Anda di halaman 1dari 11

e-ISSN : 2655-5840

ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN DAUN BELIMBING


WULUH (Averrhoa Bilimbi) TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ANDALAS PADANG

THE EFFECT OF GIVING BOILED WATER WITH BELIMBING


WULUH (Averrhoa Bilimbi) LEAVES ON BLOOD PRESSURE IN
ELDERLY PATIENTS OF HYPERTENSION IN THE WORKING AREA
OF ANDALAS PADANG HEALTH CENTER

Tiurmaida Simandalahi1, Zola Selpi Yenti Sukma2


STIKes Syedza Saintika, Padang
tiurmaidamandalahi@gmail.com/ 085263101000

ABSTRAK
Hipertensi di sebut “silent killer” karena penderita tidak mengetahui gejalanya, dan
gejala muncul setelah adanya kerusakan pembuluh darah pada sistem organ tertentu. Di
Puskesmaa Andalas hipertensi berada pada tingkat ke 3 dari 10 penyakit lainnya. Dengan
jumlah penderita sebanyak 302 penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya pengaruh pemberian air rebusan daun belimbing wuluh terhadap tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang tahun 2018. Jenis
dan desain penelitian ini adalah Quasi Eksperimen, post test control grup design. Jumlah
sampel sebanyak 16 orang penderita hipertensi (8 orang kelompok intervensi dan 8 orang
kelompok kontrol) diambil dengan teknik purposive sampling. Data diolah dengan
komputerisasi dengan analisa univariat statistik deskriptif dan analisa bivariat menggunakan
uji t-test independen dengan tingkat kemaknaan 95%. Hail analisa univariat, didapatkan rata-
rata tekanan darah pada kelompok intervensi setelah pemberian air rebusan daun belimbing
wuluh yaitu 146.00/88,75 mmHg. Rata-rata tekanan darah pada kelompok kontrol yaitu
156.75/93,50 mmHg. Hasil analisa bivariat didapatkan ada pengaruh pemberian air rebusan
daun belimbing wuluh terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi dengan nilai p=0,000
dan p=001. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh Puskesmas
Andalas untuk lebih mengoptimalkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang upaya
penurunan tekanan darah dengan cara alternatif.

Kata kunci : Hipertensi; Belimbing Wuluh; Tekanan Darah; Lansia

ABSTRACT
Hypertension is called "the silent killer" because the patient does not know the symptoms,
and the symptoms appear after damage to blood vessels in certain organ systems. At Puskesmaa
Andalas hypertension is at the third level of 10 other diseases. With a total of 302 patients.The
purpose of this study was to determine the effect of giving boiled belimbing wuluh leaves to blood
pressure in elderly hypertensive patients in Andalas Health Center Padang Work Area in 2018. The
type and design of this study is Quasi Experiment, post test control group design. The number of
samples as many as 16 people with hypertension (8 people with the intervension group and 8 people
in the control group) was taken by purposive sampling technique. The data was processed by
computerization using univariate descriptive statistical analysis and bivariate analysis using an
independent t-test with a significance level of 95%. The results of univariate analysis showed that the

93
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

average blood pressure in the intervention group after giving boiled belimbing wuluh leaves was
146.00 / 88.75. The average blood pressure in the control group was 156.75 / 93.50 mmHg. The
results of bivariate analysis showed that there was an effect of giving boiled belimbing wuluh leaves
to blood pressure in elderly hypertension with p=0,000 and p=001. It is expected that the results of
this study can be taken into consideration by Andalas Health Center to further optimize in an effort to
increase knowledge about blood pressure reduction efforts with alternative way.

Keywords : Averrhoa Bilimbi; Blood Pressure; Hypertension; Elderly

PENDAHULUAN Penyebab dari Hipertensi belum


Hipertensi merupakan masalah diketahui dengan pasti. Hipertensi terjadi
kesehatan di dunia baik negara maju karena volume darah yang dipompa
maupun negara berkembang. Hipertensi jantung meningkat sehingga
disebut “silent killer” karena biasanya mengakibatkan bertambahnya volume
orang yang menderita tidak mengetahui darah di pembuluh arteri. Pada umumnya
gejala sebelumnya dan gejala baru muncul Hipertensi tidak mempunyai penyebab
setelah sistem organ tertentu mengalami yang spesifik. Diperkirakan 90% pasien
kerusakan pembuluh darah (Smeltzer, dkk, Hipertensi termasuk dalam kategori
2010). Hipertensi primer. Penyebab lain seperti
Hipertensi dapat didefinisikan genetika (keturunan), obesitas, stress
sebagai tekanan darah persisten dimana lingkungan, gender (jenis kelamin), usia,
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan asupan garam, gaya hidup yang kurang
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada sehat, obat-obatan, akibat penyakit lain
populasi manula, hipertensi didefinisikan (Sutanto,2010).
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan Menurut Brunner & Suddart (2005),
tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer & mekanisme yang mengontrol konstriks dan
suzanne, 2002). Hipertensi diklasifikasikan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
sesuai derajat keparahannya, mempnyai vasomotor, pada medulla di otak. Pusat
rentang tekanan darah normal tinggi smpai vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
maligna. Keadaan ini dikategorikan yang berlanjut ke bawah korda spinalis
sebagai primer dan sekunder, terjadi dan keluar dari kolumna medulla spinalis
sebagai akibat dari kondisi patologi yang ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
(Faqih, 2006). dalam bentuk implus yang bergerak ke
Data WHO (2015), populasi yang bawah melalui saraf simpatis ke ganglia
berumur 18 tahun keatas pada tahun 2014 simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
mengalami peningkatan tekanan darah melepaskan asetikolin, yang akan
(sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 merangsang serabut saraf paska ganglion
mmHg ) yaitu 24,0 pada lai-laki dan ke pembuluh darah. Berbagai faktor
20,5 pada wanita. Penderita Hipertensi di seperti kecemasan dan ketakutan dapat
Indonesia mencapai 31,7% dari total mempengaruhi respon pembuluh darah
penduduk artinya, 1 dari 3 orang dewasa di terhadap rangsangan vasokontriktor.
Indonesia menderita Hipertensi. Individu dengan Hipertensi sangat
Sedangkan untuk Sumatera Barat,angka sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tertinggi kejadian Hipertensi berada di tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
Sawah Lunto mencapai 43,2%, dan Kota tersebut bisa terjadi.
Padang sebanyak 26% (Depkes Sumbar, Pada saat bersamaan dimana sistem
2012). saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi,

94
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

kelenjar adrenal juga terangsang farmakologis dapat menggunakan obat-


mengakibatkan tambahan aktivitas obatan seperti diuretik, simpatik,
vasokontriksi. Medulla adrenal betabloker, dan vasodilator yang dapat
mengekskresi epinefrin yang membantu menurunkan dan menstabilkan
menyebabkan vasokontriksi. Korteks tekanan darah, serta menurunkan resiko
adrenal mengekskresi kortisol dan steroid terjadinya komplikasi akibat Hipertensi
lainnya, yang dapat memperkuat respon (Davey, 2005). Penatalaksanaan Hipertensi
vasokontriksi pembuluh darah. secara non farmakologis yaitu dengan
Vasokontriksi yang mengakibatkan cara berhenti merokok, menurunkan berat
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan badan berlebih, mengurangi konsumsi
pelepasan renin. Renin merangsang alkohol, latihan fisik, mengurangi asupan
pembentukan angiotensin I yang kemudian garam, dan meningkatkan konsumsi buah
diubah menjadi angiotensin II, suatu dan sayur (Sudoyo, 2016). Ramuan
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya tradisional yang dapat digunakan dalam
merangsang sekresi aldosteron oleh penatalaksanaa Hipertensi diantaranya
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan buah tomat (jus tomat), mengkudu (buah),
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, mentimun (buah), daun belimbing wuluh.
menyebabkan peningkatan volume Pengobatan dengan menggunakan
intravaskuler. Semua faktor tersebut obat-obatan yang mengandung
cenderung pencetus keadaan Hipertensi. banyakbahan kimia secara berlebihan akan
Menurut Brunner & Suddarth menimbulkan efek samping dibanding
(2005), Individu yang menderita menggunakan obat-obatan tradisional, dan
Hipertensi kadang tidak menampakan biaya pengobatan tradisioanal lebih
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila terjangkau dibandingkan dengan obat-
ada menunjukan adanya kerusakan obatan yang lain. Meminum obat
vaskuler, dengan manifestasi yang khas Hipertensi harus seumur hidup sehingga
sesuai sistem organ yang divaskularisasi dapat membuat pasien bosan. Obat
oleh pembuluh darah bersangkutan. tradisional dapat digunakan sebagai
Perubahan patologis pada ginjal dapat alternatife lain dalam menurunkan tekanan
bermanifestasi sebagai nokturia darah penderita Hipertensi (Anggraini,
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan 2012).
azetoma (peningkatan nitrogen urea darah Daun belimbing wuluh (Averrhoa
dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh bilimbi), merupakan tanaman yang tumbuh
darah otak dapat menimbulkan stroke atau dan ditanam di Asia sampai perbukitan
serangan iskemik transien yang Asia Tenggara, dan tanaman ini tersebar
bermanifestasi sebagai paralysis sementara secara luas di Indonesia. Belimbing wuluh
pada satu sisi (hemiplegaia atau gangguan dapat tumbuh baik di dataran rendah
tajam penglihatan). hingga dataran tinggi yang kurang dari 750
Dampak dari Hipertensi meliputi dpl. Perbanyakan tanaman ini bisa melalui
krisis Hipertensi, penyakit arteri perifer, cangkok, biji, atau persemaian benih
aneurisma asecta dissecting, angina, setelah dibersihkan dan dikeringkan.
infark miokard, gagal jantung, aritmia, Tanaman ini dapat berbuah sepanjang
kematian mendadak, stroke, ensefalopati tahun, khususnya pada musim kemarau.
Hipertensi, serta gagal ginjal (Kowalak, Hingga saat ini, belimbing wuluh hanya
2011). ditanam seadanya di perkarangan rumah.
Penatalaksanaan Hipertensi dibagi Belum ditemukan adanya penanaman
menjadi dua yakni, secara farmakologis secara perkebunan. Belimbing wuluh
dan non farmakologis. Penanganan secara (Averrhoa bilimbi). Bagian daunnya

95
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

berkhasiat untuk mengatasi Hipertensi, penyakit Hipertensi berada pada peringkat


antipiretik, menggobati gondongan, ke 3 dari 10 penyakit lainnya. Jumlah
antibakteri, dan mengatasi rematik (Edi penderita Hipertensi sebanyak 302
dkk, 2013). penderita.
Daun belimbing wuluh mengandung Survey awal yang peneliti lakukan
beberapa senyawa, di antaranya flavanoid, melalui wawancara dengan sepuluh orang
diterpen alkohol asiklik, dieti ftalat, tanin, penderita Hipertensi di Wilayah kerja
sulfur, asam sitrat, asam format, dan Puskesmas Andalas pada tanggal 28 April
kalium sitrat (Edi dkk,2013). Belimbing 2018 didapatkan informasi bahwa tujuh
wuluh mengandung kalium sitrat, yang dari sepuluh orang penderita mengatakan
berfungsi sebagai diuretik sehingga bahwa selama ini usaha yang mereka
pengeluaran natrium cairan meningkat, hal lakukan untuk mengatasi Hipertensi
tersebut dapat membantu menurunkan dengan menggunakan obat antihipertensi
tekanan darah. Kandungan flavanoid pada dari Puskesmas dan juga terapi herbal, dan
daun belimbing wuluh memiliki potensi tiga diantaranya hanya meminum obat
sebagai antioksidan yang berguna untuk antihipertensi saja. Terapi herbal yang
menurunkan tekanan darah (Putri, 2011). pernah mereka gunakan yaitu mentimun,
Penelitian yang dilakukan oleh daun alpukat, daun salam dan dengan obat.
Arimina (2014) di wilayah kerja Upaya yang telah dilakukan Puskesmas
Puskesmas Balongsari-Surabaya tentang adalah memberikan pendidikan kesehatan
pengaruh pemberian air rebusan daun kepada lansia yang menderita Hipertensi.
belimbing wuluh terhadap tekanan darah Salah satu tindakan yang dilakukan oleh
pada lansia penderita Hipertensi. Puskesmas adalah dengan melaksanakan
Diperoleh hasil signifikan ρ-value = senam untuk lansia. Tujuan penelitian ini
0,001sehingga ρ < α, adalah untuk mengetahui pengaruh
adapengaruhpemberian air rebusan daun pemberian air rebusan daun belimbing
belimbing wuluh terhadap tekanan darah wuluh terhadap tekanan darah pada lansia
pada lansia penderita Hipertensi. penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Penelitian yang dilakukan oleh Fauzi Puskesmas Andalas.
(2014) di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Tarab tentang pengaruh pemberian air BAHAN DAN METODE
rebusan buah belimbing wuluh terhadap Penelitian ini merupakan penelitian
tekanan darah pada penderita Hipertensi Quasi Eksperimen, post test control grup
dengan jumlah subjek 12 orang,dengan ρ design dimana melakukan observasi
value = 0,02 < 0,05, dan dapat (pengukuran) sesudah diberikan intervensi
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada satu kelompok (dilakukan
yang signifikan. pengukuran tekanan darah pada penderita
Data yang penulis dapatkan dari Hipertensi sesudah diberikan air rebusan
Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun daun belimbing wuluh). Penelitian ini
2016 bahwa Puskesmas Andalas dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
merupakan Puskesmas yang terbanyak Andalas pada tanggal 14 sampai 20
menderita Hipertensi yang berjumlah 1029 Agustus 2018, di Wilayah Kerja
orang dan pada tahun 2017 mengalami Puskesmas Andalas Kota Padang.
peningkatan menjadi 2028 orang Pengumpulan data penelitian ini dimulai
dibanding Puskesmas Lubuk Begalung dan dari 27 Desember 2017 sampai Agustus
Puskesmas Padang Pasir. Data yang 2018.
didapatkan di Puskesmas Andalas pada Populasinya adalah penderita
bulan Januari sampai bulan Maret 2018 Hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas

96
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

Andalas dengan jumlah penderita kelompok Intervensi: dilakukan


sebanyak 302 orang. Sampel diambil pengukuran tekanan darah sebelum
berdasarkan hasil perhitungan rumus diberikan air rebusan daun belimbing
Federer sebanyak 16 orang (8 orang wuluh, setelah pengukuran, diberikan air
kelompok intervensi dan 8 orang rebusan daun belimbing wuluh dengan
kelompok kontrol). Teknik sampling yang intensitas dua kali sehari (150 ml untuk
digunakan adalah Purposive Sampling, satu kali minum) setelah makan selama 7
dengan kriteria inklusi yang harus hari berturut-turut, dengan prosedur
dipenuhi adalah penderita Hipertensi yg pembuatan: daun belimbing wuluh dicuci
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 – bersih, kemudian daun ditimbang 50 gr
159 mmHg dan diastolik ≥ 90 – 99 mmHg, untuk 1 gelas, selanjutnya daun direbus
berusia 60 – 74 tahun, bersedia menjadi dengan 300 ml air hingga mendidih
responden penelitian, sedangkan kriteria sampai air tersisa menjadi setengahnya,
ekslusi adalah responden yang selanjutnya di saring selagi hangat, dan
mengundurkan diri atau menolak sebelum berikan 2 gelas perhari, pagi dan sore
diberikan terapi atau kurang mendapat setelah makan (Junaedi dkk, 2013).
intervensi pemberian air rebusan daun Selanjutnya dilakukan pengukuran tekanan
belimbing wuluh 2 kali sehari selama 7 darah kembali setelah pemberian
hari, dan penderita Hipertensi disertai intervensi dan dicatat kedalam lembar
dengan penyakit lain. observasi. Pada kelompok kontrol juga
Penelitian dilakukan dengan dilakukan pengukuran tekanan darah dan
menekankan prinsip etika penelitian yang dicatat kedalam lembar observasi.
meliputi Informed Consent, Anonymity, Penelitian ini dibantu oleh satu orang
Confidentiality, Respect for justice enumerator.
inclusiveness, dan Balancing harms and Setelah data terkumpul selanjutnya
benefits. Teknik pengumpulan data dilakukan proses pengolahan data dengan
menggunakan data primer yang didapat komputerisasi meliputi editing, coding,
dari pengumpulan data yang dilakukan entry, cleaning, tabulating. Selanjutnya
secara langsung (observasi) dengan data dianalisis secara univariat untuk
mengukur tekanan darah penderita melihat nilai rata-rata (mean) tekanan
Hipertensi/ responden sesudah diberikan darah sesudah pemberian air rebusan daun
air rebusan daun belimbing wuluh selama belimbing wuluh, dan analisis bivariat
7 hari, dan data sekunder yang diperoleh untuk menguji pengaruh, perbedaan antar
dari keluarga dan sumber lain yang variabel. Sebelum dilakukan uji hipotesis,
menunjang penelitian, seperti data dari dilakukan uji normalitas terlebih dahulu
Puskesmas (data pasien Hipertensi seperti untuk melihat apakah data berdistribusi
usia, tekanan darah). normal atau tidak. Dikarenakan jumlah
Langkah-langkah pengumpulan data sampel kurang dari 50 orang, maka
adalah setelah mendapatkan izin parameter yang digunakan yaitu Shapiro-
penelitian, selanjutnya ditentukan Wilk dengan hasil nilai kemaknaan (p) >
responden sesuai dengan kriteria inklusi 0,05, yang berarti data berdistribusi normal
dan eksklusi dengan mengukur tekanan dan uji hipotesis yang digunakan adalah
darah sebanyak 16 orang, kemudian dibagi uji parametrik T-test Independen. Hasil
menjadi 2 kelompok: 8 responden untuk analisa dinyatakan dengan tingkat
kelompok intervensi dan 8 kelompok kepercayaan 95%. Jika p ≤ 0,05 berarti ada
kontrol. Selanjutnya responden yang pengaruh air rebusan daun belimbing
memenuhi kriteria diberikan informed wuluh terhadap tekanan darah pada lansia
consent dan membuat kontrak waktu. Pada menderita hipertensi.

97
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

responden.
HASIL

Tabel 2
Tabel 1 Rata-Rata Tekanan Darah Pada
Karakteristik Usia Responden, Riwayat Kelompok Intervensi Setelah Pemberian
Menderita Hipertensi pada Kelompok Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Intervensi dan Kontrol Terhadap Tekanan Darah
Karakteristik Frekuensi Persentase Standar
Min-
Kelompok Variabel Mean Deviasi
Maks
Intervensi: (SD)
Usia Sistol 146.00 4.276 142-
60-65 Tahun 4 50.0 152
> 65-70 Tahun 3 37.5 Diastol 88,75 3,845 80-92
71-74 Tahun 1 12.5 Tabel 2 menunjukkan rata-rata
Total 8 100 tekanan darah sistol dan diastol penderita
Riwayat hipertensi pada kelompok intervensi
Hipertensi setelah diberikan air rebusan daun
<5 Tahun 3 37.5 belimbing wuluh yaitu 146.00/88,75
5-10 Tahun 3 37.5 mmHg dengan standar deviasi yaitu
>10 Tahun 2 25.0 4.276/3,845 mmHg. Tekanan darah
Total 8 100 sistolik 142-152 mmHg dan tekanan darah
Kelompok diastolik adalah 80-92 mmHg di Wilayah
Kontrol: Kerja Puskesmas Andalas Padang tahun
Usia 2018.
60-65 Tahun 3 37.5
> 65-70 Tahun 4 50.0 Tabel 3
Rata-Rata Tekanan Darah Pada
71-74 Tahun 1 12.5
Kelompok Kontrol Lansia Penderita
Total 8 100
Hipertensi Di Wilayah Kerja
Riwayat
Puskesmas Andalas Padang
Hipertensi
Variabel Mean Standar Min-
<5 Tahun 3 37.5
Deviasi Maks
5-10 Tahun 4 50.0
(SD)
>10 Tahun 1 12.5
Sistol 156.75 3,012 152-
Total 8 100 160
Berdasarkan tabel 1 didapatkan pada Diastol 93.50 2,070 90-96
kelompok intervensi, usia responden Tabel 3 didapatkan rata-rata tekanan
terbanyak berada di usia 60-65 tahun darah sistol dan diastol penderita
sebanyak 4 (50.0%) responden, mengenai hipertensi kelompok kontrol yaitu
riwayat menderita hipertensi lebih banyak 156.75/93,50 mmHg dengan standar
pada rentang <5 tahun dan 5-10 tahun deviasi yaitu 3,012/2,070 mmHg. Tekanan
yaitu sebanyak 3 (37.5%) orang. Pada darah sistolik 152-160 mmHg dan
kelompok kontrol, usia responden diastolik adalah 90-96 mmHg di Wilayah
terbanyak berada di usia > 65-70 tahun Kerja Puskesmas Andalas Padang tahun
sebanyak 4 (50.0%) responden, dan 2018.
riwayat menderita hipertensi lebih banyak
pada rentang 5-10 tahun sebanyak 4 (50%)

98
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas tahun


2018.

Tabel 4 PEMBAHASAN
Pengaruh Pemberian Air Rebusan
Daun Belimbing Wuluh Terhadap Rata-Rata Tekanan Darah Pada
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Kelompok Intervensi Setelah Pemberian
Hipertensi di Wilayah Kerja Air Rebusan Daun Belimbing Wuluh
Puskesmas Andalas Padang Pada Lansia Penderita Hipertensi
T- Me Std. 95 % T d P Berdasarkan hasil penelitian,
Test an De Confiden f Val didapatkan rata-rata tekanan darah
viat ce ue penderita hipertensi pada kelompok
ion Interval intervensi setelah pemberian air rebusan
of the daun belimbing wuluh yaitu 146.00/88,75
difference
mmHg dengan standar deviasi yaitu
Lo Up
wer per
4.276/3,845 mmHg. Tekanan darah
Sisto sistolik 142-152 mmHg dan tekanan darah
l 10, 4,7 6,7 6,3 8 0,0 diastolik adalah 80-92 mmHg di Wilayah
Inter 750 73 14, 59 70 00 Kerja Puskesmas Andalas Padang tahun
vensi 741 2018.
Sisto Hasil penelitian ini hampir sama
l dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kont Arimina Hartati Pontoh (2014) tentang
rol pengaruh pemberian air rebusan daun
Diast belimbing wuluh terhadap penurunan
ol 4,7 2,6 6,9 2,5 5,1 7 0,0 tekanan darah pada lansia penderita
Inter 50 05 28 72 58 01
hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas
vensi
Diast Balongsari-Surabaya, ditemukan sebelum
ol pemberian air rebusan daun belimbing
Kont wuluh didapatkan rata-rata tekanan darah
rol penderita hipertensi adalah 160-179/100-
Berdasarkan tabel 4 didapatkan 109 mmHg.
selisih rata-rata tekanan darah sistol pada Pengobatan hipertensi terdiri dari
kelompok intervensi dan kelompok kontrol terapi farmakologis dan terapi
yaitu 10,750 mmHg dan tekanan darah nonfarmakologis. Jenis terapi
diastol pada kelompok intervensi dan farmakologis yaitu meliputi diuretika, beta
kelompok kontrol yaitu 4,750 dengan blocker, angiotensin converting enzyme
standar deviasi pada tekanan darah sistolik inhibitor, angiotensin II receptoratau AT,
kelompok intervensi dan kelompok kontrol danreceptor antagonist blockeratau ARB.
yaitu 4,773 mmHg dan tekanan darah Untuk terapi nonfarmakologi yaitu dengan
diastolik pada kelompok intervensi dan cara berhenti merokok, menurunkan berat
kelompok kontrol 2,605 mmHg. Hasil uji badan berlebih, mengurangi konsumsi
statistik t-test independen didapatkan nilai alcohol berlebihan, latihan fisik,
p = 0,000 dan p = 0,001, berarti p < 0,05, mengurangi asupan garam, meningkatkan
yang berarti ada pengaruh pemberian air konsumsi buah dan sayuran, serta dapat
rebusan daun belimbing wuluh terhadap menggunakan pengobatan herbal (Sudoyo
tekanan darah pada lansia hipertensi di Aru W, 2006).

99
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

Daun belimbing wuluh (Averrhoa Mekanisme daun belimbing wuluh


bilimbi). Merupakan tanaman yang dapat menurunkan tekanan darah secara
tumbuh dan ditanam di Asia sampai empiris atau tradisional, daun belimbing
perbukitan Asia Tenggara. Di Indonesia, wuluh dapat menurunkan tekanan darah
tanaman ini tersebar secara luas. melalui mekanisme diuretik, yakni
Belimbing wuluh dapat tumbuh baik di mengurangi jumlah air dalam plasma
dataran rendah hingga dataran tinggi yang darah dengan cara mengeluarkannya
kurang dari 750 dpl. Perbanyakan tanaman sebagai urine (Mun‟im A & E, Hanani,
ini bisa melalui cangkok, biji, atau 2011).
persemaian benih setelah dibersihkan dan Menurut peneliti, rata-rata
dikeringkan. penurunan tekanan darah sistol pada
Belimbing wuluh (averrhoa bilimbi kelompok intervensi yaitu 146.00 dan
L.) merupakan salah satu jenis tanaman diastol yaitu 88,75 mmHg. Tekanan darah
asli Indonesia yang biasa digunakan pada orang dewasa cenderung meningkat
sebagai obat. Daun belimbing wuluh seiring bertambahnya usia dan pada lansia
mengandung beberapa senyawa yaitu bisa dihubungkan dengan penurunan
flavanoid, diterpen alkohol asiklik, dieti elastisitas pembuluh darah (Potter & Perry,
ftalat, tanin, sulfur, asam sitrat, asam 2013). Seperti yang terdapat pada data
format, dan kalium sitrat (Edi dkk,2013). umum tabel 4.1 menunjukan responden
Simpilisa dari ekstrak methanol daun pada penelitian ini yang berusia 60-65
belimbing wuluh mengandung flavanoid, tahun sebanyak 4 reponden atau 50.0%, >
saponin, tannin, dan steroid, dimana 65-70 tahun sebanyak 3 responden atau
flavanoid memiliki potensi sebagai 37.5%, 71-74 tahun sebanyak 1 responden
antioksidan yang berguna untuk atau 12.5%. salah satu faktor usia juga
menurunkan tekanan darah dengan zat berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
yang dikeluarkan yaitu nitric oxide serta dimana sistem saraf simpatis yang dapat
menyeimbangkan beberapa hormon di meningkatkan aktifitas saraf tersebut
dalam tubuh (Putri, 2011). sehingga terjadinya hipertensi. Pada
Belimbing wuluh mengandung kelompok intervensi responden dengan
kalium sitrat, yang mana mineral kalium riwayat hipertensi < 5 tahun sebanyak 3
sitrat dapat berfungsi sebagai diuretik orang, 5-10 tahun sebanyak 4 orang dan >
sehingga pengeluaran natrium cairan 10 tahun sebanyak 2 orang. Pada
meningkat, hal tersebut dapat membantu kelompok kontrol responden dengan
menurunkan tekanan darah. Kandungan riwayat hipertensi < 5 tahun sebanyak 4
flavanoid pada daun belimbing wuluh orang, 5-10 tahun sebanyak 3 orang dan >
memiliki potensi sebagai antioksidan yang 10 tahun sebanyak 1 orang.
berguna untuk menurunkan tekanan darah
(Putri, 2011). Rata-Rata Tekanan Darah Pada
Khasiat dari daun belimbing wuluh Kelompok Kontrol Lansia
yaitu dapat mengatasi hipertensi. Dan Penderita Hipertensi
khasiat lain dari daun belimbing wuluh Berdasarkan hasil penelitian,
yaitu dapat digunakan untuk pemakaian didapatkan rata-rata tekanan darah
luar untuk gondongan, jerawat, dan penderita hipertensi pada kelompok
rematik. Dengan cara daun belimbing kontrol yaitu153.75/93.50 mmHg dengan
wuluh dicuci bersih lalu digiling hingga standar deviasi yaitu 6.089/3.505 mmHg.
halus dan dipakai sebagai tapal Tekanan darah terendah adalah 140/90 dan
(pemakaian setempat) (Harapan, 2011). tertinggi adalah 159/99 mmHg di Wilayah

100
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

Kerja Puskesmas Andalas Padang tahun aritmia, kematian mendadak, stroke, serta
2018. gagal ginjal (Kowalak, 2011).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Menurut peneliti, jika dilihat dari
penelitian yang dilakukan oleh Pontoh segi pekerjaan sebagian responden
(2014) tentang pengaruh pemberian air memiliki pekerjaan sebagai pedagang yang
rebusan daun belimbing wuluh terhadap mana terkadang tidak sesuai dengan yang
penurunan tekanan darah pada lansia diharapkan sehingga penghasilan tidak
penderita hipertensi di Wilayah kerja menentu. Hal tersebut mengakibatkan
Puskesmas Balongsari-Surabaya, stress dan kecemasan yang akan mencetus
ditemukan setelah di berikan air rebusan terjadinya tekanan darah tinggi. Menurut
daun belimbing wuluh didapatkan rata-rata Susalit (2001), stress yang tinggi akan
tekanan darah pada pasien hipertensi merangsang adrenalin sehingga
adalah 140/90 mmHg. ketokelamin akan meningkat dan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi mengakibatkan vasokontriksi pembuluh
merupakan keadaan perubahan dimana darah.
tekanan darah menngkat secara kronik
(Aini, 2015). Badan kesehatan dunia WHO Pengaruh Pemberian Air Rebusan
(Word Health Organization) juga Daun Belimbing Wuluh Terhadap
memberikan batasan tekanan darah dengan Tekanan Darah pada LansiaPenderita
beragam usia dan juga jenis kelamin, Hipertensi
apabila tekanan darah berada pada satuan Berdasarkan hasil penelitian,
140/90 mmHg atau di atas 160/90 mmHg, didapatkan selisih rata-rata tekanan darah
maka sudah dikategorikan sebagai pada kelompok intervensi 56.000 dan pada
penderita hipertensi (Permadi, 2008). kelompok kontrol yaitu 60.250 mmHg
Penyebab dari Hipertensi belum dengan standar deviasi pada kelompok
diketahui dengan pasti. Hipertensiterjadi intervensi yaitu 4.408 mmHg dan pada
karena volume darah yang dipompa kelompok kontrol 6.364 mmHg.
jantung meningkat sehingga Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengakibatkan bertambahnya volume penelitian yang dilakukan oleh Potoh
darah di pembuluh arteri. Pada umumnya (2014) di Wilayah kerja Puskesmas
Hipertensi dapat di klasifikasikan dari Balongsari-Surabaya tentang pemberian
penyebabnya, yaitu hipertensi esensial dan air rebusan daun belimbing wuluh
hipertensi nonesensial. Hipertensi esensial terhadap penurunan tekanan darah pada
disebut juga sebagai hipertensi ideopatik lansia menderita hipertensi diperoleh p-
karena hipertensi ini belum diketahui value= 0,000 dan p-value = 0,001, maka
penyebab nya. Penyebab yang belum jelas dapat disimpulkan terdapat penurunan
atau belum diketahui tersebut sering tekanan darah sistol dan diastol sebelum
dihubungkan dengan faktor gaya hidup dan sesudah diberikan air rebusan daun
yang kurang sehat. Hipertensi esensial belimbing wuluh.
merupakan Hipertensi yang paling banyak Penatalaksanaan Hipertensi secara
terjadi, yaitu sekitar 90% dari kejadian non farmakologis yaitu dengan cara
Hipertensi. Hipertensi nonesensial adalah berhenti merokok, menurunkan berat
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit badan berlebih, mengurangi konsumsi
lain, seperti penyakit ginjal, kelainan alkohol, latihan fisik, mengurangi asupan
hormonal, atau penggunaan obat tertentu garam, danmeningkatkan konsumsi buah
(Susanto, 2010). Dampak dari hipertensi dan sayur (Sudoyo, 2006). Ramuan
meliputi krisis hipertensi, penyakit arteri tradisional yang dapat digunakan dalam
perifer, infark miokard, gagal jantung, penatalaksanaa Hipertensi diantaranya

101
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

buah tomat (jus tomat), mengkudu (buah), tabel 4.1 menunjukan responden pada
mentimun (buah), daun belimbing wuluh. penelitian ini yang berusia 60-65 tahun
Daun belimbing wuluh merupakan sebanyak 4 reponden atau 50.0%, > 65-70
alternatif yang baik mengingat daun tahun sebanyak 3 responden atau 37.5%,
belimbing mudah didapatkan oleh 71-74 tahun sebanyak 1 responden atau
masyarakat. Daun belimbing wuluh 12.5%. salah satu faktor usia juga
memiliki kandungan untuk menurunkan berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
tekanan darah yaitu dari ekstrak methanol dimana sistem saraf simpatis yang dapat
daun belimbing wuluh mengandung meningkatkan aktifitas saraf tersebut
flavanoid yang memiliki potensi sebagai sehingga terjadinya hipertensi. Dilihat dari
antioksidan yang dapat mengeluarkan zat segi pendidikan, sebagian responden
nitric oxide sehingga dapat menurunkan berpendidikan menengah (SMP dan
tekanan darah serta menyeimbangkanb SMA), hal ini kemungkinan menunjukan
eberapa hormon di dalam tubuh. Dan daun bahwa tingkat pendidikan yang lebih
belimbing juga mengandung kalium yang tinggi mempunyai wawasan pengetahuan
dapat mempengaruhi pengeluaran urin. dengan cara berfikir yang matang sehingga
Kalium berfungsi sebagai diuretik lebih mudah untuk meneriman informasi
sehingga pengeluaran natrium cairan dan mencari alternatif dalam penanganan
meningkat, jumlah natrium rendah tekanan hipertensi secara cepat dan tepat,
darah menurun (Fitriani, 2009). dikarenakan hiperteni akan mengganggu
Mekanisme daun belimbing wuluh dapat aktifitas sehari-hari. Menurut Wahid
menurunkan tekanan darah secara empiris (2007), pendidikan berarti bimbingan yang
atau tradisional, daun belimbing wuluh diberikan seseorang pada orang lain
dapat menurunkan tekanan darah melalui terhadap sesuatu hal agar mereka dapat
mekanisme diuretik, yakni mengurangi memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
jumlah air dalam plasma darah dengan makin tinggi pendidikan seseorang
cara mengeluarkannya sebagai urine semakin mudah pula mereka menerima
(Mun‟im A & E, Hanani, 2011). informasi, dan sebaliknya jika seseorang
Menurut pendapat peneliti, hasil berpendidikan rendah, akan menghambat
penelitian di wilayah kerja Puskesmas perkembangan sikap sseseorang terhadap
Andalas Padang tahun 2018 dapat penerimaan informasi dan nilai-nilai yang
diinterpretasikan bahwa dari 8 orang baru diperkenalkan.
responden pada kelompok intervensi yang
mengkonsumsi air rebusan daun belimbing KESIMPULAN DAN SARAN
wuluh hapir keseluruhan mengalami Kesimpulan dari penelitian ini
penurunan. Dimana dengan adalah air rebusan daun belimbing wuluh
mengkonsumsi air rebusan daun belimbing memiliki pengaruh terhadap tekanan darah
wuluh dapat membantu menunrunkan lansia yang menderita hipertensi. Ekstrak
tekanan darah dengan terapi methanol daun belimbing wuluh
nonfarmakologi yang bisa dimanfaatkan mengandung flavanoid yang memiliki
oleh penderita hipertensi khusnya pada potensi sebagai antioksidan yang dapat
lansia. mengeluarkan zat nitric oxide sehingga
Tekanan darah pada orang dewasa dapat menurunkan tekanan darah serta
cenderung meningkat seiring menyeimbangkan beberapa hormon di
bertambahnya usia dan pada lansia bisa dalam tubuh. Daun belimbing wuluh juga
dihubungkan dengan penurunan elastisitas mengandung kalium yang dapat
pembuluh darah (Potter & Perry, 2013). mempengaruhi pengeluaran urin. Kalium
Seperti yang terdapat pada data umum berfungsi sebagai diuretik sehingga

102
e-ISSN : 2655-5840
ISSN : 2655-9641

Jurnal Kesehatan Saintika Meditory


issn
Volume 1 Nomor 2 https://jurnal.syedzasaintika.ac.id :

pengeluaran natrium cairan meningkat, http://poltekkespadang.ac.id/download1/


jumlah natrium rendah tekanan darah al76.pdf.
menurun. Diharapkan kepada pihak Ismayadi. 2004. Proses Menua (Aging
Puskesmas Andalas Padang agar dapat Proses), Diakses tanggal 1 Maret 2012
memberikan pendidikan kesehatan kepada dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/han
penderita Hipertensi tentang manfaat air
dle/123456789/3595/keperawatan-
rebusan daun belimbing wuluh untuk ismayadi.pdf;jsessionid=D7E31E87D2F
penurunan tekanan darah. BF2F4712C14040CD78E86?sequence=
1.
DAFTAR PUSTAKA Junaedi, dkk. 2013. Hipertensi Kandas Berkat
Herbal. Jakarta: Fmedia.
American Heart Association. 2014. Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Understand Blood Pressure Readings. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pontoh, A.H. 2014. Pengaruh Pemberian Air Permadi, Adi. 2008. Ramuan Herbal
Rebusan Daun Belimbing Wuluh Penumpas Hipertensi. Jakarta:Pustaka
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Bunda.
Pada Lansia Penderita Hipertensi, Smeltzer C Suzanne & Bare G. 2002. Buku
Surabaya, http://jurnal.akbid- Ajar Keperawatan Medical Bedah ed.8
griyahusada.ac.id/files/e- vol 3. Jakarta : penerbit buku
journal/vol2_no1/e-journal-2-1-1.pdf. kedokteran EGC.
Brunner, L dan Suddarth, D. 2010. Buku Ajar Sudoyo Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Penyakit Dalam. Jilid I, edisi IV.
Jakarta: EGC. Jakarta : FKUI.
Brunner & Suddarth. 2010. Textbook Of Supranto, J. 2007. Teknik Pengambilan
Medical-Surgical Nursing. Philadelphia: Sampling untuk Survey & Eksperimen.
Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Jakarta: Rineka Cipta.
Wilkins. Susalit. 2001. Hipertensi Primer Dalam Buku
Corwin. 2009. Hipertensi. Jakarta: EGC. Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III.
Davey, P. 2005. At A Glance Medicine. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Jakarta: Erlangga. Sutanto. 2010. Penyakit Modern. Yogyakarta:
Darmojo. 2014. Pengertian Lansia. dari ANDI.
http://www.e- Wahid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan.
jurnal.com/2013/09/pengertian-lanjut- Yogyakarta : Graha Ilmu.
usia.html. Wongkar Max F. 2015. Keterampilan
Data Puskesmas Andalas. 2017. Laporan Data Perawatan Gawat Darurat dan
Kesakitan Tahun 2017. Padang. Medikal Bedah. Jakarta: Gosyen
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2016. Profil Publishing.
Kesehatan Kota Padang Tahun 2014- Wijaya AS, Putri YM. 2013. Keperawatan
2016. Padang: DKK Padang. Medikal Bedah, Keperawatan Dewasa
Faqih. 2006. Mengenal Penyakit Hipertensi, Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta:
Diabetes, Stroke. Keen Book. Nuha Medika.
Fauzi „Arasj, Dini Anesta Rustandi. 2014. World Health Organization. 2015. Diakses
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Buah tanggal 28 Maret 2016 dari
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi http://www.who.int/violence_injury_P
Linnaeus) Terhadap Penurunan revention/roadsafety_status/2015/en/.
Tekanan Darah Penderita Hipertensi,
Padang,

103

Anda mungkin juga menyukai