Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba
menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal
ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada
semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir. Dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
ventrikel kiri mengalami hipertrofi, dan kemampuan perenggangan jantung berkurang karena
perubahan pada jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang sehingga
kapasitas paru menurun. Latihan berguna untuk meningkatkan VO2 maksimum, mengurangi
Menurut WHO, dijawa tengah penderita hipertensi pada lansia terdapat 15,2% dan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum: Untuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
hipertensi.
2) Memberikan asuhan keperawatan pada klien lanjut usia dengan penyakit hipertensi yang
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam menerapkan asuhan keperawatan
BAB II
A. PENGERTIAN
Disebut silent killer karena 1 ½ penderita dengan tekanan darah tinggi tidak
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg atau
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi.
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan
Tekanan sistolik
Tigkat diastolik Jadwal kontrol
(mmHg)
(mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
besar yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Stress
d. Merokok
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
(Darmojo, 1999).
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah,
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
2. BUN
hipertensi)
8. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
9. Asam urat
11. EKG
G. PENATALAKSANAAN
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
lain-lain.
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-
tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat.
HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi :
1. Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa
3. Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor
registrasi.
d. Takipnea
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Pengkajian Persistem :
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit
cerebro vaskuler.
2. Eleminasi : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat
3. Neurosensori :
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan
4. Pernapasan
3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi
4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif.
Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 X 24 jam, diharapkan nyeri
dapat berkurang.
Intervensi :
2. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres
dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.
memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya
3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala,
Tujuan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan klien
1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per menit
diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas
( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea
atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan : pusing atau pingsan.
stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
tingkat aktivitas.
2. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya menggunakan kursi saat
mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
D. EVALUASI
3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban kerja
jantung.
DAFTAR PUSRAKA
http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-
pada.html#ixzz2nDdIGMpc