Anda di halaman 1dari 7

Nama : Meilan Isni Fatmawati

Nim : 1911020104

Kelas : 2B/Keperawatan S1

Tangal : 9 Mei 2020

Dosen : Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., M.Kep.

RESUM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik merupakan media dalam mengembangkan hubungan perawat-


klien dan kualitas komunikasi mempengaruhi kualitas hubungan serta efektifitas dari asuhan
keperawatan

Hal-hal yang harus kita lakukan saat berhadapan dengan pasien adalah :
1. Menghadirkan diri
Menurut Evans mengidentifikasi 4 sikap dan cara untuk menghadirkan diri secara
fisik, yaitu :
a. Berhadapan
b. Mempertahankan kontak mata
c. Membungkuk ke arah klien
d. Tetap rileks
2. Dimensi respon
Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, simpati dan
konkrit. Dimensi respon sangat penting karena untuk membina hubungan saling
percaya dan komunikasi terbuka.
3. Dimensi Tindakan
Menurut Stuart da sundeen, 1987 : 131, Dimensi tindakan terdiri dari :
a. Konfrontasi
b. Kesegeraan
c. Keterbukaan
d. emosional katarsis
e. bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131).
4. Mendengarkan Secara aktif ( Active Listening )
Mendengarkan secara aktif ini terdiri dari empat tahap yaitu :
a. Membuka diri
b. Mendefinisikan masalah
c. Menentukan tujuan
d. Mengevaluasi tujuan .

5. Terapeutik Impasses
Merupakan hambatan kemajuan hubungan perawat dank lien yang terdiri dari :
a. Resistensi : menarik diri
b. Transference : pemindahan pikiran
c. Counter transference : reaksi perawat – klien yang berdasar pada kebutuhan
Pengertian Komunikasi Terapeutik

 Northouse (1998): Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat dalam


membantu klien untuk dapat beradaptasi dengan stress yang dialaminya.
 Sundeen (1990): Hubungan terapeutik merupakan sebuah hubungan kerjasama.
Hubungan ini ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman antara perawat dan pasien
 Wahyu Purwaningsih dan Ina Karlina (2010): Komunikasi terapeutik berfokus
pada klien dalam memenuhi kebutuhan klien, serta memiliki tujuan spesifik, dan batas
waktu yang ditetapkan bersama.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

 Terjadinya perubahan dalam diri pasien dalam bentuk kesadaran diri serta penerimaan
diri yang diikuti peningkatan akan penghormatan diri.
 Pasien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain, sehingga memiliki
kemampuan dalam membina hubungan intrapersonal
 Meningkatkan fungsi dan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan dan penetapan
tujuan yang realistis, sesuai dengan kemampuan pasien
 Meningkatnya integritas diri pasien, dan kejelasan akan identitas dirinya.

Prnsip Komunikasi Terapeutik

 Melihat permasalahan dari sudut pandang pasien


 Tidak mudah dipengaruhi masa lalu pasien dan masa lalu perawat sendiri
 Empati bukan simpati
 Menerima apa adanya.

Metode Komunikasi Terapeutik ( Stuart & Sundeen, 1998)

 Mendengarkan penuh perhatian


 Menunjukan penerimaan
 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
 Memfokuskan
 Menyatakan hasil observasi

Bertanya/questioning

Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran

 Pertanyaan fasilitatif dan nonfasilitatif


 Terbuka dan tertutup
 Inapropriate quantity question
 Inapropriate quality question

Mendengarkan/listening
 Dasar utama komunikasi terapeutik
 Proses aktif
 Penerimaan informasi
 Penelaahan reaksi thd pesan yg diterima
 Mengikuti apa yg dibacakan klien dg penuh perhatian
 Membeikan tanggapan dg tepat dan tdk memotong
 Tunjukkan perhatian bhw perawat punya waktu utk mendengarkan

Mengulang/restarting

 Mengulang pokok pikiran yg diungkapkan klien


 Menguatkan ungkapan klien
 Memberi indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien
 Strategi yg mendukung listening

Tahap Komunikasi Terapeutik

1. Tahap persiapan / Pra-interaksi : menganalisis kelebihan dan kekurangan


2. Tahap perkenalan / Orientasi : Tujuannya untuk memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat.
3. Tahap kerja : Dalam tahap ini perawat dituntut untuk dapat membantu klien
menyampaikan perasaan dan pikirannya.
4. Tahap terminasi : Tahap ini dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.

KOMUNIKASI BERBAGAI TINGKAT USIA

Anak

 Seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa
pubertas
 Menurut psikologi : periode perkembangan yg merentang dari masa bayi hingga
usia lima atau enam tahun, disebut periode prasekolah berkembang setara dengan
tahun2 sekolah dasar.

Remaja

Suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak
kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa.

Tujuan Komunikasi Spesifik (Hewitt, 1981)

 Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

 Mempengaruhi perilaku seseorang

 Mengungkapkan perasaan
Peran Perawat

Perawat perlu realisasi diri, penerimaan diri, penerimaan penghormatan diri,


kemampuan membina hubungan interpersonal yg tidak superfisial dan saling bergantung
dengan orang lain, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yg realistis, identitas personal yg jelas dan peningkatan integritas diri.

Cara Berkomunikasi pada Bayi

 Dimulai melihat sesuatu yg menarik : mulai mengekuarkan suara


 Dimulai usia minggu kedelapan : melihat obyek atau cahaya
 Minggu keduabelas : tersenyum
 Usia ke enam belas : menolehkan kepala pada suara asing
 Pertengahan tahun pertama : mengucapkan kata-kata awal (ba-ba, da-da, ma-ma).
 Bulan kesepuluh : bereaksi thd panggilan namanya, melihat beberapa gambar pada
buku.
 Akhir tahun pertama : mengucapkan kata-kata spesifik dua atau tiga kata.
 Cara komunikasi efektif : non verbal dengan sentuhan (mengusap, menggendong,
memangku). Kebutuhan dg tingkah laku dan bersuara = menangis.

Cara Berkomunikasi pada TOODLER

 Anak sudah memahami ± 10 kata. Tahun kedua 200 – 300 kata dan terdengar kata-
kata ulangan. Usia 3 tahun menguasai 900 dan kata-kata yg digunakan spt : mengapa,
apa, kapan
 Jangan sentuh anak tanpa persetujuan, bersalaman menghindarkan kecemasan,
menggambar, menulis, bercerita dlm menggali perasaan

Cara Berkomunikasi pada usia Sekolah

 Cara berkomunikasi : gunakan kata sederhana yg spesifik, jelaskan sesuatu yang


membuat ketidakjelasan pada anak, jelaskan arti fungsi dan prosedur tindakan, jangan
menyakiti atau mengancam.

Cara Berkomunikasi pada Remaja

 Pola pikir dan tingkah laku peralihan anak ke dewasa. Bila stress diskusi masalah dg
teman sebaya. Menolak orang yg berusaha menjatuhkan harga dirinya
 Kunci pokok berkomunikasi dg remaja : mendengar supaya remaja mau berbicara,
menerima dahulu perasaan remaja, bicara supaya didengar.

 Membantu remaja menyelesaikan masalah : pesan kamu dan pesan saya, menentukan
masalah siapa, apa yang harus dilakukan
Komunikasi Terapeutik pada Anak

 Sikap kesejatian

 Sikap empati

 Sikap hormat

 Sikap konkret

Komunikasi Terapetik pada Remaja

 Pola pikir dan tingkah laku : peralihan dari anak ke dewasa

 Diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa diluar keluarga dan
terbuka terhadap perawat, bila stress

 Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya.

Teknik Komunikasi pada Anak dan Remaja

1) Melalui orang lain atau pihak ke tiga


2) Bercerita
3) Memfasilitasi
4) Meminta untuk menyebutkan keinginan
5) Pilihan pro dan kontra
6) Penggunaan skala
7) Menulis
8) Menggambar
9) Bermain

DEWASA

Orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa
sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu
sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya.

 Sikap perawat:

a. Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang


diinginkan.

b. Tidak perlu mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan


perilaku yang kurang tepat.
LANSIA

Kemampuan komunikasi pada lansia (lanjut usia) dapat mengalami penurunan akibat
penurunan fungsi berbagai sistem organ, seperti penglihatan, pendengaran, wicara, dan
persepsi. Penurunan kemampuan melakukan komunikasi berlangsung bertahap dan
bergantung pada seberapa jauh gangguan indra dan gangguan otak yang dialami lansia.

 Gangguan ingatan (demensia) berdampak pada penerimaan dan pengiriman pesan.


Dampak pada penerimaan pesan,antara lain : lanjut usia mudah lupa terhadap pesan
yang baru saja diterimanya.
 Dampak dimensia terhadap pengiriman pesan,antara lain: lansia kurang mampu
membuat pesan yang bersifat kompleks, bingung pada saat mengirim pesan,dan pesan
yang disampaikan salah.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain:

 Perubahan fisik lansia seperti pendengaran.

 Normal Agging Process

 Perubahan sosial

 Pengalaman hidup dan latar belakang budaya

 Tips Berkomunikasi dengan Lansia adalah :

1. Menyedikan waktu ekstra

2. Mengurangi kebisingan

3. Duduk berhadapan

4. Menjaga kontak mata

5. Mendengar aktif

Kasus Presbiakusis pada Lansia

Presbiakusis adalah kehilangan pendengaran yang terjadi perlahan-lahan seiring


bertambahnya usia. Kondisi ini merupakan proses multifaktor, di mana proses penuaan dan
paparan suara bising dalam jangka waktu lama menjadi faktor penyebab utamanya.Pasien
presbiakusis dapat merasa diabaikan oleh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Keluarga
berkomunikasi dengan menggunakan komunikasi verbal (lisan) seperti mengulang-ulang
perkataan, komunikasi non-verbal (isyarat) yaitu dengan gerakan mulut, menyentuh
pundak, hadap-hadapan saat berkomunikasi, gerakan tangan.
Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau klien yang
diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu kesempurnaan indra,
kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi sehingga pada akhirnya
kita dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan jenis bahasa yang kita
gunakan.Sebaiknya dalam melakukan komunikasi, kita harus bersikap ramah, sopan,
dan mampu menempatkan diri terhadap orang yang diajak berkomunikasi, dengan
melihat tingkatan usia, sosial, latar belakang,dan budayanya.

SOAL
Gangguan ingatan pada lansia yaitu mudah lupa. Bagaimana cara kita agar komunikasi kita
dengan lansia mudah di mengerti ?

Anda mungkin juga menyukai