DISUSUN OLEH
YULIYANTI PERMANE SUCI, AMK
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS I TAMBAK
Jl. Raya Barat Tambak No. 09 Desa Kamulyan Kec. Tambak Kab. Banyumas
2
BAB I. PENDAHULUAN
3
pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk melakukan asuhan
keperawatan keluarga dengan TBC.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui konsep tahap perkembangan
2. Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis
3. Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian
keperawatan
4. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC
5. Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan pada
klien TBC
6. Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
5
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga
salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah menurut
Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
2.2.2 Etiologi
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali
ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk
mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit
TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Penyakit TBC
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal
juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh
6
Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya
bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru
kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
2.2.3 Tanda dan Gejala
a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu.
b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.
c. Sesak nafas
d. Nyeri dada
e. Batuk darah
f. Badan terasa lemas
g. Kehilangan nafsu makan
h. Berat badan turun
i. Rasa kurang enak badan (malaise)
j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.
k. Penatalaksanaan
2.2.4 Cara Penularan
Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh penderita
penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita meludah ke tanah
kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu penyakit ini disebut “Airbone
Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan.
2.2.5 Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri
dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka berkumpul dan
mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh dengan melakukan
reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan banyak bakteri, limfosit
spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringn normal. Reaksi
jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli akan terjadi
gangguan pertukaran gas karena sputum menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan
7
sputum bergerak maju ke bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner
& Suddart, 2002 : 585).
2.2.6 Komplikasi
a. Pneumonia (radang parenkim paru)
b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)
c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)
d. Empiema
e. Lasingitis
f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)
2.2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena basil
resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila terpajan
antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien dengan infeksi
aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling kurang 9 bulan dan
biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons terhadap obat-obatan tersebut,
maka obat dan protocol pengobatan lain akan dicoba. Individu yang
memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah sebelumnya negative biasanya
mendapat antibiotic selama 6-9 bulan untuk membantu respons imunnya dan
meningkatkan kemungkinan eradikasi basil total.
8
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu.
d. Duvall (1986)
Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.
e. Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka salaing
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus,
yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
f. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga
adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan;
9
a. menciptakan dan mempertahankan budaya
b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.
10
10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa.
2.3.3 Fungsi keluarga
11
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhansemua
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
12
B. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.
13
perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara
terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat sehingga
menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat
agar tercipta lingkungan yang sehat.
14
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KELUARGA: TAHAPAN KELUARGA DENGAN TBC
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Ibu S
2. Umur KK : 39 tahun
3. Alamat : RT 03 / RW 04,
kelurahan Karangpetir
4. Pekerjaan KK : Penjahit
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi keluarga :
15
Genogram:
: perempuan : cerai
7. Tipe Keluarga: keluarga single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
(ibu) dengan anak karena proses ditinggalkan.
8. Suku Bangsa: ibu S mengatakan: Ibu S berasal dari suku jawa, setelah menikah Ibu
S menetap di Jember dan bahasa yang digunakan bahasa jawa dengan campuran
bahasa madura. Keyakinan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga Ibu S
16
adalah membiarkan dahulu dan mengobati semampunya dengan bantuan obat-obat
yang dapat dibeli di warung, jika tidak sembuh dapat pergi ke puskesmas terdekat.
9. Agama: Ibu S mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga ibu S adalah Islam.
Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan kadang-kadang
melakukanya di masjid didekat rumahnya.
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ibu S mengatakan ia bekerja sebagai penjahit,
penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.200.000,-. Penghasilan tersebut tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu S mencari tambahan
dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut ibu S.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ibu S mengatakan: biasanya ibu S mengajak An.Emi
jalan-jalan ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika ibu S
mempunyai uang.
17
c. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Ibu S mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia menyempatkan
untuk memasak makanan buat anaknya setelah itu dia memandikan dan
mengantarkan anaknya ke sekolah dan ibu S berangkat kerja. Ketika anak E
pulang dari sekolah ibu S sudah pulang dari kerja. Ketika ibu S terlambat
pulang kerumah biasanya Ibu S menitipkan anaknya ke bibinya yang tinggal
didepan rumahnya.
d. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Anak ibu S masih berusia 5 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu S
tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan anak E.
Anak E sudah bisa menggunakan seragamnya dengan mandiri kemudian ibu S
menyuapi anak E dan mengantarkannya ke sekolah.
e. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Ibu S mengatakan: setiap hari anak E pergi ke sekolah ditaman kanak-kanak
yang letaknya dekat dengan rumahnya.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian yang
didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya masalah yang
kompleks pada keluarga Ibu S. Ibu S mangatakan: ibu S masih tidur dengan anak
E sehingga belum ada privasi bagi anak E karena ibu S mengungkapkan bahwa
anak E belum berani tidur sendiri. Ibu S belum mampu memenuhi kebutuhan
anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa aman.
14. Riwayat keluarga inti: Ibu S mengatakan: Ibu S sudah lama menetap di jember
sejak menikah. Ibu S sekarang tinggal di jember dengan anak E.
15. Riwayat keluarga sebelumnya: Ibu S mengatakan: kedua orang tua Bp.T tinggal
di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan kedua orang
tua Ibu S berada dijember dan sudah meninggal, ada satu orang adik yang tinggal
bersama ibu S, ketika ibu S melahirkan, adik dari ibu S yang membantu merawat
ibu S. Ibu S mengatakan: setelah mempunyai anak Bp.T mencari pekerjaan di
bali untuk menafkahi keluarga dan setelah bekerja disana Bp.T ternyata menikah
lagi dan tidak pernah pulang kerumah. Bp.T sudah lama meninggalkan ibu S dan
anak E.
18
III. LINGKUNGAN
16. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah pribadi
berukuran 6m x 8m yang ditempati oleh ibu S dan Anak E. Rumah terdiri dari 4
ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Terdapat dua jendela di
ruang tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang ditempati oleh anak dan
kamar tidur kedua ditempati ibu S tanpa jendela. Tembok rumah hanya berupa
anyaman bambu, ruangan depan yang dibangun dari batu bata. Di dalam dapur
terdapat kandang ayam yang bersebelahan dengan kamar tidur anak dan ibu.
17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : ibu S bertempat tinggal di
perkampungan dengan jarak rumah antar tetangga yang cukup dekat.
18. Mobilitas Geografis Keluarga: ibu S dan anaknya setiap hari berjalan kaki untuk
bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S. Setiap hari ibu S
mengantarkan an. E pergi ke sekolah, kemudian dilanjutkan menuju tempat
bekerjanya hingga pukul 10 siang.
19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: ibu S mengatakan
bahwa setiap hari berkumpul dengan An. E setelah pulang kerja. Dan ibu S
memiliki perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin. Ibu S
mengungkapkan bahwa tetangganya ada yang menyukai dan tidak menyukai ibu
S.
20. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari
pamannya, bibinya yang tempat tinggalnya berdekatan dengan ibu S. ibu S juga
mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius sehingga harus
melibatkan keluarga.
19
denah rumah:
8 7
6 pintu
3 5
jendela U
pintu
Keterangan:
1. Ruang Tamu : meja dan kursi
20
untuk anak dan ibu S, 1 kamar untuk Tn.
Su, 1 kamar mandi di luar, 1 dapur.
Peletakan perabotan : 5 kursi diletakkan di ruang tamu, di pojok
sebelah pintu diletakkan mesin jahit ibu
S. Tempat tidur anak E terletak
bersebelahan dengan almari di kamar
anak E.
Jenis septic tank : tidak memiliki, karena BAB keluarga di
sungai.
Sumber air minum : Air sumur
Sistem Pendukung dan Jaringan Sosial Keluarga (eco map):
Tetangga (ibu S)
Tempat bekerja
Teman-teman sekolah
An.E ( 5 th)
21
anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu yang menurut ibu S tidak bisa
memenuhinya. Di dalam keluarga tersebut juga ada adik kandungnya yang
bernama Tn. Su. Komunikasi ibu S dengan Tn. Su tidak begitu terbuka atau
jarang berkomunikasi dengan alasan Tn. Su malu untuk berbicara apalagi
masalah pribadinya. Tn. Su sering keluar bersama temannya dengan alasan
bosan di rumah (penuturan ibu S). Dari penuturan ibu S, biasanya adiknya
kalau ada masalah dia suka diam, menyendiri dan wajahnya terlihat sedih atau
cemberut dan ibu S memancing pengakuan dari Tn. Su dengan cara bertanya
kenapa kok terlihat sedih, pucat, cemberut. Namun dari sikap Tn. Su yang
kurang terbuka ini ibu S tidak mempermasalahkannya karena ada teman-
temannya yang Tn. Su ajak untuk berdiskusi terhadap masalahnya.
22. Struktur Kekuasaan Keluarga: Ibu S pemegang keputusan terakhir dalam
keluarga selama suaminya Bp. T lama tidak pulang sehingga dia yang menjadi
kepala keluarga. Adiknya pun juga nurut saja tanpa banyak komentar terhadap
keputusan ibu S (dari penuturan ibu S).
23. Struktur Peran :
a. Ibu S berperan sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga, pencari
nafkah, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur rumah
tangga.
b. Anak E berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur keluarga
dengan gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
c. Sukirman tidak mempunyai peran yang sangat penting didalam keluarga ibu
S karena statusnya hanya anggota keluarga tambahan.
24. Nilai dan Norma Budaya:
Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain, menghormati
orang yang lebih tua, dan lainnya. Anak E kadang kala mendapat cubitan dan
jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain dengan teman-temannya.
V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afeksi : ibu S mengatakan bahwa Anak E pernah mengungkapkan
perasaannya pada saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan merengek-
22
rengek saat minta dibelikan susu, minta jalan-jalan ke alun-alun (dari penuturan
ibu S).
26. Fungsi Sosialisasi : Ibu S menyekolahkan anak E ke sekolah formal dan
diperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan anak S juga sering bermain di
rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-temannya kecuali pada malam
hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman ibu S) (hasil pengamatan dan
penuturan ibu S).
27. Fungsi perawatan keluarga: keluarga ibu S. mengatakan bahwa keadaan
kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan secara
rutin. Meski masih sering batuk-batuk namun sudah tidak seperti beberapa
bulan yang lalu. Meski penghasilan per bulan hanya Rp 200.000 per bulan
namun Ibu. S masih merasa mampu biayai kebutuhan keluarga. Menu makanan
tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman belakang atau berbelanja,
lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika terjadi
gangguan kesehatan, ibu S langsung membawanya ke puskesmas Karangpetir.
28. Fungsi reproduksi : ibu S mengatakan dari dulu tidak punya kelainan
reproduksi. Anak E juga dilahirkan secara normal. Ibu S tidak pernah
mengalami keguguran.
29. Fungsi Ekonomi : ibu S mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya
ibu S menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan ibu S).
23
Ibu S mengatakan gaji yang didapat sebagai seorang penjahit hanyalah Rp.
200.000/bulan dan itu sangat kurang. Penyakit TBC yang sudah lama
dideritanya dianggap biasa olehnya sudah jarang kambuh.
32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : ibu S sangat mampu dan
sabar dalam menghadapi masalah yang muncul di dalam keluarganya. Ibu S
mengatakan bahwa manusia hidup pasti ada masalah. Namun kita harus
menghadapi itu dengan penuh kesabaran. Apalagi masalah ekonomi yang
sangat minimal sekali. Ibu S jarang mengeluh saat kesulitan keuangan dan
tidak pernah bersikap kasar terhadap anak S karena masalah yang
dipikirkannya.
33. Strategi koping yang digunakan : menurut ibu S koping yang digunakan
untuk membantu meringankan masalah ekonomi adalah menjual sayuran
yang ditanam di belakang rumahnya. Selain itu menjual ayam dan telurnya
serta menerima jahitan di rumah.
34. Strategi adaptasi disfungsional : ibu S mengatakan tidak ada perilaku yang
menyimpang dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah yang ada
dihadapi dengan sabar.
VII. Hasil Pengkajian Fisik
No Pemeriksaan Ibu S Anak E
Fisik
1 Keluhan saat ini Kadang batuk Tidak ada keluhan
2 Kepala Rambut hitam Rambut hitam
Mata bersinar Mata bersinar
Warna kulit muka sawo Warna kulit muka sawo
matang. matang.
Bibir kecokelatan Bibir kecokelatan
Lidah merah muda, permukaan Lidah merah muda,
berbintik. permukaan berbintik.
Gigi bersih. Gigi bersih.
3 Leher Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid. kelenjar tyroid.
Teraba denyutan vena Teraba denyutan vena
jugularis. jugularis.
4 Thorax Suara nafas vesikuler. Suara nafas vesikuler.
Perbandingan diameter Perbandingan diameter
24
anteroposterior: transversal= anteroposterior: transversal=
1:2 1:2
5 Abdomen Inspeksi, perkusi, Inspeksi, perkusi,
palpasi: tidak ada pembesaran palpasi: tidak ada
organ. pembesaran organ.
Warna kulit kecokelatan. Warna kulit
Terdengar bising usus. kecokelatan
Terdengar bising usus.
6 Ekstremitas atas Tangan kanan dan kiri Tangan kanan dan kiri
simetris. simetris.
Teraba arteri brakhialis. Teraba arteri
Warna kulit kecokelatan. brakhialis.
Tidak menderita Warna kulit
kelumpuhan (kekuatan otot kecokelatan
baik) Tidak menderita
kelumpuhan (kekuatan otot
baik)
7 Ekstremitas Kaki kanan dan kiri Kaki kanan dan kiri
bawah simetris. simetris.
Warna kulit kecokelatan. Warna kulit
Tidak menderita kecokelatan
kelumpuhan (kekuatan otot Tidak menderita
baik) kelumpuhan (kekuatan otot
baik)
25
ANALISA DATA
26
Jendela kamar di
kamar ibu S.
- Lingkungan tidak
layak ( kandang
hewan di sekitar
rumah).
27
lulusan SD
- Anak E
Berpisah dengan
bapak T sejak
balita
- Perhatian dari
ayah kurang
kepada anak E.
- Ibu S tidak
memperhatikan
kebersihan anak E
setelah bermain
(cuci tangan, kuku
kotor)
- Anak E malu
saat ditemui orang
lain
Tahap II
Ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal
dampak situasi pada
perubahan peran
28
perbaikan rumah ketidakmampuan
- ibu S mengatakan akan Keluarga menentukan
memindahkan kandang keputusan yang tepat
ayam untuk menangani
- ibu S menyatakan masalah pemeliharaan
menyewakan rumahnya rumah keluarga
yang satunya
DO :
- Rumah berdebu
- Lantai dari semen
- kandang dan rumah
hanya berbatasan dengan
dinding bamboo
Tahap II
Ketidak mampuan
keluarga dalam
mengambil keputusan
(salah mengambil
keputusan)
Ibu S tidak mengerti
mengenai sifat, berat dan
luasnya masalah
PRIORITAS MASALAH
Diagnosa Keperawatan:
Resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan rumah untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan
29
disekitar rumah (paparan agen infeksi, kondisi hidup kurang bersih)
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
.
1. Sifat masalah 1 3/3x1=1/3 Ibu S menyadari keadaan
Aktual = 3 kesehatannya sekarang ini dapat
mengakibatkan anak E tertular
penyakitnya.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keadaan kesehatan ibu S yang
masalah diubah menderita TB paru ini dapat
Sebagian = 1 diubah dengan cara melakukan
pengobatan ke puskesmas
Karangpetir.
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Proses pengobatan secara berkala
dicegah dan teratur serta interaksi yang
Cukup = 2 diperhatikan dapat
meminimalkan penularan
penyakit.
4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah sangat dirasakan ada
masalah dan memerlukan penanganan
Masalah ada dan untuk menghindari dampak
perlu ditangani=2 lainnya.
Jumlah 3
Diagnosa keperawatan :
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
Keluarga menentukan keputusan yang tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah
keluarga
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
.
1. Sifat masalah 1 3/3x1=1/3 Kandang ayam yang terletak
Aktual = 3 tepat di samping rumah
menjadikan ancaman dalam
munculnya penyakit yang lain
30
misalnya flu burung.
Diagnosa Keperawatan :
Perubahan penampilan peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
No
.
1. Sifat masalah 1 1/3x1=1/3 Ibu S sudah mulai terbiasa
Krisis = 1 dengan peran gandanya sebagai
single parent sejak kepergian Bp.
T.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Peran orang tua yang sesuai
masalah diubah untuk mendapatkan pertumbuhan
Sebagian = 1 anak yang baik diharapkan oleh
ibu S pada bagi E untuk
memberikan perhatian penuh
pada anak E.
3. Potensial masalah 1 2/3x1= 2/3 Masalah sudah lama berlangsung
31
dicegah sekitar 5 tahun. Kehadiran Bp. T
Cukup = 2 sudah tidak diharapkan lagi
sehingga membuat ibu S semakin
mantap untuk menyandang status
sebagai single parent.
4. Menonjolnya 1 0/2x1=0 Dalam perubahan perannya ibu S
masalah tidak mengalami kesulitan dalam
Masalah tidak mengasuh dan memberikan
dirasakan = 0 perhatian yang penuh pada anak
E.
Jumlah 2
32
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S
33
disekitar rumah mampu verbal melakukan untuk mengambil
(paparan agen memutuskan perubahan pada keputusan dalam
infeksi, kondisi untuk tata ruang rumah melakukan perubahan tata
hidup kurang melakukan ruang rumah.
bersih) perubahan
tata ruang
rumah
3. Keluarga Demonst Kesehatan yang 3.1.1 Lakukan konsultasi
mampu rasikan harus segera pada keluarga khususnya
memberikan disembuhkan ibu S tentang pemindahan
dukungan sebagai kandang ayam.
positif pada pendukung untuk 3.1.2 instruksikan pada
ibu S untuk segera keluarga untuk menjaga
segera memindahkan hygiene pribadi untuk
memindahka kandang ayam melindungi tubuh terhadap
n kandang infeksi
ayam ke
belakang
rumah
34
4. Keluarga Demonst Status kesehatan 4.1.1 Anjurkan kepada
mampu rasikan pada keluarga ibu keluarga untuk
menciptakan S dapat membersihkan lingkungan
lingkungan ditingkatkan dengan benar
yang dengan adanya
mendukung lingkungan yang
peningkatan nyaman dan
status bersih
kesehatan
keluarga.
35
konsultasi
tentang
pengaruh
tata ruang
terhadap
pemeliharaa
n kesehatan
keluarga
2 Perubahan Setelah Setelah
penampilan peran dilakukan dilakukan
keluarga terutama asuhan pertemuan 4x60
ibu S keperawatan menit, keluarga
berhubungan Ibu S mampu menunjukkan:
dengan menjalankan 1. Keluarga Respon Keluarga dapat 1.1.1 Bantu keluarga
ketidakmampuan perannya mampu verbal menyebutkan mengenal masalah
keluarga merawat sebagai single mengenal adanya kesulitan 1.1.2 Diskusikan dengan
anggota keluarga parent dampak dalam melakukan ibu S mengenai rasa
yang sakit situasi pada peran yang baru tidak menerima
perubahan kondisi bahwa ibu S
peran melakukan peran
36
ganda
2. Keluarga Respon Ibu S tidak 2.1.1 Ajarkan perilaku
mampu verbal membutuhkan baru yang
memutuskan bantuan orang dibutuhkan oleh ibu
untuk lain dalam S untuk memenuhi
melakukan mengasuh anak E suatu peran.
peran ganda Anak E menjadi
motivator bagi
ibu S untuk
menyemangati
kembali hidup
37
4. Keluarga Redemo Dengan 4.1.1 beri penjelasan pada
mampu nstrasika menggunakan ibu S tentang peran yang
memenuhi n fasilitas kesehatan harus dilakukan sebagai
harapan ibu S dapat single parent
peran berkonsultasi 4.1.2 fasilitasi diskusi
tentang masalah tentang adaptasi peran
perannya
38
peran keluarga.
39
mampu verbal buruk dapat dalam memutuskan
memutuskan menyebabkan tindakan
tindakan berbagai penyakit keperawatan
yang tepat dan mengurangi 2.1.2 Bantu keluarga
untuk kenyamanan mengidentifikasi
mengatur keuntungan dan
lingkungan kerugian dalam
rumah pengambilan
keputusan
3. Keluarga Respon Ibu S dapat 3.1.1 Kaji kemampuan
mampu verbal memindahkan anggota keluarga
melakukan kandang ayam ke dalam
tindakan halaman belakang memodifikasi
modifikasi dan membuat WC lingkungan
dengan tepat supaya yidak 3.1.2 Jelaskan tentang
BAB di sungai perubahan yang bisa
terjadi setelah
memodifikasi
lingkungan.
4. Keluarga redemon Penataan ruang 4.1.1 Ajarkan dan
40
mampu strasikan rumah yang baik demontrasikan cara
menciptakan dapat modifikasi
lingkungan menciptakan lingkungan rumah.
yang bersih lingkungan yang 4.1.2 Bantu keluarga
dan nyaman nyaman dan dalam menciptakan
bersih lingkungan yang
sehat
41
dan sebagai keluarga yang 5.1.3 Kaji kemampuan
tempat sakit keluarga dalam
rujukan penentuan
pelayanan
kesehatan yang
tepat.
42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI TANDA EVALUASI
KEPERAWATAN TANGAN
10/12/2009 Resiko terjadinya infeksi 1.1 Memberikan penjelasan pada ibu S S: Ibu S mengatakan
(penularan penyakit) pada mengenai masalah-masalah yang ingin segera
keluarga ibu S khususnya dapat ditimbulkan dari tata memindahkan kandang
pada anak E berhubungan lingkungannya --------------------- ayamnya ke belakang
dengan ketidakmampuan rumah
keluarga memodifikasi
lingkungan rumah untuk 1.2 memberikan dukungan keluarga O: sudah ada kerangka
menyelesaikan untuk mengambil keputusan dalam kandang ayam di
permasalahan lingkungan melakukan perubahan tata ruang belakang rumahnya
disekitar rumah (paparan rumah---------------------------------------
agen infeksi, kondisi hidup A: Masalah
kurang bersih) 1.3 mendiskusikan dengan keluarga pembiayaan yang
tentang pemindahan kandang ayam--- belum ada
43
mendapatkan biaya
tersebut
1.5 Menganjurkan keluarga khususnya
pada ibui S ke puskesmas untuk selalu
mengontrol kesehatannya dan keluarga
untuk menjaga hygiene pribadi untuk
melindungi tubuh terhadap infeksi----
44
peran yang harus dilakukan sebagai
single parent ---------------- P: Lanjutkan diskusi
dengan keluarga
1.5 Memberikan dukungan pada ibu S mengenai perannya
agar dapat menjalani perannya
dengan baik-------------------
45
1.5 Diskusikan tentang pelayanan yang dengan dinding bambu
ada sebagai tempat rujuka keluarga
bila ada yang sakit --------- A: Masalah belum
selesai karena
keterbatasan biaya tapi
ada kemauan dari
keluarga
P: anjurkan untuk
segera melakukan
tindakan
46
BAB 4. PEMBAHASAN
45
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga dapat memberikan data
yang sesuai untuk permasalahan kesehatan keluarga
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAPORAN PENDAHULUAN
ASKEP PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. ( Price and Wilson, 2000 )
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzer and Bare,2000)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi atau
resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
ETIOLOGI
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel
beta pancreas disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah
sebagai jaringan asing.
48
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui .
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin . Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan yaitu :
Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
Obesitas
Riwayat Keluarga
Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika
tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes
tipe II disbanding dengan golongan Afro-Amerika
( Smeltzer and Bare, 2000 )
KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :
Diabetes mellitus
DM tipe 1 (tergantung insulin)
DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)
Gemuk
Tidak gemuk
DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
Penyakit pancreas
49
Hormonal
Obat atau bahan kimia
Kelainan reseptor
kelainan genital dan lain-lain
Toleransi glukosa terganggu
Diabetes Gestasional
(Suyono, et al 2001)
yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel
hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar
glukosa darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan
beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak
50
terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam
darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa
uri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme
protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu
resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai
dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat
berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti
kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh,
infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi )
Gejala klasik :
Poliuri
Polidipsi
Polifagi
Penurunan Berat Badan
Lemah
Kesemutan, rasa baal
Bisul / luka yang lama tidak sembuh
Keluhan impotensi pada laki-laki
Keputihan
Infeksi saluran kemih
(Suyono, et al 2001)
52
KOMPLIKASI
Akut
Ketoasidosis diabetik
Hipoglikemi
Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti
peningkatan rebound pada pagi hari )
Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara
jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar
glukosa pada pagi hari )
Komplikasi jangka panjang
Makroangiopati
Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
Penyakit vaskuler perifer
Stroke
Mikroangiopati
Retinopati
Nefropati
Neuropati diabetik
(Price and Wilson, 2000)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu
53
nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim
glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam
urin.
(Carpenito, 2011)
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi komplikasi vaskuler
serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada
pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan DM yaitu diet,
latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan kesehatan.
Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.
Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin, mineral
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
Memenuhi kebutuhan energi
Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman
dan praktis.
Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Latihan fisik
54
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Latihan
akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan
tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
Terapi
Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
Obat oral anti diabetik
Sulfonaria
Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
Biguanid
Metformin 500 mg
Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :
Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat,
pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene umum )
Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat
(Smeltzer and Bare, 2000)
55
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi,
koma, penurunan kekuatan otot
Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi
Ansietas, peka rangsang
Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa / karbohidrat
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi
56
abdomen
Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah
(nafas aseton ).
Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan penglihatan,
disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa
lalu ), kacau mental, reflek tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya
kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-
otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
,demam, diaphoresis
Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina.
Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi
insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan
cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
57
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi
lekosit, perubahan sirkulasi
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat
kimia endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi
pengobatan
I. DAFTAR PUSTAKA
58
BAB III
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS KELUARGA
1. DATA DASAR
a. Kepala Keluarga
1) Nama : Ny. S
2) Umur : 56 tahun
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
b. Komposisi Keluarga
59
c. Genogram
1976
Stroke
Ny. S
56 th DM
1992
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Menikah
: Tinggal Serumah
d. Tipe Keluarga
60
Keluarga klien merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari ibu, anak,
dan cucu.
Suku keluarga Ny. S adalah suku Jawa, begitu pula anak dan cucunya.
Berkomunikasi sehari-hari antar keluarga menggunakan bahasa Jawa,
kebiasaan yang berpengaruh terhadap kesehatan tidak ada. Struktur
keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional dalam masyarakat
yang berpengaruh pada keluarga yaitu suku Jawa, karena di masyarakat
tempat keluarga tinggal mayoritas suku Jawa. Keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan modern yaitu rutin memeriksakan kesehatan ke tempat
pelayanan kesehatan/Puskesmas.
f. Identifikasi Agama
Agama yang ada di keluarga Ny. S yaitu agama Islam, di dalam keluarga
tidak ada perbedaan agama, antara anggota keluarga terlihat taat dalam
g. Rekreasi Keluarga
(pantai, taman). Selama ini, Ny. S rekreasi 4 bulan sekali dibiayai oleh
lurah/kepala desa.
61
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada 6 bulan terakhir ini Ny. S mengatakan menderita diabetes mellitus dari awal
Januari 2008. Ny. S mengatakan saat ini yang dirasakan adalah lutut, ngilu-ngilu,
saat lapar klien mengatakan keluar keringat dingin dan merasa ingin pingsan, Ny.
S bila makan nasinya lebih sedikit dari sayurnya, kencingnya biasa, penglihatan
baik. Untuk mengatasi keluhan ini Ny. S rutin memeriksakan diri ke Puskesmas
dan saat ini masih rutin minum obat glibenklamid 1 x 1, arthrifen dan B-komplek
mengatakan kurang mengerti tentang diit dan penyakit yang dideritanya. Saat
suhu: 36,10C, respirasi: 20 x/menit, BB: 53 kg. Test urin negatif dan hasil terakhir
GDS Ny. S pada bulan Mei: 192 mg/dl, Juni: 209 mg/dl, dan Juli: 250 mg/dl.
yang dilakukan Ny. S adalah hanya mengurangi porsi makan dan menghindari
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
1 Keadaan umum Baik Baik Baik Baik
- TD 130/80 mmHg 130/90 mmHg - 120/80 mmHg
- Nadi 78 x/menit 80 x/menit 90 x/menit 80 x/menit
- Suhu 36,10C 36,30C 36,10C 36,50C
- TB 159 cm - - -
- RR 20 x/menit 22 x/menit 21 x/menit 20 x/menit
- Berat badan 53 kg - 16 kg -
- Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
- Tes urine Normal - - -
- LK perut 83 - - -
62
Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
- LK lengan 26 - - -
2 Kepala
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Kulit kepala Bersih Bersih Bersih Bersih
- Warna rambut Beruban Beruban Hitam Hitam
- Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Mata
- Penglihatan Jelas Kabur Jelas Jelas
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pupil Isokor Isokor Isokor Isokor
- Skela Anikterik Anikterik Anikterik Anikterik
- Konjungtiva Ananemis Ananemis Ananemis Ananemis
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Telinga
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pengeluaran Cairan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Ketajaman pendengaran Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
dengan baik dengan diulang dengan baik dengan baik
5 Hidung
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Polip Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6 Mulut
- Mukosa bibir Lembab Lembab Lembab Lembab
- Gigi Caries Caries/ompong Tidak caries caries
- Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih
7 Leher
- P.Kelenjar tonsil Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Peningkatan tekanan vena Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
jugularis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8 Paru
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Suara nafas Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
9 Abdomen
- Bentuk dada Simetris Simetris Simetris Simetris
- Turgor Elastis Tidak elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Asites Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Pemb. Hepar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 Ektremitas
63
Pemeriksa Fisik Ny. S Ny. Sym Tn. A An. D
- Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Capillary refill <3 detik <3 detik <3 detik <3 detik
- Sianosis tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- Kaki Normal Normal Normal Normal
- Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Tahap perkembangan keluarga Ny. S saat ini adalah tahap keluarga dengan
usia dewasa (pelepasan) karena anak-anaknya sudah menikah dan hanya
tinggal satu anak bungsu (Tn. A) yang belum menikah dan tinggal bersama
Ny. S
yang ada dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah anak laki-
mellitus seperti yang dialami Ny. S saat ini, orang tua Ny. S atau bapak Ny. S
Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Status kepemilihan rumah adalah milik sendiri, tipe rumah permanen dengan lantai
semen dan dinding tembok, luas rumah 6 x 9 m2, jumlah ruangan terdiri dari 3
kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV/keluarga, 1 ruang dapur, dan setiap
ruangan mempunyai jendela yang setiap hari dibuka dan memiliki ventilasi yang
cukup. Perabot rumah tangga diletakkan sesuai pada tempatnya. Jenis WC yang
digunakan adalah bowel, dengan jarak septic tank 10 m dari sumber air dan
sumber air minum berasal dari sumur gali. Halaman dan pekarangan sekitar rumah
Keluarga tinggal di daerah yang tidak jauh dari pusat kota, hubungan anggota
keluarga dengan tetangga sekitar baik, mayoritas penduduk petani dan aturan atau
Keluarga Ny. S tinggal di daerah tersebut sejak Ny. S masih kecil dan keluarga
65
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
secara rutin mengikuti yasinan, dan setiap Selasa siang mengikuti kegiatan
pengajian ke masjid dan klien juga mengikuti kegiatan senam lansia setiap hari
Struktur Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga yaitu pola terbuka antara Ny. S
dan anaknya yang berusia 25 tahun dan ibunya Ny. S. Keluarga yang dominant
Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh anak ke-2 Ny. S dengan
3. Struktur peran
tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dan yang bertugas sebagai pencari nafkah
anaknya yang membantu Ny. S, semenjak Ny. S sakit diabetes mellitus dan
Di dalam keluarga tidak ada kesepakatan yang mempengaruhi kesehatan, jika ada
66
keluarga yang sakit keluarga selalu membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan tidak saling
memaksakan kehendak.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik tidak
dilaksanakan Selasa siang dan yasinan setiap malam Jum’at dan Minggu.
3. Fungsi ekonomi
penghasilan adalah Tn. A. dan dibantu oleh anak ke-2 Ny. S setiap bulan Rp.
Tn. A. Dengan uang dari pemberian anaknya tersebut, Ny. S mengatakan sudah
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. S tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk
mengendalikan jumlah keluarga karena Ny. S sudah menopause. Pandangan keluarga terhadap pendidikan seks yaitu
67
keluarga menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus disesuaikan pada usia anak.
salah satu anggota keluarga ada yang sakit, keluarga segera mengatasinya dengan membawa ke Puskesmas terdekat.
Namun, karena keterbatasan pendidikan, keluarga kurang mengerti tanda dan gejala, akibat lanjut serta perawatan bagi
merasa senang karena Ny. S selalu mengikuti apa yang dianjurkan oleh
keluarga.
yang kurang terawat banyak sampah plastik dan daun-daun, dalam rumah klien rapi, namun Ny. S tetap menjaga faktor
dan juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu
kurang baik terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada
- Usia lanjut
Kegiatan sehari-hari Ny. Sym ibu dari Ny. S hanya tinggal di rumah saja dan
lansia, Ny. S selalu aktif mengikuti senam lansia setiap minggu 2 x (Jum’at dan
1. Stress
Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, tidak terdapat permasalahan dalam anggota
69
2. Koping
seperti yang sedang dialami saat ini yakni anak-anak Ny. S selalu memberi
dorongan dan semangat terhadap Ny. S untuk selalu berobat ke Puskesmas atau
pelayanan kesehatan.
Harapan Keluarga
Analisa Data
70
No Data Masalah Etiologi
lapar dan rasa ingin pingsan mellitus di keluarga Ny. anggota keluarga yang
- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari S khususnya pada Ny. S sakit.
biasanya
- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya
tidak ditimbang
DO:
71
No Data Masalah Etiologi
- Juni : 209 mg/dl
- Juli : 250 mg/dl
- Jumlah makanan tidak ditimbang
- BB : 53 kg
- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162 cm
•
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
Keluarga memerlukan tindakan
- Aktual 3 3
- Resiko 2
1 3
x1=1 segera untuk memperoleh
perawatan dan pengobatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan untuk
1
- Mudah 1 2 2
x 2=1memecahkan masalah dapat
- Sebagian 0 dijangkau oleh keluarga.
- Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2
1 3
x1= dalam
3
tindakan perawatan dan
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 2 Keluarga menyadari adanya
- Segera 2
1 2 x masalah yang harus ditangani
ditangani 1 1=1
- Masalah ada 0
tapi tidak perlu segera ditangani
72
•
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
- Masalah
tidak dirasakan
2
1. Total -
3 3
Ny. S
•
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
- Aktual 3 2 2 Resiko akan terjadi bila tidak
- Resiko 2 1 x1=
3 3 dilakukan tindakan keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan untuk
1
- Mudah 1 2 2
x2=1memecahkan masalah dapat
- Sebagian 0 dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah 2
- Tinggi 3 3 x1= Keluarga mempunyai kemauan
- Cukup 2 1 2
dalam tindakan perawatan dan
- Rendah 1 penatalaksanaan
3
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani 1 2
Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada 0 1 2 x
masalah yang harus ditangani
tapi tidak perlu segera ditangani 1=1
- Masalah
tidak dirasakan
1
2. Total -
3
3
73
3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S
khususnya Ny. S
•
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
- Aktual 3 2 2 Resiko akan terjadi bila tidak
- Resiko 2 1 x1=
3 3 dilakukan tindakan keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk
diubah 2 Sumber-sumber dan tindakan untuk
1
- Mudah 1 2 2
x2=1memecahkan masalah dapat
- Sebagian 0 dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2 1 3
x 1= dalam
3
tindakan perawatan dan
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Segera 2
ditangani 2
Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada 1 1 2 x
masalah yang harus ditangani
tapi tidak perlu segera ditangani 0 1=1
- Masalah
tidak dirasakan
1
3. Total -
3 3
74
Diagnosa Keperawatan
DS:
mellitus.
- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih sedikit dan sayurnya banyak.
diabetes mellitus
keturunan
DO:
DS:
75
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila lapar dan rasa ingin pingsan
DO:
DS:
mellitus.
DO:
- BB : 53 kg
- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162
77
Rencana Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Jelaskan pengertian DM
pengetahuan selama 3x kunjungan rumah selama 1x60menit - Jelaskan tanda dan gejala DM
keluarga tentang rumah diharapkan keluarga dapat - Jelaskan penyebab DM
penyakit DM di keluarga dapat - Jelaskan komplikasi atau akibat lanjut
TUK I
keluarga Ny. S mengetahui penyakit Keluarga dapat - Demontrasikan diit yang tepat untuk
khususnya pada yang diderita oleh Mengenal masalah kesehatan penderita diabetes mellitus
menyebutkan:
Ny. S Ny. S a. Menyebutkan - Demontrasikan tes urine dengan
a. Pengertian DM
pengertian DM Respon verbal glukotest
Kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang
yang disebabkan karena
meningkatnya kadar
gula dalam darah karena
kekurangan insulin
b. Menyebutkan 3
b. Menyebutkan dari 5 penyebab DM
penyebab DM 1. Faktor
Respon verbal
keturunan
2. Obesitas/
kegemukan
3. Faktor
lingkungan (gaya
78
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
hidup yang kurang
sehat; merokok, stress,
alkohol)
4. Makanan
5. Faktor
penuaan
c. Menyebutkan 3
c. Menyebutkan tanda dari 6 tanda dan gejala
dan gejala DM 1. Sering
Respon verbal
BAK
2. Banyak
minum
3. Banyak
makan
4. Cepat
lelah walau aktivitas
ringan
5. Penuruna
n berat badan
6. Kesemut
d. Menyebutkan an dan gatal-gatal
komplikasi atau akibat d. Menyebutkan 3
lanjut dari DM Respon verbal dari 5 komplikasi atau
79
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
akibat lanjut dari DM
1. Ganggua
n persarafan
2. Kebutaan
/rabun
3. Tekanan
darah tinggi
TUK II 4. Luka yang
Merawat anggota keluarga sukar sembuh
yang sakit 5. Ganggua
n fungsi ginjal
a. Memberi diit yang
tepat untuk penderita
DM
Respon verbal Keluarga dapat
80
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
penyakit selama 3 hari keluarga dapat: dengan kontrak yang telah disepakati
diabetes mellitus keluarga diharapkan - Jelaskan prinsip diit diabetes mellitus
TUK I:
di keluarga Ny. - Jelaskan tentang penyebab
hipoglikemia
Keluarga dapat mengenal
S khususnya hipoglikimia diabetes mellitus
penyakit diabetes
masalah kesehatan.
pada Ny. S b.d Keluarga dapat - Jelaskan tujuan diit diabetes mellitus
mellitus tidak terjadi
ketidakmampuan a. menyebutkan: - Anjurkan klien untuk mengontrolkan
pada Ny. S
keluarga dalam diabetes mellitus dengan diri ke puskesmas secara rutin
a. Prinsip
merawat anggota Respon verbal - Jelaskan tentang diit diabetes mellitus
tiga tepat.
diit diabetes mellitus:
keluarga yang - Demontrasikan diit diabetes mellitus
-
sakit - Anjurkan keluarga untuk memberi
waktu makan)
atau menyajikan makanan sesuai diit
-
- Jelaskan tentang batasan aktivitas dan
yang boleh dimakan)
istirahat untuk penderita diabetes
-
mellitus
diberikan)
b. Menyeba
b.
bkan 5 dari 8 penyebab
hipoglikimea diabetes
hipoglikimea diabetes
mellitus
mellitus
Respon verbal
-
yang terlalu sedikit
-
81
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
-
nutrisi dan cairan akibat
mual muntah
-
c. Menyebu
tkan 3 dari 3 tujuan diit
c.
diabetes mellitus
diabetes mellitus
-
gula darah
-
Respon verbal
-
hidup
Klien dapat memeriksakan
diri secara rutin ke Puskesmas
TUK II:
82
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
yang sakit -
-
a. Menyebutkan diit diabetes
dan mineral
mellitus
Keluarga dapat menyajikan
menu makan untuk
penderita diabetes mellitus
Respon verbal
Menjaga aktivitas dan
b. Memberikan makanan istirahat bagi klien
sesuai diit
Respon verbal
Respon verbal
83
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
di keluarga selama 3 hari keluarga dapat: dengan kontrak yang telah disepakati
Ny. S khususnya keluarga diharapkan - Jelaskan tentang perawatan diabetes
TUK I:
pada Ny. S b.d serangan ulang tidak mellitus
Keluarga dapat mengenal
ketidakmampuan terjadi pada Ny. S - Jelaskan penatalaksanaan diabetes
masalah kesehatan.
keluarga dalam Keluarga dapat mellitus
merawat anggota a. menyebutkan: - Jelaskan tentang pemeriksaan diabetes
keluarga yang diabetes mellitus mellitus
a. Menyebu
sakit Respon verbal - Anjurkan klien untuk mengontrolkan
tkan 3 dari 4 perawatan
diri ke puskesmas secara rutin
diabetes mellitus:
- Jelaskan pencegahan serangan ulang
- Selalu memakai
- Jelaskan tindakan pengobatan
alas kaki di dalam/di luar
- Demontrasikan diit diabetes mellitus
rumah
- Anjurkan keluarga untuk memberi
- Olahraga ringan
atau menyajikan makanan sesuai diit
secara teratur
- Jelaskan tentang batasan aktivitas dan
- Mematuhi diit
istirahat untuk penderita diabetes
yang diberikan
mellitus
b. - Biasakan pola
penatalaksanaan diabetes hidup sehat
mellitus b. Menyebutkan 2 dari 3
Respon verbal
penatalaksanaan
diabetes mellitus
84
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
-
-
-
c.
secara berkala
pemeriksaan diabetes
c. Menyebutkan 3 dari 4
mellitus
pemeriksaan diabetes
Respon verbal
mellitus
-
-
-
berkala
TUK II: -
Mengambil keputusan darah
a.
rutin ke Puskesmas Klien dapat memeriksakan
TUK III: diri secara rutin ke
Respon motorik
Puskesmas
Merawat anggota keluarga
yang sakit
a. Keluarga dapat
serangan ulang diabetes menyebutkan:
85
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
mellitus a. Menyebu
tkan 2 dari 3
pencegahan serangan
Respon verbal
ulang
-
diit
-
b.
ringan
pengobatan diabetes
-
mellitus
secara berkala
kepuskesmas
b. Menyebu
Respon verbal tkan 3 dari 3 tindakan
pengobatan diabetes
dan respon
mellitus
motorik
- Mengatu
r makanan
- Olahraga
- Obat-
obatan
86
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi
Keperawatan Kriteria Standar
87
Implementasi dan Evaluasi
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
Kurang Setelah dilakukan asuhan 09-08-08 - Mengucapkan salam dan S : Keluarga dan Ny. S dapat menyebutkan tanda dan
pengetahuan keperawatan selama menjelaskan kegiatan hari gejala dari diabetes mellitus
Pukul
keluarga tentang 1x60menit keluarga dapat ini akan melakukan
10.30 1. Sering BAK
penyakit diabetes penyuluhan tentang
TUK I WIB 2. Banyak minum
mellitus di diabetes mellitus
3. Banyak makan
keluarga Ny. S Mengenal masalah kesehatan - Menjelaskan pada keluarga
4. Cepat lelah walau aktivitas ringan
khususnya pada 1. Menyebutkan dengan flip card pengertian
5. Penurunan berat badan
Ny. S pengertian diabetes mellitus diabetes mellitus
6. Kesemutan dan gatal-gatal
2. Menyebutkan - Menjelaskan pada keluarga
O : Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat
penyebab diabetes mellitus dengan flip card tanda dan
diberikan penyuluhan dan mendemontrasikan diit
3. Menyebutkan tanda gejala diabetes mellitus
untuk penderita DM
dan gejala diabetes mellitus - Menjelaskan pada keluarga
dengan flip card penyebab A : Keluarga dan Ny. S telah mengerti penyakit tanda
4. Menyebutkan
diabetes mellitus dan gejala, akibat lanjut, penyebab, dan diit untuk
komplikasi atau akibat
- Mendemontrasikan diit penderita diabetes mellitus
lanjut dari diabetes mellitus
TUK III yang tepat untuk penderita P : Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan
diabetes mellitus kesehatan secara rutin ke Puskesmas
Merawat anggota keluarga
- Mendemontrasikan test
yang sakit - Anjurkan kepada Ny. S untuk beristirahat yang
urine dengan menggunakan
cukup
1. M glukotest
- Anjurkan kepada keluarga dalam memberikan
emberi diit yang tepat
makanan sesuai diit untuk penderita diabetes
untuk penderita diabetes
mellitus
88
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
mellitus
2. M
enjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko Setelah dilakukan asuhan 09-08-08 - Mengucapkan salam dan S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 3 prinsip diit
hipoglikemia keperawatan selama 1x60 menjelaskan kegiatan hari diabetes mellitus
Pukul
penyakit diabetes menit keluarga dapat : ini akan melakukan
10.30 1. Tepat waktu
mellitus di keluarga penyuluhan tentang
TUK I: WIB 2. Tepat macam
Ny. S khususnya diabetes mellitus
3. Tepat jumlah
pada Ny. S b.d Keluarga dapat mengenal - Menjelaskan dengan flip
O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit yang
ketidakmampuan masalah kesehatan dengan card pada keluarga tentang
diderita oleh Ny S
keluarga dalam cara: prinsip diit diabetes
merawat anggota mellitus - Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat
a. Menyebutkan
keluarga yang sakit - Menjelaskan dengan klien dilakukan penyuluhan
prinsip diit diabetes
dan keluarga tentang A : Keluarga dan Ny. S telah mengetahui tentang
mellitus dengan tiga tepat
penyebab hipoglikemia prinsip diit diabetes mellitus dan mencegah
b. Menyebutkan
diabetes mellitus hipoglikemia
penyebab hipoglikemia
diabetes mellitus - Menjelaskan dengan klien P : Anjurkan pada keluarga untuk memberikan
c. Menyebutkan dan keluarga tentang tujuan makanan sesuai diit untuk penderita diabetes
tujuan diit diabetes mellitus diit diabetes mellitus mellitus
TUK II: - Menganjurkan klien untuk
memeriksakan diri secara
Mengambil keputusan
rutin ke Puskesmas/pusat
- Mengontrol pelayanan kesehatan terdekat
89
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
diri secara rutin ke - Menjelaskan dan
Puskesmas mendemontrasikan tentang
diit untuk penderita DM
TUK III:
- Menganjurkan kepada
Merawat anggota keluarga
keluarga untuk menyajikan
yang sakit:
makanan sesuai diit DM
a. Menyebutkan diit diabetes
mellitus
b. Memberikan makanan
yang sesuai diit
c. Menjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko terjadi Setelah dilakukan asuhan 09-08-08 - Mengucapkan salam dan S: - Keluarga dapat menyebutkan 3 pencegahan
serangan ulang di keperawatan selama 1x60 menjelaskan kegiatan hari serangan ulang.
Pukul
keluarga Ny. S menit keluarga dapat : ini akan melakukan
10.30 1. Mengatur makanan sesuai diit
khususnya pada penyuluhan tentang
TUK I: WIB 2. Melakukan olahraga ringan
Ny. S b.d diabetes mellitus
3. Mengontrol gula darah secara berkala
Keluarga dapat mengenal
ketidakmampuan - Menjelaskan dengan flip
kepuskesmas
masalah kesehatan dengan
keluarga dalam card pada keluarga tentang
O : - Keluarga menanyakan tentang penyakit yang
cara menyebutkan:
merawat anggota perawatan diabetes mellitus
diderita oleh Ny S
keluarga yang sakit a. Menyebutkan perawatan - Menjelaskan tentang
- Keluarga dan Ny. S tampak memperhatikan saat
diabetes mellitus pemeriksaan diabetes
90
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
b. Menyebutkan tentang mellitus dilakukan penyuluhan
penatalaksanaan diabetes - Menjelaskan dengan klien A : Keluarga dan Ny. S dapat mengerti tentang
mellitus dan keluarga tentang pencegahan serangan ulang diabetes melitus
c. Menyebutkan tentang pencegahan serangan ulang
P : Menganjurkan pada Ny. S untuk memeriksakan
pemeriksaan diabetes diabetes mellitus
diri secara rutin ke Puskesmas
mellitus
- Menjelaskan tindakan
TUK II: pengobatan.
Mengambil keputusan
- Mengontrol
diri secara rutin ke
Puskesmas
TUK III:
a.
serangan ulang
b.
pengobatan
91
92