Tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu, mempelajari atau mengajarkan
sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku
sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaian sebuah masalah,
mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik, menstimulasi minat
pada diri sendiri atau orang lain. (Hewitt, 1981)
Dengan hal tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan
komunikasi secara efektif. Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja
adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan pengalaman belajar
dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai tim
pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan secara terapeutik,
sepertirealisasidiri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri, kemampuan membina
hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain,
peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang
realistis, asaidentitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari komunikasi?
2. Bagaimana Konsep anak?
3. Bagaimana cara komunikasi dengan anak?
4. Bagaimana tahapan komunikasi dengan anak?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak?
6. Apa petunjuk komunikasi pada anak?
7. Apa tips dasar komunikasi pada anak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi.
2. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik pada anak.
3. Untuk mengetahui cara komunikasi dengan anak.
4. Untuk mengetahui tahapan komunikasi dengan anak..
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak.
6. Untuk mengetahui petunjuk komunikasi pada anak .
7. Untuk mengetahui tips dasar komunikasi pada anak .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “Komunikasi” (Bahasa Inggris “Communication”) berasal dari Bahasa Latin
“Communicatus” yang berarrti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata
komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai
kebersamaan.
Defenisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau
lebih dengan tujun tertentu.
Komunikasi terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(anak), yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan anak.
2.2 Konsep Anak
Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam
berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan
anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa
didapatkan informasi yang benar dan akurat.
1. Komunikasi Terapeutik Berdasarkan Tingkat Perkembangan Anak
a. Usia Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-
gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi
pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai
dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi
akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi
tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat
objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada
usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya.
Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba,
da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap
namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama
bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada
bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti
mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain
b. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan bahasa
anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun
ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan.
Pada
anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus
kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.
Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa
bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap
ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara
(Behrman, 1996).
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa
yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan
yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang
lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti
kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat
komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi
dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari
konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu
memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa
disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan
cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat
melakukan komunikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Komunikasi terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien
(anak), yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan anak.
2. Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam
berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan
anak serta peran orang tua dalam membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa
didapatkan informasi yang benar dan akurat.
3. Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu satu yang penting dalam menjaga hubungan
dengan anak ,melalui komunikasi ini pula perawatan dapat memudahkan mengambil berbagai
data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan .
4. Tahapan komunikasi dengan anak
a. Tahap prainteraksi
b. Tahap perkenala
c. Tahap kerja
d. Tahap terminasi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan anak
a. Pendidikan
b. Pengetahuan
c. Sikap
d. Usia tumbuh kembang
e. Status kesehatan anak
f. Sistem social
g. Saluran
h. Lingkungan
6. Petunjuk untuk berkomunikasi pada anak :
e. Anak harus merasa nyaman .
f. Hindarkan ucapan yang cepat atau tiba-tiba menghentak.
g. Senyum.
h. Kontak mata dipertahankan.
i. Jika anak malu atau takut bicara dulu dengan orang tua / bermain dulu.
j. Pandangan mata sejajar.
k. Bicara pelan, percaya diri, hangat, dan tidak terburu-buru.
l. Jujur.
m. Beri kesempatan pada anak untuk mengekspresikan rasa takut / cemas.
n. Gunakan teknik yag bervariasi.
o. Buat penilaian yang cocok atau pujian.
p. Anak yang lebih tua : beri kesempatan jika tidak mau ditemani orang tua.
7. Komunikasi yang baik adalah mengetahui kapan berbicara dan kapan untuk diam. Sebagai mana
keterampilan interpersonal, kemampuan untuk berkomunikasi dibentuk pertama kali oleh
hubungan se orang anak dengan orang tuanya.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anna Keliat Budi, dkk, 2010. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Riyadi Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Kepada Anak. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Yuningsih, Yuyun. “Komunikasi terapeutik (KOMTER) pada Anak”. 6 Juni 2016.
https://plus.google.com/103270330637735884671/posts/c5AGUdygzRb
Diposting oleh Unknown di 03.42
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar