalani Hemodialisis.
Jurnal. Diambil dari :
IV. KESIMPULAN https://www.indonesianrenalregistry.org/da
Pola terapi Antihipertensi pada pasien ta/IRR%202017%20.pdf
gagal ginjal kronik di RSUD Dr. M. Ashari
[6].
Pemalang terdiri dari terapi tunggal (30%) dan Muchtar, N. R., Tjitrosantoso, H., & Bodhi,
terapi kombinasi (70%). W. 2015. Studi Penggunaan Obat
Hasil penelitian ini menunjukan obat Antihipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal
antihipertensi yang sering digunakan pada Kronik Yang Menjalani Perawatan Di
kelompok terapi tunggal yaitu golongan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Angiotensin Receptor Blocker (ARB) (63,3%) Periode Juli 2013 - Juni 2014. Jurnal
dan golongan obat antihipertensi yang sering Ilmiah Farmasi. Universitas Sam
digunakan dalam terapi kombinasi yaitu ARB Ratulangi. 4.
dan CCB (47,1%). Jenis obat pada terapi
[7].
tunggal yang sering digunakan adalah Pusat Data dan Informasi Kementerian
Candesartan (40%) dan pada kelompok terapi Kesehatan RI. 2017. Situasi Penyakit
kombinasi adalah Candesartan dan Amlodipin Ginjal Kronik.Jurnal. Diambil dari
(14,4%) Pada kriteria jenis kelamin pasien :http://www.depkes.go.id/download.php?fil
gagal ginjal kronik paling banyak di derita e=download/pusdatin/infodatin/infodatin%
oleh pasien berjenis kelamin laki – laki (58%). 20ginjal%202017.pdf
Pada kriteria usia pasien gagal ginjal kronik
[8].
paling banyak di derita oleh pasien dengan Supadmi, Woro. 2011. Evaluasi Penggunaan
rentang usia 46 – 55 tahun (29%). Obat Antihipertensi pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang Menjalani
V. Daftar Pustaka Hemodialisis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian,
Vol. 1, No. 1, 2011: 67 - 80.
[1].
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. 2018.
[9].
Gambaran Klinis Penderita Penyakit Ginjal Winalda, G. A. 2016. Evaluasi Ketepatan
Kronik yang Menjalani Hemodialisis di Terapi Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Di
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Instalasi Rawat Inap RS “X” Tahun 2014.
Kesehatan Andalas. Vol.7, No.1. Diambil Jurnal Farmasi Indonesia. Universitas
dari http://jurnal.fk.unand.ac.id Muhammadiyah Surakarta.
[2].
Aisyah, Hernawan, A. D., & Ridha, A.
2015. Perilaku Merokok Sebagai Faktor
Yang Berisiko Terhadap Kejadian Gagal
Ginjal Kronik (Studi Kasus pada pasien
Pralansia dan Lansia di RSUD dr. Soedarso
Pontianak).Jurnal mahasiswa dan Peneliti
Kesehatan. Universitas Muhammadiyah
Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai