TINJAUAN TEORITIS
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu
arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan srteri yang bila berlanjut
atau tekanan darah diastolik 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga
yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah
WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin. (Udjianti, 2010)
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi menurut (wijaya 2013) terbagi menjadi 2
golongan, yaitu :
4
5
berkembangnya hipertensi.
5) Gaya hidup : merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan
kortikosteroid.
Menurut (Udjianti, 2010) etiologi yang pasti dari hipertensi esensial belum
berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar yang secara
langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada
ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi dan perubahan struktur, serta fungsi
ginjal.
c. Gangguan endokrin.
Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
4. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output (curah
jantung) dengan total tahanan perifer. Cardiac output (curah jantung) diperoleh
dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut jantung).
7
Penagturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi
darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,
dan dinding ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajat tekanan arteri.
dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks kontrol sirkulasi
menurunkan tekanan arteri sistemik bila tekanan reseptor meningkat. Alasan pasti
mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi belum diketahui. Hal ini ditujukan
mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat melalui mekanisme
Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada substrat protein
III. Angiotensin II dan III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada
angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibiting atau penghambatan pada
perifer vaskular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi, kadar renin
kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan infark miokard, stroke, gagal
perfusi jaringan dalam tubuh relatif konstan. Jika aliran berubah, proses-proses
(Udjianti, 2010)
untuk hipertensi dan sering disebut silent killer. Pada kasus hipertensi berat,
gejala yang dialami klien antara lain : sakit kepala (rasa berat di tengkuk),
9
nyeri dada, epiktasis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdenging),
6. Pemeriksaan penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang menurut (Nurarif, 2015) sebagai berikut:
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal
3) Glucosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
DM.
b. CT scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian
ginjal.
e. Photo dada: menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
7. Komplikasi
Menurut (wijaya, 2013) tekanan darah tinggi apabilatidak diobati dan
didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ jantung , otak, ginjal dan mata.
8. Discharge planning
Menurut (Nurarif, 2015) discharge planning hipertensi sebagai berikut:
a. Berhenti merokok
b. Pertehenkan gaya hidup sehat
c. Belajar untuk rilek dan mengendalikan stress
d. Batasi konsumsi alkohol
e. Penjelasan mengenai hipertensi
f. Jika sudah menggunakan obat hipertensi terus penggunaannya secara rutin
g. Diet garam serta pengendalian berat badan
10
Hipertensi
Spasme arteriol
Vasokonstriksi
Vasokonstriksi
Retensi vaskuler otak Suplai O2 Sistemik Koroner
Blood flow
Resiko ketidakefektifan perfusi Resiko ketidakefektifan perfui jar. jantung
Vasokonstriksi
jar.
Stimulasi Aldosteron Nyeri kepala
Pe afterload
Iskemia mikard
Retensi Na Edema
Intoleransi aktivitas
11
denyut nadi atau tidak ada denyut nadi pada beberapa area seperti arteri
dan tinggi kalori. Selain itu, juga melaporkan mual, muntah, perubahan berat
suboksipital, episode mati rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi badan.
episode epiktasis.
g. Melaporkan angina, nyeri intermiten pada paha claudication (indikasi
2. Studi Diagnostik
a. Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count) meliputi pemeriksaan
faal renal.
2) Serum glukosa : hiperglisemia (diabetes melitus adalah presipitatior
hyperplasia (BPH).
2) Rontgen toraks : menilai adanya klasifikasi obstruktif katup jantung,
disritmia.
ventrikel.
Tujuan : mempertahankan tekanan darah dalam rentang individual yang dapat
Intervensi Rasional
1. Monitor tekanan darah, ukur pada No 1-3. Peningkatan tekanan darah
pengunjung.
6. Pertahankan pembatasan aktivitas,
cairan).
10. Kolaborasi pemberian terapi sesuai No 10.
hipokalemia.
d. Menghambat sistem simpatis,
tekanan darah.
e. Vasodilatasi vaskular perifer,
oksigenasi miokard.
g. Menurunkan denyut jantung dan
vasodilatasi.
h. Menurunkan tahanan perifer.
11. Monitor efek samping pengobatan No 11. Efek samping obat yang
dilaporkan.
Intervensi Rasional
1. Kaji respons klien terhadap aktivitas dan No 1. Tanda dan gejala tersebut
aktivitas 20 bpm dari denyut jantung dan perfusi jaringan, akibat peningkatan
istirahat); catat tekanan darah pasca- preload dan afterload ventrikel kiri.
atau syncope.
2. Anjurkan klien menggunakan teknik No 2. Penghematan energi mengurangi
klien.
d. Risiko tinggi terhadap injuri atau trauma fisik berhubungan dengan pandangan
Intervensi Rasional
1. Pertahankan bed rest selama fase No 1-4. Bed rest adekuat dan
defeksasi.
4. Bantu klien saat ambulasi.
5. Berikan tampon hidung dan No 5. Menghentikan perdarahan,
epistaksis.
6. Kaji ulang visus klien, tanyakan No 6. Pandangan kabur dan
Intervensi Rasional
1. Bantu klien memahami hubungan No 1. Mal-diet menyebabkan
atau kalori.
2. Pertimbangkan kemauan klien No 2-5. Pengaturan berat badan
jeroan, udang).
6. Anjurkan meningkatkan konsumsi No 6. Asam lemak tidak jenuh
alpukat).
7. Kolaborasi untuk merujuk klien No 7. Diet yang tepat dapat
dan komplikasinya.
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan klien dan keluarga No 1-11. Pencegahan serangan
19
memformulasi rencana
pengurangan merokok.
7. Berikan penguatan tentang
mandiri).
9. Bantu merumuskan jadwal
berikut ini :
a. Diuretik : diminum dengan
diuretik.
f. Identifikasi gejala dan tanda
berdebar-debar).
g. Bergerak atau ganti posisi