Anda di halaman 1dari 37

Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Lansia dengan

Gangguan Hipertensi

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Keperawatan Keluarga
yang dibina oleh Ibu Tri Nataliswati, S. Kep, Ns, M. Kep

Oleh:

Lavenia Arlina Kusumawardhani P17220184086

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
Oktober2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI PADA LANSIA

1. KONSEP HIPERTENSI PADA LANSIA


1.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik yang
intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih
tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization)
memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah
sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg (Rohaendi, 2008).

1.2. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)

Tekanan sistolik Tekanan diastolik


Tigkat Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali
Tingkat IV 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS

1.3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katub jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
 Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
 Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
 Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
 Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis.
Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral Kortikosteroid.

1.4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

Pathway

1.5. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

1.6. Pemeriksaan Penunjang


a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
b. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus
adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin
(meningkatkan hipertensi)
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi
efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
f. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
h. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
i. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal
/ ureter
l. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
m. CT scan
n. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
o. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

1.7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
 Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah
raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Ø Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
Ø Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Ø Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan Obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT
NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT
OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika,
penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
o Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
o Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
o Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain
o Step 4
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.

1.8. Konsep Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang
terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-
gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup
dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit hipertensi
2) manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi ditandai dengan kecemasan
3) Kesiapan peningkatan proses keluarga berhubungan dengan Kemampuan
keluarga dalam mendukung penderita penyakit hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn . J


PADA Ny. IP DENGAN KASUS HIPERTENSI

Pengkajian keluarga tanggal 15 Agustus 2020


1 DATA UMUM
1. BIODATA
Nama KK : Tn J
Umur : 53 tahun
Agama : Islam
Alamat : Srengat Blitar
Pekerjaan : POLRI
Pendidikan : SMA Tamat
Penghasilan : ± Rp 4.000.000,-/ bulan

2. KOMPOSISI KELUARGA

No Nama Jns klmn Hub dg KK Umur Pekerjaan


1 Ny. IP P Istri 46 thn Ibu Rumah
tanggga
2 Nn. IAK P Anak 23 thn Pelajar
3 An. LAK P Anak 20 thn Pelajar
4 An. AK L Anak 9 thn Pelajar
GENOGRAM ( Gambarkan hubungan masing masing anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, disertai dengan
penjelasan hubungan)

Tn. AS Ny. K Tn. IS Ny. C

Ny. U Tn. S Tn. J Tn. MH Tn. DF Tn. A Ny. IS Tn. R Ny. SI Ny. IP Tn. N Ny. M

Nn. IAK An. LAK An. AK


Keterangan :

: Laki-Laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Laki-Laki

: Perempuan

: garis perkawinan

: garis keturunan

: tinggal 1 rumah

: klien
3. TIPE KELUARGA

Tipe keluarga Tn.J adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga terdiri dari ayah,
ibu dan anak

4. SUKU BANGSA

Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang
digunakan adalah bahasa jawa.

5. AGAMA

Seluruh anggota Tn J adalah beragama islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Ny. IP dapat sembuh dari penyakit yang
dideritanya.

6. STATUS EKONOMI KELUARGA

(1) Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari KK ± Rp 4.000.000/bulan. Kebutuhan


yang diperlukan keluarga :
 Makan Rp 1.700.000
 Bayar Listrik/PDAM Rp 200.000
 Pendidikan Rp 1.000.000
 Lain-lain Rp 300.000
Rp 3.200.000
Sisanya ditabungkan untuk kebutuhan yang mendadak.
(2) Barang-barang yang dimiliki
1 buah TV, 2 kipas angin, 3 motor. Pada ruang tamu terdapat 2 set kursi, pada
ruang tengah terdapat 2 lemari pakaian dan 1 kulkas.
7. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV


bersama dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah kadang-kadang pergi ke tempat
wisata 1 bulan sekali.

2.1.2 RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI


1. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA SAAT INI
Keluarga Tn. J dalam tahap perkembangan yaitu pada tahap V yaitu keluarga
dengan anak usia remaja Tahap ini dimulai dari sejak anak berusia 13 tahun dan
berakhir pada usia 20 tahun. Pada fase ini pada umumnya keluarga mencapai fase
jumlah anggota keluarga yang maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat otonominya.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

3) Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari


perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

2. TAHAP PERKEMBANGAN SAAT INI


Dari semua tugas perkemabangan yang diatas belum ada yang terpenuhi .

