Abstrak
Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan pada ginjal yang membuat tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan uremia, terapi
yang dilakukan yaitu hemodialisa. Terapi tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga pasien
membutuhkan dukungan dari keluarga serta pengawasan diet dan pembatasan cairan selama
menjalankan pengobatannya agar tidak terjadi komplikasi yang dapat memperburuk keadaan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet dan
pembatasan cairan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Pusri
Palembang Tahun 2018. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-10 Juli 2018. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Kuantitatif dengan metode penelitian Deskriptif Analitik, melalui
pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa dengan teknik Total Sampling yaitu 52 responden. Hasil analisis univariat
diketahui dukungan keluarga baik sebanyak 24 responden (46,2%) dukungan keluarga kurang baik
sebanyak 28 responden (53,8%), Kepatuhan diet kategori patuh sebanyak 22 responden (42,3%) dan
kategori tidak patuh sebanyak 30 responden (57,7%), pembatasan cairan kategori patuh sebanyak 19
responden (36,5%) dan tidak patuh sebanyak 33 responden 63,5%). Hasil analisa bivariat diketahui
ada pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pasien gagal ginjal kronik dengan nilai p
value = 0,040 < α 0,05, Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pembatasan cairan pasien gagal
ginjal kronik dengan nilai p value = 0,031 < α 0,05. Diharapkan perawat dapat memberikan
pengetahuan langsung pada pasien dan keluarga mengenai kepatuhan diet dan pembatasan cairan
sehingga dapat mengurangi angka kematian.
Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet, Pembatasan Cairan, Pasien Gagal
Ginjal Kronik, Hemodialisa
hemodialisa, dialisis peritonial atau gangguan fungsi ginjal. Selain itu diet
hemofiltrasi, pembatasan cairan dan obat merupakan salah satu faktor yang sangat
untuk mencegah komplikasi serius, penting dalam penatalaksanaan pasien
lamanya penangan tergantung pada gagal ginjal kronik yang menjalani
penyebab dan luasnya kerusakan ginjal. hemodialisa. Penatalaksanaan pasien
Salah satu tindakan medis pada penderita dengan gagal ginjal kronik dapat dilakukan
gagal ginjal kronik yatu dialisis dengan dengan berbagai cara diantaranya
hemodialisa (Susatyo, 2015). kepatuhan pengaturan diet (Almatsier,
Dialisis dilakukan pada gagal ginjal 2004).
untuk mengeluarkan zat-zat toksik dan Kepatuhan adalah istilah yang
limbah tubuh yang dalam keadaan normal dipakai untuk menjelaskan ketaatan atau
dieksresikan oleh ginjal yang sehat. Tujuan pasrah pada tujuan yang telah ditentukan.
dialisis adalah untuk membantu Kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik
mempertahankan kehidupan dan berarti pasien harus meluangkan waktu
kenyamanan pasien sampai fungsi ginjal dalam menjalani pengobatan yang
pulih kembali. Prinsip dasarnya sama yaitu dibutuhkan seperti dalam pengaturan diet
disfusi solid dan air dari plasma kelarutan, dan pembatasan cairan (Potter & Ferry
dialisis sebagai respon terhadap perbedaan dalam Magdalena, 2014).
konsentrasi tertentu, yaitu dari bagian Beberapa sumber diet yang
konsentrasi paling tinggi ke konsentrasi dianjurkan harus disesuaikan dengan
yang paling rendah. Dalam hal ini terdapat syarat diet penderita gagal ginjal dengan
dua teknik yang digunakan yaitu dialisis dialisis. Diet pada dialisis bergantung pada
peritonial dan hemodialisa (Nursalam, frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan
2009). ukuran badan pasien, diet untuk pasien
Hemodialisa merupakan proses dengan dialisis biasanya harus
yang digunakan pada pasien dalam direncanakan perorangan agar dipatuhi dan
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi diterapkan selama pengobatan seperti
dialisis jangka pendek (Beberapa hari protein tinggi untuk mempertahankan
hingga minggu) atau pasien dengan keseimbangan nitrogen pengganti asam
penyakit ginjal stadium akhir yang amino yang hilang selama dialisis,
memerlukan terapi jangka panjang atau karbohidrat cukup yaitu 55-75% dari
bisa disebut dengan terapi seumur hidup. kebutuhan energi total, energi cukup yaitu
Tujuan hemodialisa adalah untuk 35 kkal/kg BB ideal/hari, Natrium
mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik diberikan sesuai dengan jumlah urin yang
dari dalam darah dan mengeluarkan air keluar /24 jam, kalsium tinggi,
yang berlebihan (Suharyanto, 2013). penggunaan fosfor dibatasi, serta cairan
Cairan yang berlebihan pada pasien dibatasi (Almatsier, 2004).
gagal ginjal yang menjalani hemodialisa, Pembatasan cairan seringkali sulit
didalam tubuh dapat menyebabkan dilakukan oleh klien, terutama jika mereka
hipertensi, hipertropi ventrikel kiri, dan mengkonsumsi obat-obatan yang membuat
edema paru, maka pembatasan cairan membran mukosa kering seperti deuretik,
harus diawasi dengan seksama karena rasa sehingga menyebabkan rasa haus dan klien
haus bukan lagi petunjuk yang dapat berusaha untuk minum. Hal ini
dipakai untuk mengetahui hidrasi tubuh. dikarenakan dalam kondisi normal
Asupan yang terlalu bebas dapat manusia tidak dapat bertahan lebih lama
mengakibatkan beban sirkulasi menjadi tanpa asupan cairan dibandingkan dengan
berlebihan, edema, intoksikasi air makanan. (Potter and Ferry dalam
sedangkan asupan yang terlalu sedikit akan Permani, 2013).
mengakibatkan dehidrasi, hipotensi, dan
Cairan yang diminum pada pasien tingkat kecemasan pasien gagal ginjal
gagal ginjal kronik yang menjalani yang menjalani hemodialisa di RSUD
hemodialisa harus diawasi dengan seksama Arifin Achmad Pekanbaru menyimpulkan
karena rasa haus bukan lagi petunjuk yang bahwa ada pengaruh yang signifikan
dapat dipakai untuk mengetahui hidrasi antara dukungan keluarga dengan tingkat
tubuh. Pembatasan cairan pada pasien kecemasan berpola liner positif sempurna
gagal ginjal kronik yang menjalani artinya semakin tinggi tingkat dukungan
hemodialisa ini sangat mendasari untuk keluarga semakin rendah tingkat
mempertahankan bahkan meningkatkan kecemasan pasien gagal ginjal kronik.
kualitas hidup pasien, oleh sebab itu agar Berdasarkan Penelitian yang
tidak terjadi penumpukan cairan maka dilakukan Permani (2013), tentang
jumlah cairan yang boleh dikonsumsi pengaruh konseling pembatasan cairan oral
dalam setiap hari yaitu 500ml cairan terhadap kecemasan pasien yang menjalani
ditambah jumlah urine /24 jam hemodialisa di rawat inap RMC Rumah
(Suhardjono, 2009). Sakit Telogorejo Semarang menyatakan
Adanya pembatasan cairan ini bahwa perilaku yang dialami para
menyebabkan pasien dengan gagal ginjal responden adalah tidak mematuhi diet dan
menjadi stress dan cemas dalam pembatasan cairan yang seharusnya
menghadapi penyakit yang mengancam dilakukan dikarenakan pasien yang
jiwanya. Dalam keadaan seperti ini menjalani hemodialisa kemungkinan
dukungan keluarga sangat dibutuhkan bagi mengalami keputusasaan, sehingga mereka
pasien gagal ginjal kronik (Price dalam cenderung tidak mematuhi pembatasan
Permani, 2013). cairan dan terapi lainnya yang diberikan,
Dukungan keluarga dapat maka komplikasi mungkin saja terjadi dan
mempengaruhi kepuasan seseorang dalam kecemasan semakin meningkat.
menjalani kehidupan sehari-hari termasuk Hal yang sama juga dilakukan oleh
kepuasan terhadap status kesehatannya Desitasari, dkk (2013) mengenai hubungan
terutama status kesehatan anggota keluarga tingkat pengetahuan, sikap dan dukungan
yang menderita gagal ginjal kronik yang keluarga terhadap kepatuhan diet pasien
menjalani hemodialisa. Dukungan gagal ginjal kronik yang menjalani
keluarga adalah upaya yang diberikan hemodialisa menyatakan bahwa tidak ada
kepada orang lain, baik moril maupun hubungan antara dukungan keluarga
materil untuk memotivasi orang tersebut terhadap kepatuhan diet pasien gagal ginjal
dalam melaksanakan kegiatan. Bentuk yang menjalani terapi hemodialisa dengan
dukungan yang bisa dilakukan diantaranya hasil uji Chi Square di perolah nilai p
dukungan emosional, dukungan penilaian, value 0,235 > p value 0,05. Hal ini
dukungan instrumental dan dukungan dijelaskan oleh peneliti bahwa keluarga
informasi (Friedman, 2010). merupakan salah satu faktor yang sangat
Peran dan fungsi keluarga merpengaruhi ketidakpatuhan, keluarga
merupakan hal penting yang harus dapat membantu menghilangkan godaan
dijalankan oleh setiap anggotanya. Jika pada ketidakpatuhan dan keluarga
salah satu anggota keluarga terkendala seringkali dapat menjadi kelompok
atau tidak taat, organisasi keluarga akan pendukung untuk memcapai kepatuhan.
terhambat, hal ini berakibat buruk atau
tertundanya tujuan yang sudah METODE PENELITIAN
direncanakan (Bahri, 2017). Dalam penelitian ini, peneliti
Rina dalam Desitasari (2013) menggunakan metode penelitian deskriptif
melakukan penelitian dengan judul analisis yaitu suatu bentuk penelitian
pengaruh dukungan keluarga terhadap yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dapat terlihat tidak adanya anggota responden dengan kategori tidak patuh
keluarga yang menemani, ataupun karena terhadap pembatasan cairan mencapai
proses hemodialisa yang terlalu lama (63,5%). Sedangkan untuk hasil analisis
menyebabkan responden menghentikan bivariat didapatkan bahwa dari 24
terapi hemodialisa dari ketentuan yang responden dengan kategori dukungan
seharusnya. keluarga baik yang patuh terhadap
Berdasarkan hasil dari observasi dan pembatasan cairan sebanyak 13 responden
wawancara langsung yang dilakukan (54,2%) sedangkan dari 28 responden
peneliti terhadap responden, tidak semua dengan kategori dukungan keluarga kurang
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani baik yang tidak patuh terhadap pembatasan
hemodialisa didampingi oleh keluarga, cairan sebanyak 22 responden (78,6%).
sebagian pasien ada yang menggunakan Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p
kendaraan sendiri untuk menuju kerumah value = 0,031 yang artinya ada pengaruh
sakit menjalani hemodialisa dengan alasan yang signifikan antara dukungan keluarga
yang beragam seperti tidak mau terhadap pembatasan cairan pasien gagal
menyusahkan keluarga, suami, istri atau ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
anak mereka sibuk bekerja sehingga pasien di Rumah Sakit PUSRI Palembang Tahun
hanya diantar dan selama proses 2018.
hemodialisa pasien sendirian tidak Menurut teori Notoadmodjo (2005)
ditemani keluarga. perilaku adalah suatu respon seseorang
Pada dasarnya proses terapi tersebut terhadap stimulus atau rangsangan dari
dilakukan tidak cukup satu atau dua bulan luar subjek tersebut. Kepatuhan tersebut
saja, tetapi butuh waktu yang lama. Pasien didukung baik oleh faktor dari dalam
tidak dapat melakukannya sendiri, butuh maupun dari luar. Faktor dari dalam
bantuan dari keluarga untuk mengantar ke meliputi pengetahuan, persepsi, dan
rumah sakit dan melakukan kontrol ke motivasi. Sedangkan faktor dari luar
dokter. Selain itu Dukungan keluarga, dan meliputi lingkungan sekitar maupun non
lingkungan yang sehat dapat membantu fisik. Snow dalam Biadika (2017)
pasien dalam mematuhi diet serta menyatakan bahwa derajat kepatuhan rata–
mencegah terjadinya komplikasi yang rata 50 %, derajat ketidakpatuhan rata–rata
menyebabkan kondisi pasien semakin 50% dan derajat kepatuhan tersebut
buruk. Sedangkan, perubahan model terapi bertambah buruk sesuai waktu, karena
juga dapat membantu pasien untuk semakin lama waktu yang dibutuhkan
mematuhi diet, agar pasien tidak merasa untuk memenuhi nasihat atau anjuran
bosan dengan model terapi yang dijalani. terapi diet dan pembatasan cairan, maka
Pasien yang tidak mematuhi diet akan pasien akan semakin merasa bosan dan
menimbulkan dampak yang serius yang kurang mengikuti program terapi yang
dapat menyebabkan kondisi pasien harus dijalaninya.
semakin buruk. Oleh karena itu dukungan Kepatuhan sebagai realisasi perilaku,
keluarga sangatlah penting untuk pasien dan kepatuhan di pengaruhi oleh beberapa
yang menjalani hemodialisa. faktor antara lain: pengetahuan, sikap,
jarak dan perilaku orang lain. Bagi
2. Pengaruh Dukungan Keluarga penderita penyakit gagal ginjal kronik,
Terhadap Pembatasan Cairan hemodialisa akan mencegah kematian.
Berdasarkan hasil analisis univariat Namun demikian, hemodialisa hilangnya
yang dilakukan pada 52 responden aktifitas metabolik atau endokrin yang
menunjukkan bahwa dari 28 responden dilaksanakan oleh ginjal. kepatuhan terapi
dengan kategori dukungan keluarga kurang khususnya pembatasan cairan pada
baik mencapai (53,8%) dan dari 33 penderita hemodialisa merupakan hal yang