Konsep Teori
A. Konsep Teori Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Price dalam
Nurarif A.H., & Kusuma H, 2016).
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode.
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat
endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang
bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi
(Hananta I.P.Y., & Freitag H. 2011).
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Depkes
(2018), hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat
bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit
lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat ditengkuk.
Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging atau tinnitus dan mimisan.
B. Etiologi hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah
M., 2012) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya : a) Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause
berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c) Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan
kandungan lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan
berkembangnya penyakit hipertensi.
d) Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan
dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang
terkandung dalam keduanya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui
penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit,
yaitu :
a) Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin
terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal.
Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah
sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal
Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab hipertensi
sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan
penyempitan. Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung
membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien
dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau fibrous
dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit
parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan
struktur serta fungsi ginjal.
c) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen)
Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme
reninaldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini,
tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan
penghentian oral kontrasepsi
d) Gangguan endokrin
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
e) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga
f) Stres
Stres merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan
tekanan darah untuk sementara waktu.
g) Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.
Peningkatan katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial,
peningkatan denyut jantung serta menyebabkan vasokortison yang
kemudian menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H.,
2016) :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar
dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih
besar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih
besar dari 160 mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari
90 mmHg. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada (Nurarif
A.H., & Kusuma H., 2016):
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
C. Klasifikasi Hipertensi
1) klasifikasi hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan
diastolik menurut Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016)yaitu:
Tabel 1.1 Klasifikasi derajat hipertensi secara klinis
NO Kategori Sistolik (MmHg) Diastolik (MmHg)
Hipertensi
1. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
1 Resiko tinggi terhadap penurunan Tujuan dan kriteri hasil Noc: Nic
curah jantung b.d peningkatan Cardiac Care
afterload, vasokonstriksi,
- Cardiac pump rffectiveness
hipertrofi/rigiditas ventrikuler, - Circulation status - Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,
iskemia miokard lokasi, durasi)
- Vital sign status
- Catat adanya disritmia jantung
- Catat adanya tanda dan gejala penurunan
Kriteria hasil cardiac putput
- Tanda vital dalam rentang - Monitor status kardiovaskuler
Ayu Diah Andjani,Tri. 2016. “Perbedaan Pengaruh Message Punggung Dan Terapi
Slow Stroke Back Maasage Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan
Hipertensi di UPT PLSU Jember”. Skripsi. Jember : Universitas Jember.
Azizah, Lilik Ma’ rifatul. 2011. Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
AHA, Part 10. Acute Coronary Syndromes. (2011). American Heart Association Guidlines
for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care.
Ardiansyah, M. (2012). Keperawatan medikal bedah. Yogjakarta:DIVA Press
Aulia, R., (2018). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Pasien Hipertensi
Di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr.Moewardi Surakarta Periode FebruariApril
2018. Journal of Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Bistara, D.N., & Kartini, Y., (2018). Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi
dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Muda, vol 3 (1). Journal of Repository
University Of Nahdlatul Ulama Surabaya.
Black, J. M. & Hawk, J. H. 2014. Medical Surgical Nursing. Vol 2. Salemba Medika.
Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edk 8. Vol 2. EGC.
Jakarta.
Bulechek, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, Joanne M. & Wagner,
Cherly M. 2018. Nursing Interventions Classification (NIC). Edk 7.
Mocomedia. Indonesia.
Corwin, Elizabeth J. 2014. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Depkes, 2019, Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Hananta I.P.Y., Freitag H (2011). Deteksi Dini dan Pencegahan Hipertensi dan Stroke.
Yogyakarta : MedPress
Herdman, T. Heather & Kamitsuru, Shigemi. 2018-2020. NANDA International Inc.
Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi. Edk 11. EGC. Jakarta.
Istiqomah. 2018. “Hubungan Pemberdayaan Komunitas Lansia Dengan Kualitas
Kesehatan Pada Lansia Di Puskesmas Gamping I1 Sleman”. Skripsi. Yogyakarta:
Stikes Surya Global Yogyakarta.
Iswahyuni, S. (2017) ‘Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dan Hipertensi Pada
Lansia’, Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian
Martin, W. & Mardian, P. (2016). Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi. Jurnal IPTEKS
Terapan, 10(4), 211–217.
Moorhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meridean L. & Swanson, Elizabeth.
2018. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edk 6. Mocomedia. Indonesia.
Mutaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Persarafan. Salemba Medika. Jakarta.
Nugroho,W. 2017. Keperawatan gerontik dan geriantik. Edisi 3. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Handbook for Health Student.
Mediaction Publishing. Yogyakarta.