3. RIWAYAT KESEHATAN SEBELUMNYA


Tn. IP sebagai ISTRI jarang sakit mempunyai hipertensi sejak 10 th yang lalu, rutin kontrol
kepuskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat rutin, tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit
hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 140/85 mmhg S : 37 celcius BB : 55 Kg N : 84 x/m R : 20 x/m TB : 160 cm
2.1.3 PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. KARAKTERISTIK RUMAH
 Luas : 10 X 25 M2
 Jenis : Permanen
 Sirkulasi udara: : cukup baik
 Pemanfaatan ruangan rumah : perabot tertata rapi
 Kebersihan ruangan : bersih
 lantai : keramik
jarak septic tank dengan sumur : > 12 meter
 Sumber air minum : tandon air
 Pembuangan limbah : melalui selokan
 Halaman dimanfaatkan dengan tanaman hias
keadaan pekatangan bersih
 Pembuangan sampah dibawah

DENAH RUMAH
(Gambarkan denah rumah keluarga)

Keterangan :
A : Ruang tamu
B : Kamar
A B C : Kamar
D : Ruang keluarga
E : Musholla
F : Kamar
G : Ruang Baju
H : Gudang
I : Gudang
D J : Dapur

E
G
F

J I
2. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS
Hubungan antar tetangga Tn. J baik, saling membantu, bila ada tetangga yang
membangun rumah dikerjakan saling gotong-royong.

3. MOBILITAS GEOGRAFIS KELUARGA


Keluarga Tn. J selama ini sebagai penduduk asli Dsn. Srengat dan tidak pernah
pindah rumah.

4 .PERKUMPULAN KELUARGA DAN INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT


Ny. IP mengatakan pada malam hari digunakan untuk berkumpul bersama seluruh
keluarganya.

5. SISTEM PENDUKUNG KELUARGA


Jumlah anggota keluarga 5 orang , yaitu istri dan 3 anak.

2.1.4 STRUKTUR KELUARGA


1. POLA KOMUNIKASI
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa jawa, dan mendapat
informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan informasi lainnya didapat dari
televisi, internet dan radio

2. STRUKTUR KESEHATAN KELUARGA


Menurut Tn J, hanya Ny IP yang sakit dan anggota kelurga lainnya dalam keadaan
sehat.

3. STRUKTUR PERAN
(1) Formal
Tn J sebagai KK, Ny IP sebagai istri, dan 2 anak.
(2) informal
Tn J sebagai pencari nafkah dengan menjadi polisi dan Ny IP ibu rumahtangga

4. NILAI DAN NORMA KELUARGA


Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
Demikian pula dengan sehat dan sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada
obatnya, bila ada keluarga yang sakit, dibawa ke Rumah Sakit atau petugas
kesehatan.
2.1.5 FUNGSI KELUARGA
1. FUNGSI AFEKTIF
Hubungan antara keluarga baik, saling mendukung, bila ada yang sakit
langsung dibawa ke Rumah sakit atau petugas kesehatan.

2.FUNGSI SOSIALISASI
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang ada.

3.FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN


(1) Penyediaan makanan selalu dimasak sendiri, komposisi nasi, lauk pauk, dan
sayur dengan frekuensi 3 kali sehari. Dan bila ada anggota kelaurga yang sakit,
keluarga merawat dan memeriksakanny ke Rumah Sakit atau petugas kesehatan.
(2) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan Ny. IP sering mengeluh pusing dan nyeri pada leher belakang
(3) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Bila Ny. IP sakit langsung dibawa ke dokter umum terdekat
(4) Merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat Ny. IP, masih memberikan makanan yang sama dengan anggota
keluarga yang lainnya, pola tidur juga masih belum sesuai dan waktunya kurang
lama, namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke pelayanan kesehatan.
(5) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari, mengepel 1 minggu sekali dan lantai
kamar mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
(6) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga selalu memeriksakan diri ke dokter umum bila sakit dan Ny.IP melakukan
periksa sejak menderita HIPERTENSI

5. FUNGSI REPRODUKSI
Jumlah anak 3 orang, anak pertama lulus, anak kedua sebagai Mahasiswa, dan
anak ke 3 kelas IV SDN Srengat

6. FUNGSI EKONOMI
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan
biaya untuk berobat.

2.1.5 STRESS DAN KOPPING KELUARGA


1. STRESS JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
(1) Stressor jangka pendek
Ny. IP mengatakan sering mengeluh pusing dan nyeri pada area leher
(2) Stressor jangka panjang
Ny. IP khawatir karena tekanan darahnya tinggi
2. KEMAMPUAN KELUARGA BERRESPON TERHADAP STRESSOR
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
Dokter umum dekat rumah

3. STRATEGI KOPPING YANG DIGUNAKAN


Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah yang ada
4. STRATEGI ADAPTASI DISFUNGSIONAL
Tn. R bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat

2.1.6 HARAPAN KELUARGA


keluarga berharap pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan
mutu pelayanan dan membantu masalah Ny. “IP”
2.1.7 PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 84 x/m
Suhu : 370 C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm
Hasil pemeriksaan laboratorium (cholesterol) : 200 mg/dl
Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat
Mata : konjungtivitis merah muda, sklera putih terdapat gambaran tipis pembuluh
darah.
Hidung : lubang hidung normal simetris, pernafasan vesikuler.
Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada tarikan intercostae vokal feminus dada kanan dan kiri sama,
terdengar suara sonor pada semua lapanag paru, suara jantung pekak, suara
nafas vesikuler
Perut : simetris, tidak tampak adanya benjolan, terdengar suara tympani, tidak ada
nyeri tekan.
Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.
Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari
ANALISA DATA

KEMUNGKINAN
No DATA PENUNJANG MASALAH
PENYEBAB

1. DS : Nyeri akut ketidakmampuan keluarga


 Tn. IP mengatakan merawat anggota keluarga
nyeri pada bagian yang sakit hipertensi
leher belakang
 P : Tiba-tiba muncul
Q: sakit seperti di
tindih beban
R: bagian leher
S: skala 3
T: setiap saat
DO :
 Keluarga Tn. IP
tampak bingung dan
cemas
 Tn.IP terlihat
kesakitan

2. DS : Manajemen kesehatan Ketidakmampuan


 Keluarga keluarga tidak efektif keluarga merawat dalam
mengatakan mengenal masalah
kurang memahami cara anggota keluarga dengan
merawat hipertensi
 Keluarga
mengatakan
Makanan Tn”IP” sama
dengan keluarga yang lain
 Pola tidur Tn”IP”
tidak sesuai dan kurang dari
 Tn “IP” mengatakan
khawatir tensinya semakin
tinggi dan stroke semakin
parah
 Keluarga kurang
memahami cara mengenal
masalah Tn “IP” yang
khawatir tensinya akan
bertambah tinggi.

DO :
Keluarga tampak bingung
dengan penyakit yang
diderita Tn “IP”
TD : 140/85 mmHg
N : 84 x/mnt
3. RR : 20 x/mnt Kesiapan peningkatan Kemampuan keluarga dalam
proses jeluarga mendukung penderita
DS : penyakit hipertensi
 keluarga Tn. IP
menginginkan untuk
kesembuhan dan
kesehatan Tn. IP
DO :
 keluarga Tn.IP
memberikan
semangat untuk
kesembuhan Tn. IP
 Keluarga Tn. IP
aelalu menemani Tn
IP berobat
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi

manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


2. ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi ditandai dengan kecemasan

Kesiapan peningkatan proses keluarga berhubungan dengan Kemampuan keluarga


3. dalam mendukung penderita penyakit hipertensi
Tabel. Skoring Prioritas Masalah Pada Penderita Asma Hipertensi
Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
Karena sewaktu - waktu hipertensi
a. Sifat masalah: bisa kambuh dan krluarga belum
Ancaman 2 1 2/3x1=2/3 tahu akibat terburuk dari penyakit
Kesehatan hipertensi yang diderita Ny. IP

Keluarga Ny. IP belum memiliki


b. Kemungkinan pengetahuan tentang pencegahan
masalah dapat 1 2 1/2x2= 1 penyakit dan bisa menerapkan
diubah: Hanya dalam kehidupan sehari-hari, juga
sebagian untuk mengubah pencetus
masalah (cuaca dingin) sulit untuk
dimodifikasi
c. Potensial Masalah lebih lanjut belum
masalah untuk 3 1 3/3x1=1 terjadi, adanya keinginan Ny. IP
dicegah: tinggi untuk sembuh serta adanya
dukungan dari keluarga
d. Menonjolnya 1 1 0x1=0 Keluarga Ny. IP menyadari masalah
masalah: Ada, yang dihadapi, bahwa asma dapat
tetapi tidak kambuh terutama saat udara dingin,
harus segera tetapi keluarga menganggap ini
ditangani bukan merupakan suatu maslah
yang besar sehingga tidak dijadikan
prioritas.
Total skor 2 2/3
NO.DX DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA
STANDART

1 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk mengetaui lokasi, karakteristik,
dengan ketidakmampuan kunjungan rumah 3x komprehensif termasuk dan tingkat nyeri untuk menentukan
keluarga merawat anggota
diharapakan nyeri dapat lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, intervensi selanjutnya
keluarga yang sakit hipertens.
berkurang dengan kualitas,atau beratnya nyeri dan
kriteria hasil: faktor pencetus 2. Lingkungan yang nyaman dapat
DS : mendukung istirahat atau tidur yang
 Ny. IP mengatakan 1. Ketidaknyamanan 2. Kendalikan faktor lingkungan adekuat
nyeri pada bagian
tidak ada yang dapat mempengarui respon
leher belakang 3. Memberikan kesempatan kepada
 P : Tiba-tiba muncul pasien teradap ketidaknyamannanya
2. melaporkan bawa keluarga untuk melakukan teknik
Q: sakit seperti di
nyeri berkurang 3. Ajarkan pasien melakukan teknik relaksasi
tindih beban
R: bagian leher relaksasi
3. Mampu mengontrol 4. Istirahat tidur yang adekuat dapat
S: skala 3
nyeri 4. Dukung istirahat tidur untuk menurunkan nyeri
T: setiap saat
DO : membantu penurunan nyeri
 Keluarga Ny. IP
tampak bingung dan DO: -Wajah rileks
cemas
 Ny. IP terlihat
kesakitan
NO.DX DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
STANDART

2 Manajemen kesehatan keluarga Setelah dilakukan kunjungan rumah 1. Berikan penjelasan 1. Asupan garam yang tinggi
tidak efektif berhubungan dengan 3x diharapakan keluarga mampu pada keluarga dapat mengganggu
ketidakmampuan keluarga merawat memberikan perawatan pada Ny. IP tentang diet yang keseimbangan natrium alami
dalam mengenal masalah anggota sesuai untuk yang ada dalam tubuh. Kadar
dapat berkurang dengan kriteria hasil:
keluarga dengan hipertensi penderita hipertensi natrium dalam tubuh bisa
1. Pola tidur dan kualitas tidur normal yaitu diet rendah meningkat, sehingga
DS : garam, rendah lemak menyebabkan retensi natrium,
 Keluarga mengatakan 2. Periksa secara teratur ke pelayanan dan kolesterol kemudian hal ini dapat
kurang memahami cara merawat kesehatan 2. Anjurkan pada meningkatkan tekanan yang
 Keluarga mengatakan keluarga untuk diberikan oleh aliran darah
Makanan Ny ”IP” sama dengan 3. Ungkapan Ny. IP tidak takut mengkonsumsi terhadap dinding pembuluh
keluarga yang lain makanan sesuai darah.
 Pola tidur Ny”IP” 4. Wajah rileks dengan diet hipertensi 2. Pengelolaan hipertensi harus
tidak sesuai dan kurang dari 3. Anjurkan pada dilakukan dengan
 Keluarga kurang 5. TTV dalam batas normal keluarga untuk komprehensif bukan hanya
memahami cara mengenal jadwal tidur Ny. IP kuratif saja harus didukung
masalah Ny “IP” yang 4. Anjurkan kepada dengan asupan yang tidak
khawatir tensinya akan bertambah keluarga mengakibatkan perburukan
tinggi. memeriksakan Ny. IP kondisi.
secara teratur 3. Tekanan darah mereka
DO : 5. Melatih dan secara alami naik dan turun
Keluarga tampak bingung mengajarkan senam dalam pola berputar selama
dengan penyakit yang diderita Ny hipertensi sepanjang hari. Cenderung
“IP” naik di tengah hari dan
TD : 140/85 mmHg mencapai angka terendah di
N : 84 x/mnt tengah malam, saat waktunya
RR : 20 x/mnt mencapai tidur dalam.
4. Resiko berbahaya yang
mungkin ditimbulkan
hipertensi, alangkah baiknya
mencegah daripada
mengobati dengan melakukan
pemeriksaan tekanan darah
untuk deteksi dini hipertensi
5. Dapat mencegah atau
melambatkan kehilangan
fungsional, bahkan latihan
yang teratur dapat
mengurangi morbiditas dan
mortalitas yang diakibatkan
oleh penyakit kardiovaskuler.
NO.DX DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
STANDART

3 Kesiapan peningkatan proses keluargaSetelah dilakukan kunjungan rumah 1. Berikan penjelasan dan 1. Menambah pengetahuan untuk
berhubungan dengan Kemampuan 3x diarapkan keluarga Ny. IP diskusikan pada keluarga meningkatkan manajemen
keluarga dalam mendukung penderita mengalami peningkatan tentang tentang hipertensi : keseatan
penyakit hipertensi
manajemen kesehatan. pengertian tanda dan
gejala, factor yang 2. Resiko berbahaya yang
mempengaruhi, cara mungkin ditimbulkan hipertensi,
DS :
alangkah baiknya mencegah
 Keluarga Ny. IP pencegahan komplikasi
menginginkan untuk daripada mengobati dengan
kesembuhan dan kesehatan 2. Motivasi atau anjurkan melakukan pemeriksaan tekanan
Tn. IP kepada keluarga darah untuk deteksi dini
DO : memeriksakan Ny. IP hipertensi
 Keluarga Ny. IP secara teratur dan rutin ke
memberikan semangat pelayanan kesehatan
untuk kesembuhan Ny. IP
 Keluarga Ny. IP aelalu
menemani Ny. IP berobat
No. Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan

1. Nyeri akut berhubungan


Sabtu, 15 Agustus 2020 S: Ny. IP mengatakan nyeri pada bagian leher
dengan ketidakmampuan
Pukul 08.00 WIB O: TD : 140/85 mmHg
keluarga
N : 84 x/mnt
merawat anggota keluarga
RR : 20 x/mnt
yang sakit hipertensi
1. Melakukan pengkajian teradap nyeri A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
 P : Tiba-tiba muncul
Q: sakit seperti di tindih beban
R: bagian leher
S: skala 3
T: setiap saat
2. Mengendalikan faktor lingkungan yang
mempengarhi respon pasien

3. Mendukung istiraat tidur yang adekuat


1. Nyeri akut berhubungan
Minggu, 16 Agustus 2020 S: Ny. IP mengatakan nyeri pada bagian leher
dengan ketidakmampuan
Pukul 10.00 WIB O: TD : 140/85 mmHg
keluarga
N : 84 x/mnt
merawat anggota 1. Melakukan pengkajian teradap nyeri
keluarga
RR : 20 x/mnt
yang sakit hipertensi
 P : Tiba-tiba muncul A: Masalah nyeri belum teratasi
Q: sakit seperti di tindih beban P: Intervensi dilanjutkan
R: bagian leher
S: skala 3
T: setiap saat
2. Mengendalikan faktor lingkungan yang
mempengarhi respon pasien

3. Mendukung istiraat tidur yang adekuat


1. Nyeri akut berhubungan
Senin. 17 Agustus 2020 S: Ny. IP mengatakan nyeri pada bagian leher
dengan ketidakmampuan
Pukul 08.00 WIB O: TD : 130/85 mmHg
keluarga
N : 84 x/mnt
merawat anggota 1. Melakukan pengkajian teradap nyeri
keluarga
RR : 20 x/mnt
yang sakit hipertensi
 P : Tiba-tiba muncul A: Masalah nyeri belum teratasi
Q: sakit seperti di tindih beban P: Intervensi dilanjutkan
R: bagian leher
S: skala 3
T: setiap saat
2. Mengendalikan faktor lingkungan yang
mempengarhi respon pasien

3. Mendukung istiraat tidur yang adekuat


No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan
2. Manajemen kesehatan Sabtu, 15 Agustus 2020
keluarga tidak efektif Pukul 08.00 WIB
berhubungan dengan
S : Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara
ketidakmampuan keluarga 1. Menganjurkan pada keluarga
merawat keluarga dengan hipertensi dengan memperhatikan
merawat dalam mengenal memerikasakan Ny. IP setiap minggu dan
diet, pola tidur dan kontrol secara teratur
masalah anggota keluarga minum obat secara teratur.
O : Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
dengan hipertensi 2. Memberikan penjelasan pada keluarga
merawat keluarga hipertensi dengan memperhatikan diet,
tentang diet yang sesuai dengan hipertensi
pola tidur dan kontrol teratur
pada makanan yang diberikan Ny. IP harus
Makanan yang disajikan untuk Ny. IP sama dengan
benar-benar rendah garam, mengurangi
anggota keluarga yang lain
makanan berlemak
A : Tujuan tercapai sebagian P :
3. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur
Lanjutkan Intervensi
pola tidur pada siang hari sebaiknya
digunakan untuk istirahat
2. Manajemen kesehatan Minggu, 16 Agustus 2020
keluarga tidak efektif Pukul 10.00 WIB
berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga 1. Menganjurkan pada keluarga S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan makanan

merawat dalam mengenal memerikasakan Ny. IP setiap minggu dan Ny. IP dengan anggota keluarga
masalah anggota keluarga O : Ny. IP mengatakan sudah tidak takut lagi dengan tensinya
minum obat secara teratur.
dengan hipertensi 2. Memberikan penjelasan keluarga Makanan yang disajikan untuk Ny. IP nasi, sayur asam,
pada
lauk tahu, tempe garing
tentang diet yang sesuai dengan hipertensi
Makanan untuk Ny. IP dan anggota keluarga yang lain
pada makanan yang diberikan Ny. IP harus
tersendiri
benar-benar rendah garam, mengurangi
Wajah Ny. IP tampak lebih relaks
makanan berlemak
A : Tujuan tercapai sebagian
3. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur
P : Lanjutkan Intervensi
pola tidur pada siang hari sebaiknya
digunakan untuk istiraha
2. Manajemen kesehatan Senin, 17 Agustus 2020
keluarga tidak efektif Pukul 08.00 WIB
berhubungan dengan S : Keluarga mengatakan sudah menyendirikan makanan
ketidakmampuan keluarga 1. Menganjurkan pada keluarga
Ny. IP dengan anggota keluarga
merawat dalam mengenal memerikasakan Ny. IP setiap minggu dan
O : Ny. IP mengatakan sudah tidak takut lagi dengan
masalah anggota keluarga minum obat secara teratur.
tensinya
dengan hipertensi 2. Memberikan penjelasan pada keluarga
Makanan yangdisajikan untuk Ny. IP nasi, sayur asam, lauk
tentang diet yang sesuai dengan hipertensi
tahu, tempe garing
pada makanan yang diberikan Ny. IP harus
benar-benar rendah garam, mengurangi Makanan untuk Ny. IP dan anggota keluarga yang lain
makanan berlemak tersendiri
3. Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur Wajah Tn. R tampak lebih relaks
pola tidur pada siang hari sebaiknya A : Tujuan tercapai
digunakan untuk istirahat P : Lanjutkan intervensi
4. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi.
No Dx Keperawatan Implementasi Catatan Perkembangan
3. Kesiapan peningkatan prosesSabtu, 15 Agustus 2020 S : Keluarga mengatakan cukup mengerti tentang Hipertensi
keluarga berhubungan denganPukul 08.00 WIB dan akan kontrol secara rutin
Kemampuan keluarga dalam O : Keluarga tampak mengerti dan dapat menyebutkan 3 dari
1. Memberikan penyuluhan pada keluarga
mendukung penderita penyakit 5 tanda Hipertensi
hipertensi tentang penyakit Hipertensi. .
2. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi A : Masalah teratasi sepenuhnya
3. Menganjurkan pada keluarga memeriksakan P : Lanjutkan Intervensi
Ny. IP secara teratur setiap minggu dan
minum obat secara teratur.
4. Memberikan penjelasan tentang diet
hipertensi
3. Kesiapan peningkatan prosesMinggu, 16 Agustus 2020
S:
keluarga berhubungan
Pukul 10.00 WIB - Ny. IP mengatakan cukup mengerti mengenai
dengan Kemampuan
senam hipertensi
keluarga dalam mendukung 1. Memberikan penyuluhan pada
- Ny. IP menyatakan bahwa akan mengulang senam
penderita penyakit hipertensi keluarga tentang penyakit Hipertensi.
hipertensi yaitu pagi hari sekitar pukul 7 pagi
2. Melatih dan mengajarkan senam hipertensi
;O : Klien tampak mengerti dan dapat antusias
3. Menganjurkan pada keluarga memeriksakan
mengikuti senam hipertensi
Ny. IP secara teratur setiap minggu dan minum
obat secara teratur. A : Masalah teratasi sepenuhnya
4. Memberikan penjelasan tentang diet
P : Lanjutkan Intervensi
hipertensi

Anda mungkin juga menyukai