Anda di halaman 1dari 20

ASKEP HIPERTENSI INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Rencana Keperawatan
No Diagosa Keprawatan Tujuan Rencana Tidakan Rasional
Keperawatan
1 Peningkatan Tekan -     Tekanan darah -       Pantau tekanan darah -       Untuk melihat
darah b/d penurunan menurun. perkembangan
curah jantung -     Nyeri berkurang -       Berikan lingkungan penurunan
ditandai dengan tenang, nyaman, tekanan darah
karena punya kurangin aktivita. -       Membantu
riwayat hipertensi menurunkan
dengan tekanan rangsangan
darah 175/100 simpatis
mmHg. meningkatkan
-       Batasi jumlah kujungan relaksasi
-       Mengurangin
-       Lakukan tindakan yang stress dan
nyaman seperiti pijatan ketegangan yang
leher dan kepala. mempengaruhi
-       Kolaborasi dalam tekanan darah.
pemberian obat : tiazid -       Tiazid mungkin
mengunakan
untuk
menurunkan
tekanan darah
fungsi ginjal
relaty normal.
Nyeri b/d -     Menurunkan skalah -       Mempertahankan tirah -       Tindakan yang
peningkatan rangsangan nyeri baring selama fase aktif. menurunkan
vaskuler d/d kepala dikepala tekanan vaskular
sakit yang dirasakan serebral dan yang
oleh pasien yang -       Berikan tidakan memperlambat
begitu hebat. nonfarmakologi untuk respon simpatis
menhilangakan sakit efektif dalam
kepala seperti kompres langka
dingin dan pijat mengurangi sakit
-       Kolaborasi dalam kepala dan
pemberian analgesik. komplikasi.

-       Mengurangi atau
mengkontrol nyeri
dan menurunkan
rasangan sytem
saraf simpatis
Gangguan pola tidur -     Pola tidur klien -       Batasi jumlah -       Vasudilatasi pada
b/dketidak tidak terpenuhi. pengunjung dan sistem saraf
mampuan mengatasi -     Klien tidak lamanya tinggal simpatis
nyeri d/d mata klien terbangun lagi pada -       Kolaborasi dalam -       Memberi
tampak cekung, malam hari pemberian obat ketenangan batin
tekanan darah -       Membaca ayat suci Al klen sebagai umat
175/100 mmHg. – Quran sebelum waktu muslim
tidur

Catatan Perkembangan
No Dx dan Implementasi Evaluasi
Tanggal
1 Diagnosa 1 -      Mengkaji tekanan darah. S : Keluarga mengatakan nyeri
21.02.2017 TD : 175/100 mmHg. kepala klien   masih dirasakan
-      Mengurangi aktivitas pasien dan O : TD : 175/100 mmHg.
menghindari keributan di dalam A : Masalah belum teratasi
ruangan. P : Intervensi dilanjudkan
-      Melakukan pijatan pada pungung dan
leher.
-      Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
2 Diagnosa II -      Mempertahankan agar klien tirah baring S : keluarga mengatakan nyeri
21.02.2017 selama nyeri masih terasa. klien masih terasa.
-      Melakukan pijatan ringan pada leher O : klien tampak meringis.
-      Memberikan obat analgesik asam A : masalah belum teratasi.
mefenamat 3 x 500 mg. P : intervensi dilanjudkan.
3 Diagnosa III-      Menganjurkan keluarga yag berkunjungS : keluarga mengatakan klien masih
21.02.2017 agar tidak terlalu ramai dan ribut. sering terbangun.
-      Membacakan ayat – ayat suci Al – O : mata klien tampak cekung
Quran sebelum klien istirahat. A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjudkan.

No Dx dan Implementasi Evaluasi


Tanggal
1 Diagnosa 1 -      Mengkaji tekanan darah. S : Keluarga mengatakan nyeri
22.02.2017 TD : 150/100 mmHg. kepala klien   terkadang masih
-      Mengurangi aktivitas pasien dan dirasakan
menghindari keributan di dalam O : TD : 150/100 mmHg.
ruangan. A : Masalah Sebagian teratasi
-      Melakukan pijatan pada pungung danP : Intervensi dilanjudkan
leher.
-      Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
2 Diagnosa II -      Mempertahankan agar klien tirah baringS : keluarga mengatakan sekali –
22.02.2017 selama nyeri masih terasa. kali nyeri klien masih terasa.
-      Melakukan pijatan ringan pada leher O : klien tampak meringis.
-      Memberikan obat analgesik asam A : masalah sebagian teratasi.
mefenamat 3 x 500 mg. P : intervensi dilanjudkan.
3 Diagnosa III-      Menganjurkan keluarga yag berkunjungS : keluarga mengatakan klien masih
22.02.2017 agar tidak terlalu ramai dan ribut. sering terbangun.
-      Membacakan ayat – ayat suci Al – O : mata klien tampak cekung
Quran sebelum klien istirahat. A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjudkan.

1 Diagnosa 1 -      Mengkaji tekanan darah. S : Keluarga mengatakan nyeri


23.02.2017 TD : 140/90 mmHg. kepala klien   sudah hilang
-      Mengurangi aktivitas pasien dan O : TD : 140/90 mmHg.
menghindari keributan di dalam A : Masalah teratasi
ruangan. P : Intervensi dihentikan
-      Melakukan pijatan pada pungung dan
leher.
-      Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
2 Diagnosa II -      Mempertahankan agar klien tirah baringS : keluarga mengatakan sekali –
23.02.2017 selama nyeri masih terasa. kali nyeri klien masih terasa.
-      Melakukan pijatan ringan pada leher O : wajah klien tampak rileks
-      Memberikan obat analgesik asam A : masalah teratasi.
mefenamat 3 x 500 mg. P : intervensi dihentikan
3 Diagnosa III-      Menganjurkan keluarga yag berkunjungS : keluarga mengatakan klien sudah
23.02.2017 agar tidak terlalu ramai dan ribut. bisa tertidur.
-      Membacakan ayat – ayat suci Al – O : mata klien tidak tampak cekung
Quran sebelum klien istirahat. A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.
ASKEP INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI HERNIA

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Pre Operasi
DS:
Pasien mengatakan nyeri di perut kanan
bawah dan ada benjolan di atas selangkangan.
DO:
         ada benjolan pada kemaluan Terjadinya gangguan aliran
         S: 36, 4°C darah di usus yang terjepit Nyeri
berhubungan
         N: 84 x/mnt Menyebabkan kematian dengan trauma
         RR: 20x/mnt jaringan (Nekrosis) jaringan (usus
1.          TD: 120/70 mmHg,   Menimbulkan Perforasi. terjepit)
Ds: klien mengeluh cemas dengan rencana
penbedahan
Do :
-           ada benjolan pada kemaluan Cemas Rencana Ansietas
-           S: 36, 4°C pembedahan berhubungan
2. -           N: 84 x/mnt karena dengan kurangnya
-           RR: 20x/mnt Kurang pengetahuan rencana pengetahuan
-           TD: 120/70 mmHg,  tindakan pembedahan tindakan
-Terapi infus rl/ 500 ml/20tpm pembedahan
Di tnagan kanan
3 Post Operasi Terputusnya kontuinitas Nyeri
berhubungan
DS: jaringan kulit pada post-op dengan trauma
 Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op Menstimulasi saraf nyeri jaringan (insisi
dan  pusing di kepala Menimbulkan rasa nyeri bedah)

DO:
-           lemah
-           kesadaran CM
-           pasien tampak meringis kesakitan
-           berhati-hati saat bergerak.
-           S: 36°C
-           N: 80 x/mnt
-           RR: 24 x/mnt
-           TD: 130/70 mmHg
-           BAB tidak ada
-           BAK ada kuning  jernih
DS: Pasien mengatakan nyeri bagian operasi
berkurang, namun pasien merasa mual dan
lemas.
DO:
-           Pasien telihat lemas.
-           S: 37°C Efek luka operasi
-           N: 82 x/mnt ↓
-           RR 32 x/mnt  Menimbulkan rasa mual
-           TD: 130/70 mmHg ↓ Intoleransi
-           ada mual  Memicu terjadinya aktifitas
berhubungan
-           ada platus intoleransi aktifitas dengan respon
-           tidak ada muntah ↓ tubuh akibat luka
4 -           BAK ada kuning jernih.  Terhadap respon tubuh. post-op.

3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tang


1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit).
2. Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan pembedahan
3. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op  (insisi bedah)
4 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.

3.4  RENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


no Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Nyeri berhubungan Tujuan: Nyeri berkurang/hilang (1-2 hari) 1.     Mengkaji tanda-tanda nyeri p
dengan trauma jaringan Kriteria Hasil: Pasien tampak rileks dan
2.     Mengajarkan tehnik relaksasi
(usus terjepit). keluhan nyeri berkurang/hilang
3.     Memberi posisi semi fowler.
4.     Memberi informasi yang ak
rasa sakit.
5.     Kolaborasi dalam pemberian
2 Cemas berhubungan Tujuan    : Setelah dilakukan tidakana.     Jelaskan seluruh prosedur tid
rencana pembedahan keperawatan penurunan kecemasan selama perasaan yang mungkin munc
proses keperawatan cemas dapat tindakan.
hilang/berkurang b.     Kaji tingkat kecemasan dan r
Kriteria hasil : kecemasan (takikardi, takipn
a.       Monitor intensitas kecemasan. verbal).
b.      Mencari informasi untuk menurunkan cemas. c.     Temani pasien untuk men
c.       Menurunkan stimulasi lingkungan ketika menurunkan rasa takut.
cemas. d.    Instruksikan pasien untuk
d.      Menyingkirkan tanda kecemasan. relaksasi.
3 Nyeri berhubungan Tujuan: Nyeri berkurang/hilang (1- 5 hari) Mengkaji pengalaman nyeri pasie
dengan trauma jaringan Kriteria Hasil: Keluhan nyeri berkurang,1.     Tentukan tingkat nyeri yang d
pasien rileks, dan skala nyeri 0.
post-op (insisi bedah) 2.     Memantau keluhan nyeri.
3.     Mengjarkan tehnik relaksasi.
4.     Menganjurkan mobilisasi din
5.     Kolaborasi dalam pemberian

4 ntoleransi aktifitas Tujuan: Aktifitas dapat maksimal terjadi. 1.     Menjelaskan batasan aktifitas
berhubungan dengan Kriteria Hasil: Memperlihatkan kemajuan
2.     Meningkatkan aktifitas secara
respon tubuh akibat aktifitas s.d mandiri dan ada respon positif
luka post-op. 3.     Merencanakan waktu istiraha
terhadap aktifitas.
4.     Memotivasi peningkatan dan
kemajuan yang telah dicapai.

PELAKSANAAN KEPERAWATAN
N
o
.
D
Tanggal/Waktu K Tindakan Keperawatan
S : klien mengatakan nyeri berku
O : pasien tampak rileks
Tindakan: Td: 120/80 mmHg
a.       Kaji tanda-tanda nyeri (0-10) R : 19
01/02/2016 b.      Ajarkan tehnik relaksasi. N : 78
10.00 WIB c.       Berikan posisi semi fowler. S : 36,4 °C
10.45 WIB d.1      Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi A : masalah teratasi sebagian
10.50 WIB . rasa sakit. P : intervensi dilanjutkan “ meng
11.00 WIB e.       Kolaborasi dalam pemberian terapi. tehnik relaksasi”
02 februari 16 a.2       menjelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien S : pasien mengatakan sudah me
dan perasaan yang mungkin muncul pada saat
melakukan tindakan. akan dilakukan
b.      mengkaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada O : pasien tampak rileks
10.00 WIB tingkat kecemasan (takikardi, takipnea, ekspresi Td: 120/80 mmHg
cemas non verbal). R : 19
10.20 WIB c.       menemani pasien untuk mendukung keaman dan N : 78
menurunkan rasa takut. S : 36,4 °C
d.      meninstruksikan pasien untuk menggunakan teknik A : masalah teratasi sebagian
13.45 WIB . relaksasi P : intervensi dilanjutkan “  men
  
Tindakan: S : klien mengatakan bisa menah
  
a.         Kaji pengalaman nyeri pasien, dan mendorong sedikit pusing
02 pebruari 2016 3 tingkatkan istirahat O : klien terlihat sedikit lemas

b.        Memonitor intake nutrisi -           S: 36°C
17.30 WIB c.         menetukan tingkat nyeri yang dialami. -           N: 80 x/mnt
d.        Pantau keluhan nyeri. -           RR: 24 x/mnt
  
e.         Ajarkan tehnik relaksasi. -           TD: 130/70 mmHg
f.         Anjurkan mobilisasi dini. A : masalah teratasi sebagian
19.00 WIB g.        Kolaborasi dalam pemberian terapi. P : intervensi dilanjutkan : tingk
S : Klien mengatakan  sudah dap
O : kliaen tampak rileks
Tindakan: Td : 120 / 90 mmHg
a.       Jelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi. N : 75 x /menit
03 februari 2016 b.      Tingkatkan aktifitas secara bertahap. R : 18 x / menit
c.       Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal. S : 36.1 °C
05.30 WIB d.      Berikan motivasi peningkatan dan memberi A : malasah teratasi
4 penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai. P : intervensi di hentikan (klien

3.5  EVALUASI (CATATANPENGEMBANGAN)
Tgl
/Ja
DK m Evaluasi Hasil (SOAP)
1  01S: Pasien datang dengan keluhan ada rasa nyeri di perut kanan bawah.
febO: Pasien tampak meringis kesakitan, ada benjolan pada kemaluan
rua     S: 37°C
ri     N: 72x/mnt
201
R    R: 34x/mnt
6     TD: 120/90 mmHg
14.A: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit).
00a.       Mengkaji tanda-tanda nyeri pasien.
WIb.      Mengajarkan tehnik relaksasi.
Bc.       Memberikan posisi semi fowler.
d.      Memberikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa sakit.
e.       Kolaborasi dalam pemberian terapi.
02
feb
rua
ri S:
201a.       menjelaskan seluruh prosedur tidakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul pada
6 tindakan.
10.b.      mengkaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipnea, eksp
30 verbal).
WIc.       menemani pasien untuk mendukung keaman dan menurunkan rasa takut.
2 B d.      meninstruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasiT       
     S: Pasien mengeluh nyeri bagian luka post-op.
02O: Keluhan lemah, kesadaran CM, pasien tampak meringis kesakitan, berhati-hat saat bergerak.
febS: 36°C , N: 80 x/mnt , RR: 34 x/mnt TD: 160/70 mmHg, oedeme  (-), BAB (-), BAK (+)  kuning
ruaA: Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)
ri P:
201
a.        Mengkaji pengalaman nyeri pasien, dan menetukan tingkat nyeri yang dialami.
6 b.        Memantau keluhan nyeri.
      
c.        Mengajarkan tehnik relaksasi.
17.d.       Menganjurkan mobilisasi dini.
30e.        Kolaborasi dalam pemberian terapi.
WI
3 B
         Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang, namun ada rasa lemas, dan mual.
03O: Pasien telihat lemas.
febS: 37°C, N: 82 x/mnt , RR 32 x/mnt, TD: 130/70 mmHg, ada mual,tidak ada muntah, ada flatus, B
rua ada kuning jernih.
ri
201
6
      A: Intoleransi aktifitas berhubungan dengan respon tubuh akibat luka post-op.
19.a.        Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai kondisi.
00b.       Meningkatkan aktifitas secara bertahap.
WIc.        Merencanakan waktu istirahat sesuai jadwal.
B d.       Memotivasi peningkatan dan memberi penghargaan pada kemajuan yang telah dicapai.

ASKEP INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DEMAM BERDARAH

Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan menurut NANDA (Herdman, 2010):

a.    Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

b.    Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit


c.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksi.

d.   Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.

e.    Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri, terapi tirah baring.

f.     Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.

g.    Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.

3.    Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan menurut NIC dan NOC (Judith, 2009) :

a.    Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia) Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh pasien dapat berkurang/ teratasi.
0 0
Kriteria hasil: Pasien mengatakan kondisi tubuhnya nyaman, Suhu 36,8 C-37,5 C, Tekanan
darah 120/80 mmHg, Respirasi 16-24 x/mnt, Nadi 60-100 x/mnt.

Intervensi:

1)        Kaji saat timbulnya demam, rasionalnya untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
2)        Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam, rasionalnya tanda vital

merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien

3)        Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam), rasionalnya peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan

yang banyak.

4)        Berikan kompres hangat, rasionalnya dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang

mempercepat penurunan suhu tubuh.

5)        Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal, rasionalnya pakaian tipis

membantu mengurangi penguapan tubuh

6)        Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter, rasionalnya pemberian

cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi

b.    Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dan

menghilang.
Kriteria hasil: Pasien mengatakan nyerinya hilang, nyeri berada pada skala 0-3, tekanan darah
0 0
120/80 mmHg, suhu 36,8 C-37,5 C, respirasi 16-24 x/mnt, nadi 60-100 x/mnt (Judith, 2009).

Intervensi:

1)        Observasi tingkat nyeri pasien (skala, frekuensi, durasi), rasional mengindikasi kebutuhan untuk

intervensi dan juga tanda-tanda perkembangan/resolusi komplikasi

2)        Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dan tindakan kenyamanan, rasionalnya lingkungan

yang nyaman akan membantu proses relaksasi.

3)        Berikan aktifitas hiburan yang tepat, rasional memfokuskan kembali perhatian; meningkatkan

kemampuan untuk menanggulangi nyeri.

4)        Libatkan keluarga dalam asuhan keperawatan, rasional keluarga akan membantu proses

penyembuhan dengan melatih pasien relaksasi.

5)        Ajarkan pasien teknik relaksasi, rasionalnya relaksasi akan memindahkan rasa nyeri ke hal lain.

6)        Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik, rasionalnya memberikan penurunan

nyeri.
c.    Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perubahan status

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi.

Kriteria hasil: Mencerna jumlah kalori dan nutrisi yang tepat, menunjukkan tingkat energi

biasanya, berat badan stabil atau bertambah (Judith, 2009).

1)        Observasi keadaan umam pasien dan keluhan pasien, rasional mengetahui kebutuhan yang

diperlukan oleh pasien.

2)        Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat

dihabiskan oleh pasien, rasional mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan

terapeutik

3)        Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi, rasionalnya mengkaji pemasukan makanan

yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya)


4)        Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki yang sesuai dengan program diit,

rasionalnya jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makan,

kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang

5)        Ajarkan pasien dan libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi,

rasionalnya meningkatkan rasa keterlibatannya; Memberikan informasi kepada keluarga untuk

memahami nutrisi pasien

6)        Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti mual, rasionalnya pemberian obat antimual

dapat mengurangi rasa mual sehingga kebutuhan nutrisi pasien tercukupi.

d.   Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,

muntah dan demam.

Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi

Kriteria hasil: TD 120/80 mmHg, RR 16-24 x/mnt, Nadi 60-100 x/mnt, Turgor kulit baik,

Haluaran urin tepat secara individu, Kadar elektrolit dalam batas normal (Judith, 2009).

Intervensi:

1)        Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tanda vital, rasionalnya hipovolemia dapat

dimanisfestasikan oleh hipotensi dan takikardi


2)        Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul, rasionalnya pernapasan yang berbau

aseton berhubungan dengan pemecahan asam aseto-asetat dan harus berkurang bila ketosis harus

terkoreksi

3)        Kaji suhu warna kulit dan kelembabannya, rasionalnya merupakan indicator dari dehidrasi.

4)        Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa, rasionalnya demam

dengan kulit kemerahan, kering menunjukkan dehidrasi.

5)        Pantau masukan dan pengeluaran cairan, rasionalnya memberi perkiraan akan cairan pengganti,

fungsi ginjal, dan program pengobatan.

6)        Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat

ditoleransi jantung, rasionalnya mempertahankan volume sirkulasi.

7)        Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung, rasionalnya kekurangan cairan dan

elektrolit menimbulkan muntah sehingga kekurangan cairan dan elektrolit.

8)        Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur,

rasionalnya pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat berpotensi menimbulkan kelebihan

beban cairan
9)        Berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan

laboratorium(Ht, BUN, Na, K), rasionalnya mempercepat proses penyembuhan untuk memenuhi

kebutuhan cairan

e.    Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri, terapi tirah baring.

Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat mencapai

kemampuan aktivitas yang optimal.

Kriteria hasil: Pergerakan pasien bertambah luas, Pasien dpt melaksanakan aktivitas sesuai

dengan kemampuan (duduk, berdiri, berjalan), Rasa nyeri berkurang, Pasien dapat memenuhi

kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan (Judith, 2009).

Intervensi:

1)        Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien, rasionalnya mengetahui derajat

kekuatan otot-otot kaki pasien.

2)        Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas, rasionlanya pasien mengerti

pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan


3)        Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesui kemampuan,

rasionalnya melatih otot – otot kaki sehingga berfungsi dengan baik

4)        Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya, rasionalnya agar kebutuhan pasien tetap dapat

terpenuhi.

5)        Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: dokter (pemberian analgesic), rasionalnya analgesik

dapat membantu mengurangi rasa nyeri.

f.     Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi syok hipovolemik.

Kriteria hasil : TD 120/80 mmHg, RR 16-24 x/mnt, Nadi 60-100 x/mnt, Turgor kulit baik,

Haluaran urin tepat secara individu, Kadar elektrolit dalam batas normal (Judith, 2009).

Intervensi:

1)        Monitor keadaan umum pasien, rasionalna memantau kondisi pasien selama masa perawatan

terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera

ditangani.
2)        Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam, rasionalnya tanda-tanda vital normal

menandakan keadaan umum baik

3)        Monitor tanda perdarahan, rasionalnya perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga

pasien tidak sampai syok hipovolemik.

4)        Cek haemoglobin, hematokrit, trombosit, rasionalnya untuk mengetahui tingkat kebocoran

pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

5)        Berikan transfusi sesuai program dokter, rasionalnya untuk menggantikan volume darah serta

komponen darah yang hilang.

6)        Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik, rasionalnya untuk mendapatkan penanganan lebih

lanjut sesegera mungkin.

g.    Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.

Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan tidak terjadi perdarahan.

Kriteria hasil: Tekanan darah 120/80 mmHg, Trombosit 150.000-400.000 (Judith, 2009).

Intervensi:
1)        Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis, rasionalnya

penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.

2)        Anjurkan pasien untuk banyak istirahat, rasionalnya aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat

menyebabkan perdarahan

3)        Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut, rasionalnya

membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin

4)        Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya, rasionalnya memotivasi pasien untuk mau minum

obat sesuai dosis yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai