Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

DISUSUN OLEH
YULIYANTI PERMANE SUCI, AMK

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS I TAMBAK
Jl. Raya Barat Tambak No. 09 Desa Kamulyan Kec. Tambak Kab. Banyumas
Jawa Tengah 53196
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).
HipertensididefinisikanolehJoint National Committee on Detection (JIVC)
sebagaitekanan yang lebihtinggidari 140/90 mmHg
dandiklasifikasikansesuaiderajatkeparahannya, mempunyairentangdaritekanandarah (TD)
normal tinggisampaihipertensimaligna.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan
sistolik (Smith Tom, 1995).

B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasihipertensimenurut WHO, yaitu:
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik
91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment
of Hipertension, yaitu:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
(sistole ≥180 mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pada penderita hipertensi, yg
membutuhkan penanggulangan segera yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi
dengan kemungkinan timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata
(retina), ginjal, jantung, dan pembuluh darah).

Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan
darah, diantaranya yaitu:

1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat
antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya
gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala
yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan
dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam
sampai hari).
C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport  Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),
ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam
yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok,
minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer.

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung.
(Suyono, Slamet. 1996).
Pathway terlampir.

E. Tanda Dan Gejala


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni (2001) manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu: mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual
muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala
3. Pusing / migraine
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas

F. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien

G. Komplikasi
Efekpada organ, otak (pemekaranpembuluhdarah, perdarahan, kematianselotak:
stroke), ginjal (malambanyakkencing, kerusakanselginjal, gagalginjal), jantung (membesar,
sesaknafas, cepatlelah, gagaljantung).
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr,
diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam
olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan
lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
6. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan
Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
7. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada padapenderita.
I. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi
garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan
stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.

J. Diit Hipertensi
1. Konsumsi lemak dibatasi
2. Konsumsi kolesterol dibatasi
3. Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4. Makanan yang boleh dikonsumsi
a. Sumber kalori (beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula).
b. Sumber protein hewani (daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram
perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak).
c. Sumber protein nabati (kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom).
d. Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah terbatas).
e. Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel).
f. Buah-buahan (semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas).
g. Bumbu (pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak
lebih 15 gram perhari).
h. Minuman (teh  encer, coklat encer, juice buah).
5. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam.
b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol
c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh.
d. Lemak hewan:sapi,babi,kambing,susu jenuh,cream, keju, mentega.
e. Makanan yang banyak menimbulkan gas.

K. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas / istirahat
Gejala :kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : giwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /   katup,
penyakit serebrovaskuler.
Tanda : kenaikan TD, nadi (denyutan jelas), frekuensi / irama (takikardia,
berbagai disritmia), bunyi jantung (murmur, distensi vena jugularis, ekstermitas,
perubahan warna kulit), suhu dingin (vasokontriksi perifer),  pengisian kapiler
mungkin lambat.
3. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple (hubungsn, keuangan, pekerjaan).
Tanda :letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan
yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi,  riwayat
penyakit ginjal).
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
lemak dan kolesterol, mual, muntah, riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan JVP,
glikosuria.
6. Neurosensori
Gejala :keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan pada
satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia), episode epistaksis.
Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
(ingatan), respon motorik (penurunan kekuatan genggaman), perubahan retinal optik.
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen.
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda :distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
tambahan (krekles, mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda       : episode parestesia unilateral transien.
10. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala       : faktor resiko keluarga (hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal), faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
lain, penggunaan obat / alkohol.
  
L. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Resikotinggiterhadappenurunancurahjantungberhubungan dengan
peningkatanafterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemiamiokard.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit.
RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN DAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX
KOLABORASI
1 Resikotinggiterhadappenuru NOC : NIC :
  Cardiac Pump effectiveness
nancurahjantungberhubunga Cardiac Care
n   Circulation Status
dengan   Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
peningkatanafterload,   Vital Sign Status   Catat adanya disritmia jantung
vasokonstriksi, Kriteria Hasil:   Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac putput
hipertrofi/rigiditas   Tanda Vital dalam rentang   Monitor status kardiovaskuler
normal
ventrikuler, iskemiamiokard (Tekanan darah, Nadi, respirasi)   Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
  Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
  Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
kelelahan   Monitor balance cairan
  Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak
  Monitor adanya perubahan tekanan darah
ada asites   Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
  Tidak ada penurunan kesadaran   Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
  Monitor toleransi aktivitas pasien
  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
  Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring


  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
  Monitor kualitas dari nadi
  Monitor adanya pulsus paradoksus
  Monitor adanya pulsus alterans
  Monitor jumlah dan irama jantung
  Monitor bunyi jantung
  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
  Monitor suara paru
  Monitor pola pernapasan abnormal
  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
  Monitor sianosis perifer
  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


berhubungan   Energy conservation
dengan Energy Management
kelemahan,   Self Care : ADLs   Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
ketidakseimbangan suplai Kriteria Hasil :   Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
dan kebutuhan oksigen.   Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
  Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
  Monitor nutrisi  dan sumber energi tangadekuat
disertai peningkatan tekanan darah, nadi
dan RR   Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
  Mampu melakukan aktivitas sehari hari
  Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas
(ADLs) secara mandiri   Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
  Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

3 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


  Pain Level,
dengan peningkatan tekanan Pain Management
vaskuler serebral   Pain control,   Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
  Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil :   Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri, mampu menggunakan tehnik nyeri pasien
  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)   Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
menggunakan manajemen nyeri kontrol nyeri masa lampau
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
frekuensi dan tanda nyeri)   Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang   Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Tanda vital dalam rentang normal   Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
  Ajarkan tentang teknik non farmakologi
  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
  Tingkatkan istirahat
  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
  Cek riwayat alergi
  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
  Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
  Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali
  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
  Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

4 Cemas berhubungan dengan Setelahdilakukantindakankeperawatanselam Anxiety Reduction


krisis situasional sekunder a 3 x 24 jam,   cemas pasien berkurang  Gunakan pendekatan yang menenangkan
adanya hipertensi yang dengankriteriahasil:   Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
diderita klien  Anxiety Control   Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
 Coping   Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
 Vital Sign Status   Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
 Menunjukan teknik untuk mengontrol  Dorong keluarga untuk menemani anak
cemas  teknik nafas dalam   Lakukan back / neck rub
 Postur tubuh pasien rileks dan ekspresi  Dengarkan dengan penuh perhatian
wajah tidak tegang   Identifikasi tingkat kecemasan
 Mengungkapkan cemas berkurang   Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
 TTV dbn   Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
TD = 110-130/ 70-80 mmHg   Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
RR = 14 – 24 x/ menit   Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
N   = 60 -100 x/ menit
S    = 365 – 375 0C

5 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


berhubungan   Kowlwdge : disease process
dengan Teaching : disease Process
kurangnya   Kowledge : health Behavior
informasi   Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
tentang proses penyakit Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
  Pasien dan keluarga   Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
menyatakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
prognosis dan program pengobatan   Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
  Pasien dan keluarga mampu melaksanakan cara yang tepat
prosedur yang dijelaskan secara benar   Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan
  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
  Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya.   Hindari harapan yang kosong
  Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien
dengan cara yang tepat
  Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
  Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
  Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan
  Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
  Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara
yang tepat
  Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:
Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. B DENGAN HIPERTENSI
DI RT. 2 RW III
DESA KAMULYAN KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS

A. Pengkajian
I. Data Umum:
Nama kepala keluarga : Tn. B
Alamat : RT. 2 RW. III Desa Kamulyan
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Pendidikan : SMP

Daftar anggota keluarga:


No. Nama J.K Hubungan dgn Umur Pendidikan Status Ket.
Keluarga Imunisasi
1 Tn B L Bapak 46 SMP Lengkap TBC
2 Ny. S P Ibu 40 SD Lengkap HT
3 An. B. P Anak SMP Lengkap Sehat
4 An. F L Anak Lengkap Sehat

Genogram :

40 46
Tn. B
Ny. S
15 9 12
An. M
An. F

Keterangan:
Laki-laki. Perempuan.

Penderita TBC
Penderita Hipertensi.

Tinggal serumah.
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah terdapat Ayah.
Ibu dan anak Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan makan tidak
makan asal kumpul, sehingga akan dapat mempercepat penularan penyakit jika salah satu
anggota keluarga menderita penyakit yang dapat menular. Keluarga ini menganut agama
Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Buruh Pabrik.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:


Riwayat kesehatan anggota keluarga:
a. Ny. S
Ny. S mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Ny. S mengungkapkan bahwa
didalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan seperti kencing manis maupun
penyakit menular.
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S batuk terus menerus dan
pada saat dilakukan pemeriksaan fisik (auskultasi) terdengar ronkhi. Ny. S juga
mengatakan bahwa ia sering sakit kepala/ pusing.
b. Tn. B
Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang sering dialami adalah
flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan membelikan obat-obat yang ada di
warung dan jika belum sembuh maka ia akan pergi ke Puskesmas.
c. An. B
Penyakit yang sering diderita oleh An. A adalah batuk pilek. Usaha yang dilakukan oleh
ibu untuk mengatasi hal ini adalah membelikan obat di warung yang dijual bebas, apabila
masih sakit maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.
d. An. F
Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering dideritanya adalah
batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di warung dan apabila tidak
sembuh akan dibawa ke puskesmas.

III. Lingkungan:
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah
keseluruhan + 75 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2 ruang
tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga yang berfungsi untuk tempat
menonton televisi bersama. Pencahayaan didalam rumah ini kurang karena rumah
masih tampak gelap pada kamar-kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi
kurang karena tidak memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang
digunakan oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini
memiliki tempat tinggal yang tetap dan tidak berpindah-pindah.
Denah rumah Ny. S

Keterangan: 5 4 1
1. Kamar tidur.
2. Ruang tamu. 1
1
3. Ruang keluarga. 3
4. Dapur. 1
2
5. Kamar mandi. 2

Dilingkungan RT setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi warga yang


sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga
yang sakit. Ny. S Mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan arisan di lingkungan RT 3
tetapi jika ia sakit ia tidak mengikutinya.

IV. Struktur keluarga:


Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua anggota
keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. S di dalam
keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat jawa.

V. Fungsi keluarga:
a. Fungsi afektif
Menurut Ny. S ia senang memiliki keluarga yang lengkap (anak dan cucu) serta sangat
senang karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling
memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain,
apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan
membantu sesuai dengan kemampuan.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian anggota
keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas didalam keluarga
ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya
terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk berbincang-bincang
dengan anggota keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa penyakit takanan darah tingginya
berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda
terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala pusing. Ny S.
mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun karena ia tidak tahu serta
makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga
(tidak disendirikan karena kurang garam).
Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. S ini tidak terlalu dirasakan karena Ny. S dibawa
ke puskesmas jika ada keluhan saja. Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
serta cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah adalah Ny. SF dibantu oleh
anak-anaknya secara bergantian. Keluarga mengatakan bahwa mereka melakukannya
karena kebiasaan.
Keluarga mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi puskesmas yang ada
cukup dekat rumah dengan hanya berjalan kaki maka akan sampai.

VI. Stress dan koping keluarga:


Ny. S mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah mengenai anak,
sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan dengan berunding bersama-sama
untuk mencari jalan yang terbaik.
Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta
bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua dalam membantu memecahkan
masalah.

VII. Pemeriksaan fisik:


a. Ny. S
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 160/90 mmHg, Ny. S batuk terus menerus
dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terdengar ronkhi (auskultasi),
konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Tn. AS
Pada pemeriksaan fisik Tn. AS dalam batas normal, tidak ada kelainan pada sistem organ.
Tekanan darah 120/80 mmHg.
c. An. F
An. F tampak segar dengan riang ia bermain kesana kemari. Berat badan yang dimiliki oleh
anak F adalah 15 kg.

VIII.Harapan keluarga:
Kelurga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang
dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu mempercepat
kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.
I. KESIMPULAN
Keluarga Ny. S merupakan keluarga besar dengan keadaan ekonomi pas-pasan. Dimana
penghasilan keluarga berasal dai Tn. MS dan Tn. MI. keadaan rumah permanen,
penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan lantai yang agak kotor dan cukup lembab.
Keluarga kurang mengetahui bagaimana perawatan pada anggota keluarga yang menderita
tekanan darah tinggi. Didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri. Keluarag
mempergunakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai air minum dengan dimasak terlebih
dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini Ny. S usia 52 tahun menderita hipertensi tekanan
darah pada saat dilakukan pengkajian 160/90 mmHg. Ia juga sedang batuk yang sudah
terjadi + 2 minggu. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. S untuk berobat tetapi tidak
kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.

B. Analisa data
Tgl Data Masalah perawatan keluarga
10/8/’01 Subjektif: 1. Hipertensi
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengetahui Resiko cidera (perdarahan
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan pada pembuluh darah di
darah, ia juga mengatakan bahwa ia tidak tahu otak) berhubungan
harus mengurangi makan apa, karena selama ini dengan ketidak mampuan
ia tidak pantang atau mengurangi makanan. Ia keluarga untuk merawat
mengatakan sering mengalami pusing kepala. anggota keluarga yang
Keluarga mengatakan bahwa ia tidak pernah sakit tekanan darah tinggi.
mengajak kontrol ke puskemas atau tempat yang
lain untuk mrngontrol tekanan darahnya
Objektif:
Tekanan darah Ny. S 160/90 mmHg.
Penderita mengetahuinya + 1 bulan yang lalu.
10/8/’01 Subjektif: 2. Kebersihan lingkungan
Ny. S mengatakan bahwa yang membersihkan rumah.
rumah adalah menantunya dibantu oleh cucunya. Resiko terjadinya
Objektif: penyakit (DHF & ISPA)
Ruangan tampak gelap, dan ventilasi/ sirkulasi berhubungan dengan
udara didalam rumah kurang, baju banyak yang ketidakmampuan
digantung. keluarga memelihara
lingkungan rumah

C. Skoring
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak)
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Adalah kurang/ tidak sehat dan memerlukan
Tidak sehat. penanganan yang secepatnya untuk mencegah
peningkatan tekanan darah atau terjadinya
komplikasi akibat peningkatan tekanan darah.
2. Kemungkinan masalah ½ x 2 = 1 Masalah dapat diatasi sebagian karena
dapat diubah. keluarga kurang memiliki pengetahuan
Sebagian. tentang cara merawat anggota keluarga yang
menderita tekanan darah tinggi.
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Masalah dapat diubah karena penyakit
dicegah. hipertensi meruapakan suatu penyakit yang
Cukup dapat dipertahanakan dengan menjaga keseim
bangan tekanan darah.
4. Menonjolnya masalah. ½ x 1 = ½ Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya
Ada masalah tetapi tidak menjaga kestabilan tekanan darah pada
perlu ditangani
penderita hipertensi
Total skor 3¼

Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)


Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Merupakan ancaman kesehatan karena dapat
Ancaman kesehatan. menimbulkan berbagia masalah kesehatan
oleh karena lingkungan yang kotor.
2. Kemungkinan masalah ½ x 2 = 1 Masalah dapat diatasi sebagian karena
dapat diubah. keluarga memiliki fasilitas dan kemauan untuk
Sebagian. menjaga kebersihan lingkungannya.
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Masalah dapat diubah karena anggota
dicegah. keluarga memiliki waktu yang cukup guna
Cukup membersihkan rumah.
4. Menonjolnya masalah. ½ x 1 = ½ Keluarga tidak menyadari bahwa lingkungan
Ada masalah tetapi tidak yang kotor dapat menimbulkan penyakit.
perlu ditangani
Total skor 3

D. Diagnosa keperawatan
1. Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah
tinggi
2. Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah
E. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
Umum Khusus
keperawatan
1. Resiko cidera Setelah di Keluarga mampu: Verbal: - Menyebutkan 2 dari 3 1. Jelaskan kepada keluarga Keluarga mampu:
(perdarahan pada lakukan pera- - Menyebutkan kem- kemungkinan pe- tentang kemungkinan - Menyebutkan kemung
pembuluh darah di watan/ kun- bali tentang kemung nyebab terjadinya pe- penyebab tejadi peningkatan kinan penyebab terja-
otak) berhubungan jungan 4x kinan penyebab ningkatan tekanan tekanan darah. dinya peningkatan
dengan ketidak- diharapkan terjadinya pening darah. tekanan darah.
mampuan keluarga keluarga mam katan tekanan darah. - Menyebutkan tanda
dalam merawat pu merawat - Menyebutkan tanda - Menyebutkan 2 dari 3 2. Jelaskan tentang tanda/ peningkatan tekanan
anggota keluarga anggota dan gejala terjadinya tanda peningkatan gejala terjadinya peningkat darah.
yang sakit tekanan keluarga yang peningkatan tekanan tekanan darah. an tekanan darah. - Menyebutkan akibat
darah tinggi menderita darah. yang bisa terjadi pada
tekanan darah - Menyebutkan akibat - Menyebutkan 2 akibat 3. Jelaskan tentang akibat dari peningkatan tekanan
tinggi. yang bisa terjadi bila yang mungkin terjadi peningkatan tekanan darah. darah.
tekanan darah terlalu dari peningkatan - Menunjukkan makan-
tinggi. tekanan darah. an yang boleh dan
tidak boleh di
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
Umum Khusus
keperawatan
- Menyebutkan makan Verbal: - Menyebutkan semua 4. Jelaskan kepada keluarga Konsumsi.
an yang boleh dan makanan yang boleh tentang diet pada panderita - Penderita akan
tidak boleh untuk di konsumsi dan yang tekanan darah tinggi. memeriksakan diri
penderita tekanan tidak boleh di 5. Obsevarsi kemampuan secara teratur ke
darah tinggi. konsumsi. keluarga setelah mendapat pelayanan kesehatan.
- Memeriksakan diri Non verbal: - Memeriksakan diri ke penjelasan dari petugas. - Keluarga menyedia
secara teratur. pelayanan kesehatan. 6. Anjurkan kepada keluarga kan masakan untuk
- Penderita mau - Masakan yang untuk memeriksakan diri penderita (sup dengan
Mengurangi dikonsumsi sudah secara teratur. rasa yang tidak asin).
konsumsi garam. tidak asin lagi (rendah 7. Motivasi penderita untuk
- Menyediakan garam). mengurangi garam dalam
makanan yang - Menyediakan makan setiap makanan.
rendah garam. an yang rendah garam. 8. Anjurkan kepada keluarga
untuk menyediakan makanan
yang sesuai dengan diet.
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
Umum Khusus
keperawatan
2. Resiko terjadinya Setelah Keluarga dapat: Verbal: Keluarga mampu: 1. Jelaskan kepada keluarga Keluarga mampu:
penyakit (DHF & dilakukan - Menyebutkan - Menyebutkan 3 syarat tentang syarat rumah yang - Menyebutkan kembali
ISPA) berhubungan kunjungan 2x beberapa syarat rumah yang sehat. sehat. syarat dari rumah
dengan Keluarga rumah sehat. - Menyebutkan 2 dari 3 2. Jelaskan kepada keluarga yang sehat.
ketidakmampuan diharapkan - Menyebutkan kem- manfaat rumah yang tentang hal-hal dapat terjadi - Menyebutkan akibat
keluarga dalam mampu bali dampak dari bersih. akibat rumah yang kurang yang bisa timbul
memelihara memelihara lingkungan rumah sehat (lembab, kurang sinar akibat lingkungan
lingkungan rumah lingkungan yang tidak sehat. matahari, bak mandi jarang rumah yang tidak
rumah yang - Menjaga kebersihan Non verbal: - Rumah tampak rapi dikuras). sehat.
sehat. lingkungan rumah dan tidak ada baju 3. Diskusikan dengan keluarga - Keluarga mau melipat
terutama kamar. yang bergantungan. tentang pembagian tugas baju yang bergantung-
- Merapikan baju yang - Membersihkan rumah dalam menjaga kebersihan an.
bergantungan. setiap hari. rumah. - Keluarga membersih
- Membersihkan - Membersihkan kamar 4. Anjurkan kepada keluarga kan rumah secara
lingkungan rumah mandi secara teratur. untuk membuka jendela, teratur.
secara teratur. melipat baju yang bergan-
tungan.
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
Umum Khusus
keperawatan
5. Anjurkan kepada keluarga
untuk tetap menjaga
kebersihan lingkungan
rumah.
6. Beri pujian untuk tindakan
yang tepat.

F.
G. Implementasi.
No. DP Pelaksanaan
II 1. Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa muncul akibat rumah yang
kurang bersih dan sirkulasi udara tidak lancar serta ruangan yang kurang
sinar matahari, antara lain:
- Banyaknya nyamuk.
- Mempercepat penularan penyakit.
- Penyakit pernafasan (seperti batuk, flu, pilek, alergi).
2. Menjelaskan kepada keluarga beberapa syarat rumah sehat antara lain:
- Penerangan dengan sinar matahari yang cukup.
- Sirkulasi udara yang lancar.
- Lantai yang keras dan bersih.
3. Mediskusikan dengan Ny. S dalam membagi tugas untuk menjaga
kebersihan lingkungan rumah.
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela yang yang ada
selebar-lebarnya setiap hari agar sirkulasi udara lancar.
5. Menyarankan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan rumah secara
bergantian.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali kepada petugas
tentang syarat rumah sehat dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
I 1. Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah tinggi bisa terjadi akibat
ada faktor keturunan, peningkatan usia, dan tidak mejaga keseimbangan
makanan.
2. Menjelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala dari peningkatan
tekanan darah antara lain:
- Kepala pusing.
- Tengkuk/ leher terasa kaku.
- Mata berkunang-kunang.
3. Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa terjadi akibat dari tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol yaitu:
- Perdarahan pada otak atau orang lazim menyebutnya stroke atau lumpuh
separo atau lumpuh total.
- Kematian akibat stroke yang parah.
4. Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah yang tinggi dapat
diturunkan dengan:

Tgl Pelaksanaan
- Mengatur makanan/ keseimbangan makanan.
Makanan rendah garam (kurang garam).
- Olahraga secara teratur.
- Mengkonsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah antara
lain:
Buah belimbing, buah ketimun, daun alpukat.
5. Menganjurkan keluarga untuk melakukan kontrol secara teratur ke
puskesmas untuk mengetahui tekanan darah.
6. Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali kepada petugas
tentang hal-hal yang telah dijelaskan oleh petugas.
Melakukan penyuluhan dengan topik tanda dan gejala terjadinya peningkatan
tekanan darah.
Melakukan penyuluhan dengan topik diet untuk penderita tekanan darah tinggi.

H. Evaluasi
Tgl Evaluasi
S: - Ny. S mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya dan melipat
baju yang bergantungan, serta menyapu lantai.
- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk menguras
bak kamar mandi dan sudah di lakukannya.
O: - Rumah tampak bersih dan rapi.
- Bak mandi bersih (tidak ada jentik/ larva).
A: Masalah teratasi.
P: Rencana perawatan dihentikan.
S: - Ny. S mengungkapkan pusing yang dirasakan sudah berkurang.
- Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan makanannya yang
garamnya sudah dikurangi.
O: - Tekanan darah 140/90 mmHg.
- Masakan yang dikonsumsi oleh Ny. S sudah tidak asin lagi.
A: Masalah teratasi.
P: Rencana perawatan dihentikan.
- Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol ke puskesmas/ pusat
pelayanan kesehatan secara teratur.
ANALISA DATA

Tgl Data Etiologi Masalah/ Diagnosa


keperawatan
10/8/01 S: - Ny. S mengatakan sering Ketidak Resiko cidera:
mengalami sakit kapala mampuan perdarahan otak
sampai di bagian belakang keluarga pada anggota
leher dan leher terasa kaku. merawat keluarga Tn. M
- Ny. S mengatakan Selama anggota yaitu Ny. S
ini tidak ada pantangan keluarga yang
makan dan jarang kontrol ke menderita
Puskesmas. tekanan darah
- Bila pusing Ny. S tinggi.
mengatakan di obati dengan
membelikan obat di warung.
O - Tekanan darah saat
: pengkajian 200/100 mmHg.
- Nadi 100 x/mnt.
- Respirasi 20 x /mnt.
- Kaku leher (+).
- Oedema (-/-).
- Kelemehan otot -/-.
- Ny. S berusia 65 th.
10/8/01 S: - Tn . M mengatakan Ketidak Resiko terjadinya
mulutnya terasa pahit jika mampuan gangguan saluran
tidak merokok. keluarga pernafasan (ISPA)
- tn. M mengatakan biasanya mengambil pada Tn. M
merokok setiap kali selesai keputusan untuk
makan dan minum kopi. mengatasi
O - Tekanan darah 110/60 kebiasaan
: mmHg, usia Tn. M 72 th. kurang sehat:
- Nadi 80 x/mnt. merokok
- Respirasi 20 x/mnt.
- Rochi -/-.
- Wheezing -/-.
- Sessak (-)
Skoring

Masalah keperawatan: Resiko cidera: perdarahan otak pada anggota keluarga Tn. M
yaitu Ny. S berhubungan dengan ketidak mampuan keluarag
merawat anggota keluarga yang sakit.
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1= 1 Tekanan darah tinggi merupakan keadaan yang
Tidak sehat tidak sehat dan dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah di otak sehingga terjadi
perdarahan di otak.
2. Kemungkinan ½x2=1
masalah dapat
di ubah.
sebagian
3. Potensi masalah
untuk di cegah.
cukup
4. Menonjonya
masalah
Segera di
tangani
LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
A. Konsep Medis
1. Definisi Penyakit
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis .(NANDA NIC-NOC.
2015).Dermatitis adalah peradangan pada kulit (imflamasi pada kulit)
yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan sisi.
2. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul
dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen.Indikasi dan gejala antara kulit
memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami
bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan
salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.Alergennya bisa
berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
b. Neuro Dermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud
kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit
ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores
kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian
yang terasa gatal.Biasanya muncul pada pergelangan kaki,
pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.
c. Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung,
antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis
ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi
mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf
seperti Parkinson.
d. Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau
hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005). Yang muncul
dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang
kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan
gatal.Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah
jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi
penyebab
e. Dermatitis Atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian
mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan
(fleksural).
3. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri
dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis.Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Penyebab
Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,
basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme,
jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dapat menjadi penyebab eksim.Masing-masing jenis eksim,
biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang
pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.
Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-
bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan
selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak
bagus.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang
akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit
dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau
bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul
dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu
dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis.
5. Patofisiologi
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah
hipersenitivitas tipe lambat.Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase
indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.Fase induksi ialah saat kontak
pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan memberikan
respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan
ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis.
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam
kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang
lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak
dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum
tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran
limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal
kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi
membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori.
Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke
kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.Pada fase elisitasi, terjadi
kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang
telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai
sel radang sehingga terjadi gejala klinis.

Pathway
Sabun, detergen, zat kimia allergen: s.sensitizen

Iritan primer sel langerhans & makrofag

Mengiritasi kulit Gangguan Sel T

integritas kulit
Peradangan kulit(lesi) Sensitasi sel T oleh saluran limfe
Terpajang ulang

Reaksi hipersensitivitas IV

sel efektor mengeluarkan


limfo
Risiko nyer Ganggua
kin
infeksi i n citra
tubuh
Gejala klinis: gatal, panas,
kemerahan pada
kulit

Gangguan pola tidur


6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
gangguan integument yaitu :
a. Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih
jaringan dari kulit yang terdapat lesi.Biopsi kulit digunakan untuk
menentukan apakah ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh
bakteri dan jamur.
b. Uji kultur dan sensitivitas
Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan
jamur pada kulit.Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah
mikroorganisme tersebut resisten pada obat – obat tertentu.Cara
pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil
eksudat pada lesi kulit.
c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Pemeriksaan kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus sesuai
kasus.Faktor pencahayaan memegang peranan penting.
d. Uji temple
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi, untuk
mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor
imunologis, untuk mengidentifikasi respon alergi.Uji ini
menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit, selanjutnya
dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan, apabila ditemukan
kelainan pada kulit, maka hasil nya positif.
7. Penatalaksanaan Medis
a. Dermatitis kontak
1) Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab
dermatitis kontak
2) Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir
sesegera mungkin intermiten
3) Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka bakar.
4) Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih
yang dirasakan.
5) Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena
sesuai dengan tingkat keparahannya.
b. Dermatitis atopik
1) Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, udara
panas/dingin, bahan-bahan berbulu.
2) Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lain krim
hidrofolik urea 10% atau pelembab yang mengandung asam laktat
dengan konsentrasi kurang dari 5%.
3) Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah
intertriginos dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi
menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktifitas
penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan intermiten,
umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral hanya dipakai
untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut. Digunakan dalam
waktu singkat, dosis rendah, diberi selang-seling. Dosis
diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka panjang akan
menimbulkan efek samping dan bila tiba-tiba dihentikan akan
timbul riebound phenomen.
4) Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena berpotensi
kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit. Pemakaian krim doxepin
5% dalam jangka pendek (1 minggu) dapat mengurangi gatal
tanpa sinsitisasi, tapi pemakaian pada area luas akan menimbulkan
efek samping sedatif.
5) Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya
peningkatan kolonis. Aureus pada kulit penderita DA. Dapat
diberi eritromesin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi
virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 10 hari atau 4
x 200 mg/hari untuk 10 hari.
c. Neurodermatitis sirkumskripta
1) Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal,
pemberian steroid topical juga membantu mengurangi
hyperkeratosis. Pemberian steroid topical mid-potent diberikan
pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk
daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah), pada
pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang lowpoten,
pemakaian high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3
minggu pada kulit.
2) Anti-depresan atau Anti-anxiety sangat membantu pada sebagian
orang dan perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
3) Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
topikal ataupun oral.

d. Dermatitis numularis
1) Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
2) Secara topical lesi  dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
3) Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara
sistemik.
4) Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat
dan refrakter, dalam jangka pendek.
e. Dermatitis statis
1) Diuretik
2) Imunosupresan
3) Istirahat
4) Kortikosteroid
5) Pelembab
6) Terapi kompresi
B.Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur (Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua orang di
semua umur sering terjadi pada remaja dan dewasa muda dapat terjadi
pada pria dan wanita), alamat, tempat tanggal lahir, pendidikan, suku,
agama, diagnosa medis, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, dan
identitas keluarga yang bertanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama :
Pada penderita dermatitis biasanya akan ditemukan keluhan gatal pada
kuli, suhu tubuh meningkat/demam, kemerahan, kering, edema
disertai nyeri, dan rasa terbakar pada kulit. Keluhan tersebut
bisamuncul tergantung bagaimana respon kulitdari masing-masing
orang.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya penderita dengan dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal
pada kulit yang dapat menimbulkan lesi akibat adanya infeksi
sehingga suhu tubuh bisa meningkat/demam, kemerahan, edema
disertai rasa nyeri, rasa terbakar/panas pada kulit.Keluha-keluhan
yang muncul dan tidak bisa ditangani oleh penderita sehingga
penderita harus datang ke pelayanan kesehatan.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Biasanya pada pasien dengan dermatitis juga bisa disebakan oleh
adanya riwayat alergi terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian juga
dilihat dari sensitivitas kulit seseorang itu sendiri.
4) Riwayat penyakit keluarga :
Pada penderita dermatitis ditanyakan apakah ada penyakit keluarga
yang sama dengan yang dialami penderita, selain itu pada anak-anak
sering ditemukan alergi terhadap bahan tertentu yang mungkin
diketahui oleh keluarganya.
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya pada penderita dermatitis tidak begitu paham dengan kondisi
kesehatan terutama terhadap alergi bahan-bahan kimia yang dapat
menimbulka dermatitis. Jika penderita merasakan keluhan biasanya
pasien minum obat dan apabila penyakitnya tidak sembuh pasienpergi
ke pelayanan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolik
Biasanya pada penderita dermatitis bisa ditemukan nafsu makan
terganggu karena penyakit yang rasakan seperti rasa panas, demam
dan nyeri bagian kulit yang biasanya membuat nafsu makan turun
tetapi tergantung dari masing-masin idividu yang mengalami.
3) Pola eliminasi
Pada penderita dermatitis biasanya tidak ditemukan gangguan pada
pola eliminasi, kecuali dermatitis timbul pada bagian genital sehingga
membuat penderita takut untuk BAK.
4) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada penderita dermatitis tidak mengganggu aktivitas sehari-
hari tetapi tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan rasa nyeri
atau lokasi sakit yang dirasakan.
5) Pola tidur dan istirahat
Biasanya pada pola istirahat penderita dermatitis terjadi gangguan
pola tidur dikarenakan rasa nyeri dan rasa gatal ataupun rasa terbakar
yang dialami
6) Pola hubungan dan peran
Biasanya hubungan dengan keluarga,teman dan tetangga terganggu
karena penyakitnya yang dirasakan.
7) Pola sensori dan kognitif
Biasanya pada penderita dermatitis tidak ditemukan ganngguan tetapi
tergantung dari masing-masing individu yang mengalami penyakit
tersebut..
8) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya pada penderita dermatitis status mental sadar, bicara normal,
masih mampu berinteraksi social .
9) Pola reproduksi dan seksual
Biasanya penderita dermaitis merasa terganggu dengan pola seksual
jika penyakit tersebut menyerang bagian genetalia
10) Pola penanggulangan stress
Biasanyapada penderita dermatitis mangatasi rasa nyeri dengan
mengkonsumsi obat anti nyeri dan karena nyeri yang dirasakan
biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa khawatir klien tentang
penyakitnya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada penederita dermatitis menyebabkan malaise, demam,
rasa panas pada kulit sehingga bisa membuat rutinitas ibadah
penderita terganggu.
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi atau
kemerahan pada kulit, dankekuatan daya tahan tubuh. TTV biasanya
penderita mengalami peningkatan suhu tubuh dan akibat nyeri yang
dirasakan bisa juga mengakibatkanpeningkatan denyut jantung,
peningkatan pernapasan, serta peningkatan tekanan darah.
1) Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi
(Mendengar), Palpasi (Meraba), Perkusi (Mengetuk) mulai dari :
a) Kepala : Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada lukaataulesi.
b) Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung
tingkatan usia
c) Wajah : kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak,
dan tidakpucat, sianosis adanya kemerahan/tidak.
d) Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera
ikterus/tidak, ada kelainan atau tidak, serta adanay bengkak
kemrahan/tidak
e) Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada
stomatitis/tidak, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
Biasanya pada herpes terdapat lesi pada bagian bibir akibat
infeksi
f) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri
tekan/tidak, adanya kemerahan atau tidak karena dermatitis bias
menyerang bagian kulit manapun
g) Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung
normal/tidak, ada tidak bunyi tambahan nafas. Tidak ada masa/
benjolan,ada nyeri tekan atau tidak.
h) Abdomen : Ada atau Tidak luka bekas operasi, distensi
abdoen atau tidak, kembung atau tidak, warna, kebersihan.
i) Genetalia : Apakah ada varises, bersih, adanynya nyeri
tekan atau tidak, edema/tidak. Biasanya pada dermatitis yang
menyerang genital mengalami kelainan seperti warna kemerahan
serta adanya rasa nyeri
j) Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema,
Adanya tanda- tanda insfeksi/tidak).
k) Ekstrimitas : Edema/tidak, adanya varises/tidak, sianosis,
CRT kembali normal/tidak
l) Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut
terutama priritus (sebagai pengganti dolor),  kemerahan (rubor),
gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat Vesikel-veikel
fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar,
terdapat bula atau pustule, hiperpigmentai tau
hipopigmentasi.Adanya nyeri tekan,  edema atau pembengkakan,
serta kulit bersisik
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit
dermatitis diantaranya :
a. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit
b. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit.
c. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan Pruritus.
d. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang
tidak baik
e. Defisit pengetahuan tentang perawatan kulit serta cara menangani
kelainan pada kulit
f. Risiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada
kulit.
3. Rencana Tindakan Keperawatan

No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


dx hasil
1 NOC : NIC: 1. Untuk mengalihkan
rasa nyeri.
Tujuan : 1. Berikan tindakan
2. Untuk mengurangi
nyaman, misalnya
Setelah dilakukan rasa nyeri pasien.
pijatan punggung,
3. Untuk membantu
tindakan keperawatan ciptakan lingungan
meringankan
yang tenang.
selama 3x24 jam kecemasan pasien
2. Kolaborasi pemberian
4. Untuk
diharapkan nyeri bisa obat nyeri.
meningaktkan
3. Ajarkan tekhnik
teratasi. kesehatan tubuh.
relaksasi, distraksi .
Untuk mengetahui
Kriteria Hasil: 4. Kontrol lingkungan
yang dapat keadaan umum
1. Pasien tampak rileks. pasien
mempengaruhi nyeri
2. Pasien mampu
seperti suhu,
tidur/istirahat dengan
pencahayaan dan
tenang.
kebisingan.
3. Pasien tidak gelisah,
5. Anjurkan untuk
tidak merintih
meningkatkan istirahat.
Monitor tanda-tanda
vital
2 Setelah dilakukan 1. Monitor warna kulit 1. Mengetahui
2. Monitor adanya infeksi perubahan warna
tindakan keperawaan
3. Monitor temperatur kulit
selama ... x 24 jam, kulit 2. Mengetahui infeksi
4. Jaga kebersihan kulit yang terjadi
integritas kulit klien
agar tetap bersih dan 3. Mengetahui
dapat membaik dengan kering kelembaban kulit
5. Anjurkan klien untuk 4. Mempermudah
kriteria hasil :
menggunakan pakaian proses
1. Tissue Integrity : longgar penyembuhan
Mucous Membran 6. Monitor status nutrisi 5. Agar kulit dapat
Temperatur jaringan klien mendapatkan udara
baik 7. Oleskan lotion pada yang cukup
2. Sensasi baik daerah yang tertekan 6. Agar kebutuhan
3. Hidrasi baik akan nutrisi
4. Tidak ada lesi atau tercukupi
luka 7. Untuk mengurangi
infeksi pada kulit
3 Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. Membantumengiden
perubahan tidak normal tifikasi kebutuhan
tindakan keperawatan
selama….x24 jam berkenaan dengan pola tidur
kehamilan 2. Meringankan rasa
diharapkan gangguan
2. Evaluasi tingkat lelah
pola tidur bisa stabil kelelahan, anjurkan 3. Ansietas,
pasien untuk istirahat 1- ketidaknyamana
Kriteria hasil :
2 jam pada siang hari fisik dapat
1. Tidur pasien sesuai dan 8 jam pada malam mempersulit tidur
kebutuhan/normal hari 4. Memungkinkan
2. Pasien tidak cemas 3. Anjurkan tekhnik diafragma menurun,
relaksasi, dan membantu
penurunan aktivitas mengembangkan
4. Anjurkan tidur posisi ekspansi paru
semi fowler 5. Memahami akibat
5. Jelaskan pentingnya dari perubahan pola
tidur yang adekuat tidur
6. Ciptakan lingkungan 6. Membuat
yang nyaman kenyamanan pasien
sehingga mudah
tertidur.
4 Setelah dilakukan 1. Kaji adanya gangguan 1. Gangguan citra diri
pada citra diri pasien akan menyertai
asuhan keperawatan
(menghindari kontak setiap penyakit atau
selama …x 24 jam, mata, ucapan yang keadaan yang
merendahkan diri tampak nyata bagi
klien dapat menerima
sendiri, ekpresi keadaan pasien. Kesan
keadaan dirinya dengan muak terhadap kondisi sesorang terhadap
kulitnya). dirinya sendiri akan
baik.
2. Identifikasi stadium berpengaruh pada
Dengan Kriteria Hasil : psikososial tahap konsep diri.
perkembangan. 2. Terhadap hubungan
1. Mengembangkan
3. Berikan kesempatan antara stadium
peningkatan
untuk pengungkapan perkembangan, citra
kemauan untuk
4. Bantu pasien yang diri dan reaksi serta
menerima keadaan
cemas dalam pemahaman pasien
diri.
mengembangkan terhadap kondisi
2. Mengikuti dan turut
kemampuan untuk kulitnya
berpartisipasi dalam
menilai diri dan 3. Pasien
tindakan perawatan
mengenali serta membutuhkan
diri.
mengatasi masalah. pengalaman yang
3. Melaporkan
harus didengarkan
perasaan dalam
dan dipahami.
pengendalian
4. Tindakan ini
memberikan
kesempatan pada
petugas kesehatan
untuk menetralkan
kecemasan yang
tidak perlu terjadi
dan memulihkan
realitas situasi.
5 Setelah dilakukan 1. Tentukan apakah pasien 1. Memberikan data
mnegetahui (memahami dasar untuk
asuhan keperawatan
dan salah mengembangkan
selama 3 x 24 jam, mengerti) tentang rencana
kondisi dirinya. penyuluhan.
klien mengetahui
2. Jaga agar pasien 2. Pasien harus
tentang penyakitnya. mendapatkan informasi memiliki perasaan
yang benar ; bahwa ada sesuatu
Dengan KH :
memperbaiki kesalahan yang dapat mereka
1. Memiliki konsepsi / informasi. perbuat.
pemahaman terhadap 3. Peragakan penerapan Kebanyakan pasien
perawatan kulit terapi yang merasakan
2. Mengikuti terapi diprogramkan (kompres manfaatnya.
seperti yang basah ; obat topical). 3. Memungkinkan
diprogramkan dan pasien memperoleh
dapat kesempatan untuk
mengungkapkan menunjukkan cara
secara rasional yang tepat unutk
tindakan yang melakukan terapi.
dilakukan.
3. Menjalankan mandi,
pencucian, dan
balutan basah sesuai
yang diprogramkan.
4. Memahami
pentingnya nutrisi
untuk kesehatan
kulit.
Tujuan : 1. Observasi dan laporkan 1. Mencegah
Setelah dilakukan tanda dan gejala infeksi terjadinya infeksi
tindakan keperawatan seperti kemerahan, 2. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam panas. kodisi imun
diharapkan infeksi tidak 2. Kaji temperature pasien 3. Mencegah infeksi
terjadi setiap 4 jam 4. Agar tidak terkena
3. Cuci tangan sebelum cairan darah pasien
Kriteria hasil :
dan sesudah melakukan yang 1 dengan yang
1. Tidak terjadi infeksi.
tindakan lain.
2. Tanda-tanda infeksi 4. Gunakan standar 5. Agar tidak terjadi
sarung tangan selama infeksi.
bisa ditangani. kontak dengan 6. Supaya tubuh tetap
darah/cairan. sehat.
5. Pastikan tekhnik Tanda-tanda
perawat tersebut merupakan
luka secara tepat. indikasi terjadinya
6. Anjurkan pasien untuk bakterimia, shock
istirahat yang cukup. yang tidak
7. Catat adanya tanda terdeteksi
lemas, kedinginan,
anoreksia
4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
5. Evaluasi
Hasil akhir setelah proses keperawatan dilaksanakna
a. Nyeri teratasi, pasien tampak rileks.pasien mampu tidur/istirahat
dengan tenang, pasien tidak gelisah, tidak merintih
b. Integritas kulit klien dapat membaik mucous membran temperatur
jaringan baiksensasi baik, hidrasi baik tidak ada lesi atau luka
c. Gangguan pola tidur bisa stabiltidur pasien sesuai kebutuhan/normal,
pasien tidak cemas
d. Mampu menerima keadaan dirinya dengan baik mengembangkan
peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri, mengikuti dan
turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri, melaporkan
perasaan dalam pengendalian
e. Klien mengetahui tentang penyakitnya yaitu memiliki pemahaman
terhadap perawatan kulit, mengikuti terapi seperti yang diprogramkan
dan dapat mengungkapkan secara rasional tindakan yang dilakukan,
menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang
diprogramkan
f. Infeksi tidak terjadi, tanda-tanda infeksi bisa ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan SistemIntegumen.Jakarta: Nuha

Medika

Kowalak, Jenifer.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta: EGC

Herdman, T.Heather. 2015. NANDA International Inc Diagnosis Keperawatan.


Jakarta:EGC
Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi. Jogjakarta:Mediction.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian

1. Data Dasar Keluarga

a. Nama kepala keluarga Tn. N, usia 57 tahun, pendidikan terakhir yaitu SMK,

pekerjaan sebagai satpam dan tinggal dirumah sendiri dengan alamat kelurahan

Gebangsari rt 02/08 Tambak Banyumas.

b. Komposisi Keluarga

No Nama Kelamin Hub. Dg TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan

KK terakhir
1 Tn. N L Suami 57 SMK Swasta

2 Ny. M P Istri 45 SMA Swasta

3 An. R L Anak 22 SMP Swasta

4 An. N P Anak 4 - -

5 Ny. F P Ortu Ny. M 74 Tidak IRT

sekolah

c. Genogram
Klien 74 thn
Dermatitis

stroke sehat sehat

57 th 45 th

sehat sehat

22 th

sehat 4 th

sehat

Keterangan :

= Laki-laki = Meninggal

= Perempuan = Tinggal serumah

= Klien = Sakit

Keterangan : Ny. F tidak mengetahui atau lupa dengan riwayat keluarga

sebelumnya.
d. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan tipe extended family dimana dalam
satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, dan mertua.

e. Suku Bangsa

Tn. N asli daerah Banyumas sedangkan Ny. M berasal dari Kebumen, bahasa
yang digunakan dalam keluarga yaitu Bahasa Indonesia. Dalam berhubungan
sosial, keluarga tidak memandang etnis dan saling bekerjasama antara satu dengan
yang lainnya, tempat tinggal keluarga berbentuk rumah dan tidak dipengaruhi
oleh budaya tradisional ataupun modern. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan
untuk diit maupun mengurangi makanan asin dan manis, serta cara berpakaian
tidak dipengaruhi oleh budaya tradisional ataupun modern.

f. Agama

Seluruh anggota keluarga Tn. N beragama Islam dan dalam pelaksanaan kegiatan
beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat dan berdoa. Agama
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga Tn. N dalam membina hubungan
baik dengan sesama. Ny. F saat menjalankan sholat tangannya sering terasa gatal
dan ingin mengaruknya.

g. Status sosial ekonomi keluarga

Tn. N bekerja sebagai Pedagang sedangkan Ny. M bekerja sebagai Petani, Ny. F
tidak bekerja, An. R bekerja di di Jakarta dengan penghasilan Rp. 3.000.000.
Total pendapatan keluarga perbulan dari Tn. N yaitu di antara Rp. 1.500.000 –
Rp. 1.000.000. Dalam satu hari, keluarga Tn. N mengeluarkan biaya sehari-hari
sebesar Rp. 50.000. Tn. N menyisikan uang belanjanya untuk membeli obat gatal
Ny. F diwarung jika obat sudah mulai habis. Penghasilan yang didapatkan
keluarga Tn. N mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan memiliki tabungan.
Pengelola keungan dalam keluarga yaitu Ny. M.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Tn. N mengatakan jarang berekreasi karena menurut Tn. N uangnya sangat


lumayan untuk biaya berobat Ny. F yang menderita gatal – gatal yang sudah lama
tidak kunjung sembuh.

i. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga Tn. N saat ini, berada pada tahap keluarga dengan
anak dewasa dimana tugas perkembangannya yaitu menata kembali fasilitas dan
sumber, penataan tanggung jawab antar anak, mempertahankan komunikasi
terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu. sedangkan tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah melepaskan anak dan
mendapatkan menantu karena anak pertama keluarga Tn. N yaitu An. R belum
menikah dan berusia 22 tahun.

j. Riwayat Keluarga Inti

Tn. N bertemu dengan Ny. M dan menikah pada usia 22 tahun. Mereka menikah
dan dikaruniai 2 orang anak. Saat ini usia An l 22 tahun dan An P berusia 4 tahun.
Ny. M membawa ibunya yaitu Ny F untuk tinggal bersama, dan Tn.N baru
mengetahui jika Ny.F mengidap penyakit gatal-gatal pada kulitnya.

k. Riwayat keluarga sebelumnya,

Dalam riwayat keluarga Tn. N mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit


dari keluarga sebelum dirinya. Ny.F menderita dermatitis. Bapak Ny. M
meninggal, kakak Ny. M menderita stroke. Anggota keluarga lainnya dalam
keadaan sehat.

2. Lingkungan

a. Perumahan, jenis perumahan yaitu permanen dengan luas bangunan 3 x 10

m2, tidak memiliki pekarangan rumah, status kepemilikan rumah sendiri, atap

rumah terbuat dari genteng, terdapat ventilasi rumah dengan luas < 10 % luas

lantai, cahaya matahari dapat masuk ke rumah pada pagi, siang dan sedikit

karena jarak antar rumah sangat berdekatan ), penerangan dalam rumah

menggunakan cahaya matahari dan listrik, lantai rumah terbuat dari keramik,

kondisi rumah secara keseluruhan dengan lantai bersih, perabotan berdebu

dan kurang rapi.

b. Denah Rumah
1

Keterangan :

1. Ruang tamu dan tempat tdur

2. Tempat tidur

3. Kamar mandi

4. Dapur

c. Pengelolaan sampah

Keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri. Menurut


keluarga, sampah yang ada sementara ditampung didalam rumah kemudian
dibungkus dalam plastik dan dibuang di tempat pembuangan sampah sementara
yang ada di sekitar lingkungan rumah, kemudian sampah tersebut diangkut oleh
petugas kebersihan.

d. Sumber air

Sumber air yang digunakan sehari-hari oleh keluarga yaitu sumur bor dan sumber
air minum dari sumur.

e. Jamban Keluarga

Keluarga Tn. N memiliki kamar mandi sendiri dan WC

f. Pembuangan air limbah

Keluarga Tn. N mempunyai saluran tempat pembuangan air limbah yang mengalir
langsung keselokan dan jaraknya sangat dekat dari rumah. Kondisi air selokan
hitam dan dapat mengalir lancar.
g. Fasilitas sosial dan kesehatan

Di daerah tempat tinggal Tn. N terdapat perkumpulan social seperti kegiatan


pengajian dan kegiatan Posyandu. Fasilitas kesehatan yang terdapat di masyarakat
yaitu Posyandu, Puskesmas, Rumah sakit dan Puskesmas keliling. Keluarga Tn. N
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada bila sakit. Fasilitas kesehatan yang ada
dapat dijangkau oleh keluarga dengan jalan kaki, motor angkutan umum atau
ojek.
h. Karakteristik tetangga dan komunitas

Di lingkungan RT 02 / 05 kelurahan Gebangsari penduduknya tidak terlalu padat,


jarak antar rumah tetangga cukup, dan masih ada pekarangan, jarak ke jalan raya
tidak jauh. Kondisi lingkungan bersih dan tidak terdapat sumber polusi dari
pabrik. Fasilitas yang terdapat di komunitas yaitu fasilitas kesehatan, pasar,
mesjid, sekolah dan transportasi.

i. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. N sudah tinggal di lingkungan ini sejak ± 20 tahun yang lalu.

j. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ny. F mengikuti kegiatan pengkaijan setiap malam pada pukul 19.00 bersama
warga lainnya.

k. Sistem pendukung keluarga

Hubungan keluarga dengan tetangga atau lingkungan sekitar baik, cukup erat,
saling membantu dan menghargai. Keluarga memeriksakan kesehatannya bila ada
keluhan sakit saja. Transportasi mudah didapatkan seperti angkutan umum, becak,
ojek dan lain-lain. Di dalam masyarakat terdapat struktur organisasi yaitu RW,
RT.

3. Struktur Keluarga,

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn. N berkomunikasi dengan baik, saling menghargai bila ada anggota
keluarga sedang berbicara. Bila ada anggotakeluarga yang sedang menghadapi
masalah, dibicarakan secara terbuka sehingga masalah dapat diselesaikan (dengan
cara mengalah). Keluarga melibatkan emosi dalam penyampaian pesan atau
mengobrol. Struktur kekuatan keluarga, dalam keluarga Tn. N, pengambil
keputusan yaitu Ny. M dan mengatur tentang anggaran belanja. Dalam proses
pengambilan keputusan dengan cara dimusyawarakan dahulu sebelumnya.

b. Struktur peran

Tn. N sebagai kepala keluarga yang memimpin keluarga dan mencari nafkah,
sedangkan Ny. M sebagai istri yang bertugas mengatur keuangan. An. R bekerja
dan An. N masih balita. Ny. F membantu dalam merawat cucu-cucunya. Keluarga
Tn. N melaksanakan perannya dengan baik.

c. Nilai dan Norma budaya

Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. N adalah budaya Sunda
dan tidak memiliki nilai-nilai kepercayaan serta kebudayaan yang bertentangan
dengan kesehatan.

4. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga Tn. N berusaha untuk memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga,


saling membantu jika ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan, saling
menghargai, memperhatikan dan percaya antara satu dengan yang lainnya. Setiap
hari keluarga dari Ny. M ( adik-adiknya dan keponakannya ) datang ke rumah
untuk menemani Ny. F yang sudah lanjut usia dan An> N yang masih balita.

b. Fungsi sosialisasi

Seluruh anggota keluarga Tn. N dapat berinteraksi dengan baik di dalam


lingkungannya. Tanggung jawab dalam keluarga dijalankan dengan baik seperti
Tn. N, Ny. M dan An. R bekerja mencari nafkah. Tn. P dan Ny. M memebesarkan
anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Lingkungan tempat tinggal keluarga
tidak memberikan dukungan dalam perkembangan anak dikarenakan tidak ada
fasilitas bermain karena sempit.

c. Fungsi reproduksi

Tn. N memiliki dua anak yaitu An. R ( 22 th ) dan An. N ( 4 th ). Keluarga Tn. N
dan Ny. M mengikuti program KB dengan menggunakan jenis KB spiral.

d. Fungsi perawatan kesehatan

Ny. F mengatakan dirinya mempunyai penyakit dermatitis dan menyebabkan kulit


tangannya gatal-gatal dan bersisik serta tidak tahu mengenai penyakit dermatitis
dan hanya diberitahu oleh dokter ( saat kontrol ) untuk menjaga kebersihan
lingkungan seperti air dan kebersihan diri. Ny. F bertanya – Tanya tentang
penyakitnya baik mengenai pengertian, tanda dan gejala serta akibat dari
penyakitnya. Dan keluarga tidak tahu apa akibatnya jika tidak diobati Ny. F
meminta untuk segera mengobati penyakitnya agar cepat sembuh. Ny. F
mengatakan dirinya sering merasa gatal-gatal dan tidak nyaman pada kulitnya.
Ny. F tidak memiliki sikap negatif atau kurang percaya terhadap petugas
kesehatan. Keluarga Tn. N juga sering mengingatkan kepada Ny. F untuk menjaga
kebersihan dirinya. Keluarga Tn. N mengatakan mengetahui tentang fasilitas
kesehatan yang terdapat di lingkungannya yaitu Puskesmas, Puskesmas keliling,
Posyandu, dan rumah sakit, serta mengetahui manfaat dari tempat tersebut yaitu
mendapatkan pengobatan dan menjadi sehat, tetapi jarang mengunjungi tempat
tersebut atau datang bila mengalami keluhan saja. Keluarga saling memperhatikan
keadaan masing – masimg anggota keluarganya. Ny. F jarang mandi dan kurang
merawat dirinya dalam hal kebersihan diri. Keluarga Tn. N mengetahui
pentingnya membersihkan lingkungan rumah dengan cara membersihakan kolam
air mandi selama 1 kali dalam 2 minggu. Fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan keluarga Tn. N dapat dijangkau dengan berjalan kaki, naik motor atau
ojek, angkutan umum.

Ny.F mengatakan tangannya sering terasa gatal-gatal dan kemerahan, Ny. F


mengatakan dirinya jarang mandi 2 kali sehari, dan sering mandi di kali.

Ny. F kurang mengetahui mengenai penyakitnya dan mengatakan tidak ada


penyakit keturunan yang diderita, serta tampak bertanya – Tanya tentang penyakit
yang dialaminya sekarang. Ny. F tidak mengetahui tentang akibat dari penyakit
gatal-gatal nya. Ny. F tidak memiliki sikap negatif atau merasa kurang percaya
terhadap petugas kesehatan dan mengetahui tentang fasilitas kesehatan yang ada
di lingkungannya serta mengetahui manfaat dari tempat tersebut. Ny. F
mengatakan tidak mengetahui cara perawatan pada orang yang mengalami
penyakit gatal-gatal.

