Rencana Keperawatan
No Diagosa Keprawatan Tujuan Rencana Tidakan Rasional
Keperawatan
1 Peningkatan Tekan - Tekanan darah - Pantau tekanan darah - Untuk melihat
darah b/d penurunan menurun. perkembangan
curah jantung - Nyeri berkurang - Berikan lingkungan penurunan
ditandai dengan tenang, nyaman, tekanan darah
karena punya kurangin aktivita. - Membantu
riwayat hipertensi menurunkan
dengan tekanan rangsangan
darah 175/100 simpatis
mmHg. meningkatkan
- Batasi jumlah kujungan relaksasi
- Mengurangin
- Lakukan tindakan yang stress dan
nyaman seperiti pijatan ketegangan yang
leher dan kepala. mempengaruhi
- Kolaborasi dalam tekanan darah.
pemberian obat : tiazid - Tiazid mungkin
mengunakan
untuk
menurunkan
tekanan darah
fungsi ginjal
relaty normal.
Nyeri b/d - Menurunkan skalah - Mempertahankan tirah - Tindakan yang
peningkatan rangsangan nyeri baring selama fase aktif. menurunkan
vaskuler d/d kepala dikepala tekanan vaskular
sakit yang dirasakan serebral dan yang
oleh pasien yang - Berikan tidakan memperlambat
begitu hebat. nonfarmakologi untuk respon simpatis
menhilangakan sakit efektif dalam
kepala seperti kompres langka
dingin dan pijat mengurangi sakit
- Kolaborasi dalam kepala dan
pemberian analgesik. komplikasi.
- Mengurangi atau
mengkontrol nyeri
dan menurunkan
rasangan sytem
saraf simpatis
Gangguan pola tidur - Pola tidur klien - Batasi jumlah - Vasudilatasi pada
b/dketidak tidak terpenuhi. pengunjung dan sistem saraf
mampuan mengatasi - Klien tidak lamanya tinggal simpatis
nyeri d/d mata klien terbangun lagi pada - Kolaborasi dalam - Memberi
tampak cekung, malam hari pemberian obat ketenangan batin
tekanan darah - Membaca ayat suci Al klen sebagai umat
175/100 mmHg. – Quran sebelum waktu muslim
tidur
Catatan Perkembangan
No Dx dan Implementasi Evaluasi
Tanggal
1 Diagnosa 1 - Mengkaji tekanan darah. S : Keluarga mengatakan nyeri
21.02.2017 TD : 175/100 mmHg. kepala klien masih dirasakan
- Mengurangi aktivitas pasien dan O : TD : 175/100 mmHg.
menghindari keributan di dalam A : Masalah belum teratasi
ruangan. P : Intervensi dilanjudkan
- Melakukan pijatan pada pungung dan
leher.
- Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
2 Diagnosa II - Mempertahankan agar klien tirah baring S : keluarga mengatakan nyeri
21.02.2017 selama nyeri masih terasa. klien masih terasa.
- Melakukan pijatan ringan pada leher O : klien tampak meringis.
- Memberikan obat analgesik asam A : masalah belum teratasi.
mefenamat 3 x 500 mg. P : intervensi dilanjudkan.
3 Diagnosa III- Menganjurkan keluarga yag berkunjungS : keluarga mengatakan klien masih
21.02.2017 agar tidak terlalu ramai dan ribut. sering terbangun.
- Membacakan ayat – ayat suci Al – O : mata klien tampak cekung
Quran sebelum klien istirahat. A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjudkan.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Pre Operasi
DS:
Pasien mengatakan nyeri di perut kanan
bawah dan ada benjolan di atas selangkangan.
DO:
ada benjolan pada kemaluan Terjadinya gangguan aliran
S: 36, 4°C darah di usus yang terjepit Nyeri
berhubungan
N: 84 x/mnt Menyebabkan kematian dengan trauma
RR: 20x/mnt jaringan (Nekrosis) jaringan (usus
1. TD: 120/70 mmHg, Menimbulkan Perforasi. terjepit)
Ds: klien mengeluh cemas dengan rencana
penbedahan
Do :
- ada benjolan pada kemaluan Cemas Rencana Ansietas
- S: 36, 4°C pembedahan berhubungan
2. - N: 84 x/mnt karena dengan kurangnya
- RR: 20x/mnt Kurang pengetahuan rencana pengetahuan
- TD: 120/70 mmHg, tindakan pembedahan tindakan
-Terapi infus rl/ 500 ml/20tpm pembedahan
Di tnagan kanan
3 Post Operasi Terputusnya kontuinitas Nyeri
berhubungan
DS: jaringan kulit pada post-op dengan trauma
Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op Menstimulasi saraf nyeri jaringan (insisi
dan pusing di kepala Menimbulkan rasa nyeri bedah)
DO:
- lemah
- kesadaran CM
- pasien tampak meringis kesakitan
- berhati-hati saat bergerak.
- S: 36°C
- N: 80 x/mnt
- RR: 24 x/mnt
- TD: 130/70 mmHg
- BAB tidak ada
- BAK ada kuning jernih
DS: Pasien mengatakan nyeri bagian operasi
berkurang, namun pasien merasa mual dan
lemas.
DO:
- Pasien telihat lemas.
- S: 37°C Efek luka operasi
- N: 82 x/mnt ↓
- RR 32 x/mnt Menimbulkan rasa mual
- TD: 130/70 mmHg ↓ Intoleransi
- ada mual Memicu terjadinya aktifitas
berhubungan
- ada platus intoleransi aktifitas dengan respon
- tidak ada muntah ↓ tubuh akibat luka
4 - BAK ada kuning jernih. Terhadap respon tubuh. post-op.
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 ntoleransi aktifitas Tujuan: Aktifitas dapat maksimal terjadi. 1. Menjelaskan batasan aktifitas
berhubungan dengan Kriteria Hasil: Memperlihatkan kemajuan
2. Meningkatkan aktifitas secara
respon tubuh akibat aktifitas s.d mandiri dan ada respon positif
luka post-op. 3. Merencanakan waktu istiraha
terhadap aktifitas.
4. Memotivasi peningkatan dan
kemajuan yang telah dicapai.
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
N
o
.
D
Tanggal/Waktu K Tindakan Keperawatan
S : klien mengatakan nyeri berku
O : pasien tampak rileks
Tindakan: Td: 120/80 mmHg
a. Kaji tanda-tanda nyeri (0-10) R : 19
01/02/2016 b. Ajarkan tehnik relaksasi. N : 78
10.00 WIB c. Berikan posisi semi fowler. S : 36,4 °C
10.45 WIB d.1 Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi A : masalah teratasi sebagian
10.50 WIB . rasa sakit. P : intervensi dilanjutkan “ meng
11.00 WIB e. Kolaborasi dalam pemberian terapi. tehnik relaksasi”
02 februari 16 a.2 menjelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien S : pasien mengatakan sudah me
dan perasaan yang mungkin muncul pada saat
melakukan tindakan. akan dilakukan
b. mengkaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada O : pasien tampak rileks
10.00 WIB tingkat kecemasan (takikardi, takipnea, ekspresi Td: 120/80 mmHg
cemas non verbal). R : 19
10.20 WIB c. menemani pasien untuk mendukung keaman dan N : 78
menurunkan rasa takut. S : 36,4 °C
d. meninstruksikan pasien untuk menggunakan teknik A : masalah teratasi sebagian
13.45 WIB . relaksasi P : intervensi dilanjutkan “ men
Tindakan: S : klien mengatakan bisa menah
a. Kaji pengalaman nyeri pasien, dan mendorong sedikit pusing
02 pebruari 2016 3 tingkatkan istirahat O : klien terlihat sedikit lemas
.
b. Memonitor intake nutrisi - S: 36°C
17.30 WIB c. menetukan tingkat nyeri yang dialami. - N: 80 x/mnt
d. Pantau keluhan nyeri. - RR: 24 x/mnt
e. Ajarkan tehnik relaksasi. - TD: 130/70 mmHg
f. Anjurkan mobilisasi dini. A : masalah teratasi sebagian
19.00 WIB g. Kolaborasi dalam pemberian terapi. P : intervensi dilanjutkan : tingk
S : Klien mengatakan sudah dap
O : kliaen tampak rileks
Tindakan: Td : 120 / 90 mmHg
a. Jelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi. N : 75 x /menit
03 februari 2016 b. Tingkatkan aktifitas secara bertahap. R : 18 x / menit
c. Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal. S : 36.1 °C
05.30 WIB d. Berikan motivasi peningkatan dan memberi A : malasah teratasi
4 penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai. P : intervensi di hentikan (klien
3.5 EVALUASI (CATATANPENGEMBANGAN)
Tgl
/Ja
DK m Evaluasi Hasil (SOAP)
1 01S: Pasien datang dengan keluhan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.
febO: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada kemaluan
rua S: 37°C
ri N: 72x/mnt
201
R R: 34x/mnt
6 TD: 120/90 mmHg
14.A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit).
00a. Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.
WIb. Mengajarkan tehnik relaksasi.
Bc. Memberikan posisi semi fowler.
d. Memberikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit.
e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.
02
feb
rua
ri S:
201a. menjelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul pada
6 tindakan.
10.b. mengkaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipnea, eksp
30 verbal).
WIc. menemani pasien untuk mendukung keaman dan menurunkan rasa takut.
2 B d. meninstruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasiT
S: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.
02O: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, berhati-hat saat bergerak.
febS: 36°C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme (-), BAB (-), BAK (+) kuning
ruaA: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)
ri P:
201
a. Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami.
6 b. Memantau keluhan nyeri.
c. Mengajarkan tehnik relaksasi.
17.d. Menganjurkan mobilisasi dini.
30e. Kolaborasi dalam pemberian terapi.
WI
3 B
Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, namun ada rasa lemas, dan mual.
03O: Pasien telihat lemas.
febS: 37°C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, ada mual,tidak ada muntah, ada flatus, B
rua ada kuning jernih.
ri
201
6
A: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
19.a. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.
00b. Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
WIc. Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.
B d. Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.
Diagnosa Keperawatan
muntah, anoreksi.
d. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.
e. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri, terapi tirah baring.
f. Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.
3. Intervensi Keperawatan
Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh pasien dapat berkurang/ teratasi.
0 0
Kriteria hasil: Pasien mengatakan kondisi tubuhnya nyaman, Suhu 36,8 C-37,5 C, Tekanan
darah 120/80 mmHg, Respirasi 16-24 x/mnt, Nadi 60-100 x/mnt.
Intervensi:
1) Kaji saat timbulnya demam, rasionalnya untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2) Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam, rasionalnya tanda vital
3) Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam), rasionalnya peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan
yang banyak.
4) Berikan kompres hangat, rasionalnya dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang
5) Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal, rasionalnya pakaian tipis
6) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter, rasionalnya pemberian
Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dan
menghilang.
Kriteria hasil: Pasien mengatakan nyerinya hilang, nyeri berada pada skala 0-3, tekanan darah
0 0
120/80 mmHg, suhu 36,8 C-37,5 C, respirasi 16-24 x/mnt, nadi 60-100 x/mnt (Judith, 2009).
Intervensi:
1) Observasi tingkat nyeri pasien (skala, frekuensi, durasi), rasional mengindikasi kebutuhan untuk
2) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dan tindakan kenyamanan, rasionalnya lingkungan
3) Berikan aktifitas hiburan yang tepat, rasional memfokuskan kembali perhatian; meningkatkan
4) Libatkan keluarga dalam asuhan keperawatan, rasional keluarga akan membantu proses
5) Ajarkan pasien teknik relaksasi, rasionalnya relaksasi akan memindahkan rasa nyeri ke hal lain.
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik, rasionalnya memberikan penurunan
nyeri.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perubahan status
Kriteria hasil: Mencerna jumlah kalori dan nutrisi yang tepat, menunjukkan tingkat energi
1) Observasi keadaan umam pasien dan keluhan pasien, rasional mengetahui kebutuhan yang
2) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien, rasional mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan
terapeutik
3) Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi, rasionalnya mengkaji pemasukan makanan
rasionalnya jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makan,
5) Ajarkan pasien dan libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi,
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti mual, rasionalnya pemberian obat antimual
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil: TD 120/80 mmHg, RR 16-24 x/mnt, Nadi 60-100 x/mnt, Turgor kulit baik,
Haluaran urin tepat secara individu, Kadar elektrolit dalam batas normal (Judith, 2009).
Intervensi:
aseton berhubungan dengan pemecahan asam aseto-asetat dan harus berkurang bila ketosis harus
terkoreksi
3) Kaji suhu warna kulit dan kelembabannya, rasionalnya merupakan indicator dari dehidrasi.
4) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa, rasionalnya demam
5) Pantau masukan dan pengeluaran cairan, rasionalnya memberi perkiraan akan cairan pengganti,
6) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
7) Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung, rasionalnya kekurangan cairan dan
8) Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur,
rasionalnya pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat berpotensi menimbulkan kelebihan
beban cairan
9) Berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan
laboratorium(Ht, BUN, Na, K), rasionalnya mempercepat proses penyembuhan untuk memenuhi
kebutuhan cairan
e. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri, terapi tirah baring.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat mencapai
Kriteria hasil: Pergerakan pasien bertambah luas, Pasien dpt melaksanakan aktivitas sesuai
dengan kemampuan (duduk, berdiri, berjalan), Rasa nyeri berkurang, Pasien dapat memenuhi
Intervensi:
1) Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien, rasionalnya mengetahui derajat
4) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya, rasionalnya agar kebutuhan pasien tetap dapat
terpenuhi.
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: dokter (pemberian analgesic), rasionalnya analgesik
Kriteria hasil : TD 120/80 mmHg, RR 16-24 x/mnt, Nadi 60-100 x/mnt, Turgor kulit baik,
Haluaran urin tepat secara individu, Kadar elektrolit dalam batas normal (Judith, 2009).
Intervensi:
1) Monitor keadaan umum pasien, rasionalna memantau kondisi pasien selama masa perawatan
terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera
ditangani.
2) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam, rasionalnya tanda-tanda vital normal
3) Monitor tanda perdarahan, rasionalnya perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga
pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
5) Berikan transfusi sesuai program dokter, rasionalnya untuk menggantikan volume darah serta
6) Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik, rasionalnya untuk mendapatkan penanganan lebih
Kriteria hasil: Tekanan darah 120/80 mmHg, Trombosit 150.000-400.000 (Judith, 2009).
Intervensi:
1) Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis, rasionalnya
2) Anjurkan pasien untuk banyak istirahat, rasionalnya aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan perdarahan
3) Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut, rasionalnya
4) Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya, rasionalnya memotivasi pasien untuk mau minum