Anda di halaman 1dari 34

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
ANAK

By.Christ
PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah pengiriman pesan atau


tukar menukar informasi atau ide / gagasan
( Oxford Dictionary ).
Komunikasi adalah suatu proses ketika
informasi disampaikan kepada orang lain
melalui symbol, tanda, atau tingkah laku (
Haber, 1987 )
Komunikasi bisa berbentuk komunikasi verbal,
komunikasi nonverbal, dan komunikasi abstrak
( Champbell dan Glasper, 1995 ).
Prinsip Komunikasi

Mempunyai tujuan yang jelas


Merupakan tanggung jawab perawat, sehingga
dapat tercipta hubungan saling percaya antara
perawat, pasien, dan keluarga.
Merupakan elemen penting dalam praktek
keperawatan
Praktek Keperawatan merupakan praktek
professional
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI

Situasi atau
suasana

KOMUNIKASI

Waktu yang Kejelasan


tepat pesan
Komponen-komponen komunikasi :

Objective

Channel

Receiver

Message

Sender
Seorang ahli komunikasi ( Laswell)
menganalisa komunikasi dengan
Who say to whom & how

Who : Siapa yang mengatakan ( pengirim )

What : Apa yang dikatakan ( pesan )

To Whom : Kepada siapa ( penerima )

How : Bagaimana ( media yang digunakan )


Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik merupakan cara


berperilaku seseorang selama dlm komunikasi
yg dpt memberikan dampak terapi psikologi,
sehingga masalah2 psikologi anak dpt
teratasi.
Tujuan komunikasi
terapeutik
Membantu klien untuk memperjelas dan
mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah
situasi yang ada bila klien percaya pada hal-
hal yang diperlukan .
Mengurangi keraguan , membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektifdan
mempertahankan kekuatan egonya.
Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan
dirinya sendiri
Sikap Komunikasi Terapeutik :

1. Sikap Kesejatian
Merupakan sikap dlm pengiriman pesan pd
anak menunjukkan tentang gambaran diri kita
sebenarnya.
Menghindari membuka diri yg terlalu dini
sampai klien menunjukkan kesiapan untk
berespon positif.
Sikap kepercayaan yg digunakan utk
menumbuhkan rasa percaya diri kita dg anak
Lanjutan..

2. Sikap Empati
Merupakan bentuk sikap dg menempatkan diri
kita pd posisi anak dan orang tua.
3. Sikap Hormat
Merupakan bentuk sikap yg menunjukkan
adanya suatu kepedulian/perhatian, ras a
suka & menghargai klien.
Lanjutan..

4. Sikap Konkrit
merupakan bentuk sikap dg mengunakan
terminologi yg spesifik & bukan abstrak pd
saat komunikasi dg klien.
dapat ditunjukkan menggunakan sesuatu yg
nyata , melalui org ketiga dlm hal ini adalah
org tua & dpt menggunakan alat bantu sprt
gambar, mainan dll.
Komunikasi sesuai Tumbuh
Kembang Anak

1. Berkomunikasi dengan Bayi


2. Berkomunikasi dengan Anak Balita
3. Berkomunikasi dengan Anak Usia Sekolah
4. Berkomunikasi dengan Anak Usia Remaja
Berkomunikasi dengan Bayi

Belum dapat mengekspresikan perasaan dan


pikirannya dengan kata kata, sehingga
bahasa nonverbal sering digunakan
Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah
laku dan bersuara yang dapat
diinterpretasikan oleh orang sekitar
Lanjutan.

Untuk bayi yang masih muda ( usia


Berespon positif terhadap kontak fisik yang
lembut
Perilaku menggerak gerakkan tangan, kaki,
menendang yang.
merupakan rangsangan untuk memperoleh
perhatian ( misalnya bayi ingin diberi
sentuhan, didekap, digendong, diajak
komunikasi
dengan lembut ).
Lanjutan.

Untuk bayi yang lebih tua ( usia > 6 bulan )


Stranger anxiety atau cemas dengan orang
asing yang belum dikenalnya, merupakan ciri
perilaku yang sering muncul.
Perhatiannya berpusat pada diri dan ibunya
Perhatikan saat berkomunikasi dengannya
Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan
ibunya dan atau mainan yang dipegangnya
Lanjutan.

Kerjakan dengan lembut


Tanpa gerak isyarat
Bayi dalam pengawasan orang tua
Berikan obyek yang aman
Berkomunikasi dengan Anak
Balita ( Batita/usia
bermain/toddler & Prasekolah)

Komunikasi verbal belum efektif, karena


memang belum fasih dalam berbicara.
Gunakan kata kata simple, singkat, yang
dikenal oleh anak karena anak hanya dapat
menerima informasi secara harfiah
Lanjutan.

Beri pujian untuk hal hal yang dicapai


Sangat egosentris. Hanya melihat sesuatu
berpusat pada dirinya ( komunikasi berpusat
pada dirinya ).
Sering berperilaku mendorong tangan
pemeriksa dan menangis pada saat pemeriksa
mendekatinya.
Anak belum mampu memahami abstraksi, maka
gunakanlah istilah istilah yang pendek dan
konkrit
Lanjutan.
Kenalkan alat alat yang akan digunakan,
termasuk juga dengan cara kerjanya
Gunakan obyek yang menyenangkan
Lakukan kontrak waktu dengan pasien dan
keluarga, kapan tindakan akan dilaksanakan
Beri kesempatan untuk memegang alat
khususnya untuk anak prasekolah ( dengan
melihat keadaan anak, sampai bagaimana alat
tersebut akan digunakan ).
Beri kesempatan untuk bertanya
Berkomunikasi dengan
Anak Usia Sekolah
Anak Usia 5 8 tahun
1. Bila menemui masalah hanya percaya terhadap
apa yang mereka lihat dan yang mereka ketahui
tanpa memerlukan penjelasan secara mendalam.
2. Anak tertarik pada aspek fungsional dari semua
prosedur, objek dan aktivitas, mengapa,
bagaimana, untuk apa prosedur tersebut
dilakukan.
3. Melihat hal tersebut, perlu menjelaskan setiap
prosedur yang akan dilakukan.
Lanjutan..

Kalau perlu dengan alat yang ada peragakan


cara penggunaannya, serta sebutkan fungsi
peralatan yang ada.
Anak usia tersebut, sangat memperhatikan
keutuhan tubuhnya, oleh karena itu mereka
peka terhadap sesuatu yang mengancam atau
menyakitkan tubuhnya, sehingga beri
pendekatan yang positif
Lanjutan.

Anak Usia 8 12 tahun


1. Anak sudah mampu berfikir secara
konkrit, sehingga komunikasi lebih
mudah dilakukan, misalnya dengan memberi
contoh melakukan injeksi pada boneka.
2. Hubungan dengan petugas biasanya
terjalin baik, sehingga pengalaman masa
lalu bisa diandalkan
3. Berdekatan dengan perawat akan lebih
tenang karena sudah mengenal dengan baik.
Berkomunikasi dengan Anak
Usia Remaja

Kemampuan berdiskusi atau berdebat dan


sudah mulai berfikir secara konseptual.
Sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada
anak usia ini sering kali merening kehidupan
tentang masa depan yg direfleksikan dlm
komunikasi.
Lanjutan.

Pada usia ini pola pikir sdh mulai menunjukkan


kearah yg lebih positif, tjd konseptualisasi
mengingat masa ini adalah masa peralihan anak
menjadi dewasa.
Komunikasi yg dpt dilakukan pd usia ini adalah
berdiskusi atau curah pendapat pd teman
sebaya.
Lanjutan.

Hindari beberapa pertanyaan yg dpt


menimbulkan rasa malu & jaga kerahasiaan dlm
komunikasi mengingat awal terwujudnya
kepercayaan anak & merupakan masa transisi
dlm bersikap dewasa.
Cara Komunikasi dengan
Anak
1. Melalui org lain atau pihak ketiga
2. Bercerita
3. Menfasilitasi
4. Biblioterapi
5. Meminta utk menyebutkan keinginan
6. Pilihan pro dan kontra
7. Penggunaan skala
Lanjutan.

8. Menulis
9. Menggambar
10. Bermain
Tahapan dalam
komunikasi dengan anak

1. Tahap Prainteraksi
pada tahap ini yg dilakukan adalah
mengumpulkan data tentang klien dg
mempelajari status atau bertanya kepada prg
tua tentang masalah atau latar belakang yg
ada.
Lanjutan..

2. Tahap Perkenalan atau Orientasi


- Memberikan salam & senyum pd klien,
melakukan validitas (kognitif, psikomotor,
afektif)
- Mencari kebenaran data yg ada dg
wawancara
- Mengobservasi atau pemeriksaan yg lain
Lanjutan.

- Memperkenalkan nama kita dg tujuan agar


selalu ada yg memperhatikan terhadap
kebutuhannya.
- Menanyakan nama panggilan kesukaan
klien karena akan mempermudah dlm
berkomunikasi & lebih dekat
- Menjelaskan tanggungjawab perawat &
klien
Lanjutan..

- Menjelaskan peran kita & klien


- Menjelaskan kegiatan yg akan dilakukan
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan waktu yg dibutuhkan utk
melakukan kegiatan & menjelaskan
kerahasiaan
Lanjutan.

3. Tahap Kerja
- Memberikan kesempatan pd klien utk
bertanya
- Menanyakan keluhan utama
- Memulai kegiatan dg cara yg baik &
melakukan kegiatan sesuai dg rencana
Lanjutan.

4. Tahap Terminasi
- Menyimpulkan hasil wawancara meliputi
evaluasi proses & hasil
- Memberikan reinforcement positif
- Merencanakan tindak lanjut dg klien
- Melakukan kontrak (waktu,tempat & topik)
- Mengakhiri wawancara dg cara yg baik.
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai