OLEH : KELOMPOK I
C. Karakteristik Lansia
Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengelompokan usia
lanjut menjadi empat macam meliputi:
1. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 samapai 59 tahun
2. Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60 samapai 70 tahun
3. Usia lanjut usai (old) kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun
4. Usaia tua (veryold) kelompk usia di atas 90 tahun
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia namun
perubahan-perubahan akibat dari usai tersebut telah dapat di identifikasi, misalnya
perubahan pada aspek fisik berupa perubahan neurologi dan sensorik, perubahan
visual, perubahan pendengaran. Perubahan- perubahan tersebut dapat menghambat
proses penerimaan dan interprestasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga
menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Belum lagi
perubahan kognetif yang berpengaruh pada tingkat intelegensi, kemampuan belajar,
daya memori dan motivasi klien.
Perubahan emosi yang sering terlihat adalah berupa reaksi penolakan terhadap
kondisi yang terjadi. Gejala-gejala penolakan tersebut misalnya:
1. Tidak percaya terhadap diagnose, gejala, perkembangan serta keterangan yang
di berikan petugas kesehatan
2. Mengubah keterangan yang di berikan sedemikian rupa, sehinga di terima
keliru
3. Menolak membicarakan perawatanya di rumah sakit
4. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum khususnya tindakan
yang mengikut sertakan dirinya
5. Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur,
terutama bila nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
B. Fase Orientasi
Perawat mendatangi ruangan tempat pasien dirawat. Saat itu anak pertama
pasien sedang menemani pasien.
Perawat : Selamat pagi Ibu B.
Pasien : Selamat pagi, Dik.
Anak 1 : Selamat pagi, Bli.
Perawat : Bagaimana kabar Ibu pagi ini? Apakah masih ada rasa sakit pada
mata yang telah dioperasi?
Pasien : Kabar Saya baik, Dik. Rasa sakitnya sudah tidak terasa lagi. Saya
juga sudah minum obat sesuai yang dianjurkan.
Perawat : Wah bagus sekali Ibu, semoga proses penyembuhan selanjutnya bisa
berjalan baik ya Bu. Ibu, pagi ini Saya akan melakukan perawatan
pada mata yang telah dioperasi kemarin, pertama-tama balutan akan
dIbuka, lalu area di sekitar mata akan Saya bersihkan Bu. Setelah
dibersihkan, Saya akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan
tajam penglihatan Ibu pagi ini serta pemeriksaan tekanan bola mata
Ibu.
Pasien : Oh ya silahkan, Dik.
Anak 1 : Dimana nanti perawatannya, Bli?
Perawat : Perawatannya nanti di ruang tindakan, kurang lebih nanti selama 15
menit saja. Bagaimana apa bisa kita langsung ke sana?
Anak 1 : Mari Bli. Saya boleh ikut kan, Bli?
Perawat : Tentu saja boleh. Ayo Ibu kita ke ruang tindakan.
Perawat bersama Pasien dan Anak pertamanya berjalan menuju ruang tindakan
yang tidak jauh dari ruang Perawatan pasien.
C. Fase Kerja
Setelah sampai di ruang tindakan, Perawat menyilahkan pasien untuk duduk di
kursi pasien. Anak pasien dipersilahkan memnemani di sebelahnya. Perawat
melakukan cuci tangan terlebih dahulu, kemudian menggunakan handscoen.
Perawat : Ibu, sesuai yang Saya jelaskan tadi, Saya akan melakukan Perawatan
pada mata Ibu terlebih dahulu. Apabila Ibu merasakan sakit saat Saya
memBuka perban Ibu, mohon ditahan sedikit ya.
Pasien : Baik Dik.
Perawat memBuka balutan pada mata pasien secara perlahan. Kemudian
memperhatikan secara seksama mata pasien mulai dari kelopak hingga bola mata
psien.
Perawat : Bu, dari yang Saya lihat pada area mata Ibu tidak nampak tanda
infeksi ya Bu. Apakah Ibu melihat dengan terang apa masih terasa
kaBur? Tapi lebih baik dari sebelum operasi.
Pasien : Masih Saya rasa kaBur Dik.
Anak 1 : Apakah ini wajar Bli? Kan mata Ibu sudah dioperasi, kenapa masih
kaBur?
Perawat : Baik Saya jelaskan dulu ya. Pada hari pertama setelah operasi akan
wajar apabila pasien masih merasakan penglihatannya kaBur, ini
karena di bilik depan mata pasien masih terdapat udara yang berfungsi
sebagai penahan agar lensa yang dipasang di dalam mata posisinya
tetap stabil sampai mata pasien mampu beradaptasi dengan baik.
Biasanya ini berjalan selama 2 minggu. Mulai dari hari ini,
penglihatan Ibu akan perlahan-lahan membaik, tentunya dengan
Perawatan yang optimal serta kontrol rutin ya.
Anak 1 : Oh jadi begitu Bli, baiklah Bli.
Perawat : Sekarang Saya akan lanjutkan dengan pemeriksaan tajam penglihatan
Ibu hari ini ya.
Pasien : Baik Dik.
Perawat kemudian memeriksa visus pasien. Didapatkan hasil visus 6/24 pada mata
kanan dan 6/120 pada mata kiri.
Perawat : Ibu, dari hasil pemeriksaan, didapatkan hasil 6/24 ya Bu. Sudah ada
kemajuan dari visus sebelumnya yang HM atau Ibu sebelumnya hanya
bisa melihat lambaian tangan saat ini sudah cukup jelas.
Pasien : Iya Saya rasa memang sudah lebih baik dari sebelum operasi
Perawat : Sekarang Saya lanjutkan dengan pemeriksaan tekanan bole mata ya
Bu.
Pasien : Ya silahkan, Dik
Perawat melakukan pemeriksaan tekanan bole mata dengan tonometri non kontak.
Didapatkan hasil 16 pada mata kanan dan 15 pada mata kiri.
Perawat : Bu, hasil pemeriksaan tekanan bola mata Ibu baik. Tekanan bola
mata kanan 16 dan mata kiri 15. Dalam rentang normal Bu, di bawah
21.
Pasien : Wah terimakasih dik. Saya senang sekali.
Perawat kemudian merapikan peralatan, melepas handscoen dan mencuci tangan
kemudian menulis hasil pemeriksaan pada rekam medik pasien.
D. Fase Terminasi
Perawat : Bu, Saya telah selesai melakukan Perawatan pagi ini pada mata Ibu.
Bagaimana rasanya saat ini? Apakah Ibu merasakan sakit?
Pasien : Tidak dik, saat ini Saya tidak merasakan sakit. Saya senang mata
Saya sudah agak terang melihat. Terimakasih atas Perawatannya ya
dik.
Perawat : Sama-sama Bu. Itu sudah menjadi kewajiban kami disini
memberikan Perawatan pada Ibu. Apakah ada hal-hal yang ingin Ibu
tanyakan pada Saya?
Pasien : Untuk saat ini tidak dik.
Perawat : Baiklah Bu, sekarang Ibu bisa kembali ke ruang Perawatan Ibu. Saya
kan melanjutkan pemerikasaan pada pasien yang lain.
Pasien : Ya terimakasih dik.
Anak 1 : Terimakasih Bli.
Pasien dan Anaknya kembali ke ruang Perawatan dan Perawat melanjutkan
pemeriksaab pada pasien lainnya.
BAB III
SIMPULAN