Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA DEWASA


DAN LANJUT USIA
Aggota Kelompok 2
Atmawira Massi Nim: C01421034

Dela Kulabu Nim: C01421042

Mili A. Mokoginta Nim: C01421074

Nirma Naduwo Nim: C01421090

Nurain Ismail Nim : C01421014

Siti Revalina Ahmad Nim : C01421135


Komunikasi Fase-fase komunikasi terapeutik :
Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah salah satu sarana 01 Fase prainteraksi
bagi perawat dalam menjalin hubungan saling
02 Fase orientasi
percaya,sehingga dapat meningkatkan citra
yang baik. Komunikasi terapeutik juga
03 Fase kerja
merupakan komunikasi yang direncanakan
secara sadar ,dengan tujuan kegiatannya Fase terminasi
04
difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik pada dewasa
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa adalah komunikasi yang
dilakukan antara perawat dengan pasien (dewasa). Ericsson (1985) dalam
Stuart dan Sundeen (1998),menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi
perekmbangan psikosoisal yaitu intimasi vs isolasi.
Pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta
kasih,minat dan permasalahan dengan orang lain.Pada masa ini orang
dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
Suasana Komunikasi
pada dewasa & lansia
• Suasana saling menghormati

• Suasana saling menghargai

• Suasana siling percaya

• Suasana saling terbuka


Model-model komunikasi
pada klien dewasa
a. Model Shanon & Wheaver
Pada model Shanon & Wheaver memperhatikan problem pada penyampaian pesan
informasi berdasarkan tingkat kecermatan. Konsep penting dari model ini yaitu gangguan
(noise),yaitu setiap rangsangan tambahan yang ada dan tidak dikehendaki dapat mengganggu
kecermatan penyampaian pesan.

b. Model Komunikasi Leary


Model ini menekankan pentingnya "Relationship" dalam membantu individu dewasa pada
pelayanan kesehatan secara langsung. Pada komunikais ini perlu diterapkan kondisi
empati,kongruen (sesuai dengan situasi dan kondisi),dan penghargaan yang positif.
c. Model interaksi King
Model ini menekankan arti penting interaksi berkesinambungan diantara perawat
dan klien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan
presepsi mereka terhadap situasi.

d. Model Komunikasi Kesehatan


Model komunikasi ini dapat diterapkan pada individu dewasa karena profesional kesehatan
memperhatikan karakteristik dari individu yang akan mempengaruhi interksinya dengan orang
lain.
Teknik Komunukasi pada Klien
Dewasa & Penerapannya
• Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan penyampaian
langsung,klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan.
• Saling mempengaruhi dan dipengaruhi,maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien
dewasa harus ada kesinambungan dan tidak boleh ada yang mendominasi.
• Melakukan komunikasi timbal balik secara langsung,maksudnya komunikasi timbal balik
dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya salah presepsi.
• Komunikasi secara langsung secara berkesinambungan,tidak statis dan bersifat dinamis
Komunikasi terapeutik pada lansia

Lansia merupakan individu yang telah memasuki usia 60 tahun. Pada


lansia tentunya terdapat berbagai perubahan baik dalam aspek fisik
berupa perubahan neurologis dan sensorik. Perubahan visual dan
pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses
penerimaan dan interprestasi terjadinya komunikasi
Teknik Komunikasi Terapeutik pada
Lansia
Teknik komunikasi terapeutik pada lansia menurut Zen (2013) :
a. Pendekatan perawat terhadap lansia secara fisik,psikologis,sosial dan spiritual serta
menunjukkan rasa hormat dan empati.
b. Berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dan menggunakan kalimat
sederhana,kecepatan dan tekanan suara tepat,memberikan kesempatan kepada lansia untuk
berbicara.
c. Komunikasi nonverbal meliputi perilaku,kontak mata,ekspresi wajah,postur tubuh dan
sentuhan
d. Meningkatkan komunikasi dengan lansia yaitu dengan memulai kontak
e. Suasan kmunikasi senyaman mungkin saat berkomunikasi dengan lansia,dengan cara posisi
BACK TO GAME CATEGORIES

duduk berhadapan,jaga privasi,penerangan yang cukup dan mengurangi kebisingan


Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
pada lansia
a. Faktor individu lansia
Meliputi kecemasan dan penurunan sensori (penurunan pendengaran dan pengelihatan.
b. Faktor perawat.
Meliputi perilaku petugas kesehatan terhadap lansia dan ketidakpahaman petugas kesehatan
dalam menyikapi perilaku yang ditunjukan oleh lansia.
c. Faktor lingkungan
Kondisi lingkunagn yang bising dapat menstimulasi kebingungan lansia dan terganggunya
penerimaan pesan yang di sampaikan. Hal-hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan
pendengaran lansia yang sudah mengalami penurunan.
Hambatan Komunikasi pada Lansia
Hambatan komunikasi pada lansia berhubungan dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat poses
menua (aging process).
Cara mengatasi hambatan komunikasi pada lansia:
1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum
2. Menjadi pendengar yang setia,sediakan waktu untuk mengbrol
3. Menjamin alat bantu dengar berfungsi dengan baik
4. Yakinkan bahwa kacamata yang digunakan oleh lansia bersih
5. Hindari berbicara dengan keras
6. Berdiri tepat didepan,jangan terlalu jauh dengan lansia
7. Menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana agar mudah di pahami
8. Beri kesempatan bagi lansia untuk berpikir,hindari memberi pertanyaan bertubi-tubi
9. Mendoong dan menyemangati lansia untuk aktif mengikuti aktivitas sosial,seperti perkumpulan
orang tua,kegiatan rohani
10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien
11. Selalu menanyakan respon,terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian
Strategi Pendekatan pada Lansia
a. Pendekatan Fisik c. Pendekatan Sposial
Strategi pendekatan fisik berfokus memberikan Bentuk pendekatan sosial yang dapat dilakukan
perhatian pada kesehatan secara oleh perawat adalah dengan melakukan proses
obyektif,memeperhatikan apa yang dibutuhkan diskusi,saling tukar pikiran dan pendapat serta
lansia,serta kejaian yang pernah dialami bercerita.
sebelumnya. d. Pendekatan Spiritual
b. Pendekatan Psikis Pendekatan ini dapat dilakukan dengan upaya
Pada pendekatan ini,perawat melakukan memberikan ketenangan individu lansia melalui
pendekatan yang edukatif. Perawat perlu memiliki peningkatan kualitas hubungan lansia dengan Tuhan
peran sebagai supporter,interpreter terhadap atau Agama yang dianut.
sesuatu yang asing bagi lansia & sebagai sahabat
yang akrab senantiasa ada untuk mendengarkan
lansia.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai