Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

DENGAN HIPERTENSI DI BANGSAL MELATI II

RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH

Disusun Oleh :
1. Rr Agustin Adelia Sujarwati 220300912
2. Nadhia El Fauz 220300901

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA Tn. T DENGAN DIAGOSA MEDIS ANEMIA DI BANGSAL MELATI 2
RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Diajukan Oleh :

1. Rr Agustin Adelia Sujarwati 220300912


2. Nadhia El Fauz 220300901

Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui Oleh :

Pembimbing Klinik

Agus Purwanta, S.Kep. Ns

Tanggal…………….. …………………………

Pembimbing Akademik

Muhammad G A Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Tanggal…………….. …………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi adalahsuatu

keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang

ditunjukan oleh angka sistolik ( bagian atas ) dan diastolic( bagian bawah ) pada

pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang

berupa cuff air raksa ( sphygmomanometer ) ataupun alat digital lainnya. Hipertensi

merupakan salah satu penyakit paling mematikan didunia. Sebanyak 1 milyar orang

didunia atau 1 dari 4 orang dewasa menderita penyakit ini.hipertensi secara tidak

langsung membunuh penderitaannya, melainkan memicu terjadinya penyakit lain yang

tergolong kelas berat dan mematikan serta memberi gejala yang berlanjut untuk organ

tubuh, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah dan

otot jantung (Murwani, 2009 ).

Fenomena Pemahaman di masyarakat menggangap bahwa penyakit hipertensi

disebabkan karena sering marah-marah dan terlalu banyak mengkomsumsi garam.

Masyarakat percaya bahwa hanya dengan mengkomsumsi rebusan air mengkudu tanpa

dicampur gula, penyakit hipertensi bisa disembuhkan (Ardiansyah,2009)

Kecenderugan prevelensi hipertensi mengalami kenaikan dari 7,6 % tahun 2007

menjadi 9,5 % pada tahun 3013. Prevelensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun

keatas di Indonesia adalah sebesar 25,8 %. Prevlensi hipertensi tertinggi di Bangka

balitung ( 30,9 % ), di ikuti Kalimantan selatan ( 26,7 ) dan terendah di papua barat (

16,8 % ) provinsi Kalimantantimur ( 29,6 % ), gorontalo ( 29,0 % ), Sulawesi tengah (

28,7 % ), sulawesi barat( 33,9 % ), Kalimantan barat ( 28,3 % ), Kalimantan tengah(

33,6 % ), jawa barat( 29,4 % ), jawa tengah ( 37 % ), jawa timur ( 37,4 % ).


Hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat di seluruh

dunia. jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari tahun ketahun sedangkan dalam

perbandingan kota yang sangat di Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada

daerah uban, sepertiJabodetabek , Medan, Bandung, Surabaya, dan Makasar yang capai

30-34% (Tyas,2013)

Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan asuhan

keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya melakukan perawatan

melalui upaya preventif, promotor, kuratif dan rehabilitatif. Berdasarkan pemaparan

diatas, penulis tertarik membahas “Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan

Hipertensi di ruang Melati 2 RSUP. Dr. Suradji Tirtonegoro, Klaten Tahun 2022”.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah


secara abnormal dan terus - menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Andra & Yessie, 2013).
Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
(Tagor, 2003). Brunner & Suddart (2005), mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan
darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diatolik di atas 90 mmHg

B. Etiologi

Menurut Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional (2013),


mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan penyebabnya menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak di ketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatik
dan renin. Angotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor - faktor yang
meningkatkan resiko obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi Sukunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing, dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Klasifikasi Hipertensi

Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Klasifikasi
(mmHg) (mmHg)
<120 <80 Normal
120-139 80-89 Pre-Hipertensi
140-159 90-99 Hipertensi derajat 1
>160 >100 Hipertensi derajat 2
D. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :


1. Peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
2. Sakit kepala
3. Pusing
4. Rasa berat ditekuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Lemah dan Lelah
7. Sulit bernafas saat berakktofitas
E. Patofisiologi

Faktor - faktor yang secara intensif yang mempengaruhi peningkatan tekanan


darah tinggi adalah asupan garam, obesitas dan resistensi insulin, sistem renin-
angiotensin, dan sistem saraf simpatis. Pada beberapa tahun belakangan, faktor lainnya
telah di evaluasi, termaksud genetik disfungsi endotel (yang tampak pada perubahan
endotelin dan nitrat oksida).
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Pada pusat vasomotor ini bermula jalur saraf
simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui saraf simaptis ke
ganglia simaptis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, ang akan
merangsang serabut saraf paskaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokontriktor.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mengsekresi epinefrin yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respon vasokonstruktor pembuluh darah. Vasokonstruksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstruktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi Na dan Air oleh tubulus ginjal.
Menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung
pencetus keadaan hipertensi.
Perbahan strukturan dan fngsioal pada sistem pembulh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.
Perubahan tersebut meliputi arteriklorosis., hilangnya elasitas jarigan ikat., dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang padagilirnnya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembluh darah. Konsekuensinya aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekucup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tekanan perifer (Brunner & Suddarth, 2005).
G. Phatway

Faktor Predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang


olahraga, genetik, alkohol, kosentrasi garam, obesitas.

Hipertensi

Tekanan Sistemik Darah ↑ Kerusakan Vaskuler Perubahan Status


Pembuluh Darah Kesehaan

Beban Kerja Jantung ↑ Perubahan Struktur


Ansietas

Aliran DArah MAkin Cepat Penyumbatan


Keseluruh Tubuh s/d nutrisi Pembuluh Darah
dalam sel telah mencukupi
kebutuhan
Vasokonstriksi

Gangguan Sirkulasi
Otak Pembuluh Darah

Resistensi Pembuluh
Darah Otak ↑ Sistemik

Nyeri Kepala Vasokonstriksi

Afterload

Penurunan Fatigue
Curah Jantung

Intoleransi
Aktivitas
H. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Arif Mansjoer, dkk (2000), mengemukakan beberapa pemeriksaan


penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hipertensi yaitu :
1. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum mmulai terapi bertujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencapai
penyebab hipertensi.
2. Pemeriksaan urinalisa, protein urin 24 jam, asam urat
3. Pemeriksaan darah perifer lengkap
4. Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol total,
kolestrol HDL, kolestrol LDL, TSH)
5. Pemeriksaan EKG
I. Komplikasi Hipertensi

1. Penyakit Jantung Hipertensi


Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai
akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi
ini ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang
memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk
mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui
dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya
aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi karena gabungan penyakit
arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat
penambahan massa miokard.
2. Penyakit Arteri Koronaria
Hipertensi umumnya diakui sebagai faktor resiko utama penyakit arteri
koronaria, bersama dengan diabetes mellitus. Plaque terbentuk pada percabangan
arteri yang ke arah ateri koronaria kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada
arteri sirromflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen
maupun sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.
Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat
pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk
menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya
penyakit arteri koronaria.
3. Aorta disekans
Pembuluh darah terdiri dari beberapa lapisan, tetapi ada yang terpisah sehingga
ada ruangan yang memungkinkan darah masuk. Pelebaran pembuluh darah bisa
timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah atau disebut aorta disekans.
Ini dapat menimbulkan penyakit Aneurisma, dimana gejalanya adalah sakit kepala
yang hebat, sakit di perut sampai ke pinggang belakang dan di ginjal.
Mekanismenya terjadi pelebaran pembuluh darah aorta (pembuluh nadi besar yang
membawa darah ke seluruh tubuh). Aneurisma pada perut dan dada penyebab
utamanya pengerasan dinding pembuluh darah karena proses penuaan
(aterosklerosis) dan tekanan darah tinggi memicu timbulnya aneurisma.
4. Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif
dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang menuju ke
kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi pada Gagal Ginjal Kronik oleh
karena penimbunan garam dan air, atau sistem renin angiotensin aldosteron (RAA).
J. Prognosis
Umunya pasien dengan maslah hipertensi sulit untuk dapat di sembuhkan. Namun
pasien dengan masalah hipertensi hanya dapat di kontrol agar tidak menimbulkan
komplikasi yang lebih berat.

K. Pengobatan
Pengobatan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komlikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan qpencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

1. Terapi tanpa obat


 Diet : restriksi garam secara moderat dari 10gr/hari menjadi 5gr/hari , diet
rendah kolesterol dan rendah lemak asam jenuh
 Penurunan berat badan
 Menghentika merokok
 Latihan fisik/olahraga
 Teknik relaksasi : Teknik Pendidikan Kesehatan
2. Terpai dengan obat
Tujuan penngobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetpi
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar pendetita dapat
bertambah kuat .

 Pengobatan syaraf simpatis : menghambat aktivitas syaraf simpatis sehingga


mencegah naiknya tekann darah.
 Beta bloker : menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya
menurunkan teknan darah
 Vasodilator : bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot
pembuluh arah
 Deuretik :mengeluarkan cairan lewat ( urine ) sehingga volume cairan dalam
tuubh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung lebih ringan .
L. Pengkajian

Menurut Andra & Yessie (2013), bahwa pengkajian pasien hipertensi dapat
berupa :

1. Data Biografi : nama, alamat umur, tanggal MRS, diagnosa medis, penanggung
jawab, dan catatan kedatangan.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama : biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan kepala terasa
pusing, dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
b) Riwayat kesehatan sekarang : kepala terasa sakit dan berat, penglihatan
berkunang-kunang, tidak bisa tidur.
c) Riwayat kesehatan dahulu
d) Riwayat kesehatan keluarga
3. Data Dasar Pengkajian
a) Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b) Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi,arteroklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
cerebrovaskuler.
Tanda : kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit,
suhu dingin.
c) Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, faktor
tress multipel.
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan
pola bicara.
d) Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
e) Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang di sukai yaitu makanan tinggi garam, lemak dan
kolestrol.
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema.
f) Nerosensori
Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, gangguan penglihatanm kepala
berdenyut, episode epistaksis.
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optic.
g) Nyeri Ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hlang timbul pada tunkai, sakit kepala oksipital berat,
nyeri abdoment.
h) Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nokturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayatmerokok.
Tanda : distress respirasi, penggunaan otot aksesoris pernapasan, buni nafas
tambahan, sianosis.
i) Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, carajalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien. Hipotensi psotural
j) Penyuluhan
Gejala : faktor resiko keluarga hipertensi, arteriklorosis, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal, faktor resiko etnik,dan penggunaan pil KB atau
hormone.
M. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Andra & Yessie (2013, mengkategorikan diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien hipertnsi berdasarkan NANDA yaitu :

1. Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan Irama Jantung


2. Nyeri Akut b/d Agen cidera biologis
3. Intoleransi Aktivitas b/d Masalah Sirkulasi
N. RENCANA KEPERAWATAN
DX.
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV secara
Jantung b.d Irama keperawatan selama 3x24 jam rutin
Penurunan Curah Jantung teratasi 2. Evaluasi perubahan
Jantung dengan kriteria hasil : tekanan darah
Status Sirkulasi (0401) 3. Catat tanda dan
gejala penurunan
Indikator Awal Akhir
curah jantung
Tekanan darah 2 4
sistol
Tekanan darah 2 4
distol
Tekanan nadi 2 4
perifer
Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup Berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada
2 Nyeri Akut b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian
Agen cidera biologis keperawatan selama 3x24 jam nyeri nyeri komprehensif
akut teratasi dengan kriteria hasil
yang meliputi lokasi,
Kontrol Nyeri (1605)
karakteristik,
Indikator Awal Akhir
onset/durasi,
Mengenali kapan 2 4
frekuensi, kualitas,
nyeri terjadi
intensitas/ beratnya
Menggunakan 2 4
nyeri dan faktor
tindakan
penyebab
pengurangan nyeri
2. Ajarkan tekhnik
tanpa analgesic
relaksasi nafas
dalam
3. Berikan analgesic
Menggunakan 2 4 sebagai penurun
analgesic yang nyeri
direkomendasikan
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukan
2 : Jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : Sering menunjukan
5 : Secara konsisten menunjukan
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi keadaan
keperawatan selama 3x24 jam umum
b/d Masalah
diharapkan masalah Intoleransi 2. Kaji tingkat aktivitas
Sirkulasi aktivitas teratasi dengan kriteria pasien
hasil: 3. Bantu pasien dalam
melakukan aktivitas
Toleransi terhadap aktivitas 4. Beri support kepada
pasien
(0005)
5. Anjurkan keluarga
untuk membantu
Indikator Awal Akhir pasien dalam
Frekuensi nadi 2 4 memenuhi
kebutuhannya
Ketika 6. Instruksikan pasien
beraktivitas tentang teknik
penghemat energi
Tekanan darah 2 4
sistolik
Tekanan darah 2 4
diastolic
Jarak berjalan 2 4
Keterangan :
1 : Sangat terganggu
2 : Banyak terganggu
3 : Cukup terganggu
4 : Sedikit terganggu
5 : Tidak terganggu
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Identitas diri klien


Nama : Ny. M Suku : Jawa
Umur : 92 tahun Agama : Islam
Pendidikan : SD Status : Cerai Mati
Perkawinan
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : -
Alamat : Trucuk, Klaten Lama Bekerja : -
Tanggal masuk RS : 06-11-2022 Tanggal : 07-11-2022
Sumber Informasi : RM, Pasien dan Pengkajian
Keluarga Pasien
II. Riwayat penyakit

1. Keluhan utama saat masuk RS:


Pasien dating diantar keluarga ke UGD RSUP Dr Suradji dengan keluhan Nyeri
pangkal paha kanan, post jatuh di rumah setelah dari kamar mandi
2. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien megeluh sedikit pusing dan nyeri punggung serta nyeri pada kaki kanan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit karena kecelakaan lalulintas.
4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan: Masalah atau Dx medis pada saat masuk rumah sakit Diagnosis Medis
berdasarkan RM saat masuk rumah sakit : Hipertensi dan Frakture intertrochanter
Femur Dextra
Tindakan yang telah dilakukan di poliklinik atau UGD
Injeksi Ketorolac 30 mg
Injeksi ranitidine 50 mg
Captopril 25 mg
Catatan : penanganan kasus (dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Pasien mengatakan tau jika ia sakit tekanan darah tinggi sehingga tindakan operasi
pada kakinya ditunda.
2. Pola nutrisi/metabolic
Program diit RS : Diit lunak 3 x 1 hari
Intake makanan: habis 1 porsi diit RS saat makan
Intake cairan: Kurang lebih 4-5 gelas / hari, Infus NaCl 20 tpm
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Pasien mengatakan BAB 1 kali/ 2 hari, konsistensi lunak, tidak ada darah Selama
di RS BAB 1 kali memakai pempres
b. Buang air kecil Pasien mengatakan BAK sebelum sakit 3-4 kali/ 1 hari, selama di
RS Pasien mengatakan jika BAK memakai pempres
4. Pola aktifitas dan latihan:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan : 0 → mandiri
1 → alat bantu
2 → dibantu orang lain
3 → dibantu orang lain dan alat
4 → dibantu total
5. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan tidur -+ 8 jam, tidak terdapat gangguan tidur
6. Pola persepsual
Terdapat gangguan penglihatan dan pendengaran pada pasien karena faktor usia, dapat
merasakan makanan, tidak ada gangguan pada indra pengecap, dan juga tidak ada
gangguan sensasi
7. Pola persepsi diri
Pasien mengatakan paham akan penyakitnya, ia cemas namun ia percaya takdir tuhan
yang terbaik, ia selalu berdoa dan beribadah sholat 5 waktu, serta bersolawat.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien mengatakan sudah menapouse, tidak memiliki pasangan (cerai mati)
9. Pola peran hubungan
Hubungan komunikasi pasien dengan keluarga baik,dan juga dengan orang lain baik,
kemampuan keuangan kurang baik karena faktor usia
10. Pola managemen koping-stess
Pasien mengatakan perubahan terbesar pada hidupnya adalah perubahan aktifitas,
karena tidak bisa seproduktif dulu, dan sekarang seddang sakit
11. Sistem nilai dan keyakinan
Pasien beragama islam, selalu berdoa sebelum aktifitas seperti makan, sholat 5 waktu.

IV. Pemeriksaan fisik


Keluhan yang dirasakan saat ini :
TD : 180/90 mm/H P : 22 x/m N : 104 x/m S : 36,5°C
BB/TB : 47 kg / 149 cm
Kepala : kepala tampak bersih,.tidak ada luka, tidak terdapat keabnormalan, tidak ada
nyeri dan benjolan
Leher : tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
keabnormalan pada leher
Thorak : tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak ada luka ataupun benjolan
Abdomen : tidak ada kelainan bentuk abdomen, tidak ada nyeri tekan, bisimg usus
25x/menit (Normal).
Inguinal : tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat luka
Ekstrimitas : Ekstemitas atas dan bawah normal tidak ada kelainan bentuk kecuali
ektermitas bawah sebelah kanan tidak bisa digerakkan akibat jatuh dikamar
mandi

4 4
3 4
Program terapi :

Nama Obat Dosis Kegunaan


Ranitidine 50 mg/8 jam Meringankan nyeri
Cefotaxime 1 gr / 12 jam Untuk mengobati infeksi sendi
Ketorolac 2 mg/8 jam Untuk mengurangi nyeri
NaCl 20 tpm Untuk terapi cairan
Captopril 25 mg/8 jam Untuk mengurangi tekanan darah,

Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium


07-11-2022 : Rogen Kaki Kanan : terdapat Frakture Intertrochanter Femur Dextra
08-11-2022 : EKG hasilnya : Sinus Rhythm
I. ANALISA DATA

NO Hari /tanggal Data Fokus Problem Problem Etiologi


1. Senin 07 November
DS : pasien mengatakan sesek, sedikit berdebar debar
2022
jantungnya, bak hanya sedkit, namun tidak ada keluhan

DO :
 Pasien tampak sesek, terdapat retraksi dinding
dada RR 16x / menit
 Tekanan darah meningkat Perubahan afterload Penurunan curah jantung
TD : 180/90 mmHg
N : 104 x/menit
S : 36,5 oc
RR : 24x/menit
 Capillary refill time > 3 detik
 Oliguria
 Warna kulit pucat
2. Senin 07 November DS:
2022 Saat dikaji nyeri, pasien mengatakan :
 Pengkajian nyeri didapatkan hasil :
P : Hipertensi dan Frakture
Intertrochanter Femur Dextra
Q : cekut-cekut seperti diremas-remas
R : Punggung dan kaki kanan
S : Skala 9
T : Hilang timbul
U : Pernah merasakan nyeri seperti ini
sebelumnya.
V : Pasien berharap nyeri yang dirasakan
segera menghilang Agen cedera biologis dan
fisik (Hipertensi dan
 Pasien mengatakan tidak merasa nyaman Nyeri akut (D.007)
Frakture Intertrochanter
dengan nyeri yang dirasakan. Femur Dextra)

DO:
 Pemeriksaan TTV didapatkan hasil:
TD : 180/90 mmHg
N : 104 x/menit
S : 36,5 oc
RR : 24x/menit
 Pasien tampak meringis menahan nyeri dan
gelisah
Kaki kanan terdapat fraktur akibat jatuh dari kamar
mandi
3. Senin 07 November DS :
2022  Pasien mengatakan sulit bergerak, makan minum
dibantu keluarganya, tidak bisa kekamar mandi,
nyeri saat berpindah posisi
 Pasien mengatakan merasa tidak nyaman

DO :
 Pasien tampak kelelahan
 Pasien mengalami hipertensi dan Frakture
Intertrochanter Femur Dextra
 Pasien tampak gelisah
 Periksaan TTV didapatkan hasil:
TD : 180/95 mmHg Hambatan mobilitas fisik ketidakbugaran fisik
N : 104 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 24x/menit
ekstemitas atas dan bawah normal tidak ada
kelainan bentuk kecuali kktermitas bawah
sebelah kanan tidak bisa digerakkan akibat jatuh
dikamar mandi

4 4
3 4
II. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Afterload
2. Nyeri Akut b.d Agen Cidera Biologis dan Fisik (Hipertensi dan Frakture Intertrochanter Femur Dextra)
3. Hambatan Mobilitas Fisik b.d Ketidakbugaran Fisik
III. Nursing Care Plan (NCP)
HARI/TGL Dx PERENCANAAN
No. Rasional
/JAM KEPERAWATAN Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1. Senin, 07 Penurunan curah Setelah dilakukan Tindakan Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
November jantung b.d keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor Vital Sign (TD,
2022 Perubahan diharapkan Penurunan Curah Jantung Nadi, Pernafasan, dan
afterload Suhu)
Meningkat dengan kriteria hasil
2. Identifikasi penyebab
perubahan tanda vital -Untuk mengetahui
Curah Jantung (L.02008)
3. Atur interval pemantauan adanya perbahan tanda
Outcome Outcome sesuai kondisi pasien vital
Indikator
awal Akhir 4. Dokumentasikan hasil -Untuk memenitor
Takikardia 2 5 pemantauan kondisi pasien
Pucat/sianosis 2 5 5. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Dispnea 2 5 6. Informasikan hasil
Keterangan pemantauan, jika perlu
1 : Meningkat
2 : Cukup Meningkat Pemberian Obat (I.02062)
(di kolaborasikan dengan dokter ) -Untuk memastikan
3 : Sedang
1. Verifikasi order obat sesuai obat agar ttepat dalam
4 : Cukup Menurun pemberian
dengan indikasi
5 : Menurun -Menerapkan prinsip 6
2. Lakukan prinsip enam benar
(pasien, obat, dosis, rute, benar agar tidak terjadi
Outcome Outcome kealahan pemberian
Indikator waktu, dokumentasi)
awal Akhir obat
3. Dokumentasikan pemberian
- Sebagai bukti
Tekanan 2 5 obat dan respons terhadap pemberian dan catatan
Darah obat pemberian
Capillary refill 3 5 4. Jelaskan jenis obat, alasan -Untuk memberikan
time (CRT) pemberian, tindakan yang pemahaman kepada
pasien dan keluarga
Keterangan diharapkan, dan efek agar tidak bingung
1 : Memburuk samping sebelumnya tentang obat yang
2 : Cukup memburuk pemberian diberikan
3 : Sedang 5. Jelaskan faktor yang dapat -Untuk menghindari
4 : Cukup Membaik meningkatkan dan konsumsi makanan yan
5 : Membaik menurunkan efektivitas obat dapat membuat obat
tidak berfungsi dan
beracun bagi tubuh

2 Senin, 07 Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nyeri (I 08238) -Untuk mengetahui
November cidera biologis dan keperawatan selama 3x24 jam 1. Observasi skala nyeri, lokasi, tingkat nyeri, lokasi,
2022 fisik hipertensi dan diharapkan nyeri akut dapat teratasi dan durasi, frekuensi, dan intesitas durasi, frekuensi, dan
Frakture berkurang dengan kriteria : nyeri. intesitas nyeri.
Intertrochanter Tingkat nyeri (L.08066) : 2. Jelaskan strategi teknik nafas -Untuk mengurangi
Femur Dextra Indikator Outcome Outcome dalam rasa nyeri
awal Akhir 3. Berikan terapi non famakologi -Untuk memberikan
Keluhan 5 1 : relaksasi nafas dalam, pijat terapi farmakoloi
nyeri punggung dan kaki hipertensi mempercepat
Meringis 5 1 4. Kolaborasi pemberian penyembuhan dan
analgesic pengurangan rasa
Gelisah 4 1
nyeri sera
menurunkan tekanan
Keterangan : darah
1 : menurun
2: cukup menurun -
3: sedang
4: cukup meningkat
5: meningkat
Senin 07 Hambatan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Dukungan mobilisasi I 05173
November mobilitas fisik b.d selama 3x24 jam diharapkan hambatan  Identifikasi keluhan nyeri dan - Untuk mengetahui
2022 ketidakbugaran mobilitas fisik dapat teratasi dan berkurang keluhan fisik lainnya adanya factor penyebab
fisik dengan kriteria  Monitor tekanan darah
: hambatan fisik lainnya
Mobilitas Fisik (L.05042)  Monitor kondisi umum - Untuk mengobservasi
Indikator Outcome Outcome  Anjarkan mobilisasi sederhana adanya ketidakstabilan
awal Akhir (miring kanan dan kiri) tekanan darah
Kelemahan fisik 5 5 - Untuk memantau
keadaan pasien
Gerakan terbatas 4 5 - Untuk membantu
Pergerakan 2 3 mencegah luka tekan
ekstermitas akibat tirah baring
Rentang gerak 2 3
(ROM)
Keterangan :
5: menurun
4: cukup menurun
3: sedang
2: cukup meningkat
1: meningkat
IV. DOKUMENTASI

HARI/TGL/
No. Dx Kep IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
JAM
1. Senin,07 Penurunan Curah  Memonitor Vital Sign (TD, Nadi, S : pasien mengatakan sesak
November Jantung Bd Pernafasan, dan Suhu) berkurang sedikit, BAK masih sedikit
2022 Perubahan  Mengidentifikasi penyebab perubahan namun tidak ada keluhan, masih
Afterload tanda vital lemes, setelah diberikan obat dadanya
 Menelaskan tujuan dan prosedur tidak berdebar-debar lagi
pemantauan
 Mendokumentasikan dan O:
menginformasikan hasil pemantauan  Pucat berkurang, CRT < 2 detik
 Melakukan double check order obat  Tidak terdapat retraksi dinding
sesuai dengan indikasi dada, terpasang O2 Nasal Kanul
 Lakukan prinsip enam benar (pasien,  Telah diberikan obat :
obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi) Captopril 25 mg/8 jam
 Mengkolaborasikan Pemberian Obat  TTV :
Captopril 25 mg/8 jam Pukul 10.00
TD : 170/90 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
Pukul 11.00
TD : 160/90 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
Pukul 12.00
TD : 150/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 98x/menit
S :36
SpO2 : 98 %
A : Masalah Penurunan Curah Jantung
belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi
-Pemantauan tanda vital
- Pemberian obat
2 Senin,07 Nyeri akut bd  Mengobservasi skala nyeri lokasi, S:
November agen cidera durasi, frekuensi, dan intesitas nyeri.  Pasien mengatakan nyeri masih
2022 biologis dan fisik  Menjelaskan strategi meredakan nyeri dirasakan dan sudah melakukan
hipertensi dan : teknik nafas dalam tehnik nafas dalam ketika merasa
Frakture  Mengajarkan teknik nonfarmakologi kan nyeri. Nyeri berkurang sedikit
Intertrochanter tentang relaksasi nafas dalam setelah di pijat pada kaki kiri
Femur Dextra  Memberikan pijat pungung dan kaki O:
hipertensi P : Penyakit hipertensi dan
 Berkolaborasi dengan dokter dan Frakture Intertrochanter Femur
apoteker dalam pemberian analgesic Dextra
Ranitidin 50mg/8 jam Q : cekut-cekut seperti ditusuk-
Keterolac 2 mg/8 jam tusuk
Cefurotaxim 1 gr/12 jam R : Pada area pungung dan kaki
kanan
S : Skala 3
T : hilang timbul, bertambah ketika
berpindah posisi
U : belum pernah merasakan nyeri
seperti ini sebelumnya.
V : Pasien berharap nyeri yang
dirasakan segera menghilang.
 Terpasang infus RL 20 tpm pada
tangan kiri.
 Telah diberikan obat analgesic
Ranitidin 50mg/8 jam, Keterolac 2
mg/8 jam, Cefurotaxim 1 gr/12 jam.
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Observasi skala nyeri, lokasi,
durasi, frekuensi, dan intesitas
nyeri.
 Jelaskan strategi teknik nafas
dalam
 Berikan terapi non famakologi
: relaksasi nafas dalam pijat
kaki hipertansi
 Kolaborasi analgesic
1. Senin,07 Hambatan  Mengidentifikasi keluhan nyeri dan S :
November mobilitas fisik keluhan fisik lainnya  Pasien mengatakan nyeri
2022 b.d  Memonitor tekanan darah masih dirasakan namun
ketidakbugaran  Momnitor kondisi umum berkurang sedikit, sudah
fisik  Mengnjarkan mobilisasi sederhana miring kanan kiri,tetapi masih
(miring kanan dan kiri ) kesulitan, makan dan minum
dibantu keluarganya
 TTV :
Pukul 10.00
TD : 170/90 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
Pukul 11.00
TD : 160/90 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
Pukul 12.00
TD : 150/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 98x/menit
S :36
 KU : Baik
 Kesadaran : Compos metis
 Terpasang infus RL 20 tpm
pada tangan kiri.
 Terdapat Frakture
Intertrochanter Femur Dextra
A : Masalah Hambatan Mobilitas Fisik
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Identifikasi keluhan nyeri dan
keluhan fisik lainnya
 Monitor tekanan darah
 Monitor kondisi umum
 Anjarkan mobilisasi sederhana
(miring kanan dan kiri)
2. Selasa, Penurunan Curah  Memonitor Vital Sign (TD, Nadi, S : pasien mengatakan sudah tidak
November Jantung bd Pernafasan, dan Suhu) sesak, BAK sudah normal, tidak ada
2022 Perubahan  Mengidentifikasi penyebab perubahan keluhan, tidak lemes.
Afterload tanda vital O:
 Menelaskan tujuan dan prosedur  Pucat berkurang, CRT < 2 detik
pemantauan  Tidak terdapat retraksi dinding
 Mendokumentasikan dan dada, O2 Nasal Kanul dipasang
menginformasikan hasil pemantauan jika pasien mengeluh sesak
 Melakukan double check order obat  Pukul 09.30
sesuai dengan indikasi TD : 143/80 mmHg
 Lakukan prinsip enam benar (pasien,
obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi) RR : 24x/menit
 Pemberian Obat N : 99 x/menit
Captopril 25 mg/8 jam S :36,5
 Telah diberikan obat
10.00 : Captopril 25 mg
 TTV :
Pukul 10.30
TD : 140/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 98 x/menit
S :36,5
EKG: sinus rhytmy (Normal)
SpO2 : 99 %
A : Masalah Penurunan Curah Jantung
teratasi
P : Hentikan intervensi
 Advis dokter pasien pindah
ruangan ke ruang operasi
3. Selasa, 08 Nyeri akut bd - Mengobservasi skala nyeri lokasi, durasi, S:
November cidera biologis frekuensi, dan intesitas nyeri.  Pasien mengatakan nyeri masih
2022 dan fisik - Menjelaskan strategi meredakan nyeri : dirasakan dan sudah melakukan
hipertensi dan teknik genggam jari tehnik nafas dalam Ketika
Frakture - Mengajarkan teknik nonfarmakologi merasakan nyeri. Nyeri berkurang
Intertrochanter tentang genggam jari sedikit setelah di pijat pada kaki
Femur Dextra - Memberikan pijat kaki hipertensi kiri
- Berkolaborasi dengan dokter dan O:
apoteker dalam pemberian analgesic : P : Penyakit hipertensi dan
Ranitidin 50mg/8 jam, Keterolac 2 mg/8 Frakture Intertrochanter Femur
jam, Cefurotaxim 1 gr/12 jam. Dextra
Q : tidak terasa nyeri
R : Pada area pungung dan kaki
kanan
S: 1
T : Hilang timbul
U : Belum pernah merasakan nyeri
seperti ini sebelumnya.
V : Pasien berharap nyeri yang
dirasakan segera menghilang.
 Terpasang infus RL 20 tpm pada
tangan kiri.
 Telah diberikan obat analgesic
Ranitidin 50mg/8 jam, Keterolac 2
mg/8 jam, Cefurotaxim 1 gr/12 jam.
 TTV :
Pukul 09.30
TD : 143/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
Pukul 10.00
TD : 140/80 mmHg
R : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Hentikan intervensi TTV dalam
rentang normal
Advis dokter pasien di operasi karena
Fraktur. Siapkan pasien menuju ruang
operasi : membersikhan pasien,
menganti baju operasi, memakaikan
topi, melepakan perhiasan / logam
yang menempel
4. Selasa,08 Hambatan  Mengidentifikasi keluhan nyeri dan S :
November mobilitas fisik keluhan fisik lainnya  Pasien mengatakan nyeri
2022 b.d  Memonitor tekanan darah masih dirasakan namun
ketidakbugaran  Momnitor kondisi umum berkurang sedikit, sudah
fisik  Mengnjarkan mobilisasi sederhana miring kanan kiri,tetapi masih
(miring kanan dan kiri ) kesulitan, makan dan minum
dibantu keluarganya
 TTV :
Pukul 09.30
TD : 143/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
Pukul 10.00
TD : 140/80 mmHg
RR : 24x/menit
N : 99 x/menit
S :36,5
 KU : Baik
 Kesadaran : Compos metis
 Terpasang infus RL 20 tpm
pada tangan kiri.
 Terdapat Frakture
Intertrochanter Femur Dextra
A : Masalah Hambatan Mobilitas Fisik
belum teratasi
P : Hentikan intervensi
 Pasien pindah ruangan ke
ruang operasi
BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISA JURNAL

Judul : EFEKTIFITAS MASSASE PUNGGUNG DAN KAKI


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI
No.Jurnal : e-ISSN : 2540-961 p-ISSN : 2087-8508
Penulis : Etri Yanti, Dwi Christina Rahayuningrum, Eliza Arman
Kata Kunci : Hipertensi, massase kaki
Tahun penelitian : 2022
Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas masase punggung dan kaki terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy Exsperiment, dengan
post test control grup design. Instrumen penelitianalat pengukuran
tekanan darah (sphygmomanometer), stetoskop, minyak urut dan
lembar pencatatan hasil pengukuran tekanan darah.
Intervensi : Pemberian masase dilakukan selama 7 hari berturut-turut dan
pengukuran telkanan darah dilakukan pada hari ke 8
Hasil : Hasil penelitian ini adalah pemberian masase kaki lebih efektif dari
pada dan masase punggung dilihat dari nilap value diastolenya
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi
Saran : - Hasil studi kasus dalam penelitian ini disarankan bagi klinik
Kesehatan atau Puskesmas diharapkan kepada petugas kesehatan
khususnya perawat agar memasukkan terapi non farmakologi
khususnya masase punggung dan kaki sebagai tindakan mandiri
perawat untuk menurunkan tekanan darah dan mengaplikasikan
pada komunitas untuk mengatasi permasalahan hipertensi
melalui pendidikan kesehatan dengan menggunakan media yang
menarik.
- Dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar bisa melakukan
penelitian dengan menggunakan terapi non farmakologi lain
dalam menurunkan hipertensi pada pasien seperti pemberian jus
wortel, daun salam, jus mentimun, rebusan daun alpukat dll.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara abnormal dan terus - menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah
yang disebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal. Dalam asuhan
keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny. M, selama 2 hari berturut-turut pada
tanggal 07 November 2022 – 08 oktober 2022, terbukti teknik relaksasi nafas dalam,
pijat kaki dan punggung mampu menurunkan tekanan darah dari 170/90 mmHg
menjadi 140/80 mmHg dan nyeri saat hipertensi, dari nyeri berat (7-10), skala nyeri
sedang (4-6), skala nyeri ringan (1-3) hingga pasien tidak merasakan nyeri.
B. Saran
Disarankan kepada perawat untuk memberikan terapi relaksasi nafas dalam,
pijat punggung dan kaki sebagai terapi non farmakologi pada pasien hipertensi untuk
mengurangi tekanan darah atau nyeri punggung saat hipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Andra & Yessie. 2013. KMB (Keperawatan Medikal Bedah : Keperawatan


Dewasa). Jilid 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Brummer and Suddath .2013. Keperawatan Medical Bedah ( edisi 12 ). Jakarta :


buku kedokteran FGC

Bube check, Gloria dick. 2013. NIC. Jakarta Elsevler.

Mansjoer, A. Suprohaita, Wardhani WI, & Setiowulan, (2000). Kapita Selekta


Kedokteran. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Nurarif Amin H. & Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Nanda Internasional. Diagnosis Keperawatan : Defenisi danKlasifikasi,
Jakarta :EGC,2018-2020
Morhead dkk, Nursing Outcomes Classification (NOC), Edition 5, United States
Of American : Dalam Bahasa Indonesia
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016).
Nurshing Intervensions Classification (NIC) (6th ed.). Singapore: Elsevier
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai