Disusun Oleh :
GUSWENDRA USKARNI
NIM : (21010037)
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG...........................................................................
I.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................
I.3. TUJUAN ..............................................................................................
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1. PENGERTIAN HIPERTENSI............................................................
2.2. ETIOLOGI HIPETENSI......................................................................
2.3. PATOFISIOLOGI ...............................................................................
2.4. TANDA DAN GEJALA ......................................................................
2.5. PROSEDUR DIAGNOSA....................................................................
2.6. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI..............................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. PENGKAJIAN ......................................................................................
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................
3.3. PERENCANAAN KEPERAWATAN.................................................
3.4. INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................
3.5. EVALUASI KEPERAWATAN...........................................................
3.6. DISCHARGE PLANNING..................................................................
BAB V PENUTUP .........................................................................................
4.1. KESIMPULAN.....................................................................................
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi hipertensi;
1.3.2 Mengetahui etiologi hipertensi;
1.3.3 Mengetahui patofisiologi hipertensi;
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi;
1.3.5 Mengetahui prosedur diagnostik hipertensi;
1.3.6 Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi;
1.3.7 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
5
2. Sistem renin-angiotensin
Sistem renin-angiotensin mungkin merupakan sistem endokrin yang paling
penting dalam mengontrol tekanan darah. Renin disekresi dari aparat
juxtaglomerular ginjal sebagai jawaban terhadap kurang perfusi glomerular atau
kurang asupan garam. Ia juga dilepas sebagai jawaban terhadap stimulasi dan
sistem saraf simpatis (Lumbantobing, 2008). Renin bertanggung jawab
mengkonversi substrat renin (angiotensinogen) menjadi angotensin II di paru-
paru oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Angiotensin II merupakan
vasokontriktor yang kuat dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah
(Lumbantobing, 2008).
3. Sistem saraf otonom
Stimulasi sistem saraf otonom dapat menyebabkan konstriksi arteriola dan
dilatasi arteriola. Jadi sistem saraf otonom mempunyai peranan yang penting
dalam mempertahankan tekanan darah yang normal. Ia juga mempunyai peranan
penting dalam memediasi perubahan yang berlangsung singkat pada tekanan
darah sebagai jawaban terhadap stres dan kerja fisik (Lumbantobing, 2008).
4. Peptida atrium natriuretik (atrial natriuretic pept ide /ANP)
ANP merupakan hormon yang diproduksi oleh atrium jantung sebagai jawaban
terhadap peningkatan volum darah. Efeknya ialah meningkatkan ekskresi garam
dan air dari ginjal, jadi sebagai semacam diuretik alamiah. Gangguan pada sistem
ini dapat mengakibatkan retensi cairan dan hipertensi (Lumbantobing, 2008).
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC VII.
Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan hipertensi,
modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke
hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.12 Modifikasi gaya
11
hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat
badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH
(Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet
rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada sejumlah
pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat
antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari
menggunakan obat. 10 Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk
menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obes
disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan
pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. Fakta-fakta berikut dapat diberitahu
kepada pasien supaya pasien mengerti rasionalitas intervensi diet:
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan berat
badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor dari
hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe 2,
dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat menurunkan
tekanan darah pada individu dengan hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan
pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium.
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan buah,
sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak jenuh
berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari. Aktifitas fisik
dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30
menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi
menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan
menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.
Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan.
Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang
terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok merupakan
faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien hipertensi
yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat
diakibatkan oleh merokok.
2. Terapi Farmakologi
12
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan, baik status
kesehatan saat ini (riwayat penyakit sekarang), status kesehatan masa lalu
(riwayat penyakit dahulu), dan status kesehatan keluarga (riwayat penyakit
keluarga).
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi. Bila di
dalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa keluhan utama
dalam hipertensi itu muncul, maka di dalam riwayat penyakit sekarang
dimunculkan. Pada pengkajian ini bisa muncul berbagai keluhan yang
lainnya. Yang perlu ditanyakan pada klien adalah bagaimana proses
keluhan menyangkut hipertensi itu bisa terjadi, tindakan yang telah
dilakukan pasien dan keluarga untuk meringankan keluhan yang
muncul akibat hipertensi (termasuk pengobatan yang telah dilakukan),
bagaimana prosesnya sampai pasien dibawa ke rumah sakit. Misalnya
jika dalam hipertensi ini biasanya pasien merasa pusing. Hal-hal yang
ditanyakan meliputi:
1) Gambaran pusing atau sakit kepala yang dirasakan oleh pasien
2) Kapan rasa pusing itu muncul?
3) Apakah yang menyebabkan pusing akibat kenaikan tekanan darah yang
dialami oleh pasien bertambah parah?
4) Apakah pasien telah menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan
gejala dari hipertensi tersebut?
5) Apakah efek samping dari obat yang dikonsumsi baik atau tidak terhadap
rasa pusing atau sakit kepala yang dirasakan?
6) Dan sebagainya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah ada penyakit yang pernah pasien derita di masa lalu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyakit terdahulu yang
14
pernah diderita berdampak pada penyakit yang muncul pada pasien saat
ini. Hal yang perlu dikaji apakah dulunya pasien punya riwayat
hipertensi dan pernah MRS dengan keluhan yang sama. Selain itu perlu
ditanyakan pula apakah pasien pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan kardiovaskuler lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga ditujukan untuk mencari apakah ada factor
keturunan atau pun bawaan. Hal yang ditanyakan adalah adakah
anggota keluarga yang pernah menderita penyakit hipertensi
sebelumnya. Pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga ini jangan
lupa sertakan genogram.
Pola Gordon
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaab kesehatan
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga apabila ada
salah satu keluarganya yang sakit langsung dibawa ke RS.
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit
1) Makan : 3 x 1 sehari (Nasi, sayur, lauk) habis 1 porsi
2) Minum : 6-7 gelas sehari (air putih dan teh)
b. Selama sakit
1) Makan : 2 x 1 sehari, diit BKRG dari RS, habis ½ porsi
2) Minum : 5-6 gelas ukuran 200 cc, infus ±900 cc jenis RI
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
1) BAB normal ± 2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning.
2) BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning-kuningan.
b. Selama sakit
1) BAB cair ± 1-2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning, bau khas.
2) BAK cair 6-8 kali sehari, bau khas.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit
18
Kemampua 0 1 2 3 4
n Perawatan
Diri
Makan/ √
Minum
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi/ √
Rom
2) Selama sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan
Diri
Makan/ √
Minum
Mandi √
Torleting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi √
*Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung
3.1.5 Pathway
22
pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran
menset yang tepat dan tehnik yang akurat.
Catat keberadaan , kualitas denyutan sentral dan parifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.
Amati warna kulit,kelembaban,suhu, dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum/tertentu.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat di tempat tidur/kursi; jadwal
priode istirahat tanpa gangguan; bantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri
sesuai kebutuhan.
24
Kolaborasi:
Berikan obat-obat sesuai dengan indikasi, contoh:
1. Diuretik tiazid, mis. Klorotiazid (diuril); hidroklorotiazid
(Esidrix/hidroDIURIL);bendroflumentiiazid (naturetin);
2. Diuretik loop, mis. Furosemid (lasix); asam etakrinic (edecrin);bumetanid
(burmex);
3. Diuritik hemat kalium, mis, spironolakton (aldactone); triamterene
(dyrenium); amilioride (midamore);
4. Inhibitor simpatis, mis, propanolol (inderal); metroponol (lepressor);atenolol
(ternomin); nadolol (corgard); metildopa (aldomet); reserpine (serpasil);
klonidin (catapres);
5. Vasodilator,mis, minoksidil (loniten); hidralazin (apresoline); bloker saluran
kalsium, mis, nifedipin (procardia); verapamil (calan);
6. Agen-agen antiadrenergik; alfa-1 blocker prazosin (minipres); tetazosin
(hytrin);
7. Bloker nuron adrenergik: guanadrel (Hyloree) quanetidin (Ismelin); reserpin
(Serpasil);
8. Inhibitor adrenergik yang kerja secara sentral: klonidin: (Catapres);
guanabens (Wytension); metildopa (Aldomet)
9. Vasolidator kerja-langsung: hidralazin (Apresoline); minoksidil; (Loniten)
10. Vasolidator oral yang bekerja langsung: diazoksid (Hyperstat); nitroprusid;
(Nipride, Nitropess)
11. Bloker ganglion mis., guanetidin (Ismelin); trimetapan (Arfonad). ACE
inhibitor, mis., kaptopril (Capoten)
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
13. Siapkan untuk pembedaan bila ada indikasi
25
b. Diagnosa Keperawatan 2
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatiakn frekuensi nadi lebih dari 20 kali
per menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan tekanan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas (tekanan sistolik meningkat 40mm/Hg atau tekan diastolik
meningkat 20mm/Hg); dispnea atau nyeri nada; keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, mis., menggunakan kursi
saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas
dengan perlahan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika dapat
ditolenransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Keperawatan:
Mandiri:
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut
2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya;
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu
kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.
3. Hilangkan atau minimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala, misalnya; mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan
pendarahan.
Kolaborasi
Berikan sesuai indikasi : analgesik; antiansietas, misalnya; lorazepam (ativan),
diazepam (valium).
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan:
Mandiri
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan.
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam, dan gula sesuai indikasi.
3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
26
5. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien, misalnya
penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
6. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan
dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan
dimakan.
7. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging) dan kolesterol
(daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan)
Kolaboratif
Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi
lingkungan
pasien
kondusif
sesuai yang
Telah diinginkan
dipertahankan A : Teratasi
pembatasan seluruhnya
aktivitas seperti P:
istirahat di Intervensi
tempat dilanjutkan
tidur/kursi;
jadwal priode S : Pasien
istirahat tanpa mengatakan
2. Intoleransi gangguan; kondisi
Aktivitas bantu pasien dirinya
melakukan membaik,
aktivitas dan lebih
perawatan diri enteng
sesuai O : Periode
kebutuhan. istirahat
pasien tidak
Telah dilakukan terganggu,
tindakan- pasien
tindakan yang kooperatif
nyaman; seperti A : Teratasi
pijatan seluruhnya
punggung dan P:
leher, Intervensi
meninggikan dilanjutkan
kepala tempat
tidur. S : Pasein
Telah dikaji mengatakan
respons pasien nyaman
terhadap ketika
aktivitas, mendapatka
diperhatiakan n pijatan
frekuensi nadi dari
lebih dari 20 perawat.
kali per menit O : Pasien
28
diatas terlihat
frekuensi nyaman
istirahat; A : Teratasi
peningkatan seluruhnya
3. Nyeri akut
tekanan darah P:
berhubung
yang nyata Intervensi
an dengan
selama atau dihentikan
sakit
sesudah
kepala
aktivitas
(tekanan
sistolik S : Pasien
meningkat mengatakan
40mm/Hg atau baik-baik
tekan diastolik saja setelah
meningkat aktivitas
20mm/Hg); O : Pasien
dispnea atau terlihat
nyeri nada; baik-baik
keletihan dan saja, TD
kelemahan 140/100
yang mmHg
berlebihan; A : Teratasi
diaforesis; seluruhnya
pusing atau P:
pingsan. Intervensi
Telah dihentikan
diinstruksikan
pasien tentang
tehnik
penghematan
energi, mis.,
menggunakan
kursi saat
mandi, duduk
saat menyisir
rambut atau
4. Perubahan
menyikat gigi,
Nutrisi
melakukan
Lebih dari
aktivitas
29
Kebutuhan dengan
Tubuh perlahan.
Telah
diberikan
dorongan
untuk S : Pasien
melakukan mengatakan
aktivitas atau telah
perawatan diri melakukan
bertahap jika yang
dapat diinsruksika
ditolenransi, n perawat
diberikan O : Pasein
bantuan sesuai terlihat baik
kebutuhan. A : Teratasi
seluruhnya
Telah diberikan P:
tindakan Intervensi
nonfarmakologi dilanjutkan
untuk
menghilangkan
sakit kepala,
misalnya;
kompres dingin S : Pasien
pada dahi, pijat mengatakan
punggung dan telah
leher, tenang, mencoba
redupkan melakukan
lampu kamar, aktivitas
teknik relaksasi serta
(panduan perawatan
imajinasi, diri sendiri.
distraksi) dan O : Pasien
aktivitas waktu terlihat baik
senggang. A : Teratasi
seluruhnya
Telah P:
dihilangkan Intervensi
30
atau dihentikan
minimalkan
S : Pasien
aktifitas
mengatakan
vasokontriksi
merasa
yang dapat
nyaman
meningkatkan
setelah
sakit kepala,
perawat
misalnya;
melakukan
mengejan saat
tindakan
BAB, batuk
O : Pasien
panjang,
terlihat
membungkuk.
membaik
A : Teratasi
seluruhnya
P:
Telah
Intervensi
ditunjukkan
dilanjutkan
perubahan pola
makan
(misalnya
pilihan
makanan,
kuantitas, dan
sebagainya),
S : Pasien
mempertahanka
mengatakan
n berat badan
telah
yang
melakukan
diinginkan
apa yang
dengan
diinsruksika
pemeliharaan
n perawat
kesehatan
O : Pasien
optimal.
terlihat
membaik
Telah
A : Teratasi
diinstrksikan
seluruhnya
Melakukan atau
P:
mempertahanka
Intervensi
n program
dilanjutkan
olahraga yang
31
tepat secara
individual.
S : Pasien
mengatakan
paham
mengenai
pola makan
yang baik
O : Pasien
terlihat
kooperatif
A : Teratasi
seluruhnya
P:
Intervensi
dihentikan
S : Pasien
mengatakan
akan
bersaha
olahraga
O : Pasein
kooperatif
A : Teratasi
seluruhnya
P:
Intervensi
dihentikan
BAB 4. PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal atau
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu
hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara
pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu,
misalnya penyakit ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliartritis,
diabetes nefropati), penyakit endokrin (hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali),
koarktasioaorta.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai
dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak
memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita
hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika harus
33
mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan gaya hidup yang
dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA