Anda di halaman 1dari 34

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK

Ns. Yuhana Damantalm, M.Erg.


I. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH
(3-5 Tahun)
 Komunikasi terapuetik pada anak adalah
komunikasi yang dilakukan antara perawat dan
klien ( anak) ,yang direncanakan secara
sadar ,bertujuan dan kegiatan nya dipusatkan
untuk kesembuhan anak
Perkembangan Kognitif
 Anak tidak dapat memahami /membedakan
fantasi dan kenyataan ,anak juga hanya
memahami kalimat yang
pendek ,sederhana,kata-kata yang dipahami
disertai dengan penjelasan yang kongkrit
 Anak mulai mandiri dan mengembangkan
keterampilan dirinya untuk berinteraksi dengan
orang lain,anak yang lebih kecil belum belum
fasih berbicara (ucapan dan perbendaharaan
kata nya belum memadai sepenuh nya)
 Anak masih egosentris  percakapan tentang
dirinya, berpikir kongkrit: bicara apa adanya
(jujur), bila perlu ijinkan untuk menyentuh,
memegang, memeriksa barang yg akan 
berhubungan dengan mereka
Tujuan Komunikasi Terapeutik Pada Anak Pra
Sekolah
 Membantu anak untuk memperjelas dan mengurangi
beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien
percaya pada hal- hal yang diperlukan
 Mengurangi keraguan , membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
 Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan
dirinya sendiri
Tekhnik-tekhnik Komunikasi Pada Anak Pra Sekolah (3-5
tahun)

1. Tekhnik Verbal
2. Tekhnik Non Verbal
Tekhnik Verbal
1. Melalui orang lain atau orang ketiga atau orang
tua : Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan
oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri
anak, dengan menghindari secara langsung
berkomunikasi dengan melibatkan orang tua
secara langsung yang sedang berada di samping
anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan
memberikan komentar tentang mainan, baju yang
sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan
catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan
2. Bercerita : Pesan yang akan disampaikan kepada anak
dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka
sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan,
yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun
gambar.
3. Memfasilitasi: Memfasilitasi anak adalah bagian cara
berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon
anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi
kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak
boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons
terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan
ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek
pada anak
4. Biblioterapi : Melalui pemberian buku atau
majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan
perasaan, dengan menceritakan isi buku atau
majalah yang sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan kepada anak.
5. Meminta untuk menyebutkan keinginan :
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi
dengan anak, dengan meminta anak untuk
menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai
keluhan yang dirasakan anak dan keinginan
tersebut dapat menunjukkan perasaan dan
pikiran anak pada saat itu
6. Pilihan Pro dan Kontra : Penggunaan teknik
komunikasi ini sangat penting dalam menentukan
atau mengetahui perasaan dan pikiran anak,
dengan mengajukan pada situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif
sesuai dengan pendapat anak.
7. Penggunaan Skala : Penggunaan skala atau
peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti penggunaan
perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan
menganjurkan anak untuk mengekspresikan
perasaan sakitnya.
Teknik Non Verbal
1. Menulis : alternatif pendekatan komunikasi bagi
anak, remaja muda dan pra remaja. Untuk memulai
suatu percakapan perawat dapat memeriksa/
menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga
meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan
menulis anak-anak lebih riil dan nyata
2. Menggambar : bentuk komunikasi yang berharga
melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam
menginterpretasi gambar adalah bahwa anak- anak
mengungkapakan tentang dirinya
3. Sosiogram : Menggambar tak perlu dibatasi bagi
anak- anak, dan jenis gambar yang berguna bagi
anak- anak seusia 5 tahun adalah sosiogram
(gambar ruang kehidupan) atau lingkungan
keluarga. Menggambar suatu lingkaran adalah
untuk melambangkan orang-orang yang hampir
mirip dalam kehidupan anak, dan gambar
bundaran- bundaran didekat lingkaran
menunjukkan keakraban/ kedekatan.
4. Menggambar Bersama dalam Keluarga : alat yang
berguna untuk mengungkapkan dinamika dan
hubungan keluarga.
6. Bermain : merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk berhubungan dengan
anak. Dengan bermain dapat dikumpulkan
petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik,
intelektual dan sosial. Terapeutik play
sering digunakan untuk mengurangi
trauma akibat sakit atau masuk rumah
sakit atau untuk mempersiapkan anak
sebelum dilakukan prosedur medis/
perawatan.
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada
Anak
1. Memperhatikan nada suara (intonasi)
Diharapkan perawat dapat berbicara dengan nada
suara yang rendah dan lambat. Agar pasien anak jauh
lebih mengerti apa yang ditanyakan oleh perawat

2. Mengalihkan aktivitas
Pasien anak yang terkadang hiperaktif lebih menyukai
aktivitas yang ia sukai, sehingga perawat perlu
membuat jadwal yang bergantian antara aktivitas yang
pasien anak sukai dengan aktivitas terapi atau medis
3. Jarak interaksi
Diharapkan perawat dapat mempertahankan
jarak yang aman saat berinteraksi dengan pasien
anak
 
4. Kontak mata
Diharapkan perawat dapat mengurangi kontak
mata saat mendapat respon dari pasien anak yang
kurang baik, dan kembali melakukan kontak
mata saat kira-kira pasien anak sudah dapat
mengontrol perilakunya
5. Sentuhan
Jangan pernah menyentuh anak tanpa
izin dari si anak.Dengan sentuhan ,anak
akan merasa bahwa ada perhatian yang
kita berikan
Tekhnik yang kurang tepat dilakukan dalam komunikasi
terapeutik pada anak

1. Mengabaikan keterangan anak


2. Bersikap emosional
3. Pembicaraan satu arah
4. Hindari pertanaayn yang bertubi-tubi
5. Menyudutkan anak
II. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA ANAK USIA SEKOLAH
(7-12 Tahun)
 Komunikasi pada usia anak sekolah merupakan suatu
proses penyampaian dan transfer informasi yang
melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim
pesan maupun penerima pesan
 Komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah
adalah:
Komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(anak usia sekolah ), yang direncanakan secara sadar ,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan klien 
Tahap perkembangan anak usia sekolah
1. Jean Peuget, (usia 7-11 tahun) :
 Pada fase ini anak sudah mulai berpikir lebih logis
dan terarah,dapat memilih , menggolongkan ,
mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu
berpikir dari sudut pandang orang lain
 Pada fase ini pula anak dapat mengetahui konsep
guru, tetapi belum dapat berpikir hal - hal yang
abstrak
 Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan
konkrit dan sistematis menurut persepsinya
2. Erickson (usia 6-12 tahun)
 Anak siap menjadi pekerja dan ingin
dilibatkan dalam aktifitas , bila diberi tugas
akan dikerjakan sampai selesai
 Sudah ingin menghasilkan sesuatu , mulai
belajar aturan - aturan dan kompetisi melalui
proses pendidikan belajar dan berhubungan
dengan orang lain
 Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak
mampu memenuhi standart maka anak
menjadi inferiority, kurang percaya diri ,
gangguan prestasi dan takut kompetisi
 Tahap anak usia sekolah : masa awal anak - anak
yang penuh imajinasi, mereka mengarahkan energy
mereka pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan intelektual, Tertarik pada bagaimana
sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu itu bekerja
 Usia sekolah merupakan periode kritis perkembangan
konsep diri, terdapat kematangan yang stabil dalam
perkembangan fisik, mental dan sosial, fokus pada
perkembangan kompetensi, keterampilan, kerja sama
dan perkembangan moral
 Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat
dimulai dengan kemampuan mencetak, menggambar,
membuat huruf atau tulisan yang besar
 Anak berusia 5 - 8 tahun kurang
mengandalkan pada apa yang mereka lihat
tetapi lebih pada apa yang mereka ketahui bila
dihadapkan pada masalah baru
 Pada masa ini anak sudah dapat memahami
penjelasan sederhana dan mampu
mendemonstrasikannya. Anak perlu diijinkan
untuk mengekspresikan rasa takut dan
keheranan yang dialaminya
Sikap Komunikasi Terapeutik
 Sikap kesejatian : menunjukan tentang gambaran diri
kita sebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain
menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai
dengan anak (usia sekolah) menunjukan kesiapan
untuk berespons positif terhadap keterbukaan, sikap
kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan
rasa percaya kita dengan anak dan harus lebih
terbuka, sikap menghindari membuka diri terlalu
dini dalam rangka manipulasi, sikap dengan
memberikan nasihat atau mempengaruhi anak untuk
mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita dalam
berkomunikasi
 Sikap
empati : mendengarkan apa yang
disampaikan oleh komunikan dengan maksud
dimengerti, mengatakan pada diri komunikan
bahwa kita ingin mendengar apa darinya,
menyampaikan respons empati seperti
keakuratan, kejelasan, kehangatan dan
menunjukan empati secara verbal
 Sikap hormat : melihat kearah anak saat
berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak
terbagi dalam komunikasi, memelihara kontak mata
dalam komunikasi, senyum pada saat yang tepat,
bergerak kearah anak saat komunikasi, menentukan
sapaan saat komunikasi, melakukan jabatan tangan
atau sentuhan yang lembut dengan ijin komunikan
 Sikap konkret : menggunakan sesuatu yang nyata
seperti menunjukan pada hal yang nyata, melalui orang
ketiga dalam hal ini adalah orang tua dan dapat
menggunakan alat bantu seperti gambar, mainan dan
lain-lain
Model-Model Komunikasi Terapeutik
Pada Anak Usia Sekolah

1. Shannon-Weaver Model
2. Leary Model
3. Health communication model
Shannon-Weaver Model
 Komunikasi dipresentasikan sebagai suatu system,
dimana memilih sumber informasi yang diformulasi ke
dalam suatu pesan. Pesan kemudian ditransmisikan
dengan signal melalui chanel ke receiver.
Penerima/receiver menginterpretasikan pesan dan
mengirimkan ke tujuan
 Bentuk unik dari konsep ini : adanya noise/gangguan.
 Noise adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau
mengganggu transfer pesan dari sumber ke tujuan
yang akan dicapai.
 Dalam model komunikasi manusia, noise dapat berupa
distorsi persepsi misalnya: interpretasi psikologis,
suara yang tidak terdengar
 Keunggulan dari model ini adalah kesamaan
jalur dalam pengiriman komunikasi yaitu dari
sumber ke penerima. Kekurangannya adalah
tidak menunjukkan hubungan transaksi antara
sumber dan receiver. Model ini sifatnya linear
yang berarti jalurnya satu arah
 Model ini dibatasi oleh omitting komponen feed
back dan tidak secara jelas mengilustrasikan
fungsi proses
 Leary menyimpulkan bahwa tingkah laku orang
Leary Model

merupakan respon dari tingkah laku yang kita


tampilkan, misalnya bila kita bertingkah dominan
maka kita kondisikan orang lain bertingkah submisive
 Setiap pesan komunikasi dapat dilihat melalui dua
dimensi : Dominan-Submision dan Hate-Love
Aturan yang mengatur fungsi dimensi ini
dalam interaksi manusia
 Tingkah laku komunikatif dominan atau submisive
biasanya menstimuli tingkah laku sebaliknya pada
orang lain, berlaku autokratik (dominan) biasanya
akan menstimuli orang lain untuk berlaku submisive
dan sebaliknya
 Tingkah laku membenci/mencintai biasanya akan
menstimuli tingkah laku yang sama dari orang lain,
artinya dengan bertingkah laku yang baik pada orang
lain, orang lain akan berlaku baik juga dan sebaliknya
 Selama beberapa tahun, pasien yang datang dengan
kondisi akut sering diasumsikan / ditempatkan dalam
peran submisive sedangkan tenaga profesional dalam
peran dominan
 Pasien menjadi lebih asertive dan penyedia jasa
pelayanan harus mengevaluasi kembali otoritas dan
kontrol mereka
 Jika kita benar-benar ingin mengerti komunikasi kita
dengan orang lain, kita perlu melihat kualitas dari dua
individu yang berinteraksi
Health communication model
 Pencapaiantujuan utama yaitu kesehatan maksimal,
model yang terseleksi ini ada 3 yaitu, : model terapeutik,
model keyakinan kesehatan , dan model interaksi King
 Komunikasi pada anak usia sekolah (7-12
tahun) gunakan kata sederhana yang spesifik,
jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan
pada anak atau sesuatu yang tidak
diketahui, jelaskan arti fungsi dan prosedurnya,
maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan
secara jelas dan jangan menyakiti atau
mengancam, sebab ini akan membuat anak tidak
mampu berkomunikasi secara efektif

Anda mungkin juga menyukai