Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
Untuk itu perlu disusun standar agar dapat dipakai sebagai acuan dalam
yang mengidap penyakit infeksi menular agar tidak terjadi transmisi infeksi dari
Dokumen ini dibuat berdasarkan buku standar kewaspadaan isolasi oleh TIM
PPI dan profesi terkait serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak untuk itu
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Tujuan Pedoman............................................................................
D. Batasan Operasional......................................................................
E. Landasan Hukum
B. Distribusi Ketenagaan...................................................................
C. Pengaturan Jaga.............................................................................
A. Denah Ruang.................................................................................
B. Standar Fasilitas.............................................................................
BAB IV TATA LAKSANA.............................................................................
BAB V LOGISTIK.........................................................................................
BAB IX PENUTUP........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang isolasi adalah ruangan untuk penempatan bagi pasien dengan penyakit
infeksi yang menular agar tidak menular kepada pasien lain, petugas, dan
pengunjung.
harus menerapkan Kewaspadaan Isolasi yang terdiri dari Kewaspadaan Standar dan
infeksi dan menular, dengan pasien yang mengidap penyakit tidak menular.
dibedakan menjadi penularan kontak, dan penularan droplet (H5N1, H1N1, MERS
B. Tujuan Pedoman
kemudahan bagi pasien, petugas, dan pengunjung.Rumah Sakit Publik dan Rumah
Sakit Privat harus menyiapkan ruang isolasi dalam memberi layanan kesehatan bagi
pasien yang mengidap penyakit infeksi menular agar tidak terjadi transmisi infeksi
1. Penggunaan kamar isolasi diterapkan kepada semua pasien rawat inap yang
2. Pelaksana Pedoman ini adalah semua elemen rumah sakit beserta pasien dan
keluarga.
D. Batasan Operasional
Rumah Sakit Publik dan Rumah Sakit Privat harus menyiapkan ruang
isolasi dalam memberi layanan kesehatan bagi pasien yang mengidap penyakit
infeksi menular agar tidak terjadi transmisi infeksi dari pasien kepada pasien lain,
E. Landasan Hukum
4. Kep. Menkes No. 270 Tahun 2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan
Lainnya.
5. Kep. Menkes No. 382 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan PPI
Rumah Sakit Pedoman. Teknis Bangunan Rumah Sakit, Ruang Isolasi yang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Dengan kriteria:
5. Direktur
baik.
ruang Isolasi
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga di ruang isolasi disesuaikan dengan jadwal shift dinas di ruangan
3. Berbicara seperlunya
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1) Ruangan AII yang dirancang untuk pasien dengan kondisi serius dan menular
(misalnya Tuberculosis),
2) Ruangan PE ada untuk melindungi pasien dengan sistem kekebalan yang lemah
d. Alkohol handrub
c. Harus terdapat anteroom pada tiap ruangan isolasi dengan tekanan yang
d. Wastafel harus yang non hand operated dalam ruang isolasi dan ruang
anteroom
pemeliharaan
e. Modular minimal = 3 x 3 m2
isolasi
B. Standar Fasilitas
3. Type N-P (tekanan udara bisa disesuaikan tergantung pasien yang dirawat) à
natural ventilasi atau dengan bantuan wall fan dan ekshaus fan.
3) Petugas pakai masker bila mendekati pasien, jubah dipakai bila ada
infeksius.
4) Cuci tangan sesudah melepas sarung tangan dan sebelum merawat pasien
lain.
5) Isolasi kontak diperlukan pada pasien bayi baru lahir dengan konjungtivitis
2) Udara harus diarahkan dari tempat perawatan pasien ke tempat terbuka yang
3) Ruang isolasi sebaiknya berada dalam area yang dapat dipantau oleh
perawat.
Ruang isolasi sebaiknya berada dalam area yang dapat dipantau oleh perawat.
1). Ventilasi udara, baik yang masuk maupun keluar tanpa hambatan yang
berarti.
2). Dimensi pintu, jendela dan lubang angin, disesuaikan dengan 15% bukaan
3). Kecepatan rata-rata angin yang dapat terjadi, serta jangka waktu adanya
angin.
kursi dokter/staf medik, posisi staf registrasi dan pasien yang mendaftar
1) Ruang isolasi jenis N, tekanan negatif di dalam ruang rawat dan anteroom.
partikulat, gaun, sarung tangan bagi petugas, masker bedah bagi pasien dan
5) Pergantian sirkulasi udara >12 kali perjam. Udara harus dibuang keluar, atau
Air).
tekanan positif .
pasien terutama yang memiliki daya tahan tubuh rendah atau menurun.
transplantasi.
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Kewaspadaan Standar
1) Kebersihan tangan/Handhygiene
2) Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata
7) Penempatan pasien
ke permukaan
gaun
pasienlangsung
pasienlain
pasien langsung
lain
infeksius.
ke lingkungan
ruang pasien
3. Peralatan perawatan
pasien
isolasi
0,05%
4.Pengendalian lingkungan
ini dimonitor
pasien, kotoran).
pengencerannya.
peroksigen.
dipakai (terkontaminasi)
5. Pemrosesan Peralatan
Pasien dan
danlingkungan
orang.
APD.
6. Kesehatan karyawan /
Perlindungan Petugas
Kesehatan
dibuang ke insenerator.
mulut
terhadaptransmisi infeksi.
batuk
masyarakat
Terapkan pengukuran kandungan sekresi
emergensi
dan mencucitangan
alcoholhandrub
9. Praktek menyuntik
yangAman
punksi
dropletflora orofaring.
Dibutuhkan untuk memutus mata rantai transmisi mikroba penyebab infeksi dibuat
untuk diterapkan terhadap pasien yang diketahui maupun dugaan terinfeksi atau
transmisi :
1) Kontak.
2) Melalui droplet
antiseptik berbasis alkohol, memakaisarung tangan sekali pakai bila kontak dengan
cairan tubuh, memakai masker, goggle untuk melindungi wajahdari percikan cairan
tubuh.
basahsaat mengganti verband, petugas tanpa sarung tangan merawat oral pasien
Transmisi kontak tidak langsung terjadi kontak antara orang yang rentan dengan
sarung tangan yang tidak diganti saat menolong pasien satu dengan yang
dilingkungan pasien.
Diterapkan terhadap pasien dengan infeksi atau terkolonisasi (ada mikroba pada
atau dalam pasien tanpa gejala klinis infeksi) yang secara epidemiologi
langsung.
Petugas harus menahan diri untuk menyentuh mata, hidung, mulut saat masih
a. Penempatan Pasien
tersendiri. Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan pasien dalam kamar
tetapi bila tidak memungkinkan ditempatkan dengan pasien kasus yang sama
maka tempatkan pasien bersama dengan pasien dengan kasus yang lain(kecuali
pasien dengan airborne disesses) tetapi dengan jarak sedikitnya 3 kaki (kirakira
udara dan ventilasi yang khusus, dan pintu boleh tetap terbuka.
Sebagai tambahan dari pemakaian sarung tangan seperti yang digariskan dalam
Standard Precautions, pakailah sarung tangan (bersih dan tidak perlu steril) saat
memasuki kamar dan merawat pasien, ganti sarung tangan setelah menyentuh
konsentrasi tinggi (faeces dan drainase luka). Lepas sarung tangan sebelum
c. Gaun
inkontinensia atau diare, ileostomi, kolostomi, atau drainase luka yang tidak
d. Pemindahan Pasien
Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar yang khusus tersedia
untuknya hanya untuk hal yang sangat penting saja. Bila memang dibutuhkan
satu pasien saja (atau digunakan bersama dengan pasien yang terinfeksi atau
melalui droplet (> 5μm). Droplet yang besar terlalu berat untuk melayang di
udara dan akan jatuh dalam jarak 1 m dari sumber. Transmisi droplet melibatkan
bronkhoskopi. Dibutuhkan jarak dekat antara sumber dan resipien <1m . Karena
droplet tidak bertahan diudara maka tidak dibutuhkan penanganan khusus udara
atau ventilasi.Misal : Adenovirus. Transmisi droplet langsung, dimana droplet
dan ditransmisikan ke sisi lain misal: mukosa membrane. Transmisi jenis ini
respiratory syncitial virus (RSV). Dapat terjadi saat pasien terinfeksi batuk,
resusitasi kardiopulmoner.
a. Penempatan Pasien
dengan pasien kasus yang sama maka tempatkan pasien bersama dengan
b. Masker
c. Pemindahan Pasien
Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar yang khusus tersedia
untuknya hanya untuk hal yang sangat penting saja.Bila memang dibutuhkan
baik yang ditransmisikan berupa droplet nuklei (sisa partikel kecil < 5μm
evaporasi dari droplet yang bertahan lama di udara) atau partikel debu yang
udara > 2m dari sumber, dapat terinhalasi oleh individu rentan di ruang yang
sama dan jauh dari pasien sumber mikroba, tergantung pada faktor lingkungan,
misal penanganan udara dan ventilasi yang penting dalam pencegahan transmisi
a. Penempatan pasien
Pintu harus selalu tertutup dan pasien tersebut ada di dalamnya. Bila tidak
tersedia kamar tersendiri, tempatkan pasien bersama dengan pasien lain yang
lain. Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan perawatan gabung tidak diinginkan,
pasien.
c. Pemindahan Pasien
Batasi pemindahan dan transportasi pasien dari kamar yang khusus tersedia
untuknya hanya untuk hal yang sangat penting saja.Bila memang dibutuhkan
C. Lama Isolasi
Lama isolasi tergantung dari jenis penyakit, kuman penyebab dan laboratorium
yaitu:
khusus luka atau penyakit kulit sampai tidak mengeluarkan bahan menular
3. Lepaskan pakaian bedah dan masker di ruang ganti umum, masukan dalam
4. Pintu keluar dari ruang perawatan harus terpisah dari pintu masuk
umum, bila sudah stabil rumah sakit merujuk ke fasilitas kesehatan yang
lain
atau ruangan biasa yang mampu menampung hanya satu orang pasien
dengan pasien yang lain namun dengan penyakit yang sama, dengan tetap
Pasien
POLIKLINIK/IG
berbahaya
4. Kemoterapi
H. TRIAGE
mengidap batuk?
YA
Berikan
pendidikan
etika batuk
2 minggu
YA
Bila Mungkin
dipisah
Jalur Cepat
Pemeriksaan Sputum
KLIEN RAWAT
INAP
RUJUKA
N LUAR
DATANG
SENDIRI
dokter Sp.Pd
menghubungi dan
melaporkan pasien +
VCT
POLI VCT
KONSELING
BALASAN
YA TIDAK
TES HIV
- PELAYANAN KONSELING
LANJUTAN
- TERAPI ARV
ARF
MOTOVASI
UNTUK
KUNJUNGAN
ULANG
KONSELING
PASCA
PAJANAN
AMBIL HASIL
TINDAK LANJUT
JIKA HIV
penularannya:
tersendiri.
menular TBC, diare berat, varicella perdarahan tak terkontrol, luka lebar
diruangan tersebut. Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat
sampah infeksius. Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai
pintu keluar ruang isolasi. Setelah itu petugas harus kebersihan tangan di
2) Stetoskop.
3) Tensimeter.
6) Jas.
7) Instrumen.
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
merawat.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
c.ISK.
d. Dekubitus.
2. Tanda (Signage).
5. Kebersihan tangan.
8. Makanan.
16. Pengunjung.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
prasarana dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan:
peralatan kesehatan
3. Lokasi ruang isolasi harus memenuhi ketentuan mengenai lingkungan, tata ruang
ruang isolasi
Harus dihindarkan transfer mikroba patogen antara pasien dan petugas saat
perawatan pasien dan petugas saat perawatan pasien rawat inap. Perlu dujalankan
hal berikut:
1. Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari
3. Cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh pasien)
5. Pakai sarung tangan saat harus atau mungkin kontak dengan darah dan cairan
6. Penanganan limbah feses, urin dan sekresi pasien yang lain dalam lubang
8. Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen infeksius pasien telah dibersihkan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, dengan melakukan kegiatan audit
medik.
2. Ada pertemuan berkala secara formal antara pimpinan rumah sakit dan komite
4. Ada laporan data/statistik serta hasil analisa pelayanan medis TB rumah sakit.
BAB IX
PENUTUP
Ruang isolasi dalam memberi layanan kesehatan bagi pasien yang mengidap
penyakit infeksi menular agar tidak terjadi transmisi infeksi dari pasien kepada
Standar isolasi ini dipakai sebagai acuan oleh Rumah Sakit dalam
mengembangkan instalasi kamar isolasi agar dapat menjadi lebih baik lagi.
IV. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RS X
No. Dokumen
.............................
No. Revisi
.........
Halaman
1 dari 2
SPO
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)
Tanggal Terbit
…..................
Ditetapkan,
Kepala RS X
dr. Z
PENGERTIAN Untuk penempatan bagi pasien dengan penyakit infeksi yang menular agar
TUJUAN
KEBIJAKAN
Kesehatan Lainnya.
PROSEDUR
Kebersihan tangan
APD
Pengendalian lingkungan
Penanganan limbah
Penanganan linen
Penenmpatan pasien
Etika batuk/bersin