DISUSUN OLEH
YULIYANTI PERMANE SUCI, AMK
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).
HipertensididefinisikanolehJoint National Committee on Detection (JIVC)
sebagaitekanan yang lebihtinggidari 140/90 mmHg
dandiklasifikasikansesuaiderajatkeparahannya, mempunyairentangdaritekanandarah (TD)
normal tinggisampaihipertensimaligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan
sistolik (Smith Tom, 1995).
B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasihipertensimenurut WHO, yaitu:
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik
91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment
of Hipertension, yaitu:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi
Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi
dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata
(retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).
Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan
darah, diantaranya yaitu:
1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat
antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya
gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala
yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan
dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam
sampai hari).
C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),
ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam
yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok,
minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer.
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung.
(Suyono, Slamet. 1996).
Pathway terlampir.
F. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
G. Komplikasi
Efekpada organ, otak (pemekaranpembuluhdarah, perdarahan, kematianselotak:
stroke), ginjal (malambanyakkencing, kerusakanselginjal, gagalginjal), jantung (membesar,
sesaknafas, cepatlelah, gagaljantung).
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat ➔ Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr,
diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam
olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan
lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
6. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan
Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
7. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada padapenderita.
I. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi
garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan
stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.
J. Diit Hipertensi
1. Konsumsi lemak dibatasi
2. Konsumsi kolesterol dibatasi
3. Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4. Makanan yang boleh dikonsumsi
a. Sumber kalori (beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula).
b. Sumber protein hewani (daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram
perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak).
c. Sumber protein nabati (kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom).
d. Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah terbatas).
e. Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel).
f. Buah-buahan (semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas).
g. Bumbu (pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak
lebih 15 gram perhari).
h. Minuman (teh encer, coklat encer, juice buah).
5. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam.
b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol
c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh.
d. Lemak hewan:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.
e. Makanan yang banyak menimbulkan gas.
K. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : giwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,
penyakit serebrovaskuler.
Tanda : kenaikan TD, nadi (denyutan jelas), frekuensi / irama (takikardia,
berbagai disritmia), bunyi jantung (murmur, distensi vena jugularis, ekstermitas,
perubahan warna kulit), suhu dingin (vasokontriksi perifer), pengisian kapiler
mungkin lambat.
3. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple (hubungsn, keuangan, pekerjaan).
Tanda :letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan
yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal).
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol, mual, muntah, riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan JVP,
glikosuria.
6. Neurosensori
Gejala :keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan pada
satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia), episode epistaksis.
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
(ingatan), respon motorik (penurunan kekuatan genggaman), perubahan retinal optik.
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen.
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda :distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan (krekles, mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda : episode parestesia unilateral transien.
10. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : faktor resiko keluarga (hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal), faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
lain, penggunaan obat / alkohol.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. B DENGAN HIPERTENSI
DI RT. 2 RW III
DESA KAMULYAN KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS
A. Pengkajian
I. Data Umum:
Nama kepala keluarga : Tn. B
Alamat : RT. 2 RW. III Desa Kamulyan
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Pendidikan : SMP
Genogram :
46
40
Tn. B
Ny. S
15 9 12
An. M
An. F
Keterangan:
Laki-laki. Perempuan.
Penderita TBC
Penderita Hipertensi.
Tinggal serumah.
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah terdapat Ayah.
Ibu dan anak Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan makan tidak
makan asal kumpul, sehingga akan dapat mempercepat penularan penyakit jika salah satu
anggota keluarga menderita penyakit yang dapat menular. Keluarga ini menganut agama
Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Buruh Pabrik.
III. Lingkungan:
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah
keseluruhan + 75 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2
ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga yang berfungsi untuk
tempat menonton televisi bersama. Pencahayaan didalam rumah ini kurang karena
rumah masih tampak gelap pada kamar-kamarnya dan pada bagian kamar belakang
ventilasi kurang karena tidak memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum
yang digunakan oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini
memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.
Denah rumah Ny. S
Keterangan: 5 4 1
1. Kamar tidur.
2. Ruang tamu. 1
1
3. Ruang keluarga. 3
4. Dapur. 1
2
5. Kamar mandi. 2
V. Fungsi keluarga:
a. Fungsi afektif
Menurut Ny. S ia senang memiliki keluarga yang lengkap (anak dan cucu) serta sangat
senang karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling
memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain,
apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan
membantu sesuai dengan kemampuan.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian
anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas didalam
keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar
rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk
berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit takanan darah tingginya
berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda
terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala pusing. Ny S.
mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun karena ia tidak tahu serta
makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga
(tidak disendirikan karena kurang garam).
Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. S ini tidak terlalu dirasakan karena Ny. S dibawa
ke puskesmas jika ada keluhan saja. Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
serta cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah adalah Ny. SF dibantu oleh
anak-anaknya secara bergantian. Keluarga mengatakan bahwa mereka melakukannya
karena kebiasaan.
Keluarga mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi puskesmas yang ada
cukup dekat rumah dengan hanya berjalan kaki maka akan sampai.
B. Analisa data
Tgl Data Masalah perawatan keluarga
10/8/’01 Subjektif: 1. Hipertensi
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui Resiko cidera (perdarahan
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan pada pembuluh darah di
darah, ia juga mengatakan bahwa ia tidak tahu otak) berhubungan
harus mengurangi makan apa, karena selama ini dengan ketidak mampuan
ia tidak pantang atau mengurangi makanan. Ia keluarga untuk merawat
mengatakan sering mengalami pusing kepala. anggota keluarga yang
Keluarga mengatakan bahwa ia tidak pernah sakit tekanan darah tinggi.
mengajak kontrol ke puskemas atau tempat yang
lain untuk mrngontrol tekanan darahnya
Objektif:
Tekanan darah Ny. S 160/90 mmHg.
Penderita mengetahuinya + 1 bulan yang lalu.
10/8/’01 Subjektif: 2. Kebersihan lingkungan
Ny. S mengatakan bahwa yang membersihkan rumah.
rumah adalah menantunya dibantu oleh cucunya. Resiko terjadinya
Objektif: penyakit (DHF & ISPA)
Ruangan tampak gelap, dan ventilasi/ sirkulasi berhubungan dengan
udara didalam rumah kurang, baju banyak yang ketidakmampuan
digantung. keluarga memelihara
lingkungan rumah
C. Skoring
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak)
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Adalah kurang/ tidak sehat dan memerlukan
Tidak sehat. penanganan yang secepatnya untuk mencegah
peningkatan tekanan darah atau terjadinya
komplikasi akibat peningkatan tekanan darah.
2. Kemungkinan masalah ½ x 2 = 1 Masalah dapat diatasi sebagian karena
dapat diubah. keluarga kurang memiliki pengetahuan
Sebagian. tentang cara merawat anggota keluarga yang
menderita tekanan darah tinggi.
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Masalah dapat diubah karena penyakit
dicegah. hipertensi meruapakan suatu penyakit yang
Cukup dapat dipertahanakan dengan menjaga keseim
bangan tekanan darah.
4. Menonjolnya masalah. ½ x 1 = ½ Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya
Ada masalah tetapi tidak menjaga kestabilan tekanan darah pada
perlu ditangani
penderita hipertensi
Total skor 3¼
G. Evaluasi
Tgl Evaluasi
S: - Ny. S mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya dan melipat
baju yang bergantungan, serta menyapu lantai.
- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk menguras
bak kamar mandi dan sudah di lakukannya.
O: - Rumah tampak bersih dan rapi.
- Bak mandi bersih (tidak ada jentik/ larva).
A: Masalah teratasi.
P: Rencana perawatan dihentikan.
S: - Ny. S mengungkapkan pusing yang dirasakan sudah berkurang.
- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan makanannya yang
garamnya sudah dikurangi.
O: - Tekanan darah 140/90 mmHg.
- Masakan yang dikonsumsi oleh Ny. S sudah tidak asin lagi.
A: Masalah teratasi.
P: Rencana perawatan dihentikan.
- Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol ke puskesmas/ pusat
pelayanan kesehatan secara teratur.
ANALISA DATA
Masalah keperawatan: Resiko cidera: perdarahan otak pada anggota keluarga Tn. M
yaitu Ny. S berhubungan dengan ketidak mampuan keluarag
merawat anggota keluarga yang sakit.
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1= 1 Tekanan darah tinggi merupakan keadaan yang
Tidak sehat tidak sehat dan dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah di otak sehingga terjadi
perdarahan di otak.
2. Kemungkinan ½x2=1
masalah dapat
di ubah.
sebagian
3. Potensi masalah
untuk di cegah.
cukup
4. Menonjonya
masalah
Segera di
tangani
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
A. Konsep Medis
1. Definisi Penyakit
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis .(NANDA NIC-NOC.
2015).Dermatitis adalah peradangan pada kulit (imflamasi pada kulit)
yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan sisi.
2. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen.Indikasi dan gejala antara kulit
memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami
bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan
salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.Alergennya bisa
berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
b. Neuro Dermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud
kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit
ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores
kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian
yang terasa gatal.Biasanya muncul pada pergelangan kaki,
pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
c. Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung,
antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis
ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi
mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf
seperti Parkinson.
d. Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau
hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005). Yang muncul
dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang
kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan
gatal.Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah
jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi
penyebab
e. Dermatitis Atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian
mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan
(fleksural).
3. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri
dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis.Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Penyebab
Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,
basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme,
jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dapat menjadi penyebab eksim.Masing-masing jenis eksim,
biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang
pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.
Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-
bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan
selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak
bagus.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang
akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit
dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau
bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul
dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu
dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis.
5. Patofisiologi
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah
hipersenitivitas tipe lambat.Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase
indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.Fase induksi ialah saat kontak
pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan memberikan
respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan
ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis.
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam
kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang
lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak
dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum
tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran
limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal
kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi
membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori.
Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke
kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.Pada fase elisitasi, terjadi
kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang
telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai
sel radang sehingga terjadi gejala klinis.
Pathway
Sabun, detergen, zat kimia allergen: s.sensitizen
integritas kulit
Peradangan kulit(lesi) Sensitasi sel T oleh saluran limfe
Terpajang ulang
Reaksi hipersensitivitas IV
d. Dermatitis numularis
1) Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
2) Secara topical lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
3) Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara
sistemik.
4) Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat
dan refrakter, dalam jangka pendek.
e. Dermatitis statis
1) Diuretik
2) Imunosupresan
3) Istirahat
4) Kortikosteroid
5) Pelembab
6) Terapi kompresi
B.Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur (Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua orang di
semua umur sering terjadi pada remaja dan dewasa muda dapat terjadi
pada pria dan wanita), alamat, tempat tanggal lahir, pendidikan, suku,
agama, diagnosa medis, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, dan
identitas keluarga yang bertanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama :
Pada penderita dermatitis biasanya akan ditemukan keluhan gatal pada
kuli, suhu tubuh meningkat/demam, kemerahan, kering, edema
disertai nyeri, dan rasa terbakar pada kulit. Keluhan tersebut
bisamuncul tergantung bagaimana respon kulitdari masing-masing
orang.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya penderita dengan dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal
pada kulit yang dapat menimbulkan lesi akibat adanya infeksi
sehingga suhu tubuh bisa meningkat/demam, kemerahan, edema
disertai rasa nyeri, rasa terbakar/panas pada kulit.Keluha-keluhan
yang muncul dan tidak bisa ditangani oleh penderita sehingga
penderita harus datang ke pelayanan kesehatan.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Biasanya pada pasien dengan dermatitis juga bisa disebakan oleh
adanya riwayat alergi terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian juga
dilihat dari sensitivitas kulit seseorang itu sendiri.
4) Riwayat penyakit keluarga :
Pada penderita dermatitis ditanyakan apakah ada penyakit keluarga
yang sama dengan yang dialami penderita, selain itu pada anak-anak
sering ditemukan alergi terhadap bahan tertentu yang mungkin
diketahui oleh keluarganya.
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya pada penderita dermatitis tidak begitu paham dengan kondisi
kesehatan terutama terhadap alergi bahan-bahan kimia yang dapat
menimbulka dermatitis. Jika penderita merasakan keluhan biasanya
pasien minum obat dan apabila penyakitnya tidak sembuh pasienpergi
ke pelayanan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolik
Biasanya pada penderita dermatitis bisa ditemukan nafsu makan
terganggu karena penyakit yang rasakan seperti rasa panas, demam
dan nyeri bagian kulit yang biasanya membuat nafsu makan turun
tetapi tergantung dari masing-masin idividu yang mengalami.
3) Pola eliminasi
Pada penderita dermatitis biasanya tidak ditemukan gangguan pada
pola eliminasi, kecuali dermatitis timbul pada bagian genital sehingga
membuat penderita takut untuk BAK.
4) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada penderita dermatitis tidak mengganggu aktivitas sehari-
hari tetapi tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan rasa nyeri
atau lokasi sakit yang dirasakan.
5) Pola tidur dan istirahat
Biasanya pada pola istirahat penderita dermatitis terjadi gangguan
pola tidur dikarenakan rasa nyeri dan rasa gatal ataupun rasa terbakar
yang dialami
6) Pola hubungan dan peran
Biasanya hubungan dengan keluarga,teman dan tetangga terganggu
karena penyakitnya yang dirasakan.
7) Pola sensori dan kognitif
Biasanya pada penderita dermatitis tidak ditemukan ganngguan tetapi
tergantung dari masing-masing individu yang mengalami penyakit
tersebut..
8) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya pada penderita dermatitis status mental sadar, bicara normal,
masih mampu berinteraksi social .
9) Pola reproduksi dan seksual
Biasanya penderita dermaitis merasa terganggu dengan pola seksual
jika penyakit tersebut menyerang bagian genetalia
10) Pola penanggulangan stress
Biasanyapada penderita dermatitis mangatasi rasa nyeri dengan
mengkonsumsi obat anti nyeri dan karena nyeri yang dirasakan
biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa khawatir klien tentang
penyakitnya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada penederita dermatitis menyebabkan malaise, demam,
rasa panas pada kulit sehingga bisa membuat rutinitas ibadah
penderita terganggu.
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi atau
kemerahan pada kulit, dankekuatan daya tahan tubuh. TTV biasanya
penderita mengalami peningkatan suhu tubuh dan akibat nyeri yang
dirasakan bisa juga mengakibatkanpeningkatan denyut jantung,
peningkatan pernapasan, serta peningkatan tekanan darah.
1) Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi
(Mendengar), Palpasi (Meraba), Perkusi (Mengetuk) mulai dari :
a) Kepala : Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada lukaataulesi.
b) Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung
tingkatan usia
c) Wajah : kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak,
dan tidakpucat, sianosis adanya kemerahan/tidak.
d) Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera
ikterus/tidak, ada kelainan atau tidak, serta adanay bengkak
kemrahan/tidak
e) Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada
stomatitis/tidak, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
Biasanya pada herpes terdapat lesi pada bagian bibir akibat
infeksi
f) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri
tekan/tidak, adanya kemerahan atau tidak karena dermatitis bias
menyerang bagian kulit manapun
g) Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung
normal/tidak, ada tidak bunyi tambahan nafas. Tidak ada masa/
benjolan,ada nyeri tekan atau tidak.
h) Abdomen : Ada atau Tidak luka bekas operasi, distensi
abdoen atau tidak, kembung atau tidak, warna, kebersihan.
i) Genetalia : Apakah ada varises, bersih, adanynya nyeri
tekan atau tidak, edema/tidak. Biasanya pada dermatitis yang
menyerang genital mengalami kelainan seperti warna kemerahan
serta adanya rasa nyeri
j) Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema,
Adanya tanda- tanda insfeksi/tidak).
k) Ekstrimitas : Edema/tidak, adanya varises/tidak, sianosis,
CRT kembali normal/tidak
l) Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut
terutama priritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat Vesikel-veikel
fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar,
terdapat bula atau pustule, hiperpigmentai tau
hipopigmentasi.Adanya nyeri tekan, edema atau pembengkakan,
serta kulit bersisik
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit
dermatitis diantaranya :
a. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit
b. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit.
c. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan Pruritus.
d. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak baik
e. Defisit pengetahuan tentang perawatan kulit serta cara menangani
kelainan pada kulit
f. Risiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada
kulit.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
dx hasil
1 NOC : NIC: 1. Untuk mengalihkan
rasa nyeri.
Tujuan : 1. Berikan tindakan
2. Untuk mengurangi
nyaman, misalnya
Setelah dilakukan rasa nyeri pasien.
pijatan punggung,
3. Untuk membantu
tindakan keperawatan ciptakan lingungan
meringankan
yang tenang.
selama 3x24 jam kecemasan pasien
2. Kolaborasi pemberian
4. Untuk
diharapkan nyeri bisa obat nyeri.
meningaktkan
3. Ajarkan tekhnik
teratasi. kesehatan tubuh.
relaksasi, distraksi .
Untuk mengetahui
Kriteria Hasil: 4. Kontrol lingkungan
yang dapat keadaan umum
1. Pasien tampak rileks. pasien
mempengaruhi nyeri
2. Pasien mampu
seperti suhu,
tidur/istirahat dengan
pencahayaan dan
tenang.
kebisingan.
3. Pasien tidak gelisah,
5. Anjurkan untuk
tidak merintih
meningkatkan istirahat.
Monitor tanda-tanda
vital
2 Setelah dilakukan 1. Monitor warna kulit 1. Mengetahui
2. Monitor adanya infeksi perubahan warna
tindakan keperawaan
3. Monitor temperatur kulit
selama ... x 24 jam, kulit 2. Mengetahui infeksi
4. Jaga kebersihan kulit yang terjadi
integritas kulit klien
agar tetap bersih dan 3. Mengetahui
dapat membaik dengan kering kelembaban kulit
5. Anjurkan klien untuk 4. Mempermudah
kriteria hasil :
menggunakan pakaian proses
1. Tissue Integrity : longgar penyembuhan
Mucous Membran 6. Monitor status nutrisi 5. Agar kulit dapat
Temperatur jaringan klien mendapatkan udara
baik 7. Oleskan lotion pada yang cukup
2. Sensasi baik daerah yang tertekan 6. Agar kebutuhan
3. Hidrasi baik akan nutrisi
4. Tidak ada lesi atau tercukupi
luka 7. Untuk mengurangi
infeksi pada kulit
3 Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. Membantumengiden
perubahan tidak normal tifikasi kebutuhan
tindakan keperawatan
berkenaan dengan pola tidur
selama….x24 jam kehamilan 2. Meringankan rasa
2. Evaluasi tingkat lelah
diharapkan gangguan kelelahan, anjurkan 3. Ansietas,
pasien untuk istirahat 1- ketidaknyamana
pola tidur bisa stabil
2 jam pada siang hari fisik dapat
Kriteria hasil : dan 8 jam pada malam mempersulit tidur
hari 4. Memungkinkan
1. Tidur pasien sesuai
3. Anjurkan tekhnik diafragma menurun,
kebutuhan/normal
relaksasi, dan membantu
2. Pasien tidak cemas
penurunan aktivitas mengembangkan
4. Anjurkan tidur posisi ekspansi paru
semi fowler 5. Memahami akibat
5. Jelaskan pentingnya dari perubahan pola
tidur yang adekuat tidur
6. Ciptakan lingkungan 6. Membuat
yang nyaman kenyamanan pasien
sehingga mudah
tertidur.
4 Setelah dilakukan 1. Kaji adanya gangguan 1. Gangguan citra diri
pada citra diri pasien akan menyertai
asuhan keperawatan
(menghindari kontak setiap penyakit atau
selama …x 24 jam, mata, ucapan yang keadaan yang
merendahkan diri tampak nyata bagi
klien dapat menerima
sendiri, ekpresi keadaan pasien. Kesan
keadaan dirinya dengan muak terhadap kondisi sesorang terhadap
kulitnya). dirinya sendiri akan
baik.
2. Identifikasi stadium berpengaruh pada
Dengan Kriteria Hasil : psikososial tahap konsep diri.
perkembangan. 2. Terhadap hubungan
1. Mengembangkan
3. Berikan kesempatan antara stadium
peningkatan
untuk pengungkapan perkembangan, citra
kemauan untuk
4. Bantu pasien yang diri dan reaksi serta
menerima keadaan
cemas dalam pemahaman pasien
diri.
mengembangkan terhadap kondisi
2. Mengikuti dan turut
kemampuan untuk kulitnya
berpartisipasi dalam
menilai diri dan 3. Pasien
tindakan perawatan
mengenali serta membutuhkan
diri.
mengatasi masalah. pengalaman yang
3. Melaporkan
harus didengarkan
perasaan dalam
dan dipahami.
pengendalian
4. Tindakan ini
memberikan
kesempatan pada
petugas kesehatan
untuk menetralkan
kecemasan yang
tidak perlu terjadi
dan memulihkan
realitas situasi.
5 Setelah dilakukan 1. Tentukan apakah pasien 1. Memberikan data
mnegetahui (memahami dasar untuk
asuhan keperawatan
dan salah mengembangkan
selama 3 x 24 jam, mengerti) tentang rencana
kondisi dirinya. penyuluhan.
klien mengetahui
2. Jaga agar pasien 2. Pasien harus
tentang penyakitnya. mendapatkan informasi memiliki perasaan
yang benar ; bahwa ada sesuatu
Dengan KH :
memperbaiki kesalahan yang dapat mereka
1. Memiliki konsepsi / informasi. perbuat.
pemahaman terhadap 3. Peragakan penerapan Kebanyakan pasien
perawatan kulit terapi yang merasakan
2. Mengikuti terapi diprogramkan (kompres manfaatnya.
seperti yang basah ; obat topical). 3. Memungkinkan
diprogramkan dan pasien memperoleh
dapat kesempatan untuk
mengungkapkan menunjukkan cara
secara rasional yang tepat unutk
tindakan yang melakukan terapi.
dilakukan.
3. Menjalankan mandi,
pencucian, dan
balutan basah sesuai
yang diprogramkan.
4. Memahami
pentingnya nutrisi
untuk kesehatan
kulit.
Tujuan : 1. Observasi dan laporkan 1. Mencegah
Setelah dilakukan tanda dan gejala infeksi terjadinya infeksi
tindakan keperawatan seperti kemerahan, 2. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam panas. kodisi imun
diharapkan infeksi tidak 2. Kaji temperature pasien 3. Mencegah infeksi
terjadi setiap 4 jam 4. Agar tidak terkena
3. Cuci tangan sebelum cairan darah pasien
Kriteria hasil :
dan sesudah melakukan yang 1 dengan yang
1. Tidak terjadi infeksi.
tindakan lain.
2. Tanda-tanda infeksi 4. Gunakan standar 5. Agar tidak terjadi
sarung tangan selama infeksi.
bisa ditangani. kontak dengan 6. Supaya tubuh tetap
darah/cairan. sehat.
5. Pastikan tekhnik Tanda-tanda
perawat tersebut merupakan
luka secara tepat. indikasi terjadinya
6. Anjurkan pasien untuk bakterimia, shock
istirahat yang cukup. yang tidak
7. Catat adanya tanda terdeteksi
lemas, kedinginan,
anoreksia
4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
5. Evaluasi
Hasil akhir setelah proses keperawatan dilaksanakna
a. Nyeri teratasi, pasien tampak rileks.pasien mampu tidur/istirahat
dengan tenang, pasien tidak gelisah, tidak merintih
b. Integritas kulit klien dapat membaik mucous membran temperatur
jaringan baiksensasi baik, hidrasi baik tidak ada lesi atau luka
c. Gangguan pola tidur bisa stabiltidur pasien sesuai kebutuhan/normal,
pasien tidak cemas
d. Mampu menerima keadaan dirinya dengan baik mengembangkan
peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri, mengikuti dan
turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri, melaporkan
perasaan dalam pengendalian
e. Klien mengetahui tentang penyakitnya yaitu memiliki pemahaman
terhadap perawatan kulit, mengikuti terapi seperti yang diprogramkan
dan dapat mengungkapkan secara rasional tindakan yang dilakukan,
menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang
diprogramkan
f. Infeksi tidak terjadi, tanda-tanda infeksi bisa ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan SistemIntegumen.Jakarta: Nuha
Medika
A. Pengkajian
a. Nama kepala keluarga Tn. N, usia 57 tahun, pendidikan terakhir yaitu SMK,
pekerjaan sebagai satpam dan tinggal dirumah sendiri dengan alamat kelurahan
b. Komposisi Keluarga
KK terakhir
4 An. N P Anak 4 - -
sekolah
c. Genogram
Klien 74 thn
Dermatitis
stroke sehat sehat
57 th 45 th
sehat sehat
22 th
sehat 4 th
sehat
Keterangan :
= Laki-laki = Meninggal
= Klien = Sakit
sebelumnya.
d. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan tipe extended family dimana dalam
satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, dan mertua.
e. Suku Bangsa
Tn. N asli daerah Banyumas sedangkan Ny. M berasal dari Kebumen, bahasa
yang digunakan dalam keluarga yaitu Bahasa Indonesia. Dalam berhubungan
sosial, keluarga tidak memandang etnis dan saling bekerjasama antara satu dengan
yang lainnya, tempat tinggal keluarga berbentuk rumah dan tidak dipengaruhi
oleh budaya tradisional ataupun modern. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan
untuk diit maupun mengurangi makanan asin dan manis, serta cara berpakaian
tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional ataupun modern.
f. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. N beragama Islam dan dalam pelaksanaan kegiatan
beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat dan berdoa. Agama
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. N dalam membina hubungan
baik dengan sesama. Ny. F saat menjalankan sholat tangannya sering terasa gatal
dan ingin mengaruknya.
Tn. N bekerja sebagai Pedagang sedangkan Ny. M bekerja sebagai Petani, Ny. F
tidak bekerja, An. R bekerja di di Jakarta dengan penghasilan Rp. 3.000.000.
Total pendapatan keluarga perbulan dari Tn. N yaitu di antara Rp. 1.500.000 –
Rp. 1.000.000. Dalam satu hari, keluarga Tn. N mengeluarkan biaya sehari-hari
sebesar Rp. 50.000. Tn. N menyisikan uang belanjanya untuk membeli obat gatal
Ny. F diwarung jika obat sudah mulai habis. Penghasilan yang didapatkan
keluarga Tn. N mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan memiliki tabungan.
Pengelola keungan dalam keluarga yaitu Ny. M.
Tn. N bertemu dengan Ny. M dan menikah pada usia 22 tahun. Mereka menikah
dan dikaruniai 2 orang anak. Saat ini usia An l 22 tahun dan An P berusia 4 tahun.
Ny. M membawa ibunya yaitu Ny F untuk tinggal bersama, dan Tn.N baru
mengetahui jika Ny.F mengidap penyakit gatal-gatal pada kulitnya.
2. Lingkungan
m2, tidak memiliki pekarangan rumah, status kepemilikan rumah sendiri, atap
rumah terbuat dari genteng, terdapat ventilasi rumah dengan luas < 10 % luas
lantai, cahaya matahari dapat masuk ke rumah pada pagi, siang dan sedikit
menggunakan cahaya matahari dan listrik, lantai rumah terbuat dari keramik,
b. Denah Rumah
1
Keterangan :
2. Tempat tidur
3. Kamar mandi
4. Dapur
c. Pengelolaan sampah
d. Sumber air
Sumber air yang digunakan sehari-hari oleh keluarga yaitu sumur bor dan sumber
air minum dari sumur.
e. Jamban Keluarga
Keluarga Tn. N mempunyai saluran tempat pembuangan air limbah yang mengalir
langsung keselokan dan jaraknya sangat dekat dari rumah. Kondisi air selokan
hitam dan dapat mengalir lancar.
g. Fasilitas sosial dan kesehatan
Keluarga Tn. N sudah tinggal di lingkungan ini sejak ± 20 tahun yang lalu.
Ny. F mengikuti kegiatan pengkaijan setiap malam pada pukul 19.00 bersama
warga lainnya.
Hubungan keluarga dengan tetangga atau lingkungan sekitar baik, cukup erat,
saling membantu dan menghargai. Keluarga memeriksakan kesehatannya bila ada
keluhan sakit saja. Transportasi mudah didapatkan seperti angkutan umum, becak,
ojek dan lain-lain. Di dalam masyarakat terdapat struktur organisasi yaitu RW,
RT.
3. Struktur Keluarga,
Keluarga Tn. N berkomunikasi dengan baik, saling menghargai bila ada anggota
keluarga sedang berbicara. Bila ada anggotakeluarga yang sedang menghadapi
masalah, dibicarakan secara terbuka sehingga masalah dapat diselesaikan (dengan
cara mengalah). Keluarga melibatkan emosi dalam penyampaian pesan atau
mengobrol. Struktur kekuatan keluarga, dalam keluarga Tn. N, pengambil
keputusan yaitu Ny. M dan mengatur tentang anggaran belanja. Dalam proses
pengambilan keputusan dengan cara dimusyawarakan dahulu sebelumnya.
b. Struktur peran
Tn. N sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga dan mencari nafkah,
sedangkan Ny. M sebagai istri yang bertugas mengatur keuangan. An. R bekerja
dan An. N masih balita. Ny. F membantu dalam merawat cucu-cucunya. Keluarga
Tn. N melaksanakan perannya dengan baik.
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. N adalah budaya Sunda
dan tidak memiliki nilai-nilai kepercayaan serta kebudayaan yang bertentangan
dengan kesehatan.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
Tn. N memiliki dua anak yaitu An. R ( 22 th ) dan An. N ( 4 th ). Keluarga Tn. N
dan Ny. M mengikuti program KB dengan menggunakan jenis KB spiral.
Stresor jangka pendek yang sedang dialami keluarga adalah Ny. F mengalami
sakit gatal-gatal. Stresor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga persiapan
An. N yang akan masuk TK.
Keluarga mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan bersama – sama untuk
mencari jalan keluarnya ( musyawarah ).
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn. N mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan bersama untuk
mencari jalan keluarnya.
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptif
Mulut Gigi bersih Gigi Gigi bersih Gigi bersih Gigi bersih
tidak ada bersih tidak ada tidak tidak
ada ada karies, gosok
karies, tidak ada karies, karies, gigi 2x sehari setiap
gosok gigi karies, gosok gigi gosok mandi
gigi menggunakan
2x sehari gosok gigi 2x sehari 2x sehari
pasta gigi.
setiap 2x sehari setiap mandi setiap mandi
mandi setiap menggunak menggunak
menggunak mandi an pasta an pasta
an pasta mengguna gigi. gigi.
gigi. kan pasta
gigi.
Payudara Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesara pembesaran, pembesaran, pembesaran,
, tidak ada n, tidak tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, ada benjolan, benjolan, benjolan, bentuk
bentuk benjolan, bentuk dada bentuk dada dada simetris
dada bentuk simetris simetris
simetris dada
simetris
Exstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kekakuan, kekakuan, kekakuan, kekakuan, kekakuan, tidak
tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri nyeri pada
pada pada pada telapak pada kaki telapak kaki dan
telapak telapak kaki dan dan tangan tangan. Tangan
kaki dan kaki dan tangan pasien gatal –
tangan tangan gatal dan merah
bintik – bintik.
Kesimpulan Sehat Menurut Sehat Sehat Sakit Dermatitis
keluarga
sehat
B. Analisa data
Objektif :
- Kulit terlihat terkelupas dan
warnanya putih dan
- setelah digaruk-garuk
warnaya menjadi merah
merah disekitar kulit yang
digaruk-garuk
Objektif
- Klien kurang mengetahui
cara pengobatan untuk
Dermatitis
Skoring masalah keperawatan
1/3
Rencana keperawatan
8. Lecet melepuh
Respon
- Diskusikan
verbal
bersama
keluarga akibat
DERMATITIS
Ungkapan keluarga tentang dengan
d. Identifikasi menggunakan
penyebab dan tanda-tanda lembar balik
penyebab dan dermatitis yang dialami ibu - Motivasi
keluarga untuk
tanda gejala F.
mengulang
DERMATITIS kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Memotivasi
keluarga dalam
mengatasi
masalah
Respon DERMATITIS
- Berikan
2. mengambil verbal
reinforcement
keputusan untuk atas usaha
positif keluarga
masalah Akibat DERMATITIS :
DERMATITIS a. Infeksi
b. Neurodermatitis
dengan :
c. Cellulitis
a. Menyebutkan d. Kualitas hidup
- Diskusikan
menurun
akibat bersama
1.
keluarga
DERMATITIS
pencegahan
DERMATITIS
dengan
menggunakan
lembar balik
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
ungkapan keluarga untuk kembali
- Berikan
Respon mengatasi DERMATITIS
reinforcement
verbal dan menanyakan apa yang atas usaha
positif keluarga
harus dilakukan
- -Motivasi
keluarga untuk
1. Gunakan petroleum jelly melakukan
perawatan kaki
sebelum menggunakan
- -Berikan
sarung tangan reinforcement
positif atas
b. Memutuskan usaha positif
2. Gunakan losion atau
keluarga
untuk mengatasi
krim pada tangan untuk
masalah
menghindari kulit menjadi
DERMATITIS
kering
Respon
verbal 3. Pilihlah produk berlabel
hypoallergenic atau tidak
wangi
- Diskusikan
bersama
keluarga cara
3. Melakukan memilih
makanan untuk
perawatan
DERMATITIS
DERMATITIS - Motivasi
keluarga untuk
dengan :
mengulang
a. Menyebutkan kembali
- Berikan
cara mengatasi
reinforcement
masalah atas usaha
positif keluarga
DERMATITIS
Cara mengatasi masalah
DERMATITIS dengan:
Respon
psikomotor
- Memotivasi
keluarga
Perawatan kaki menciptakan
lingkungan yang
DERMATITIS:
kondusif
1. Hindari menggaruk kulit - Berikan
reinforcement
yang teriritasi
atas usaha
2. Pengobatan anti gatal positif keluarga
lainnya adalah losion
calamine atau krim
b. Melakukan hydrocortisone
perawatan kaki 3. Menggunakan obat
DERMATITIS antihistamin seperti
diphenhydramine dapat - Diskusikan
bersama
Respon mengurangi gatal dan
keluarga
verbal respon alergi. mengenai
fasilitas
kesehatan yang
Cara memilih makanan dapat digunakan
keluarga
untuk dermatitis:
- Motivasi
Makanan yang tidak keluarga untuk
mengulang
menimbulkan alergi
kembali tentang
fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
- Berikan
reinforcement
c. Menyebutkan
atas usaha
cara memilih positif keluarga
- Diskusikan
bahan makanan
bersama
keluarga
manfaat fasilitas
kesehatan
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali tentang
Respon fasilitas
kesehatan
afektif
- Motivasi
Ungkapan keluarga untuk keluarga
mengunjungi
menciptakan lingkungan
fasilitas
yang bersih dan nyaman kesehatan untuk
mengatasi
masalah
4. Memodifikasi DERMATITIS
- Berikan
lingkungan
reinforcement
untuk mengatasi atas usaha
positif keluarga
DERMATITIS
dengan :
a. Menciptakan
lingkungan yang
aman untuk
DERMATITIS Respon Fasilitas kesehatan yang
verbal dapat digunakan :
1. Puskesmas
2. Dokter praktek
3. Klinik 24 jam
5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan yang
ada untuk
mengatasi
DERMATITIS
dengan :
a. Menyebutkan
fasilitas
kesehatan yang Manfaat kunjungan ke
dapat digunakan fasilitas kesehatan :
untuk mengatasi Respon 1. Mendapatkan pelayanan
DERMATITIS verbal kesehatan
2. Mendapatkan
pendidikan kesehatan
kunjungan keluarga bapak
M. khususnya ibu M. ke
fasilitas kesehatan untuk
mengatasi masalah
Respon dermatitis
psikomotor
- Diskusikan
bersama
keluarga arti
dermatitis
dengan
b. Menyebutkan
menggunakan
mafaat lembar balik
- Motivasi
kunjungan ke
keluarga untuk
fasilitas mengulang
kembali
kesehatan
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Diskusikan
bersama
Dermatitis adalah keluarga
penyebab
peradangan pada kulit,
dermatitis
ditandai dengan ruam gatal dengan
menggunakan
c. Mengunjungi kemerahan, yang muncul
lembar balik
fasilitas akibat kontak dengan zat - Motivasi
keluarga untuk
kesehatan tertentu
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
Respon atas usaha
positif keluarga
verbal
- Diskusikan
bersama
keluarga tanda-
tanda dermatitis
dengan
menggunakan
lembar balik
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
Keluarga dapat kembali
- Berikan
menyebutkan 4 dari 6 dari
reinforcement
penyebab dermatitis : atas usaha
positif keluarga
1. Air yang mengandung - Motivasi
keluarga untuk
klorin atau kapur.
mengidentifikasi
2. Pemutih penyebab
dermatitis pada
Respon 3. Sabun dan deterjen. Bpk.N
verbal 4. Larutan asam dan alkal - Berikan
reinforcement
5. Antiseptik dan atas usaha
antibakteri. positif keluarga
keluarga dapat
- Diskusikan
menyebutkan 4 dari 6 bersama
tanda-tanda dermatitis : keluarga akibat
dermatitis
1. Ruam kemerahan dengan
menggunakan
2. Peradangan lembar balik
- Motivasi
3. Gatal yang kadang- keluarga untuk
kadang terasa parah mengulang
Respon
kembali
- Berikan
verbal 4. Kering reinforcement
atas usaha
5. Pembengkakan positif keluarga
6. Kulit kering
2 - Memotivasi
7. Bersisik keluarga dalam
Risiko Perubahan
mengatasi
perfusi jaringan 8. Lecet melepuh masalah
dermatitis
serebral pada Setelah
- Berikan
keluarga Tn. N. dilakukan Setelah reinforcement
atas usaha
khususnya Tn. N. tindakan dilakukan
positif keluarga
berhubungan keperawatan kunjungan 5 x
dengan dalam waktu dua 45 menit Keluarga mengungkapkan
ketidakmampuan minggu keluarga dapat : tentang penyebab
keluarga merawat diharapkan 1. Mengenal dermatitis yang dialami
anggota keluarga perubahan masalah Bpk.N - Diskusikan
bersama
dengan dermatitis perfusi jaringan Hypertensi Respon
keluarga
serebral tidak dengan verbal pencegahan
dermatitis
terjadi menyebutkan :
dengan
a. Pengertian menggunakan
lembar balik
dermatitis
- Motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Motivasi
keluarga untuk
Keluarga dapat
melakukan
menyebutkan 4 akibat pengobatan
tradisional
dermatitis :
- Berikan
1. Infeksi reinforcement
2. Neurodermatitis positif atas
3. Cellulitis usaha positif
Respon 4. Kualitas hidup keluarga
menurun
verbal
b. Penyebab
dermatitis
-. Diskusikan bersama
keluarga cara memilih
makanan untuk
dermatitis
- Motivasi
Ungkapan keluarga untuk keluarga untuk
mengulang
mengatasi dermatitis dan kembali
- Berikan
menyakan apa yang harus
reinforcement
dilakukan atas usaha
positif keluarga
Respon
verbal
c. Tanda-tanda
dermatitis
- Memotivasi
keluarga
menciptakan
lingkungan yang
kondusif
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
d. Identifikasi
penyebab dan
tanda gejala
dermatitis
2. mengambil
keputusan untuk Respon
masalah psikomotor
dermatitis
dengan:
a. Menyebutkan
akibat dermatitis
Respon
verbal
b. Memutuskan
untuk mengatasi
masalah
dermatitis
3. Melakukan
perawatan
dermatitis Respon
dengan: afektif
a. Menyebutkan
cara mengatasi
masalah
dermatitis
Respon
b. Melakukan verbal
pengobatan
tradisional pada
dermatitis
c. Menyebutkan
cara memilih
bahan makanan
Respon
verbal
4. Memodifikasi
lingkungan
untuk mengatasi
dermatitis Respon
dengan: psikomotor
a. Menciptakan
lingkungan yang
aman untuk
dermatitis
NO TANGGAL PELAKSANAAN EVALUASI
1 29 maret 1.1-Mendiskusikan bersama S :
2008 keluarga tentang pengertian - Keluarga mengatakan paham dan
Dx 1 Dermatitis dengan cara penyuluhan mengerti tentang pengertian,
kesehatan menggunakan lembar penyebab, tanda dan gejala
balik dermatitis
-Memotivasi keluarga untuk - Keluarga mengatakan dermatitis
mengulang kembali pengertian adalah penyakit gula lebih dari 140
Dermatitis mg/dl
-Memberikan reinforcement positif O :
atas usaha keluarga -Keluarga dapat menyebutkan 3
1.2–Mendiskusikan bersama penyebab dermatitis dengan benar
keluarga tentang penyebab - Keluarga dapat menyebutkan 5 dari
dermatitis dengan cara penyuluhan tanda-tanda dermatitis dengan benar
kesehatan dengan menggunakan A :
lembar balik Tujuan tercapai, masalah teratasi
-Memotivasi keluarga untuk P :
mengulang kembali penyebab Lanjutkan ke TUK 2
dermatitis
-Memberikan reinforcement positif
atas usaha keluarga
1.3–Mendiskusikan bersama
keluarga tentang tanda-tanda
dermatitis dengan cara penyuluhan
kesehatan dengan menggunakan
lembar balik
-Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali tanda-tanda
dermatitis
-Memberikan reinforcement positif
atas usaha keluarga
2 30 maret 1.4–Memotivasi keluarga untuk
2008 mengidentifikasi penyebab dan tanda
Dx 1 serta gejala dermatitis yang dialami S :
ibu M. - Keluarga menanyakan kepada
-Memberikan reinforcemet positif penyuluh cara mengatasi dermatitis
atas usaha keluarga - Keluarga mengerti akibat
2.1–Mendiskusikan akibat dermatitis dermatitis
dengan cara penyuluhan kesehatan O :
dengan menggunakan lembar balik - Keluarga dapat menyebutkan 3
-Memotivasi keluarga untuk akibat dermatitis dengan benar
mengulang kembali akibat dermatitis A :
-Memberikan reinforcement positif Tujuan tercapai, masalah teratasi
atas usaha keluarga P:
2.2–Memotivasi keluarga untuk Lanjutkan ke TUK 3
3 30 maret mengambil keputusan dengan cara
2008 keluarga menanyakan apa yang
Dx 1 harus dilakukan untuk mengatasi
dermatitis pada ibu M.
S:
-Keluarga mengatakan paham dan
3.1 -Mendiskusikan bersama mengerti tentang cara perawatan
keluarga tentang cara perawatan dermatitis dan makanan yang dapat
DERMATITIS dengan cara di konsumsi untuk dermatitis
penyuluhan kesehatan dengan O :
menggunakan lembar balik Keluarga dapat menyebutkan cara
-Memotivasi keluarga untuk perawatan Dermatitis
mengulang kembali cara perawatan A :
Dermatitis pada ibu M. Tujuan tercapai, masalah teratasi
-Memberikan reinforcement positif P :
atas usaha keluarga Lanjutkan ke TUK 4
3.2 –Mendiskusikan bersama
keluarga tentang cara memilih bahan
makanan untuk dermatitis
4 30 maret -Memotivasi keluarga untuk
2008 mengulang kembali makanan yang
Dx 1 dapat dikonsumsi untuk penderita
dermatitis
-Menberikan reinforcement positif S :
atas usaha keluarga -Keluarga mengerti tentang
lingkungan yang aman untuk
4.1 –Memotivasi keluarga untuk dermatitis
menciptakan lingkungan yang aman O :
untuk dermatitis Keluarga dapat menyebutkan
5 30 maret -Memberikan reinforcement positif lingkungan yang aman untuk
2008 atas usaha keluarga dermatitis
Dx 1 A:
Tujuan tercapai, masalah teratasi
P:
Lanjutkan ke TUK 5