DISUSUN OLEH :
HELLEN ARIESCACAE
NIM : 2020-02-14901-010
1.1.5 Pathway
1.1.6 Patofisiologi
Dalam keadaan normal jantung memiliki kemampuan untuk memompa lebih dari
daya pompanya dalam keadaan istirahat, kalau jantung menderita beban volume atau tekanan
berlebihan secara terus-menerus, maka ventrikel dapat melebar untuk meningkatkan daya
kontraksi sesuai dengan hukum starling yaitu hipertrophi untuk meningkatkan jumlah otot
dan kekuatan memompa sebagai kompensator alamiah, jika mekanisme pengkompensasian
tidak dapat menopang perfusi perifer yang memadai, maka aliran harus dibagi sesuai
kebutuhan. Darah akan dipindahkan dari daerah-daerah yang tidak vital seperti kulit dan
ginjal sehingga perfusi darah ke otak dan jantung dapat dipertahankan. Akibatnya tanda
permulaan dari syok atau perfusi jaringan yang tidak adekuat adalah berkurangnya
pengeluaran air seni, kulit dingin. Perubahan bermakna pada aliran darah yang menuju organ
vital terjadi, tekanan arteri sistemik ditimbulkan oleh cardiac output dan tahanan perifer total,
cardiac output ditentukan oleh isi sekuncup (stroke volume) dan denyut jantung, sedang tahan
perifer dipelihara oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Setiap perubahan pada
tahanan perifer, denyut jantung dan stroke volume akan merubah tekanan arteri sistemik.
Terdapat empat sistem kontrol yang mempertahankan tekanan darah yaitu sistem
baroreseptor arteri, regulasi volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskuler, stimulasi baroreseptor di sinus karotikus dan arkus aorta akan merangsang sistem
saraf simpatik sehingga menimbulkan peningkatan epinefrin dan norepinefrin. Keadaan ini
menimbulkan peningkatan cardiac output dan resistensi vaskuler sistemik, perubahan volume
cairan akan mempengaruhi tekanan arteri sistemik. Jika di dalam tubuh terdapat air dan
garam yang berlebihan, maka akan meningkatkan aliran balik vena, cardiac output dan
tekanan. Autoregulasi pembuluh darah adalah proses yang mempertahankan perfusi ke suatu
jaringan tetap konstan. Jika aliran berubah, proses autoregulasi akan menurunkan resistensi
vaskuler sehingga mengakibatkan penurunan atau peningkatan aliran, meskipun jelas bahwa
aterosklerosis dan hipertensi ada hubungannya, hal ini tidak tentu mana penyebab dan mana
akibat, dalam beberapa kasus aterosklerosis, meningkatnya tekanan arteri dan resistensi
perifer terhadap aliran darah, memberikan dampak terhadap aliran darah yang meningkat.
Renin merupakan enzim yang disekresikan oleh sel jukstaglumerulus ginjal dan
terikat dengan aldeosteron dalam lingkungan umpan balik negatif produk akhir kerja renin
pada subtratnya adalah pembentukan angiotensin peptida II, mempengaruhi aldosteron untuk
terjadi pengikatan natrium dan air ke interstitial sehingga volume pembuluh darah meningkat,
ketidakcocokan sekresi renin meningkatkan perlawanan periphenal, mitral eskemi arteri
ginjal akan membebaskan renin yang menyebabkan kontraksi arteri dan meningkatkan
tekanan darah, dalam rokok terdapat nikotin yang dapat mengendap di dalam pembuluh darah
yang mengakibatkan arteriosklerosis sehingga kerja dalam pembuluh darah tidak dapat
sempurna yang berakibat timbulnya peningkatan tekanan darah, stres, dapat meningkatkan
produksi hormon kortisol, hormon ini merupakan jenis hormon kortikosteroid yang
meningkatkan tekanan darah. Naiknya tekanan darah menyebabkan kelainan pada dinding
pembuluh nadi,yang menyebabkan penurunan kapasitas seseorang untuk mempertahankan
aktifitas sampai ke tingkat yang di inginkan.
Nyeri (Sakit kepala) keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang
menetap atau intermiten yang berlangsung selama enam bulan atau lebih. Yang di
tandai dengan peningkatan pembuluh darah ke otak, intoleransi aktifitas terjadi karena
penurunan aktifitas seseorang untuk mempertahankan aktifitas sampai ketingkat yang
di inginkan.di karenakan suplai O2 menurun sehingga terjadi kelemahan fisik, kurang
informasi yang tidak adekuat yang menyebabkan individu atau kelompok mengalami
defisiensi pengetahuan kognitif atau ketrampilan psikomotor berkenaan dengan
kondisi atau rencana pengobatan sehingga terjadi kurang pengetahuan, penurunan
curah jantung adalah keadaan di mana seseeorang individu mengalami penurunan
jumlah darah yang di pompakan dikarenakan beban kerja jantung meningkat dan
suplai O2 ke otak menurun.
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah :
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler - kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membran glomelurus,
protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang dan menyebabkan edema
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah yang
diperdarahi berkurang.
d. Mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,hingga
kebutaan.
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan
penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
2. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
3. Personal Hygiene
Pada pasien dengan kelemahan ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin dan
penurunan kesadaran semua kebutuhan perawatan diri dibantu oleh petugas atau
keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges (2009), diagnosa keperawatan dari penyakit Hipertensi yaitu:
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi dan peningkatan
afterload.
2) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, menurunnya oksigenisasi
jaringan karena perfusi jaringan yang tidak adekuat.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik dan pola hidup yang menonton.
5) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) berhubungan dengan kurang pengetahuan
atau daya ingat dan keterbatasan informasi.
3. Intervensi Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi dan peningkatan
afterload.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
tidak terjadi penurunan curah jantung.
Kriteria hasil:
a. Intervensi keperawatan Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
atau beban kerja jantung.
b. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima.
c. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal
pasien.
Intervensi:
Kriteria hasil:
a. Berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ diperlukan
b. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
c. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi.
Intervensi:
a) Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari
20x/m di atas frekuensi istirahat, peningkatan TD yang nyata selama/sesudah
aktivitas(tekanan sistolik meningkat 40 mmHg atau tekanan diastolic
meningkat 20 mmHg), dispnea atau nyeri dada, keletihan dan kelemahan
yang berlebihan, diaphoresis, pusing atau pingsan.
Rasional: menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons
fisiologi terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
b) Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, mis. menggunakan
kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan
aktivitas dengan perlahan.
Rasional: teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga
membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
c) Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
Rasional: kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung
tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan aktivitas.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik dan pola hidup yang
menonton.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
tidak terjadi perubahan nutrisi.
Kriteria hasil:
a. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.
b. Menunjukkan perubahan pola makan (mis : pilihan makanan, kuantitas, dan
sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan
pemeliharaan kesehatan optimal.
c. Melakukan/mempertahankan program olah raga yang tepat secara individual.
Intervensi: