Anda di halaman 1dari 23

.

N S . L U R I M E K E A M A , S . K E P. , M . K E P
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui Konsep Komunikasi pada lansia


2. Mahasiswa Mampu mendemontrasikan strategi
komunikasi terapeutik sesuai dengan masalah dan
kondisi perkembangan lanjut usia
LANSIA

Pria dan wanita yang


telah mencapai usia
60-74 tahun (Who)
KLASIFIKASI LANSIA MENURUT WHO

Middle age (usia


pertengahan) Usia 45-
59 tahun

Elderly (lanjut usia).


Usia 60-74 tahun

Old (lanjut usia


tua).Usia 75-90 tahun

Very old (sangat tua).


Usia 90 tahun keatas
PERUBAHAN PADA LANSIA

Penurunan
fungsi fisik

Perubahan Perubahan
dalam peran aspek
social di Perubahan lansia
psikososial
masyarakat

Perubahan
yangterkait
dengan pekerjaan
KOMUNIKASI EFEKTIF PADA LANSIA

A. Pengertian
Merupakan komunikasi interpersonal dalam
membangun hubungan yang baik antara
perawat dan lansia
B. Cara membentuk hubungan interpersonal pada
lansia
• Keterbukaan (openness)
• Empati (Empathy)
• Perilaku positif (positiveness)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

• Komunikasi antar pribadi atau jalinan hubungan interaktif


antara seorang individu dan individu yang lain dimana
pengirim pesan dapat menyampaikan pesan secara langsung,
dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi
secara langsung pula
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

• Komunikasi terapeutik adalah berpusat pada


klien, meghargai lansia sebagai individu
yang unik dan bebas, serta meningkatkan
kemampuan lansia untuk berpartisipasi
dengan aktif dalam mengambil keputusan
mengenai pengobatan dan perawatannya.
Selain itu juga degaan menghargai keluarga,
kebudayaan, kepercayaan, nilai-nilai hidup,
dak hak asasi dari lansia (Nugroho, 2012)
STRATEGI BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA

Karakteristik lanjut usia

Perkembangan komunikasi pada lansia

Faktor yang mempengaruhi komunikasi


pada lansia

Hambatan komunikasi pada lansia dan


cara mengatasi
1. KARAKTERISTIK LANJUT USIA

Komunikasi lansia sering dikaitkan dengan kemunduran fisik


yang terjadi dan penyakit akibat proses menua

Untuk mempermudah memaahami bagaimana melakukan


pendekatan ataupun bagaimana strategi komunikasi pada
lansia, perawat perlu tahu masalah dan penyakit yang sering
dihadapi oleh lansia
Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena
masalah-masalah fisik yang dialami dan penurunan fungsi dari
pancaindranya seperti, penurunan penglihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, dan perabaan
2. PERKEMBANGAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

Terjadi perubahan aspek fisik Perubahan tersebut dapat


berupa perubahan neurologis dan menghambat proses
sensorik, perubahan visual, dan penerimaan dan interpretasi
pendengaran terhadap maksud komunikasi

Penyebab kesulitan
Menjadi penyebab lansia
komunikasi pada lansia
mengalami kesulitan dalam
adalah perubahan kognitif
berkomunikasi
yang berpengaruh
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PADA
LANSIA

• Meliputi kecemasan dan penurunan sensori (penurunan pendengaran dan


penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap, missal kepedulian
Faktor terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut
lansia kehilangan control, dan kematian)

Faktor
perawat • Meliputi perilaku perawat terhadap lansia dan ketidakpahaman

Faktor •
lingkun Meliputi lingkungan yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan
gan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan
4. HAMBATAN KOMUNIKASI PADA LANSIA DAN CARA
MENGATASINYA

Berhubungan dengan
keterbatasan fisik yang terjadi Untuk meningkatkan efesiensi
• .
akibat dari proses menua (Aging dan efektifitas berkomunikasi
process) dengan lansia

• Antara lain fungsi Diperlukan penguasaan terhadap


pendengaran yang menurun, cara-cara mengatasi hambatan
mata yang kabur, tidak adanya berkomunikasi
gigi, suara yang mulai
melemah, dsb
CARA MENGATASI HAMBATAN BERKOMUNIKASI PADA
LANSIA
Menjaga agar tingkat
kebisingan minimun Pertahankan penggunaan
kalimat yang pendek dan Mendorong keikutsertaan dalam
sederhana aktivitas social seperi
perkumpulan orang tua, kegiatan
Yakinkan bahwa rohani
kacamata bersih dan
pas Memastikan alat bantu
dengar berfungsi dengan
baik
Berbicara dengan tingkat
Berdiri didepan pemahaman klien
klien, jangan terlalu Menjadi pendengar yang
jauh dari lansia setia, sediakan waktu
untuk mengobrol Selalu menanyakan
respon, terutama Ketika
Jangan berbicara
mengerjakan suatu tugas
dengan keras/berteriak,
atau keterampilan
bicara langsung dengan Beri kesempatan bagi
telinga yang dapat lansia untuk berfikir
mendengar dengan baik
TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA
1. Tahap I (Pra interaksi)
Pada tahap ini perawat atau pemberi asuhan sudah memiliki informasi
tentang lansia, seperti nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan riwayat
kesehatan, dll.
2. Tahap II (Pengenalan)
• Perawat dan lansia saling mengenal dan mencoba menumbuhkan rasa
percaya satu sama lain.
• Perawat harus membuat lansia merasa nyaman dengan melakukan
interaksi sosial, seperti membicarakan topik yang rigan dan umun terlebih
dahulu.
• Perhatikan respon non verbal pada lansia, misalnya sikap penolakan yang
mungkin lansia belum siap untuk mengungkapkan dan menghadapi
PROSES KOMUNIKASI PADA LANSIA
1. Perawat membuka wawancara dengan memperkealkan diri dan
menjelaskan tujuan dan lama wawancara
2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab,
berkaitan dengan pengunduran kemampuan untuk merespon
verbal.
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar
belakang sosiokulturalnya
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia
kesulitan dalam berfikir abstrak
5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan
memberikan respons non verbal, seperti kontak mata secara
6. Perawat harus hormat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian
.

pasien dan distress yang ada


7. Perawat tidak boleh beramsumsi bahwa pasien memahami tujuan
wawancara pengkajian
8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan
dengan cermat dan tetap mengobservasi
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan
asing bagi psien
10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman
mungkin
11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang
sensitif tehadap suara berfrekuwensi tinggi atau perubahan kemampuan
penglihatan
METODE KOMUNIKASI PADA LANSIA

1. Duduk tegak, rileks, dan menghadap lansia secara muka dengan


mungka,posisi ini menunjukkan saya siap dan mau mendengarkan.
2. Mempertahankan kontak mata. Sebaikknya mata perawat sejajar
dengan pama klien lansia. Tempat duduk perawat atau pemberi
asuhan tidak lebih tinggi dari tempat duduk lansia. Kontak mata
harus spontan dan wajar
3. Tubuh perawat sedikit membungkuk atau sikap menghormati
kearah lansia.Biasanya secara spontan tubuh seseorang langsung
bergerak sedikit mendekat pada lansia yang sedang biacara. Bila ia
ingin mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan
LANJUT

4. Mempertahankan sikap tubuh yang terbuka. Hindari duduk dengan


kedua kaki atau tangan bersilang karena posisi semacam ini
menunjukkan sikap defensive, posisi tubuh perawat harus
menunjukkan bahwa dirinya bersedia menerima dan membantu,
seperti pintu yang terbuka yang mengundang oranguntuk masuk
tanpa mengetuk

5. Mempertahankan posisi tubuh yang rileks, memang sulit untuk


mempertahankan posisi tubuh yang rileks penuh karena
mendengarkan dengan seluruh dirinya perawat sudah mengeluarkan
banyak tenaga akan tetapi, suasana tegang dapat dicegah dengan
SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Dapat di percaya (credible)
Kelebihan-kelebihan tersebut dapat mampu memikat khalayak sehingga mau
mendengarkan pembicaraannya, mempercayai pembicaraannya, dan melaksanakan
pesan yang telah disampaikan
2. Konteks (Context)
Pesan yang disampaikan hendaknya sesuai dengan sasaran untuk memenuhi
kepentingan dan dibutuhkan pasien saat ini
3. Isi (Content)
Isi materi meruupakan initi dari kegiatan komunikasi. Sesuai dengan tujuan
komunikasi yang dilakukan, dengan harapan akan memberikan efek positif yaitu
terjadi perubahan perilaku klien
4. Kejelasan (Clarity)
Komunikasi harus dapat dimengertidan diterima, maka kejelasan dari pesan itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai