Anda di halaman 1dari 95

1

LAPORAN PENDAHULUAN TUBERCULOSIS

DISUSUN OLEH
YULIYANTI PERMANE SUCI, AMK

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS I TAMBAK
Jl. Raya Barat Tambak No. 09 Desa Kamulyan Kec. Tambak Kab. Banyumas

Jawa Tengah 53196

2
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,
miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan
seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya
disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan
masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada
tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara
0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang
dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002
mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya
diperkirakan merupakan kasus baru.
Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3
penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau
klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit
pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per
tahun. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB
merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia. Pengobatan TBC
harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus walaupun pasien telah merasa
lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti ditengah jalan dapat menyebabkan
bakteri menjadi resistendan TBC akan sulit untuk disembuhkan dan membutuhkan
waktu yang lebih lama maka butuh keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi
dan jika perlu menyiapkan obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan
untuk menuntaskan pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan

Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan, kasus


kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang disiplinnya

3
pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan
keperawatan keluarga dengan TBC.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah “bagaimanakah asuhan keperawatan
keluarga dengan penyakit TBC?”

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep tahap perkembangan
2. Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3. Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian
keperawatan
4. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5. Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada
klien TBC
6. Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tahap Perkembangan


Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-
individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut,
keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-
tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika anak
berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama enam
hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19
atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak
persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan

5
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut
Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

2.2 Konsep Masalah Kesehatan


2.2.1 Definisi
TBC adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam
tubuh manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-paru, kemudian kuman
tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran
darah, kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain
(Sylvia Anderson 1995 : 753)

2.2.2 Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk
mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit
TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Penyakit TBC
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal
juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh

6
Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya
bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru
kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
2.2.3 Tanda dan Gejala
a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu.
b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
e. Batuk darah
f. Badan terasa lemas
g. Kehilangan nafsu makan
h. Berat badan turun
i. Rasa kurang enak badan (malaise)
j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.
k. Penatalaksanaan
2.2.4 Cara Penularan

Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh penderita
penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke tanah
kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu penyakit ini disebut “Airbone
Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan.

2.2.5 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri
dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka berkumpul dan
mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh dengan melakukan
reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan banyak bakteri, limfosit
spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringn normal. Reaksi
jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli akan terjadi
gangguan pertukaran gas karena sputum menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan

7
sputum bergerak maju ke bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner
& Suddart, 2002 : 585).
2.2.6 Komplikasi
a. Pneumonia (radang parenkim paru)
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)
d. Empiema
e. Lasingitis
f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)
2.2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena basil
resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila terpajan
antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien dengan infeksi
aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling kurang 9 bulan dan
biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons terhadap obat-obatan tersebut,
maka obat dan protocol pengobatan lain akan dicoba. Individu yang
memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah sebelumnya negative biasanya
mendapat antibiotic selama 6-9 bulan untuk membantu respons imunnya dan
meningkatkan kemungkinan eradikasi basil total.

2.3 Konsep Proses Keperawatan Keluarga


2.3.1 Definisi keluarga
Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
a. Raisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak dan nenek.
b. Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

8
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu.
d. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus,
yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
f. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga
adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan;

9
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.

2.3.2 Tipe keluarga


Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga.
A. Tipe keluarga tradisional
1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari suami
istri dan anak (kandung atau angkat).
2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak.
3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa
disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.
5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian
atau kematian).
7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul
pada hari minggu atau libur saja.
8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur,
sumur yang sama.

10
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
2.3.3 Fungsi keluarga

Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:


1. Fungsi afektif
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain maka kemampuannya
untuk memberikan kasih sayang akan meningkat yang pada akhiranya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan
dengan orang lain diliar keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial
(Friedman, 1986)
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.

11
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhansemua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

2.3.4 Fungsi perawatan kesehatan


Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998
a. Mengenal masalah
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

2.3.5 Dimensi dasar struktur keluarga


Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:
A. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1. Bersifat terbuka dan jujur
2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3. Berpikiran positif
4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi
Karakteristik pengirim:
1. Yakin dalam mengemukakan pendapat
2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik
Karakteristik penerima
1. Siap mendengar
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan validasi

12
B. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.

2.3.6 Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive dapat
dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visiteyang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan

13
perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara
terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga
menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat
agar tercipta lingkungan yang sehat.

14
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KELUARGA: TAHAPAN KELUARGA DENGAN TBC

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Ibu S
2. Umur KK : 39 tahun
3. Alamat : RT 03 / RW 04,
kelurahan Karangpetir
4. Pekerjaan KK : Penjahit
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi keluarga :

No Nama Jenis Hub. Umur Pendidikan Agama Pekerjaan keterangan


Kelamin Dg KK
1 An. E P anak 5 th TK Islam - Imunisasi
lengkap
2 Tn. Su L adik 32 th SMP Islam Buruh -
bangunan

15
Genogram:

Bpk. Y Ibu K (… Bpk... (..th) Ibu S (…


(..th) th) th)

Bpk. S (32 Ibu S (39 Bpk T


th) th) (37th)

Keterangan : An.E ( 5 th)

: laki-laki : laki-laki meninggal

: perempuan sakit : perempuan meninggal

: perempuan : cerai

7. Tipe Keluarga: keluarga single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ibu) dengan anak karena proses ditinggalkan.
8. Suku Bangsa: ibu S mengatakan: Ibu S berasal dari suku jawa, setelah menikah Ibu
S menetap di Jember dan bahasa yang digunakan bahasa jawa dengan campuran
bahasa madura. Keyakinan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga Ibu S

16
adalah membiarkan dahulu dan mengobati semampunya dengan bantuan obat-obat
yang dapat dibeli di warung, jika tidak sembuh dapat pergi ke puskesmas terdekat.
9. Agama: Ibu S mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga ibu S adalah Islam.
Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan kadang-kadang
melakukanya di masjid didekat rumahnya.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ibu S mengatakan ia bekerja sebagai penjahit,
penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.200.000,-. Penghasilan tersebut tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu S mencari tambahan
dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut ibu S.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ibu S mengatakan: biasanya ibu S mengajak An.Emi
jalan-jalan ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika ibu S
mempunyai uang.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia prasekolah.
Tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah:
a. Membantu anak untuk bersosialisasi
Ibu S sudah mampu untuk membantu anak bersosialisasi. Ibu S mengatakan
bahwa anak E biasanya di ajak bermain kerumah tetangga. Anak E juga sering
mengajak teman-temanya bermain dirumahnya. Hasil observasi didapatkan:
anak E terlihat ceria, ketika di ajak bicara dia menjawab.
b. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Ibu S mengatakan: orang tua ibu S sudah meninggal tetapi ibu S masih
menjalin hubungan yang baik dengan bibinya yang tinggal di depan
rumahnya. Ibu S setiap hari bermain dan menonton tv dirumah bibinya.
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang
kurang baik. Ibu S menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika ibu S
mempunyai makanan ibu S juga sering membagikan ke tetangganya begitu
juga sebaliknya, menurut ibu S.

17
c. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Ibu S mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia menyempatkan
untuk memasak makanan buat anaknya setelah itu dia memandikan dan
mengantarkan anaknya ke sekolah dan ibu S berangkat kerja. Ketika anak E
pulang dari sekolah ibu S sudah pulang dari kerja. Ketika ibu S terlambat
pulang kerumah biasanya Ibu S menitipkan anaknya ke bibinya yang tinggal
didepan rumahnya.
d. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Anak ibu S masih berusia 5 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu S
tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan anak E.
Anak E sudah bisa menggunakan seragamnya dengan mandiri kemudian ibu S
menyuapi anak E dan mengantarkannya ke sekolah.
e. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Ibu S mengatakan: setiap hari anak E pergi ke sekolah ditaman kanak-kanak
yang letaknya dekat dengan rumahnya.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian yang
didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya masalah yang
kompleks pada keluarga Ibu S. Ibu S mangatakan: ibu S masih tidur dengan anak
E sehingga belum ada privasi bagi anak E karena ibu S mengungkapkan bahwa
anak E belum berani tidur sendiri. Ibu S belum mampu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa aman.
14. Riwayat keluarga inti: Ibu S mengatakan: Ibu S sudah lama menetap di jember
sejak menikah. Ibu S sekarang tinggal di jember dengan anak E.
15. Riwayat keluarga sebelumnya: Ibu S mengatakan: kedua orang tua Bp.T tinggal
di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan kedua orang
tua Ibu S berada dijember dan sudah meninggal, ada satu orang adik yang tinggal
bersama ibu S, ketika ibu S melahirkan, adik dari ibu S yang membantu merawat
ibu S. Ibu S mengatakan: setelah mempunyai anak Bp.T mencari pekerjaan di
bali untuk menafkahi keluarga dan setelah bekerja disana Bp.T ternyata menikah
lagi dan tidak pernah pulang kerumah. Bp.T sudah lama meninggalkan ibu S dan
anak E.

18
III. LINGKUNGAN
16. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah pribadi
berukuran 6m x 8m yang ditempati oleh ibu S dan Anak E. Rumah terdiri dari 4
ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Terdapat dua jendela di
ruang tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang ditempati oleh anak dan
kamar tidur kedua ditempati ibu S tanpa jendela. Tembok rumah hanya berupa
anyaman bambu, ruangan depan yang dibangun dari batu bata. Di dalam dapur
terdapat kandang ayam yang bersebelahan dengan kamar tidur anak dan ibu.
17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : ibu S bertempat tinggal di
perkampungan dengan jarak rumah antar tetangga yang cukup dekat.
18. Mobilitas Geografis Keluarga: ibu S dan anaknya setiap hari berjalan kaki untuk
bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S. Setiap hari ibu S
mengantarkan an. E pergi ke sekolah, kemudian dilanjutkan menuju tempat
bekerjanya hingga pukul 10 siang.
19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: ibu S mengatakan
bahwa setiap hari berkumpul dengan An. E setelah pulang kerja. Dan ibu S
memiliki perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin. Ibu S
mengungkapkan bahwa tetangganya ada yang menyukai dan tidak menyukai ibu
S.
20. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari
pamannya, bibinya yang tempat tinggalnya berdekatan dengan ibu S. ibu S juga
mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius sehingga harus
melibatkan keluarga.

19
denah rumah:

8 7
6 pintu

3 5

jendela U
pintu

Keterangan:
1. Ruang Tamu : meja dan kursi

2. Ruang dapur : mesin jahit


3. Tempat tidur anak : perabotan dapur
4. Tempat tidur emi
5. Kandang ayam
6. Kamar mandi
7. Ladang
8. Sumur

Keadaan lingkungan dalam rumah :


Luas rumah :6mx8m
Tipe rumah : Status kepemilikan milik sendiri
Jumlah ruangan : 4 ruangan
Jumlah jendela : 3 buah
Pemanfaatan ruangan : Terdiri dari 2 kamar dengan 1 kamar

20
untuk anak dan ibu S, 1 kamar untuk Tn.
Su, 1 kamar mandi di luar, 1 dapur.
Peletakan perabotan : 5 kursi diletakkan di ruang tamu, di pojok
sebelah pintu diletakkan mesin jahit ibu
S. Tempat tidur anak E terletak
bersebelahan dengan almari di kamar
anak E.
Jenis septic tank : tidak memiliki, karena BAB keluarga di
sungai.
Sumber air minum : Air sumur
Sistem Pendukung dan Jaringan Sosial Keluarga (eco map):

Tetangga (ibu S)

Tempat bekerja

Keluarga besar ibu S

Ibu S (39 th)


Kelompok pengajian Bpk T (37th)

Teman-teman sekolah

An.E ( 5 th)

IV. STRUKTUR KELUARGA


21. Pola Komunikasi Keluarga : ibu S menyampaikan bahwa anak E senang
bercerita tentang temannya di sekolah dan ibu S menanggapinya dengan
senang, bertanya tentang dapat tugas apa di sekolah, bagaimana tadi
sekolahnya, dan sebagainya. Namun kadang kala ibu S pernah marah mana kala

21
anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu yang menurut ibu S tidak bisa
memenuhinya. Di dalam keluarga tersebut juga ada adik kandungnya yang
bernama Tn. Su. Komunikasi ibu S dengan Tn. Su tidak begitu terbuka atau
jarang berkomunikasi dengan alasan Tn. Su malu untuk berbicara apalagi
masalah pribadinya. Tn. Su sering keluar bersama temannya dengan alasan
bosan di rumah (penuturan ibu S). Dari penuturan ibu S, biasanya adiknya
kalau ada masalah dia suka diam, menyendiri dan wajahnya terlihat sedih atau
cemberut dan ibu S memancing pengakuan dari Tn. Su dengan cara bertanya
kenapa kok terlihat sedih, pucat, cemberut. Namun dari sikap Tn. Su yang
kurang terbuka ini ibu S tidak mempermasalahkannya karena ada teman-
temannya yang Tn. Su ajak untuk berdiskusi terhadap masalahnya.
22. Struktur Kekuasaan Keluarga: Ibu S pemegang keputusan terakhir dalam
keluarga selama suaminya Bp. T lama tidak pulang sehingga dia yang menjadi
kepala keluarga. Adiknya pun juga nurut saja tanpa banyak komentar terhadap
keputusan ibu S (dari penuturan ibu S).
23. Struktur Peran :
a. Ibu S berperan sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga, pencari
nafkah, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur rumah
tangga.
b. Anak E berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur keluarga
dengan gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
c. Sukirman tidak mempunyai peran yang sangat penting didalam keluarga ibu
S karena statusnya hanya anggota keluarga tambahan.
24. Nilai dan Norma Budaya:
Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain, menghormati
orang yang lebih tua, dan lainnya. Anak E kadang kala mendapat cubitan dan
jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain dengan teman-temannya.

V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afeksi : ibu S mengatakan bahwa Anak E pernah mengungkapkan
perasaannya pada saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan merengek-

22
rengek saat minta dibelikan susu, minta jalan-jalan ke alun-alun (dari penuturan
ibu S).
26. Fungsi Sosialisasi : Ibu S menyekolahkan anak E ke sekolah formal dan
diperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan anak S juga sering bermain di
rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-temannya kecuali pada malam
hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman ibu S) (hasil pengamatan dan
penuturan ibu S).
27. Fungsi perawatan keluarga: keluarga ibu S. mengatakan bahwa keadaan
kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan secara
rutin. Meski masih sering batuk-batuk namun sudah tidak seperti beberapa
bulan yang lalu. Meski penghasilan per bulan hanya Rp 200.000 per bulan
namun Ibu. S masih merasa mampu biayai kebutuhan keluarga. Menu makanan
tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman belakang atau berbelanja,
lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika terjadi
gangguan kesehatan, ibu S langsung membawanya ke puskesmas Karangpetir.
28. Fungsi reproduksi : ibu S mengatakan dari dulu tidak punya kelainan
reproduksi. Anak E juga dilahirkan secara normal. Ibu S tidak pernah
mengalami keguguran.
29. Fungsi Ekonomi : ibu S mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya
ibu S menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan ibu S).

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


30. Stressor jangka pendek : ibu S mengatakan kadang anak E merengek atau
bahkan menangis minta dibelikan susu, baju baru, ataupun jalan-jalan ke
alun-alun. Namun oleh ibu S dibiarkan saja dengan alasan itu hanya
keinginan sesaat anak E dan lebih baik uangnya dipakai untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari.
31. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit terutama setelah
Bp. T pergi kerja ke Bali dan lama tidak pulang sehingga ibu S harus
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama anaknya.

23
Ibu S mengatakan gaji yang didapat sebagai seorang penjahit hanyalah Rp.
200.000/bulan dan itu sangat kurang. Penyakit TBC yang sudah lama
dideritanya dianggap biasa olehnya sudah jarang kambuh.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : ibu S sangat mampu dan
sabar dalam menghadapi masalah yang muncul di dalam keluarganya. Ibu S
mengatakan bahwa manusia hidup pasti ada masalah. Namun kita harus
menghadapi itu dengan penuh kesabaran. Apalagi masalah ekonomi yang
sangat minimal sekali. Ibu S jarang mengeluh saat kesulitan keuangan dan
tidak pernah bersikap kasar terhadap anak S karena masalah yang
dipikirkannya.
33. Strategi koping yang digunakan : menurut ibu S koping yang digunakan
untuk membantu meringankan masalah ekonomi adalah menjual sayuran
yang ditanam di belakang rumahnya. Selain itu menjual ayam dan telurnya
serta menerima jahitan di rumah.
34. Strategi adaptasi disfungsional : ibu S mengatakan tidak ada perilaku yang
menyimpang dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah yang ada
dihadapi dengan sabar.
VII. Hasil Pengkajian Fisik
No Pemeriksaan Ibu S Anak E
Fisik
1 Keluhan saat ini  Kadang batuk  Tidak ada keluhan
2 Kepala  Rambut hitam  Rambut hitam
 Mata bersinar  Mata bersinar
 Warna kulit muka sawo  Warna kulit muka sawo
matang. matang.
 Bibir kecokelatan  Bibir kecokelatan
 Lidah merah muda, permukaan  Lidah merah muda,
berbintik. permukaan berbintik.
 Gigi bersih.  Gigi bersih.
3 Leher  Tidak ada pembengkakan  Tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid. kelenjar tyroid.
 Teraba denyutan vena  Teraba denyutan vena
jugularis. jugularis.
4 Thorax  Suara nafas vesikuler.  Suara nafas vesikuler.
 Perbandingan diameter  Perbandingan diameter

24
anteroposterior: transversal= anteroposterior: transversal=
1:2 1:2
5 Abdomen  Inspeksi, perkusi,  Inspeksi, perkusi,
palpasi: tidak ada pembesaran palpasi: tidak ada
organ. pembesaran organ.
 Warna kulit kecokelatan.  Warna kulit
 Terdengar bising usus. kecokelatan
 Terdengar bising usus.
6 Ekstremitas atas  Tangan kanan dan kiri  Tangan kanan dan kiri
simetris. simetris.
 Teraba arteri brakhialis.  Teraba arteri
 Warna kulit kecokelatan. brakhialis.
 Tidak menderita  Warna kulit
kelumpuhan (kekuatan otot kecokelatan
baik)  Tidak menderita
kelumpuhan (kekuatan otot
baik)
7 Ekstremitas  Kaki kanan dan kiri  Kaki kanan dan kiri
bawah simetris. simetris.
 Warna kulit kecokelatan.  Warna kulit
 Tidak menderita kecokelatan
kelumpuhan (kekuatan otot  Tidak menderita
baik) kelumpuhan (kekuatan otot
baik)

VIII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN


KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah: Ibu S mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti ada
masalah dan harus diatasi dengan sabar.
b. Harapan terhadap masalah: harapan Ibu S kedepannya yaitu membahagiakan anak.

25
ANALISA DATA

No. Data Masalah/Dia Kemungkinan Diagnosa


gnosa Penyebab keperawatan
1. Tahap I Resiko Keluarga tidak Resiko penularan
DS : terjadinya mampu infeksi (penyakit)
- Ibu S, air limbah infeksi memodifikasi pada anak E
dibiarkan mengalir di (penularan lingkungan rumah berhubungan dengan
selokan di sekitar rumah. penyakit) untuk menyelesaikan ketidakmampuan
- Ibu. H mangatakan permasalahan keluarga
kandang ayam berada di lingkungan disekitar memodifikasi
dalam rumah rumah lingkungan rumah
- Menurut keluarga, untuk menyelesaikan
kandang ayam seharusnya permasalahan
berada di luar. Tetapi lingkungan disekitar
tidak ada biaya untuk rumah (paparan agen
membuat kandang. infeksi, kondisi hidup
- kamar anak E kurang bersih)
berdekatan dengan kamar
Ibu S dan kandang ayam
DO:
- Tidak terdapat

26
Jendela kamar di
kamar ibu S.

- Lingkungan tidak
layak ( kandang
hewan di sekitar
rumah).

- air kotor di buang di


selokan.
- Sanitasi rumah buruk
- ventilasi kurang,
tembok dari bambu.
Tahap II
Keluarga tidak mampu
memelihara atau
memodifikasi lingkungan
yang sehat.
2. Tahap I Perubahan transisi peran Perubahan
DS : penampilan sebagai single parent penampilan peran
- Ibu S mengatakan peran keluarga terutama ibu
hanya merawat Anak E S berhubungan
sendirian. dengan transisi peran
- Ibu S mengatakan, sebagai single parent
kurangnya perhatian yang
diberikan kepada anak E
- ibu S merasa kesulitan
saat anak E berkata
kangen dengan bapaknya
(Bp. T)
DO:
- Ibu S hanya

27
lulusan SD

- Anak E
Berpisah dengan
bapak T sejak
balita

- Perhatian dari
ayah kurang
kepada anak E.

- Ibu S tidak
memperhatikan
kebersihan anak E
setelah bermain
(cuci tangan, kuku
kotor)

- Anak E malu
saat ditemui orang
lain

Tahap II
Ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal
dampak situasi pada
perubahan peran

3. Tahap I Kerusakan Ketidaksanggupan Kerusakan


DS : penatalaksan mengambil penatalaksanaan
- ibu S menyatakan bahwa aan keputusan pemeliharaan rumah
rumahnya masih butuh pemeliharaan berhubungan dengan

28
perbaikan rumah ketidakmampuan
- ibu S mengatakan akan Keluarga menentukan
memindahkan kandang keputusan yang tepat
ayam untuk menangani
- ibu S menyatakan masalah pemeliharaan
menyewakan rumahnya rumah keluarga
yang satunya

DO :
- Rumah berdebu
- Lantai dari semen
- kandang dan rumah
hanya berbatasan dengan
dinding bamboo

Tahap II
Ketidak mampuan
keluarga dalam
mengambil keputusan
(salah mengambil
keputusan)
Ibu S tidak mengerti
mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah

PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Keperawatan:
Resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan rumah untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan

29
disekitar rumah (paparan agen infeksi, kondisi hidup kurang bersih)
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
.
1. Sifat masalah 1 3/3x1=1/3 Ibu S menyadari keadaan
Aktual = 3 kesehatannya sekarang ini dapat
mengakibatkan anak E tertular
penyakitnya.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keadaan kesehatan ibu S yang
masalah diubah menderita TB paru ini dapat
Sebagian = 1 diubah dengan cara melakukan
pengobatan ke puskesmas
Karangpetir.
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Proses pengobatan secara berkala
dicegah dan teratur serta interaksi yang
Cukup = 2 diperhatikan dapat
meminimalkan penularan
penyakit.
4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah sangat dirasakan ada
masalah dan memerlukan penanganan
Masalah ada dan untuk menghindari dampak
perlu ditangani=2 lainnya.
Jumlah 3

Diagnosa keperawatan :
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
Keluarga menentukan keputusan yang tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah
keluarga
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
.
1. Sifat masalah 1 3/3x1=1/3 Kandang ayam yang terletak
Aktual = 3 tepat di samping rumah
menjadikan ancaman dalam
munculnya penyakit yang lain

30
misalnya flu burung.

2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Perlunya kesadaran ibu S untuk


masalah diubah segera memindahkan letak
Sebagian = 1 kandang ayam di belakang
rumah.
3. Potensial masalah 1 1/3x1=1/3 Biaya untuk membuat kandang
dicegah ayam yang baru masih belum
Rendah = 1 mencukupi.
4. Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Ancaman dirasakan ada tetapi
masalah keluarga merasa ada hal yang
Masalah ada dan lebih penting untuk terlebih
tidak perlu segera dahulu diselesaikan.
ditangani=1
Jumlah 2.16

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan penampilan peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
No
.
1. Sifat masalah 1 1/3x1=1/3 Ibu S sudah mulai terbiasa
Krisis = 1 dengan peran gandanya sebagai
single parent sejak kepergian Bp.
T.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Peran orang tua yang sesuai
masalah diubah untuk mendapatkan pertumbuhan
Sebagian = 1 anak yang baik diharapkan oleh
ibu S pada bagi E untuk
memberikan perhatian penuh
pada anak E.
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Masalah sudah lama berlangsung

31
dicegah sekitar 5 tahun. Kehadiran Bp. T
Cukup = 2 sudah tidak diharapkan lagi
sehingga membuat ibu S semakin
mantap untuk menyandang status
sebagai single parent.
4. Menonjolnya 1 0/2x1=0 Dalam perubahan perannya ibu S
masalah tidak mengalami kesulitan dalam
Masalah tidak mengasuh dan memberikan
dirasakan = 0 perhatian yang penuh pada anak
E.
Jumlah 2

Diagnosa keperawatan keluarga bersadarkan prioritas :


Dari hasil penghitungan maka dapat disusun diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
pada keluarga ibu S :
1. Resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen infeksi, kondisi hidup
kurang bersih)

2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan


ketidakmampuan Keluarga menentukan keputusan yang tepat untuk menangani
masalah pemeliharaan rumah keluarga

3. Perubahan penampilan peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

32
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S

No Dignosa Tujuan Tujuan khusus Kriteria Standar intervensi


keperawatan umum
1 Resiko terjadinya Setelah Setelah
infeksi (penularan dilakukan pertemuan 4 x
penyakit) pada asuhan 60 menit dapat
keluarga ibu S keperawatan menunjukkan :
khususnya pada maka 1. Keluarga Respon Langkah awal 1.1.1 Berikan penjelasan
anak E keluarga akan mampu verbal yang dilakukan pada keluarga
berhubungan menunjukkan mengenal yaitu memberikan mengenai masalah-
dengan kemampuan masalah informasi tentang masalah yang dapat
ketidakmampuan dalam dalam masalah yang ditimbulakan dari
keluarga memodifikasi memodifikas dapat ditimbulkan tata lingkungannya
memodifikasi lingkungan i lingkungan dalam tata
lingkungan rumah rumah. lingkungan
untuk
menyelesaikan
permasalahan
lingkungan 2. Keluarga Respon Sikap ibu S untuk 2.1.1 dukung keluarga

33
disekitar rumah mampu verbal melakukan untuk mengambil
(paparan agen memutuskan perubahan pada keputusan dalam
infeksi, kondisi untuk tata ruang rumah melakukan perubahan tata
hidup kurang melakukan ruang rumah.
bersih) perubahan
tata ruang
rumah
3. Keluarga Demonst Kesehatan yang 3.1.1 Lakukan konsultasi
mampu rasikan harus segera pada keluarga khususnya
memberikan disembuhkan ibu S tentang pemindahan
dukungan sebagai kandang ayam.
positif pada pendukung untuk 3.1.2 instruksikan pada
ibu S untuk segera keluarga untuk menjaga
segera memindahkan hygiene pribadi untuk
memindahka kandang ayam melindungi tubuh terhadap
n kandang infeksi
ayam ke
belakang
rumah

34
4. Keluarga Demonst Status kesehatan 4.1.1 Anjurkan kepada
mampu rasikan pada keluarga ibu keluarga untuk
menciptakan S dapat membersihkan lingkungan
lingkungan ditingkatkan dengan benar
yang dengan adanya
mendukung lingkungan yang
peningkatan nyaman dan
status bersih
kesehatan
keluarga.

5. Keluarga Demonst Pelayanan 5.1.1 anjurkan keluarga


mampu rasikan kesehatan sangat khususnya pada ibu S ke
menggunaka memperhatikan puskesmas untuk selalu
n fasilitas faktor-faktor yang mengontrol kesehatannya
kesehatan mendukung dan menanyakan tentang
yang ada kesembuhan ibu S faktor lingkungan yang
untuk dapat mengganggu status
melakukan kesehatan keluarganya.

35
konsultasi
tentang
pengaruh
tata ruang
terhadap
pemeliharaa
n kesehatan
keluarga
2 Perubahan Setelah Setelah
penampilan peran dilakukan dilakukan
keluarga terutama asuhan pertemuan 4x60
ibu S keperawatan menit, keluarga
berhubungan Ibu S mampu menunjukkan:
dengan menjalankan 1. Keluarga Respon Keluarga dapat 1.1.1 Bantu keluarga
ketidakmampuan perannya mampu verbal menyebutkan mengenal masalah
keluarga merawat sebagai single mengenal adanya kesulitan 1.1.2 Diskusikan dengan
anggota keluarga parent dampak dalam melakukan ibu S mengenai rasa
yang sakit situasi pada peran yang baru tidak menerima
perubahan kondisi bahwa ibu S
peran melakukan peran

36
ganda
2. Keluarga Respon Ibu S tidak 2.1.1 Ajarkan perilaku
mampu verbal membutuhkan baru yang
memutuskan bantuan orang dibutuhkan oleh ibu
untuk lain dalam S untuk memenuhi
melakukan mengasuh anak E suatu peran.
peran ganda Anak E menjadi
motivator bagi
ibu S untuk
menyemangati
kembali hidup

3. Keluarga redemon Ibu S mampu 3.1.1 bantu ibu S dalam


mampu strasi menjalankan mengidentifikasi
meberikan perannya dengan kekuatan diri
support pada baik 3.1.2 bantu ibu S dalam
dirinya dalam mengidentifikasi
pengasuhan berbagai peran
anak E dalam hidup.

37
4. Keluarga Redemo Dengan 4.1.1 beri penjelasan pada
mampu nstrasika menggunakan ibu S tentang peran yang
memenuhi n fasilitas kesehatan harus dilakukan sebagai
harapan ibu S dapat single parent
peran berkonsultasi 4.1.2 fasilitasi diskusi
tentang masalah tentang adaptasi peran
perannya

redemon 5.1.1 Beri penjelasan


5. Keluarga
strasi pada keluarga
dapat
tentang fungsi
menggunaka
fasilitas dan
n fasilitas
pelayanan
pelayanan
kesehatan yang
kesehatan
dapat digunakan.
sebagai
5.1.2 Diskusikan tentang
sarana untuk
pelayanan yang ada
memutuskan
sebagai tempat
masalah
untuk mendapatkan
solusi masalah

38
peran keluarga.

3 Kerusakan Setelah Setelah


penatalaksanaan dilakukan pertemuan 4x60
pemeliharaan asuhan menit dapat
rumah keperawatan menunjukkan:
berhubungan keluaraga 1. Keluarga Respon Ibu S mampu 1.1.1 Bantu keluarga
dengan akan mampu verbal mengidentifikasi mengenal masalah
ketidakmampuan mengerti cara mengenal adanya ancaman 1.1.2 Tingkatkan status
Keluarga memelihara masalah dalam lingkungan pendidikan keluarga
menentukan rumah pemeliharaa rumah dengan memberikan
keputusan yang n rumah pendidikan pada
tepat untuk keluarga tentang
menangani rumah sehat dan
masalah tata ruang rumah
pemeliharaan yang baik
rumah keluarga
2. Keluarga Respon Tata ruang yang 2.1.1 Bantu keluarga

39
mampu verbal buruk dapat dalam memutuskan
memutuskan menyebabkan tindakan
tindakan berbagai penyakit keperawatan
yang tepat dan mengurangi 2.1.2 Bantu keluarga
untuk kenyamanan mengidentifikasi
mengatur keuntungan dan
lingkungan kerugian dalam
rumah pengambilan
keputusan
3. Keluarga Respon Ibu S dapat 3.1.1 Kaji kemampuan
mampu verbal memindahkan anggota keluarga
melakukan kandang ayam ke dalam
tindakan halaman belakang memodifikasi
modifikasi dan membuat WC lingkungan
dengan tepat supaya yidak 3.1.2 Jelaskan tentang
BAB di sungai perubahan yang bisa
terjadi setelah
memodifikasi
lingkungan.
4. Keluarga redemon Penataan ruang 4.1.1 Ajarkan dan

40
mampu strasikan rumah yang baik demontrasikan cara
menciptakan dapat modifikasi
lingkungan menciptakan lingkungan rumah.
yang bersih lingkungan yang 4.1.2 Bantu keluarga
dan nyaman nyaman dan dalam menciptakan
bersih lingkungan yang
sehat

5. Keluarga redemon Dengan 5.1.1 Beri penjelasan


dapat strasikan menggunakan pada keluarga
menggunaka fasilitas kesehatan tentang fungsi
n fasilitas seperti puskesmas fasilitas dan
kesehatan dapat membantu pelayanan
yang ada memberikan kesehatan yang
untuk masukan untuk dapat digunakan.
mendapatka mengatur tata 5.1.2 Diskusikan tentang
n informasi ruang rumah yang pelayanan yang ada
tentang sehat dan sebagai sebagai tempat
penatalaksan tempat rujukan rujukam keluarga
aan rumah jika ada anggota bila ada yang sakit.

41
dan sebagai keluarga yang 5.1.3 Kaji kemampuan
tempat sakit keluarga dalam
rujukan penentuan
pelayanan
kesehatan yang
tepat.

42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI TANDA EVALUASI
KEPERAWATAN TANGAN
10/12/2009 Resiko terjadinya infeksi 1.1 Memberikan penjelasan pada ibu S S: Ibu S mengatakan
(penularan penyakit) pada mengenai masalah-masalah yang ingin segera
keluarga ibu S khususnya dapat ditimbulkan dari tata memindahkan kandang
pada anak E berhubungan lingkungannya --------------------- ayamnya ke belakang
dengan ketidakmampuan rumah
keluarga memodifikasi
lingkungan rumah untuk 1.2 memberikan dukungan keluarga O: sudah ada kerangka
menyelesaikan untuk mengambil keputusan dalam kandang ayam di
permasalahan lingkungan melakukan perubahan tata ruang belakang rumahnya
disekitar rumah (paparan rumah---------------------------------------
agen infeksi, kondisi hidup A: Masalah
kurang bersih) 1.3 mendiskusikan dengan keluarga pembiayaan yang
tentang pemindahan kandang ayam--- belum ada

1.4 Menganjurkan keluarga untuk P: Lakukan diskusi


menjaga hygiene pribadi untuk dengan keluarga cara
melindungi tubuh terhadap infeksi untuk segera

43
mendapatkan biaya
tersebut
1.5 Menganjurkan keluarga khususnya
pada ibui S ke puskesmas untuk selalu
mengontrol kesehatannya dan keluarga
untuk menjaga hygiene pribadi untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi----

12/12/2009 Perubahan penampilan peran 1.1 Kembali mengkomunikasikan S: Ibu S mengatakan


keluarga terutama ibu S mengenai perasaan yang dirasakan sudah mulai melupakan
berhubungan dengan oleh ibu S--------------------- - Bp. T dan
ketidakmampuan keluarga kehadirannya sudah
merawat anggota keluarga 1.2 Mengajak ibu untuk mengenal lebih tidak diharapkan lagi.
yang sakit jauh masalah yang sedang dihadapi
O: Ibu S terlihat lebih
1.3 Membantu ibu S dalam tenang namun matanya
mengidentifikasi kekuatan diri sedikit berkaca-kaca
-------------------
A: Masalah mulai
1.4 beri penjelasan pada ibu S tentang dapat diselesaikan

44
peran yang harus dilakukan sebagai
single parent ---------------- P: Lanjutkan diskusi
dengan keluarga
1.5 Memberikan dukungan pada ibu S mengenai perannya
agar dapat menjalani perannya
dengan baik-------------------

13/12/2009 Kerusakan penatalaksanaan 1.1 Membantu keluarga mengenal S: ibu S menyatakan


pemeliharaan rumah masalah -------------------- bahwa rumahnya
berhubungan dengan 1.2 Meningkatkan status pendidikan masih butuh
ketidakmampuan Keluarga keluarga dengan memberikan perbaikan dan akan
menentukan keputusan yang pendidikan pada keluarga tentang memindahkan
tepat untuk menangani rumah sehat dan tata ruang rumah kandang ayam ke
masalah pemeliharaan yang baik --------------------- belakang rumah
rumah keluarga 1.3 Kaji kemampuan anggota
keluarga dalam memodifikasi O: Rumah berdebu
lingkungan - Lantai dari semen
1.4 Ajarkan dan demontrasikan cara - kandang dan rumah
modifikasi lingkungan rumah ------ hanya berbatasan

45
1.5 Diskusikan tentang pelayanan yang dengan dinding bambu
ada sebagai tempat rujuka keluarga
bila ada yang sakit --------- A: Masalah belum
selesai karena
keterbatasan biaya tapi
ada kemauan dari
keluarga

P: anjurkan untuk
segera melakukan
tindakan

46
BAB 4. PEMBAHASAN

Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan di area kerja Puskesmas Karangpetir


dengan keluarga binaan ditentukan oleh petugas puskesmas. Keluarga binaan yang
ditunjuk oleh Puskesmas adalah keluarga ibu S, dengan anggota keluarga anak S.
Pembagian mahasiswa sesuai dengan tanggung jawab tiap langkah asuhan
keperawatan keluarga seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi
oleh dosen pembimbing seharusnya dilakukan minimal 3 kali sesuai dengan kontrak
program mata kuliah asuhan keperawatan keluarga
Pengaplikasian teori keperawatan keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai
dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga
mampu melakukan 5 tugas kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu
memutuskan tindakan kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut,
diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status
kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
Pengkajian keluarga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan sesuai dengan
kesepakatan dengan keluarga ibu S. Dalam proses pengkajian, keluarga ibu S sangat
kooperatif. Setiap pertanyaan yang diberikan oleh pengkaji dijawab dengan baik oleh
ibu S dan pernyataan ibu S disampaikan secara jelas. Pengkajian terhadap keluarga
dilakukan selama dua kali pertemuan sedangkan pengkajian terhadap individu selama
1 kali pertemuan. Pendekatan yang diguanakan mahasiswa dalam melaksanakan
praktik klinik keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan
menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat
tinggi untuk menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Perumusan diagnosa keparawatan dianalisis berdasarkan dari hasil pengkajian
terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, yang bersifat actual,
resiko atau kesejahteraan, dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan
kemampuan dan sumber daya keluarga. Perumusan diagnosa yang disepakati oleh
keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah
untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen
infeksi, kondisi hidup kurang bersih), kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menentukan keputusan yang
tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah keluarga, perubahan penampilan
peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
Perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan secara
beruntun dikarenakan menyesuaikan jadwal keluarga dan kelompok. Setelah
penyusunan perencanaan dilakukan oleh kelompok meliputi penyusunan prioritas,
penetapan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi
keluarga ditetapkan selanjutnya adalah pelaksanaan asuhan. Intervensi dilaksanakan
oleh kelompok dengan melibatkan keluarga ibu S yang dilaksanakan sesuai dengan
jadwal pertemuan yang telah disepakati. Tidak terdapat kendala berarti selama
pelaksanaan asuhan keperawatan.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas
perawatan keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.
Pada tahapan evaluasi, kelompok melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing
untuk dilakukan supervisi masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan
memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.

45
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga dapat memberikan data
yang sesuai untuk permasalahan kesehatan keluarga

b. Diagnosa keperawatan keluarga ditentukan bersama-sama dengan keluarga


sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
c. Penyusunan perencanaan dilakukan dengan menentukan prioritas, menetapkan
tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keluarga

d. Tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang telah ditentukan


dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat,
dan pemerintah
e. Evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan secara sumatif dan
formatif terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, menggunakan SOAP
secara operasional.
5.2 Saran
a. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya
sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
b. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk
didalamnya adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung
dengan baik.

46
DAFTAR PUSTAKA

__________ 2008. Asuhan Keperawatan Tuberculosis


(TBC).http://www.indonesianursing.com [didownload tanggal 13 desember
2009]
Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Kautsar. 2008. Penyakit TBC Perlu Dikenali Bukan Ditakuti. http://www.
kautsarku.wordpres.com [didownload tanggal 13 desember 2009]
Piogama. 2009. Mengatasi TBC Dengan Pengobatan yang Sesuai.
http://www.piogama.ugm.ac.id [didownload tanggal 13 desember 2009]

47
LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. ( Price and Wilson, 2000 )
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzer and Bare,2000)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi atau
resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)

ETIOLOGI
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel
beta pancreas disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah
sebagai jaringan asing.
48
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui .
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin . Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan yaitu :

Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
Obesitas
Riwayat Keluarga
Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes
tipe II disbanding dengan golongan Afro-Amerika
( Smeltzer and Bare, 2000 )

KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :
Diabetes mellitus
DM tipe 1 (tergantung insulin)
DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)
Gemuk
Tidak gemuk
DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
Penyakit pancreas
49
Hormonal
Obat atau bahan kimia
Kelainan reseptor
kelainan genital dan lain-lain
Toleransi glukosa terganggu
Diabetes Gestasional
(Suyono, et al 2001)

PATHOFISIOLOGI DAN PATHWAYS


Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa

yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel

hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar

glukosa darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan

metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi.

Empat perubahan itu adalah :

Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang


Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah
ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak
(Long ,1996 )

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel

beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak

50
terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam

darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa

muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam

urine disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat

kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli

uri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme

protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga

mengalami peningkatan selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan

kalori.gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan

Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu

resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai

dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk

menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin

berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit

meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan

kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi

glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat

berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti

kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh,

infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi )

( Smeltzer and Bare, 2000)


51
TANDA DAN GEJALA
 Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1
 Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan keadaan
katabolis
 Kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2
 Dieuretik ostomotik yan disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput lendir, dan
kekencangan kulit buruk
 Pada Ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemik, dehidrasi
berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok
 Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan dan
selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak
(Paramita, 2011)

 Gejala klasik :
 Poliuri
 Polidipsi
 Polifagi
 Penurunan Berat Badan
 Lemah
 Kesemutan, rasa baal
 Bisul / luka yang lama tidak sembuh
 Keluhan impotensi pada laki-laki
 Keputihan
 Infeksi saluran kemih
(Suyono, et al 2001)

52
KOMPLIKASI
Akut
Ketoasidosis diabetik
Hipoglikemi
Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti
peningkatan rebound pada pagi hari )
Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara
jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar
glukosa pada pagi hari )
Komplikasi jangka panjang
Makroangiopati
 Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
 Penyakit vaskuler perifer
 Stroke
Mikroangiopati
 Retinopati
 Nefropati
 Neuropati diabetik
(Price and Wilson, 2000)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu

53
nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim
glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam
urin.
(Carpenito, 2011)

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi komplikasi vaskuler
serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada
pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu diet,
latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan kesehatan.

Penatalaksanaan diet

Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.
Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin, mineral
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
Memenuhi kebutuhan energi
Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman
dan praktis.
Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Latihan fisik
54
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Latihan
akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan
tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
Terapi
Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
Obat oral anti diabetik
Sulfonaria
Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
Biguanid
Metformin 500 mg
Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :
Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat,
pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene umum )
Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat
(Smeltzer and Bare, 2000)

55
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi,
koma, penurunan kekuatan otot
Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Ansietas, peka rangsang
Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa / karbohidrat
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi

56
abdomen
Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah
(nafas aseton ).
Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan penglihatan,
disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa
lalu ), kacau mental, reflek tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-
otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
,demam, diaphoresis
Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina.
Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi
insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan
cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan

57
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi
lekosit, perubahan sirkulasi
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat
kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi
pengobatan

I. DAFTAR PUSTAKA

1. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta :


EGC ; 2001
2. Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process
approach. Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK
Padjajaran; 1996
3. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical –
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000
(Buku asli diterbitkan tahun 1996)
4. Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U.
Jakarta: EGC; 2001
5. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease
processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 2000
6. Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans:
Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa:
Kariasa, I.M. Jakarta: EGC; 1999 (Buku asli diterbitkan tahun 1993)
7. Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2001

58
BAB III
TINJAUAN KASUS

IDENTITAS KELUARGA

1. DATA DASAR

a. Kepala Keluarga

1) Nama : Ny. S

2) Umur : 56 tahun

3) Jenis Kelamin : Perempuan

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : SD

6) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

7) Alamat : Watuagung RT 01/02

b. Komposisi Keluarga

N B. UMU Jenis Hubungan


Nama Agama Pendidikan Pekerjaan
O R Kelamin dengan KK
1 Ny. S 83 th Perempuan Islam Ibu Ny. S Tidak sekolah -
2 Tn. A 25 th Laki-laki Islam Anak SMP Wiraswasta
3 An. D 7 th Perempuan Islam Cucu SD Pelajar

59
c. Genogram

1976
Stroke

Ny. S
56 th DM

1992

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Menikah

: Tinggal Serumah

d. Tipe Keluarga

60
Keluarga klien merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari ibu, anak,
dan cucu.

e. Latar Belakang Budaya

Suku keluarga Ny. S adalah suku Jawa, begitu pula anak dan cucunya.
Berkomunikasi sehari-hari antar keluarga menggunakan bahasa Jawa,
kebiasaan yang berpengaruh terhadap kesehatan tidak ada. Struktur
keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional dalam masyarakat
yang berpengaruh pada keluarga yaitu suku Jawa, karena di masyarakat
tempat keluarga tinggal mayoritas suku Jawa. Keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan modern yaitu rutin memeriksakan kesehatan ke tempat
pelayanan kesehatan/Puskesmas.

f. Identifikasi Agama

Agama yang ada di keluarga Ny. S yaitu agama Islam, di dalam keluarga

tidak ada perbedaan agama, antara anggota keluarga terlihat taat dalam

menjalankan ibadahnya dan dalam keluarga agama dijadikan sebagai

dasar keyakinan dalam kehidupan.

g. Rekreasi Keluarga

Dalam keluarga Ny. S pernah melaksanakan reksreasi ke tempat wisata

(pantai, taman). Selama ini, Ny. S rekreasi 4 bulan sekali dibiayai oleh

lurah/kepala desa.

61
Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat kesehatan keluarga dalam 6 bulan terakhir

Pada 6 bulan terakhir ini Ny. S mengatakan menderita diabetes mellitus dari awal

Januari 2008. Ny. S mengatakan saat ini yang dirasakan adalah lutut, ngilu-ngilu,

saat lapar klien mengatakan keluar keringat dingin dan merasa ingin pingsan, Ny.

S bila makan nasinya lebih sedikit dari sayurnya, kencingnya biasa, penglihatan

baik. Untuk mengatasi keluhan ini Ny. S rutin memeriksakan diri ke Puskesmas

dan saat ini masih rutin minum obat glibenklamid 1 x 1, arthrifen dan B-komplek

3 x 1 diminum saat kaki terasa capek atau ngilu-ngilu. Sebelumnya Ny. S

mengatakan kurang mengerti tentang diit dan penyakit yang dideritanya. Saat

dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD: 130/80 mmHg, nadi: 78 x/menit,

suhu: 36,10C, respirasi: 20 x/menit, BB: 53 kg. Test urin negatif dan hasil terakhir

GDS Ny. S pada bulan Mei: 192 mg/dl, Juni: 209 mg/dl, dan Juli: 250 mg/dl.

Sebelumnya Ny. S mempunyai kebiasaan minum yang manis-manis (kopi). Diit

yang dilakukan Ny. S adalah hanya mengurangi porsi makan dan menghindari

mengkonsumsi makanan yang manis-manis.

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
1 Keadaan umum Baik Baik Baik Baik
- TD 130/80 mmHg 130/90 mmHg - 120/80 mmHg
- Nadi 78 x/menit 80 x/menit 90 x/menit 80 x/menit
- Suhu 36,10C 36,30C 36,10C 36,50C
- TB 159 cm - - -
- RR 20 x/menit 22 x/menit 21 x/menit 20 x/menit
- Berat badan 53 kg - 16 kg -
- Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
- Tes urine Normal - - -
- LK perut 83 - - -

62
Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
- LK lengan 26 - - -
2 Kepala
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Kulit kepala Bersih Bersih Bersih Bersih
- Warna rambut Beruban Beruban Hitam Hitam
- Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Mata
- Penglihatan Jelas Kabur Jelas Jelas
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pupil Isokor Isokor Isokor Isokor
- Skela Anikterik Anikterik Anikterik Anikterik
- Konjungtiva Ananemis Ananemis Ananemis Ananemis
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Telinga
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pengeluaran Cairan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Ketajaman pendengaran Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
dengan baik dengan diulang dengan baik dengan baik
5 Hidung
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Polip Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6 Mulut
- Mukosa bibir Lembab Lembab Lembab Lembab
- Gigi Caries Caries/ompong Tidak caries caries
- Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih
7 Leher
- P.Kelenjar tonsil Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Peningkatan tekanan vena Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
jugularis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8 Paru
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Suara nafas Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
9 Abdomen
- Bentuk dada Simetris Simetris Simetris Simetris
- Turgor Elastis Tidak elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Asites Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Pemb. Hepar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 Ektremitas

63
Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
- Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Capillary refill <3 detik <3 detik <3 detik <3 detik
- Sianosis tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- Kaki Normal Normal Normal Normal
- Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5

Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ny. S saat ini adalah tahap keluarga dengan
usia dewasa (pelepasan) karena anak-anaknya sudah menikah dan hanya
tinggal satu anak bungsu (Tn. A) yang belum menikah dan tinggal bersama
Ny. S

2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi

Menurut keluarga selama ini tugas perkembangan dapat terpenuhi dengan


baik meskipun selama ini yang mencari nafkah adalah anaknya atau dibantu
anaknya. Tetapi ada tugas-tugas perkembangan yang belum terpenuhi yaitu
menikahkan anak bungsunya dan meningkatkan keakraban dengan pasangan
karena suami Ny. S tidak ada.

3. Riwayat keluarga inti

Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga

Ny.S mengatasinya dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah

yang ada dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah anak laki-

lakinya yang nomor 2. Keluarga Ny. S mengatakan mampu menyelesaikan

masalah keluarganya sendiri.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


64
Dalam keluarga Ny. S sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit diabetes

mellitus seperti yang dialami Ny. S saat ini, orang tua Ny. S atau bapak Ny. S

meninggal karena stroke.

Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Status kepemilihan rumah adalah milik sendiri, tipe rumah permanen dengan lantai

semen dan dinding tembok, luas rumah 6 x 9 m2, jumlah ruangan terdiri dari 3

kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV/keluarga, 1 ruang dapur, dan setiap

ruangan mempunyai jendela yang setiap hari dibuka dan memiliki ventilasi yang

cukup. Perabot rumah tangga diletakkan sesuai pada tempatnya. Jenis WC yang

digunakan adalah bowel, dengan jarak septic tank  10 m dari sumber air dan

sumber air minum berasal dari sumur gali. Halaman dan pekarangan sekitar rumah

tampak kotor oleh sampah plastik dan daun-daunan.

2. Karakteristik komunikasi dan tetangga

Keluarga tinggal di daerah yang tidak jauh dari pusat kota, hubungan anggota

keluarga dengan tetangga sekitar baik, mayoritas penduduk petani dan aturan atau

norma dalam lingkungan daerah tempat tinggal Ny. S ditentukan bersama-sama

dengan jalan musyawarah.

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny. S tinggal di daerah tersebut sejak Ny. S masih kecil dan keluarga

tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal.

65
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga melakukan sosialisasi dengan masyarakat seperti setiap malam Jum’at

secara rutin mengikuti yasinan, dan setiap Selasa siang mengikuti kegiatan

pengajian ke masjid dan klien juga mengikuti kegiatan senam lansia setiap hari

Jum’at dan minggu, keluarga sangat akrab dengan lingkungan sekitar.

Struktur Keluarga

1. Pola dan proses komunikasi keluarga

Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga yaitu pola terbuka antara Ny. S

dan anaknya yang berusia 25 tahun dan ibunya Ny. S. Keluarga yang dominant

berbicara di rumah Ny. S, dalam berkomunikasi tidak ada masalah.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh anak ke-2 Ny. S dengan

jalan musyawarah untuk mencapai kesepakatan demi kepentingan keluarga.

3. Struktur peran

Keluarga tidak pernah mengeluh tentang peran masing-masing. Ny. S menjalankan

tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dan yang bertugas sebagai pencari nafkah

anaknya yang membantu Ny. S, semenjak Ny. S sakit diabetes mellitus dan

keluarga yang lain menjalankan perannya dengan baik.

4. Nilai atau norma dalam keluarga

Di dalam keluarga tidak ada kesepakatan yang mempengaruhi kesehatan, jika ada

66
keluarga yang sakit keluarga selalu membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa nyaman dengan keadaan

saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan tidak saling

memaksakan kehendak.

2. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik tidak

pernah ada pertengkaran dengan tetangga sekitar, kegiatan kemasyarakatan

yang diikuti oleh anggota keluarga Ny. S adalah pengajian yang

dilaksanakan Selasa siang dan yasinan setiap malam Jum’at dan Minggu.

3. Fungsi ekonomi

Setiap anggota keluarga tidak semua mempunyai penghasilan. Semenjak sakit,

Ny. S tidak diperbolehkan bekerja oleh anak-anaknya, yang mempunyai

penghasilan adalah Tn. A. dan dibantu oleh anak ke-2 Ny. S setiap bulan  Rp.

250.000 – Rp. 300.000, penghasilan tersebut belum digabung dengan penghasilan

Tn. A. Dengan uang dari pemberian anaknya tersebut, Ny. S mengatakan sudah

cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. S tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk

mengendalikan jumlah keluarga karena Ny. S sudah menopause. Pandangan keluarga terhadap pendidikan seks yaitu

67
keluarga menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus disesuaikan pada usia anak.

5. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan Keluarga dalam Bidang Kesehatan

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan


Keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan karena berkaitan dengan kehidupan dan apabila

salah satu anggota keluarga ada yang sakit, keluarga segera mengatasinya dengan membawa ke Puskesmas terdekat.

Namun, karena keterbatasan pendidikan, keluarga kurang mengerti tanda dan gejala, akibat lanjut serta perawatan bagi

penderita diabetes mellitus.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Ny. S mengatakan sudah  8 bulan menderita penyakit diabetes mellitus

dan tiap tanggal 24 setiap bulannya Ny. S rutin memeriksakan diri ke

Puskesmas untuk mengetahui perkembangan penyakit dan untuk

mendapatkan pengobatan yang sesuai. Keluarga selalu memberikan

dorongan kepada Ny. S untuk memeriksakan kesehatannya dan keluarga

merasa senang karena Ny. S selalu mengikuti apa yang dianjurkan oleh

keluarga.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Ny. S dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara merawat penderita

penyakit diabetes mellitus, Ny. S hanya mengetahui nama penyakit yang

dideritanya adalah kencing manis dimana Ny. S tidak boleh

mengkonsumsi banyak gula. Namun, keluarga Ny. S tidak mengetahui

bagaimana perjalanan penyakit, faktor penyebab dan cara merawat

anggota keluarga yang menderita penyakit diabetes mellitus. Ny. S hanya

tahu cara merawat penderita diabetes mellitus yaitu dengan memakai

sandal dan mengurangi porsi makan.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan


68
Keluarga kurang mengerti tentang manfaat dan pemeliharaan kebersihan lingkungan bagi kesehatan lingkungan luar rumah

yang kurang terawat banyak sampah plastik dan daun-daun, dalam rumah klien rapi, namun Ny. S tetap menjaga faktor

resiko yang menyebabkan terjadinya luka.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

dan juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu

tempat mendapatkan pelayanan kesehatan yang efisien. Keluarga percaya

terhadap petugas kesehatan sebagai pemberi pelayanan dengan sarana

fasilitas yang ada keluarga belum pernah mengalami pengalaman yang

kurang baik terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada

terjangkau oleh keluarga.

Masalah Kesehatan Spesifik

- Usia lanjut

Kegiatan sehari-hari Ny. Sym ibu dari Ny. S hanya tinggal di rumah saja dan

terkadang membantu Ny. S untuk membersihkan rumah. Sedang Ny. S selalu

mengikuti program kesehatan yang diadakan oleh Puskesmas misalnya senam

lansia, Ny. S selalu aktif mengikuti senam lansia setiap minggu 2 x (Jum’at dan

Minggu), Ny. S menderita diabetes mellitus sejak  8 bulan yang lalu.

Stress dan Koping Keluarga

1. Stress

Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, tidak terdapat permasalahan dalam anggota

keluarga kecuali Ny. S yang mengalami permasalahan yaitu menderita penyakit

diabetes mellitus sejak  8 bulan yang lalu.

69
2. Koping

Dalam keluarga Ny. S apabila ada permasalahan diselesaikan secara bersama-sama

seperti yang sedang dialami saat ini yakni anak-anak Ny. S selalu memberi

dorongan dan semangat terhadap Ny. S untuk selalu berobat ke Puskesmas atau

pelayanan kesehatan.

Harapan Keluarga

Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yaitu dapat memberikan pelayanan

yang lebih baik pada masyarakat.

Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1 Ds:

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit Kurang pengetahuan Ketidakmampuan


diabetes mellitus (pengertian, tanda, gejala, keluarga tentang keluarga dalam mengenal
akibat lanjut dan pengobatan atau perawatan) penyakit diabetes penyakit diabetes
- Ny. S mengatakan kurang begitu mengerti mellitus di keluarga Ny. mellitus
tentang diit penderita diabetes mellitus. S khususnya pada Ny. S
- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih
sedikit dan sayurnya banyak.
- Ny. S mengatakan takut dan stres setelah
mengetahui terkena penyakit diabetes mellitus.
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang
penyakit diabetes mellitus penyakit keturunan.
DO:

- Klien terlihat menggelengkan kepala saat


ditanya penyakit diabetes mellitus (pengertian,
penyebab, dan perawatannya).
2 DS: Resiko hipoglikemia Ketidakmampuan
penyakit diabetes keluarga dalam merawat
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila

70
No Data Masalah Etiologi
lapar dan rasa ingin pingsan mellitus di keluarga Ny. anggota keluarga yang
- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari S khususnya pada Ny. S sakit.
biasanya
- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya
tidak ditimbang
DO:

- Klien mengkonsumsi glibenclamid


- Klien mengkonumsi diabetasol susu
- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif
- Makan klien hanya sedikit
- Ny. S selalu beraktivitas sendiri

No Data Masalah Etiologi


3 DS: Resiko terjadi serangan Ketidakmampuan
ulang penyakit diabetes keluarga dalam merawat
- Ny. S mengatakan semenjak sakit klien
mellitus di keluarga Ny. anggota keluarga yang
tinggal di rumah.
S khususnya pada Ny. S sakit.
- Ny. S mengatakan selama ini berobatnya
hanya di Puskesmas
- Ny. S mengatakan kadar gulanya tidak stabil
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila
lapar, dan terasa ingin pingsan.
- Ny. S mengatakan lututnya terasa capek dan
linu-linu
- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya
tidak di timbang.
DO:

- Glukotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif


- GDS: 3 bulan terakhir
- Mei : 192 mg/dl

71
No Data Masalah Etiologi
- Juni : 209 mg/dl
- Juli : 250 mg/dl
- Jumlah makanan tidak ditimbang
- BB : 53 kg
- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162 cm

Prioritas Masalah Keperawatan

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di keluarga

Ny. S khususnya pada Ny. S.


Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah
Keluarga memerlukan tindakan
- Aktual 3 3
- Resiko 2
1 3
x1=1 segera untuk memperoleh
perawatan dan pengobatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan untuk
1
- Mudah 1 2 2
x 2=1memecahkan masalah dapat
- Sebagian 0 dijangkau oleh keluarga.
- Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2
1 3
x1= dalam
3
tindakan perawatan dan
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 2 Keluarga menyadari adanya
- Segera 2
1 2 x masalah yang harus ditangani
ditangani 1 1=1
- Masalah ada 0
tapi tidak perlu segera ditangani

72

Kriteria Bobot Skor Pembenaran

- Masalah
tidak dirasakan
2
1. Total -
3 3

2. Resiko Hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya pada

Ny. S


Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah
- Aktual 3 2 2 Resiko akan terjadi bila tidak
- Resiko 2 1 x1=
3 3 dilakukan tindakan keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan untuk
1
- Mudah 1 2 2
x2=1memecahkan masalah dapat
- Sebagian 0 dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah 2
- Tinggi 3 3 x1= Keluarga mempunyai kemauan
- Cukup 2 1 2
dalam tindakan perawatan dan
- Rendah 1 penatalaksanaan
3
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani 1 2
Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada 0 1 2 x
masalah yang harus ditangani
tapi tidak perlu segera ditangani 1=1
- Masalah
tidak dirasakan
1
2. Total -
3
3

73
3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S

khususnya Ny. S


Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah
- Aktual 3 2 2 Resiko akan terjadi bila tidak
- Resiko 2 1 x1=
3 3 dilakukan tindakan keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan untuk
1
- Mudah 1 2 2
x2=1memecahkan masalah dapat
- Sebagian 0 dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2 1 3
x 1= dalam
3
tindakan perawatan dan
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani 2
Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada 1 1 2 x
masalah yang harus ditangani
tapi tidak perlu segera ditangani 0 1=1
- Masalah
tidak dirasakan
1
3. Total -
3 3

74
Diagnosa Keperawatan

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di keluarga

Ny. S khususnya pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal

penyakit diabetes mellitus ditandai dengan:

DS:

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit diabetes mellitus

(pengertian, tanda, gejala, akibat lanjut dan pengobatan atau perawatan)

- Ny. S mengatakan kurang begitu mengerti tentang diit penderita diabetes

mellitus.

- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih sedikit dan sayurnya banyak.

- Ny. S mengatakan takut dan stres setelah mengetahui terkena penyakit

diabetes mellitus

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit diabetes mellitus penyakit

keturunan
DO:

- Klien terlihat menggelengkan kepala saat ditanya penyakit diabetes mellitus

(pengertian, penyebab, dan perawatannya).

2. Resiko hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya

pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit ditandai dengan:

DS:

75
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila lapar dan rasa ingin pingsan

- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari biasanya

- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya tidak ditimbang

DO:

- Klien mengkonsumsi glibenclamid

- Klien mengkonumsi diabetasol susu

- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif

- Makan klien hanya sedikit

- Ny. S selalu beraktivitas sendiri

3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S

khususnya Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit ditandai dengan:

DS:

- Ny. S berumur 56 tahun

- Ny. S mengatakan kurang mengerti tentang diit bagi penderita diabetes

mellitus.

- Ny. S mengatakan sering naik sepeda untuk menjemput cucunya di sekolah.

DO:

- Glukotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif

- GDS: 3 bulan terakhir

- Mei : 192 mg/dl

- Juni : 209 mg/dl


76
- Juli : 250 mg/dl

- Jumlah makanan tidak ditimbang

- BB : 53 kg

- TD : 130/80 mmHg

- TB: 162

77
Rencana Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Jelaskan pengertian DM
pengetahuan selama 3x kunjungan rumah selama 1x60menit - Jelaskan tanda dan gejala DM
keluarga tentang rumah diharapkan keluarga dapat - Jelaskan penyebab DM
penyakit DM di keluarga dapat - Jelaskan komplikasi atau akibat lanjut
TUK I
keluarga Ny. S mengetahui penyakit Keluarga dapat - Demontrasikan diit yang tepat untuk
khususnya pada yang diderita oleh Mengenal masalah kesehatan penderita diabetes mellitus
menyebutkan:
Ny. S Ny. S a. Menyebutkan - Demontrasikan tes urine dengan
a. Pengertian DM
pengertian DM Respon verbal glukotest
Kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang
yang disebabkan karena
meningkatnya kadar
gula dalam darah karena
kekurangan insulin

b. Menyebutkan 3
b. Menyebutkan dari 5 penyebab DM
penyebab DM 1. Faktor
Respon verbal
keturunan
2. Obesitas/
kegemukan
3. Faktor
lingkungan (gaya

78
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
hidup yang kurang
sehat; merokok, stress,
alkohol)
4. Makanan
5. Faktor
penuaan
c. Menyebutkan 3
c. Menyebutkan tanda dari 6 tanda dan gejala
dan gejala DM 1. Sering
Respon verbal
BAK
2. Banyak
minum
3. Banyak
makan
4. Cepat
lelah walau aktivitas
ringan
5. Penuruna
n berat badan
6. Kesemut
d. Menyebutkan an dan gatal-gatal
komplikasi atau akibat d. Menyebutkan 3
lanjut dari DM Respon verbal dari 5 komplikasi atau

79
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
akibat lanjut dari DM
1. Ganggua
n persarafan
2. Kebutaan
/rabun
3. Tekanan
darah tinggi
TUK II 4. Luka yang
Merawat anggota keluarga sukar sembuh
yang sakit 5. Ganggua
n fungsi ginjal
a. Memberi diit yang
tepat untuk penderita
DM
Respon verbal Keluarga dapat

b. Menjaga aktivitas dan motorik menyediakan menu makanan


dan istirahat klien untuk penderita DM

Keluarga mampu menjaga


Respon verbal
aktivitas dan istirahat bagi
dan motorik
klien

Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Ucapkan salam


hipoglikemia asuhan keperawatan rumah selama 1x60 menit - Lakukan kunjungan rumah sesuai

80
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
penyakit selama 3 hari keluarga dapat: dengan kontrak yang telah disepakati
diabetes mellitus keluarga diharapkan - Jelaskan prinsip diit diabetes mellitus
TUK I:
di keluarga Ny. - Jelaskan tentang penyebab
hipoglikemia
Keluarga dapat mengenal
S khususnya hipoglikimia diabetes mellitus
penyakit diabetes
masalah kesehatan.
pada Ny. S b.d Keluarga dapat - Jelaskan tujuan diit diabetes mellitus
mellitus tidak terjadi
ketidakmampuan a. menyebutkan: - Anjurkan klien untuk mengontrolkan
pada Ny. S
keluarga dalam diabetes mellitus dengan diri ke puskesmas secara rutin
a. Prinsip
merawat anggota Respon verbal - Jelaskan tentang diit diabetes mellitus
tiga tepat.
diit diabetes mellitus:
keluarga yang - Demontrasikan diit diabetes mellitus
-
sakit - Anjurkan keluarga untuk memberi
waktu makan)
atau menyajikan makanan sesuai diit
-
- Jelaskan tentang batasan aktivitas dan
yang boleh dimakan)
istirahat untuk penderita diabetes
-
mellitus
diberikan)
b. Menyeba
b.
bkan 5 dari 8 penyebab
hipoglikimea diabetes
hipoglikimea diabetes
mellitus
mellitus
Respon verbal
-
yang terlalu sedikit
-

81
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
-
nutrisi dan cairan akibat
mual muntah
-
c. Menyebu
tkan 3 dari 3 tujuan diit
c.
diabetes mellitus
diabetes mellitus
-
gula darah
-
Respon verbal
-
hidup
Klien dapat memeriksakan
diri secara rutin ke Puskesmas
TUK II:

Mengambil keputusan Keluarga dapat


a. menyebutkan:
ke Puskesmas a. 2 dari 3 diit DM
TUK III: -
Merawat anggota keluarga Respon motorik energi

82
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
yang sakit -
-
a. Menyebutkan diit diabetes
dan mineral
mellitus
Keluarga dapat menyajikan
menu makan untuk
penderita diabetes mellitus
Respon verbal
Menjaga aktivitas dan
b. Memberikan makanan istirahat bagi klien
sesuai diit

c. Menjaga aktivitas dan


istirahat klien

Respon verbal

Respon verbal

Resiko terjadi Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Ucapkan salam


serangan ulang asuhan keperawatan rumah selama 1x60 menit - Lakukan kunjungan rumah sesuai

83
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
di keluarga selama 3 hari keluarga dapat: dengan kontrak yang telah disepakati
Ny. S khususnya keluarga diharapkan - Jelaskan tentang perawatan diabetes
TUK I:
pada Ny. S b.d serangan ulang tidak mellitus
Keluarga dapat mengenal
ketidakmampuan terjadi pada Ny. S - Jelaskan penatalaksanaan diabetes
masalah kesehatan.
keluarga dalam Keluarga dapat mellitus
merawat anggota a. menyebutkan: - Jelaskan tentang pemeriksaan diabetes
keluarga yang diabetes mellitus mellitus
a. Menyebu
sakit Respon verbal - Anjurkan klien untuk mengontrolkan
tkan 3 dari 4 perawatan
diri ke puskesmas secara rutin
diabetes mellitus:
- Jelaskan pencegahan serangan ulang
- Selalu memakai
- Jelaskan tindakan pengobatan
alas kaki di dalam/di luar
- Demontrasikan diit diabetes mellitus
rumah
- Anjurkan keluarga untuk memberi
- Olahraga ringan
atau menyajikan makanan sesuai diit
secara teratur
- Jelaskan tentang batasan aktivitas dan
- Mematuhi diit
istirahat untuk penderita diabetes
yang diberikan
mellitus
b. - Biasakan pola
penatalaksanaan diabetes hidup sehat
mellitus b. Menyebutkan 2 dari 3
Respon verbal
penatalaksanaan
diabetes mellitus

84
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
-
-
-
c.
secara berkala
pemeriksaan diabetes
c. Menyebutkan 3 dari 4
mellitus
pemeriksaan diabetes
Respon verbal
mellitus

-
-
-
berkala
TUK II: -
Mengambil keputusan darah

a.
rutin ke Puskesmas Klien dapat memeriksakan
TUK III: diri secara rutin ke
Respon motorik
Puskesmas
Merawat anggota keluarga
yang sakit

a. Keluarga dapat
serangan ulang diabetes menyebutkan:

85
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
mellitus a. Menyebu
tkan 2 dari 3
pencegahan serangan
Respon verbal
ulang
-
diit
-
b.
ringan
pengobatan diabetes
-
mellitus
secara berkala
kepuskesmas
b. Menyebu
Respon verbal tkan 3 dari 3 tindakan
pengobatan diabetes
dan respon
mellitus
motorik
- Mengatu
r makanan
- Olahraga
- Obat-
obatan

86
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar

87
Implementasi dan Evaluasi
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
Kurang Setelah dilakukan asuhan 09-08-08 - Mengucapkan salam dan S : Keluarga dan Ny. S dapat menyebutkan tanda dan
pengetahuan keperawatan selama menjelaskan kegiatan hari gejala dari diabetes mellitus
Pukul
keluarga tentang 1x60menit keluarga dapat ini akan melakukan
10.30 1. Sering BAK
penyakit diabetes penyuluhan tentang
TUK I WIB 2. Banyak minum
mellitus di diabetes mellitus
3. Banyak makan
keluarga Ny. S Mengenal masalah kesehatan - Menjelaskan pada keluarga
4. Cepat lelah walau aktivitas ringan
khususnya pada 1. Menyebutkan dengan flip card pengertian
5. Penurunan berat badan
Ny. S pengertian diabetes mellitus diabetes mellitus
6. Kesemutan dan gatal-gatal
2. Menyebutkan - Menjelaskan pada keluarga
O : Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat
penyebab diabetes mellitus dengan flip card tanda dan
diberikan penyuluhan dan mendemontrasikan diit
3. Menyebutkan tanda gejala diabetes mellitus
untuk penderita DM
dan gejala diabetes mellitus - Menjelaskan pada keluarga
dengan flip card penyebab A : Keluarga dan Ny. S telah mengerti penyakit tanda
4. Menyebutkan
diabetes mellitus dan gejala, akibat lanjut, penyebab, dan diit untuk
komplikasi atau akibat
- Mendemontrasikan diit penderita diabetes mellitus
lanjut dari diabetes mellitus
TUK III yang tepat untuk penderita P : Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan
diabetes mellitus kesehatan secara rutin ke Puskesmas
Merawat anggota keluarga
- Mendemontrasikan test
yang sakit - Anjurkan kepada Ny. S untuk beristirahat yang
urine dengan menggunakan
cukup
1. M glukotest
- Anjurkan kepada keluarga dalam memberikan
emberi diit yang tepat
makanan sesuai diit untuk penderita diabetes
untuk penderita diabetes
mellitus

88
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
mellitus
2. M
enjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko Setelah dilakukan asuhan 09-08-08 - Mengucapkan salam dan S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 3 prinsip diit
hipoglikemia keperawatan selama 1x60 menjelaskan kegiatan hari diabetes mellitus
Pukul
penyakit diabetes menit keluarga dapat : ini akan melakukan
10.30 1. Tepat waktu
mellitus di keluarga penyuluhan tentang
TUK I: WIB 2. Tepat macam
Ny. S khususnya diabetes mellitus
3. Tepat jumlah
pada Ny. S b.d Keluarga dapat mengenal - Menjelaskan dengan flip
O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit yang
ketidakmampuan masalah kesehatan dengan card pada keluarga tentang
diderita oleh Ny S
keluarga dalam cara: prinsip diit diabetes
merawat anggota mellitus - Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat
a. Menyebutkan
keluarga yang sakit - Menjelaskan dengan klien dilakukan penyuluhan
prinsip diit diabetes
dan keluarga tentang A : Keluarga dan Ny. S telah mengetahui tentang
mellitus dengan tiga tepat
penyebab hipoglikemia prinsip diit diabetes mellitus dan mencegah
b. Menyebutkan
diabetes mellitus hipoglikemia
penyebab hipoglikemia
diabetes mellitus - Menjelaskan dengan klien P : Anjurkan pada keluarga untuk memberikan
c. Menyebutkan dan keluarga tentang tujuan makanan sesuai diit untuk penderita diabetes
tujuan diit diabetes mellitus diit diabetes mellitus mellitus
TUK II: - Menganjurkan klien untuk
memeriksakan diri secara
Mengambil keputusan
rutin ke Puskesmas/pusat
- Mengontrol pelayanan kesehatan terdekat

89
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
diri secara rutin ke - Menjelaskan dan
Puskesmas mendemontrasikan tentang
diit untuk penderita DM

TUK III:
- Menganjurkan kepada
Merawat anggota keluarga
keluarga untuk menyajikan
yang sakit:
makanan sesuai diit DM
a. Menyebutkan diit diabetes
mellitus
b. Memberikan makanan
yang sesuai diit
c. Menjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko terjadi Setelah dilakukan asuhan 09-08-08 - Mengucapkan salam dan S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 pencegahan
serangan ulang di keperawatan selama 1x60 menjelaskan kegiatan hari serangan ulang.
Pukul
keluarga Ny. S menit keluarga dapat : ini akan melakukan
10.30 1. Mengatur makanan sesuai diit
khususnya pada penyuluhan tentang
TUK I: WIB 2. Melakukan olahraga ringan
Ny. S b.d diabetes mellitus
3. Mengontrol gula darah secara berkala
Keluarga dapat mengenal
ketidakmampuan - Menjelaskan dengan flip
kepuskesmas
masalah kesehatan dengan
keluarga dalam card pada keluarga tentang
O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit yang
cara menyebutkan:
merawat anggota perawatan diabetes mellitus
diderita oleh Ny S
keluarga yang sakit a. Menyebutkan perawatan - Menjelaskan tentang
- Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat
diabetes mellitus pemeriksaan diabetes

90
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
b. Menyebutkan tentang mellitus dilakukan penyuluhan
penatalaksanaan diabetes - Menjelaskan dengan klien A : Keluarga dan Ny. S dapat mengerti tentang
mellitus dan keluarga tentang pencegahan serangan ulang diabetes melitus
c. Menyebutkan tentang pencegahan serangan ulang
P : Menganjurkan pada Ny. S untuk memeriksakan
pemeriksaan diabetes diabetes mellitus
diri secara rutin ke Puskesmas
mellitus

- Menjelaskan tindakan
TUK II: pengobatan.

Mengambil keputusan

- Mengontrol
diri secara rutin ke
Puskesmas
TUK III:

Merawat anggota keluarga


yang sakit

a.
serangan ulang
b.
pengobatan

91
92

Anda mungkin juga menyukai