HIPERTENSI
Di susun oleh:
Intan Tiara
19.071
II B
2020/2021
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai “ pembunuh diam – diam “ karena
penderita hipertensi sering tidak menampakan gejala (Brunner & Suddarth, 2002).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg,
dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
2. Etiologi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Hipertensi Primer (essensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor
yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2) Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing, dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1977):
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan
Tekanan sistolik
Tigkat diastolik Jadwal kontrol
(mmHg)
(mmHg)
Tingkat
I
Tingkat 140-159 90-99
II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat 180-209 110-119 1 minggu sekali
III 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS
Tingkat
IV
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia menurut Triyanto (2014)
adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
6. Komplikasi
Efek pada organ:
a. Otak
a) Pemekaran pembuluh darah
b) Pendarahan
c) Kematian sel otak : stroke
b. Ginjal
a) Malam yang kencing
b) Kerusakan sel ginjal
c) Gagal ginjal
c. Jantung
a) Membesar
b) Sesak nafas
c) Cepat lelah
7. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi.
a. Terapi farmakologis
2) Tehnik relaksasi
8. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Pengkajian
merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kemampuan
mengidentifikasi masalah keperawatan yang terajadi pada tahap ini akan
menentukan diagnosis keperawatan. Diagnosis yang diangkat akan menentukan
desain perencanaan yang ditetapkan.(Adib, 2009).
Menurut Debora (2011) tahapan pengkajian sebagai berikut yaitu :
a. Biodata
Data lengkap dari pasien meliputi : nama lengkap, umur, jenis kelamin,
kawin / belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, dan alamat identitas penanggung, meliputi : nama lengkap,
jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
hubungan dengan pasien dan alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan hipertensi biasanya bermula dari nyeri kepala yang disebabkan
oleh peningkatan tekanan aliran darah ke otak.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan yang didapatkan pada saat pengkajian misalnya pusing, jantung
kadang berdebar-debar, cepat lelah, palpitasi, kelainan pembuluh retina
(hypertensi retinopati), vertigo dan muka merah dan epistaksis spontan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetic,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis dan faktor-faktor
yang meningkatkan resiko seperti : obesitas, alcohol, merokok, serta
polisetemia.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebabnya seperti:
Penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular, dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria dan
penyakit ini sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan yaitu jika orang tua
mempunyai riwayat hipertensi maka anaknya memilik resiko tinggi
menderita penyakit seperti orang tuanya.
d. Riwayat psikososial
Gejala : Riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah kronik,
factor stress multiple.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, muka tegang, gerak fisik,
pernafasan menghela nafas, penurunan pola bicara.
e. Riwayat spiritual
Pada riwayat spiritual bila dihubungkan dengan kasus hipertensi belum
dapat diuraikan lebih jauh, tergantung dari dan kepercayaan masing-masing
individu.
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Pasien nampak lemah
2) Tanda-tanda vital :
Suhu tubuh kadang meningkat, pernapasan dangkal dan nadi juga cepat,
tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg.
3) Review of system
a) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, atherosklerosis, penyakit jan- tung
kongesti / katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan tekanan darah Nadi : denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, perbedaan denyut. Denyut apical: titik point of
maksimum impuls, mungki bergeser atau sangat kuat. Frekuensi /
irama: takikardia, berbagai disritmia. Bunyi jantung: tidak terdengar
bunyi jantung I, pada dasar bunyi jantung II dan bunyi jantung III.
Murmur stenosis valvular. Distensi vena jugularis/kongesti vena.
Desiran vaskuler tidak terdengar di atas karotis, femoralis atau
epigastrium (stenosis arteri).
Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin, pengisian kapiler
mungkin lambat atau tertunda.
b) Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/ pusing, berdenyut, sakit
kepala sub occipital. Episode bebas atau kelemahan pada satu sisi
tubuh. Gangguan penglihatan dan episode statis staksis.
Tanda : Status mental: perubahan keterjagaaan,
orientasi. Pola/isi bicara, afek, proses fikir atau memori. Respon
motorik: penurunan kekuatan, genggaman tangan Perubahan retinal
optik: sclerosis, penyempitan arteri ringan-mendatar, edema,
papiladema, exudat, hemoragi.
c) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi. Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
d) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut
dari hipertensi menetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja tachypnea,
ortopnea, dispnea, nocturnal paroxysmal, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi / penggunaan otot aksesori pernafasan,
bunyi nafas tambahan, sianosis.
e) Keamanan
Keluhan: Gangguan koordinasi / cara berjalan.
Gejala : Episode parastesia unilateral transien, hypotensi postural.
g. Aktivitas sehari-hari
1) Aktivitas
Gejala : Kelemahan, letih nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama
jantung, tachypnea.
2) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi,
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).
3) Makanan dan cairan
Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan
tinggi garam, lemak, kolesterol serta makanan
dengan kandungan tinggi kalori.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema,
kongesti vena, distensi vena jugulalaris, glikosuria.
h. Pemeriksaan diagnostic
1) BUN / kreatinin : Memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
2) Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat mening-katkan
hipertensi.
3) Urinalisa : Darah, protein, glukosa sangat mengisyaratkan
disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
4) EKG : Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola
regangan, gangguan konduksi.
9. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/ringiditas ventrikulr, iskemia miokard.
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
c. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia
d. Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan.
e. Ketidakefektifan koping
f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
g. Resiko cedera
h. Defisiensi pengetahuan
i. Ansietas
10. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Noc nic
- Auskultasi
TD,nadi,RR,sebelum,selama,dan
setelah aktivitas
- Monitor
TD,nadi,RR,sebelum,selama,dan
setelah aktivitas
- Moitor kualitas nadi
Nutrition monitoring
- BB pasien dalam batas normal
- Monitoring adanya penurunan BB
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
- Monitor interaksi anak atau orang tua
selama makan
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam dan
mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein. Hb
dan kadar Ht
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nutrisi
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral
- Catat jika sudah berwarna magenta,
scarlet
5 Ketidakefektifan koping NOC NIC
- Decision making Dicision making
- Role inhasment - Menginformasikan pasien alternatif atau
- Sosial support solusi lain penanganan
Kriteria hasil - Memfasilitasi pasien untuk membuat
- Mengidentifikasi pola koping yang keputusan
efektif - Bantu pasien mengidentifikasi
- Mengungkapkan secara verbal keuntungan, kerugian dari keadaan
tentang koping yang efektif
- Mengatakan penurunan stres Role inhacement
- Klien mengatakan telah menerima - Bantu pasien untuk identifikasi
tentang keadaannya bermacam-macam nilai kehidupan
- Mampu mengidentifikasi strategi - Bantu pasien identifikasi strategi positif
tentang koping untuk mengatur pola nilai yang dimiliki
Coping enhancement
- Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi
gambaran perubahan peran yang realistis
- Gunakan pendekatan tenang dan
meyakinkan
- Hindari pengambilan keputusan pada
saat pasien berada dalam stress berat
- Berikan informasi actual yang terkait
dengan diagnosis, terapi dan prognosis
Anticipatory Guidance
6. Resiko ketidakefektifan perfusi NOC : NIC :
jaringan otak Peripheral sensation managenment
- circulation status
- Monitor adanya daerah tertentu yang
- tissue prefusion ; hanya peka terhadap
cerebral panas/dingin/tajam/tumpul
Kriteria hasil : - Monitor adanya paretese
- Mendemostras ikan status - Intruksikan keluarga untuk
sirkulasi yang ditandai dengan: mengobservasi kulit jika ada isi atau
laserasi
- Tekanan sytole diastole dalam - Gunakan sarung tangan untuk proteksi
rentang yang diharapkan - Batasi gerakan pada kepala, leher dan
- Tidak ada ortostatikhipertensi punggung
- Monitor kemampuan BAB
- Tidak ada tanda peningkatan
- Kolaborasi pemberian analgetik
tekanan inkranial (tidak lebih dari
- Monitor adanya tromboplebitis
15 mmHg)
- Diskusikan mengenai penyebab
- Mendemonstrasikan kemampuan
perubahan sensai
kognitif yang ditandai dengan:
- Berkomunikasi dengan jelas dan
sesuai dengan kemampuan
- Menunjukan perhatian, konsentrasi
dan orientasi
- Memproses informasi
- Membuat keputusan dengan benar
- Menunjukkan fungsi sensori
motori cranuial yang utuh: tingkat
kesadaran membaik, tidak ada
gerakan-gerakan involunter
7 Resiko cedera NOC : NIC :
Environment management
- Risk control
- Sediakan ligkungan yang aman untuk
Kriteria Hasil :
pasien
- Klien bebas dari cidera - Identifikasi kebutuhan keamanan
- Klien mampu menjelaskan pasien, sesuai dengan konsisi fisik dan
cara/metode untuk mencegah fungsi kognitif pasien dan riwayat
injury/cedera penyakit terdahulu pasien
- Klien mampu menjelaskan faktor - Menghindarkan lingkungan yang
resiko dari lingkungan/perilaku berbahaya (misalnya memindahkan
personal perabotan)
- Mampu memodifikasi gaya hidup - Memasang side rail tempat tidur
untuk mencegah injury - Menyediakan tempat tidur yang nyaman
- Menggunakan fasilitas kesehatan dan bersih
yang ada - Menempatkan saklar lampu ditempat
- Mampu mengenali perubahan yang mudah dijangkau pasien
status kesehatan - Membatasi pengunjung
- Menganjurkan keluarga untuk menemani
pasien
- Mengontrol lingkungan dari kebisingan
- Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
- Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit
8 Defisiensi pengetahuan NOC : NIC :
- Kowlwdge : disease Teaching : disease Process
process - Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang
- Kowledge : health
proses penyakit yang spesifik
Behavior
- Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
Kriteria Hasil : bagaimana hal ini berhubungan dengan
- Pasien dan keluarga menyatakan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
pemahaman tentang penyakit, tepat.
kondisi, prognosis dan program - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
pengobatan muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
- Pasien dan keluarga mampu - Gambarkan proses penyakit, dengan cara
melaksanakan prosedur yang yang tepat
dijelaskan secara benar - Identifikasi kemungkinan penyebab,
- Pasien dan keluarga mampu dengna cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang - Sediakan informasi pada pasien tentang
dijelaskan perawat/tim kesehatan kondisi, dengan cara yang tepat
lainnya - Hindari harapan yang kosong
. - Sediakan bagi keluarga atau SO
informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang
dan atau proses pengontrolan penyakit
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
- Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
- Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
9 Ansietas NOC NIC
- Anxiety Sel-Control Anxiety Reduction
- Anxiety Level - Gunakan pendekatan yang menenangkan
- Coping - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Kriteria Hasil: pelaku pasien
- klien mampu mengidentifikasi dan - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur
- Mengidentifikasi, mengungkapkan - Pahami perspektif pasien terhadap situasi
dan menunjukan tehnik untuk stres
mengontrol cemas - Temani pasien untuk memberikan
- Vital sign dalam batas normal keamanan dan mengurangi takut
- Postur tubuh, ekspresi wajah, - Dorong keluarga untuk menemani anak
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas - Lakukan back/neck rub
menunjukan berkurangnya - Dengarkan dengan penuh perhatian
kecemasan - Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu pasien untuk mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan dan persepsi
- Intruksikan pasien menggunakan tehnik
relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Ingriana, Welly. 2019. Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ny. J dengan Tehnik Relaksasi
Nafas Dalam Diruang Dahlia RSUD H. Hanafie Muara Bungo Tahun 2019. viii. v
bab, 64 halaman, 1 bagan, 5 tabel. Online:
http://repo.stikesperintis.ac.id/968/1/72%20WELLY%20INGRIANA.pdf (14 Agustus
2021)
Putra, Vandra Junizar. 2019. Asuhan Keperawatan Hipertensi Pada Ib. A dengan Pemberian
Slow Deep Breathing Di Wisma Delima Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang
Ibu Batusangkar Tahun 2019. vi + V bab + 85 halaman + 3 tabel + 3 lampiran.
Online: http://repo.stikesperintis.ac.id/1247/1/25%20VANDRA%20JUNIZAR
%20PUTRA.pdf (14 Agustus 2021)