5. Stres dan koping keluarga

a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang

Stresor jangka pendek yang sedang dialami keluarga adalah Ny. F mengalami
sakit gatal-gatal. Stresor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga persiapan
An. N yang akan masuk TK.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan bersama – sama untuk
mencari jalan keluarnya ( musyawarah ).
c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga Tn. N mengatakan bila ada masalah selalu dibicarakan bersama untuk
mencari jalan keluarnya.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptif

e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga

Keluarga sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa berbicara


mengenai kesehatan, memberikan informasi, sehingga keluarga menjadi tahu
mengenai kesehatannya.
f. Pemeriksaan Fisik

No. Pemeriksaan Tn. N Ny. M An. R An. N Ny. F


TTV BB:72 kg, BB:- kg, BB:- kg, BB:14kg, BB:50 kg,
TB:165 cm, TB:- cm, TB:- cm, TB:-cm, Sh: TB:157 cm, Sh:
Sh: 36 oc, Sh- oc, N: Sh: - oc, N: 36 oc, N: 98 36 oc, N: 88
N: 84 - x/mnt, - x/mnt, x/mnt, TD: - x/mnt, TD:
x/mnt, TD: TD: - TD: - mmhg, RR: 130/80 mmhg,
130/90 mmhg, mmhg, RR: 22x/mnt RR: 18x/mnt
mmhg, RR: RR: - - x/mnt.
20x/mnt. x/mnt.
Kulit Warna kulit Warna Warna kulit Warna kulit Warna kulit
kecoklatan, kulit kuning kuning kuning
gatal tak kecoklatan kecoklatan, kecoklatan, kecoklatan,
ada, tak ada , gatal tak gatal tak gatal tak gatal-gatal, kulit
luka, ada, tak ada, tak ada ada, tak ada terlihat
rambut ada luka, luka, rambut luka, rambut mengelupas,
bersih, rambut bersih, bersih, rambut bersih,
pendek bersih, pendek pendek pendek tidak
tidak pendek tidak tidak rontok.
rontok. tidak rontok. rontok.
rontok.
-
Mata Kelopak Kelopak Kelopak Kelopak Kelopak mata
mata tidak mata tidak mata tidak mata tidak tidak ptosis,
ptosis, ptosis, ptosis, tidak ptosis, tidak tidak ada
tidak ada tidak ada ada ada peradangan,
peradangan peradanga peradangan, peradangan, konjungtiva
, n, konjungtiva konjungtiva tidak anemis,
konjungtiva konjungtiv tidak tidak sclera an ikterik,
tidak a tidak anemis, anemis, menggunakan
anemis, anemis, sclera an sclera an kaca mata.
sclera an sclera an ikterik, ikterik,
ikterik, ikterik, tidak tidak
tidak tidak menggunak menggunak
menggunak mengguna an kaca an kaca
an kaca kan kaca mata. mata.
mata. mata.
-
Telinga Pendengara Pendengar Pendengara Pendengara Pendengaran
n baik, an baik, n baik, n baik, baik, tinnitus
tinnitus tinnitus tinnitus tinnitus tidak ada
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada serumen ( - ),
serumen ( -serumen serumen serumen purulen tidak
), purulen ( - ), ( - ), purulen ( - ), purulen ada, tidak ada
tidak ada, purulen tidak ada, tidak ada, nyeri ditelinga.
tidak ada tidak ada, tidak ada tidak ada
nyeri tidak ada nyeri nyeri
ditelinga. nyeri ditelinga. ditelinga.
ditelinga.
-
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan bentuk,
bentuk, bentuk, bentuk, bentuk, tidak tersumbat,
tidak tidak tidak tidak tidak ada sekret.
tersumbat, tersumbat, tersumbat, tersumbat,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
sekret. sekret. sekret. sekret.

Mulut Gigi bersih Gigi Gigi bersih Gigi bersih Gigi bersih
tidak ada bersih tidak ada tidak tidak
ada ada karies, gosok
karies, tidak ada karies, karies, gigi 2x sehari setiap
gosok gigi karies, gosok gigi gosok mandi
gigi menggunakan
2x sehari gosok gigi 2x sehari 2x sehari
pasta gigi.
setiap 2x sehari setiap mandi setiap mandi
mandi setiap menggunak menggunak
menggunak mandi an pasta an pasta
an pasta mengguna gigi. gigi.
gigi. kan pasta
gigi.

Payudara Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesara pembesaran, pembesaran, pembesaran,
, tidak ada n, tidak tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, ada benjolan, benjolan, benjolan, bentuk
bentuk benjolan, bentuk dada bentuk dada dada simetris
dada bentuk simetris simetris
simetris dada
simetris

Thorak Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi jantung 1


jantung 1 jantung 1 jantung 1 jantung 1 dan 2 normal,
dan 2 dan 2 dan 2 dan 2 mur-mur ( - )
normal, normal, normal, normal, gallop ( - )
mur-mur ( - mur-mur ( mur-mur ( - mur-mur ( - teratur, paru-
) gallop - ) gallop ) gallop ( - ) ) gallop ( - ) paru ronhi ( + )
( - ) teratur, (-) teratur, teratur, tridor ( _ ),
paru-paru teratur, paru-paru paru-paru wheezing ( _ )
ronhi (- ) paru-paru ronhi (- ) ronhi ( - ) tidak ada
tridor ( _ ), ronhi (- ) tridor ( _ ), tridor ( _ ), kelainan.
wheezing tridor wheezing wheezing
( _ ) tidak ( _ ), ( _ ) tidak ( _ ), tidak
ada wheezing ada kelainan ada
kelainan. ( _ ) tidak kelainan.
ada
kelainan
Abdomen Buncit, Tidak Tidak Tidak Tidak buncit,
permukaan buncit, buncit, buncit, permukaan datar
datar, tidak permukaa permukaan permukaan tidak ada asites
ada asites, n datar, datar, tidak datar, tidak bising usus ( + ),
bising usus tidak ada ada asites, ada asites, tidak ada nyeri.
( + ), tidak asites, bising usus ( bising usus (
ada nyeri. bising + ), tidak + ), tidak
usus ( + ), ada nyeri. ada nyeri.
tidak ada
nyeri.

Exstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kekakuan, kekakuan, kekakuan, kekakuan, kekakuan, tidak
tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri tidak nyeri nyeri pada
pada pada pada telapak pada kaki telapak kaki dan
telapak telapak kaki dan dan tangan tangan. Tangan
kaki dan kaki dan tangan pasien gatal –
tangan tangan gatal dan merah
bintik – bintik.
Kesimpulan Sehat Menurut Sehat Sehat Sakit Dermatitis
keluarga
sehat
B. Analisa data

No Data Diagnosa Keperawatan


1 Subjektif : Kerusakan integritas kulit
- Ny.F mengatakan tanganya padaNy.F berhubungan dengan
gatal-gatal dan sering ketidakmampuan keluarga
digaruk-garuk mengunakan merawat anggota keluarga yang
tangan saat gatal sakit.
menyerang.
- Ny. F mengatakan terdapat
bintik – bintik merah
ditangannya terasa gatal
ketika berkeringat

Objektif :
- Kulit terlihat terkelupas dan
warnanya putih dan
- setelah digaruk-garuk
warnaya menjadi merah
merah disekitar kulit yang
digaruk-garuk

2 Subjektif : Kurang pengetahuan keluarga Ny.


- Klien mengatakan belum F berhubungan dengan
tahu tentang obat yang kemampuan keluarga mengenal
cocok untuk penyakitnya masalah kesehatan anggota
- Ny. F mengatakan dirinya mengalami keluarganya
penyakit gatal – gatal sejak 3 tahun yang
lalu
- Ny. F pernah diberitahu oleh dokter ( saat
kontrol ) untuk mengurangi rasa gatal
yang dirasakan
- keluarga tidak tahu apa akibatnya jika
tidak diobati

Objektif
- Klien kurang mengetahui
cara pengobatan untuk
Dermatitis
Skoring masalah keperawatan

 Kerusakan integritas kulit padaNy.F berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Kriteria Skor Total Pembenaran
Sifat masalah. 3/3 X1 1 Ny. F biasanya kalo gatal
Skala : Aktual 3 gatal merendam kedua tangan
Resiko 2 dengan air hangat dan
Potensial 1 mengoleskan salep
Kemungkinan masalah dapat ½ x2 1 Ny. F mengatakan masalah
diubah. sebagian dapat diselesaikan
Skala :Mudah 2 dengan cara cuci tangan dan
Sebagian 1 sebagian tidak bisa
Tdk dapat 0 diselesaikan sendiri seperti
pengobatan gatal-gatal yang
belum kunjung sembuh
Potensial masalah untuk 2/3X1= 2/3 Ny. F mengatakan sudah cuci
dicegah : tangan dengan mengunakan
Skala : Tinggi 3 air mengalir
Cukup 2
Rendah 1
Skala : 2/2X1 1 Ny. F mengatakan jika ada
Masalah berat harus segera di masalah segera diselesaikan
tangani 2 seperti masalah gatal-gatal
Ada masalah tp tdk perlu yang diderita Ny. F
ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 3 2/3

 Defisiensi pengethuan keluargaNy. F berhubungan dengan kemampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan anggota keluarganya

Kriteria Skor Total Pembenaran


Sifat masalah. 2/3X1 2/3 Ny. F mengatakan belum tahu
Skala : Aktual 3 cara mengobati penyakit
Resiko 2 gatal-gatal yang dideritanya
Potensial 1 sekarang
Kemungkinan masalah dapat ½ x2 1 Ny. F mengatakan sebagian
diubah. penyakit gatalgatal yang
Skala :Mudah 2 dideritanya sebagian belum
Sebagian 1 dapat diatasi
Tdk dapat 0
Potensial masalah untuk 2/3X1 2/3 Ny. F mengatakan belum tahu
dicegah : cara pencegahan penyakit
Skala : Tinggi 3 gatal-gatal agartidak kambuh
Cukup 2 lagi
Rendah 1
Skala : 2/2X1 1 Ny. F mengatakan penyakit
Masalah berat harus segera di gatal-gatalnya ingin segerah
tangani 2 sembuh dan tidak kabuh-
Ada masalah tp tdk perlu kambuh lagi
ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
TOTAL 3 1/3

Prioritas masalah berdasarkan penampisan adalah sebagai berikut :

1. Kerusakan integritas kulit pada Ny.F berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dengan skor: 3 2/3

2. Defisiensi pengethuan keluarga Ny. F berhubungan dengan kemampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan anggota keluarganya dengan skor: 3

1/3
Rencana keperawatan

N Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar Intervensi


O keperawatan
1 Kerusakan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
intregitas kulit pada tindakan kunjungan 3 x 45
keluarga Tn. N pembinaan dalam menit keluarga
khusunya Ny. F waktu dua minggu dapat :
berhubungan Dermatitis tidak 1. Mengenal
dengan terjadi pada masalah
ketidakmampuan keluarga Tn. N Dermatitis
keluarga merawat khususnya Ny. F dengan
anggota keluarga menyebutkan : Respon Dermatitis adalah - Diskusikan
bersama
dengan Dermatitis a. Pengertian verbal peradangan pada kulit,
keluarga arti
Dermatitis ditandai dengan ruam dermatitis
dengan
gatal kemerahan, yang
menggunakan
muncul akibat kontak lembar balik
- Motivasi
dengan zat tertentu
keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Diskusikan
bersama
keluarga
penyebab
Respon 3 dari 5 penyebab DERMATITIS
dengan
verbal dermatitis :
menggunakan
b. Penyebab 1. Air yang lembar balik
- Motivasi
DERMATITIS mengandung klorin
keluarga untuk
atau kapur. mengulang
kembali
2. Pemutih
- Berikan
3. Sabun dan deterjen. reinforcement
atas usaha
4. Larutan asam dan positif keluarga
alkal - Diskusikan
bersama
5. Antiseptik dan keluarga tanda-
antibakteri. tanda
DERMATITIS
dengan
menggunakan
lembar balik
- Motivasi
Respon keluarga untuk
mengulang
verbal
kembali
- Berikan
c. Tanda-tanda
reinforcement
DERMATITIS 4 dari 7 tanda atas usaha
positif keluarga
dermatitis :
- Motivasi
1. Ruam kemerahan keluarga untuk
mengidentifikasi
2. Peradangan penyebab
DERMATITIS
3. Gatal yang kadang- pada ibu F
kadang terasa parah - Berikan
reinforcement
4. Kering atas usaha
positif keluarga
5. Pembengkakan

6. Kulit kering
Respon
7. Bersisik
verbal
8. Lecet melepuh
- Diskusikan
bersama
d. Identifikasi
keluarga akibat
penyebab dan DERMATITIS
dengan
tanda gejala
menggunakan
DERMATITIS lembar balik
- Motivasi
Ungkapan keluarga keluarga untuk
mengulang
tentang penyebab dan
kembali
tanda-tanda dermatitis - Berikan
reinforcement
yang dialami ibu F.
atas usaha
positif keluarga
- Memotivasi
2. mengambil Respon
keluarga dalam
keputusan untuk verbal mengatasi
masalah
masalah
DERMATITIS
DERMATITIS - Berikan
reinforcement
dengan :
atas usaha
a. Menyebutkan positif keluarga
akibat
DERMATITIS
Akibat DERMATITIS
- Diskusikan
:
bersama
a. Infeksi keluarga
b. Neurodermatitis pencegahan
c. Cellulitis DERMATITIS
d. Kualitas hidup dengan
menurun menggunakan
1. lembar balik
Respon - Motivasi
verbal keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- -Motivasi
b. Memutuskan ungkapan keluarga
keluarga untuk
untuk mengatasi untuk mengatasi melakukan
perawatan kaki
masalah DERMATITIS dan
- -Berikan
DERMATITIS menanyakan apa yang reinforcement
positif atas
harus dilakukan
usaha positif
Respon keluarga
1. Gunakan petroleum
verbal
jelly sebelum
menggunakan sarung
tangan
3. Melakukan
perawatan
2. Gunakan losion atau
DERMATITIS
krim pada tangan untuk
- Diskusikan
dengan :
menghindari kulit bersama
a. Menyebutkan keluarga cara
menjadi kering
memilih
cara mengatasi
masalah makanan untuk
3. Pilihlah produk DERMATITIS
DERMATITIS
- Motivasi
berlabel hypoallergenic
keluarga untuk
atau tidak wangi mengulang
kembali
Respon - Berikan
reinforcement
psikomotor
atas usaha
positif keluarga

- Memotivasi
keluarga
Cara mengatasi menciptakan
lingkungan yang
b. Melakukan masalah
kondusif
perawatan kaki DERMATITIS dengan: - Berikan
reinforcement
DERMATITIS
atas usaha
positif keluarga

Respon Perawatan kaki


verbal DERMATITIS:
1. Hindari menggaruk
kulit yang teriritasi
2. Pengobatan anti - Diskusikan
bersama
gatal lainnya adalah
keluarga
losion calamine atau mengenai
fasilitas
krim hydrocortisone
kesehatan yang
3. Menggunakan obat dapat digunakan
keluarga
c. Menyebutkan antihistamin seperti
- Motivasi
cara memilih diphenhydramine dapat keluarga untuk
mengulang
bahan makanan mengurangi gatal dan
kembali tentang
respon alergi. fasilitas
kesehatan yang
dapat digunakan
Cara memilih makanan - Berikan
reinforcement
untuk dermatitis:
atas usaha
Makanan yang tidak positif keluarga
- Diskusikan
Respon menimbulkan alergi
bersama
afektif keluarga
manfaat fasilitas
kesehatan
- Motivasi
keluarga untuk
4. Memodifikasi mengulang
kembali tentang
lingkungan untuk
fasilitas
mengatasi kesehatan
- Motivasi
DERMATITIS
keluarga
dengan : mengunjungi
fasilitas
a. Menciptakan
kesehatan untuk
lingkungan yang mengatasi
masalah
aman untuk
DERMATITIS
DERMATITIS Ungkapan keluarga - Berikan
reinforcement
Respon untuk menciptakan
atas usaha
verbal lingkungan yang bersih positif keluarga
dan nyaman

5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan yang
ada untuk
mengatasi
DERMATITIS
dengan : Fasilitas kesehatan
a. Menyebutkan yang dapat digunakan :
fasilitas 1. Puskesmas
kesehatan yang 2. Dokter praktek
dapat digunakan 3. Klinik 24 jam
untuk mengatasi
DERMATITIS Respon
verbal

Respon Manfaat kunjungan ke


psikomotor fasilitas kesehatan :
1. Mendapatkan
pelayanan kesehatan
b. Menyebutkan 2. Mendapatkan
mafaat pendidikan kesehatan
kunjungan ke
fasilitas
kesehatan kunjungan keluarga
bapak M. khususnya - Diskusikan
bersama
ibu M. ke fasilitas
keluarga arti
kesehatan untuk dermatitis
dengan
mengatasi masalah
menggunakan
dermatitis lembar balik
- Motivasi
keluarga untuk
c. Mengunjungi mengulang
kembali
fasilitas
- Berikan
kesehatan reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Diskusikan
bersama
keluarga
Respon penyebab
dermatitis
verbal
dengan
menggunakan
lembar balik
- Motivasi
keluarga untuk
Dermatitis adalah
mengulang
peradangan pada kulit, kembali
- Berikan
ditandai dengan ruam
reinforcement
gatal kemerahan, yang atas usaha
positif keluarga
muncul akibat kontak
- Diskusikan
dengan zat tertentu bersama
keluarga tanda-
tanda dermatitis
dengan
menggunakan
lembar balik
Respon - Motivasi
keluarga untuk
verbal
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Motivasi
keluarga untuk
mengidentifikasi
Keluarga dapat
menyebutkan 4 dari 6 penyebab
dermatitis pada
dari penyebab
Bpk.N
dermatitis : - Berikan
reinforcement
1. Air yang
atas usaha
mengandung klorin positif keluarga
atau kapur.
2. Pemutih
Respon 3. Sabun dan deterjen.
verbal 4. Larutan asam dan
alkal
- Diskusikan
5. Antiseptik dan bersama
2 antibakteri. keluarga akibat
dermatitis
Risiko Perubahan Setelah dilakukan
dengan
perfusi jaringan tindakan menggunakan
lembar balik
serebral pada keperawatan Setelah dilakukan
- Motivasi
keluarga Tn. N. dalam waktu dua kunjungan 5 x 45 keluarga untuk
mengulang
khususnya Tn. N. minggu menit keluarga keluarga dapat kembali
berhubungan diharapkan dapat : menyebutkan 4 dari 6 - Berikan
reinforcement
dengan perubahan perfusi 1. Mengenal tanda-tanda dermatitis : atas usaha
ketidakmampuan jaringan serebral masalah positif keluarga
keluarga merawat tidak terjadi Hypertensi 1. Ruam kemerahan
anggota keluarga dengan - Memotivasi
2. Peradangan keluarga dalam
dengan dermatitis menyebutkan : Respon
mengatasi
3. Gatal yang kadang-
a. Pengertian verbal masalah
kadang terasa parah dermatitis
dermatitis
- Berikan
4. Kering
reinforcement
5. Pembengkakan atas usaha
positif keluarga
6. Kulit kering

7. Bersisik

8. Lecet melepuh

- Diskusikan
bersama
keluarga
pencegahan
dermatitis
Keluarga dengan
menggunakan
mengungkapkan lembar balik
tentang penyebab - Motivasi
b. Penyebab Respon keluarga untuk
dermatitis yang dialami mengulang
dermatitis verbal
Bpk.N kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga
- Motivasi
keluarga untuk
melakukan
pengobatan
tradisional
- Berikan
reinforcement
positif atas
usaha positif
keluarga

Keluarga dapat
menyebutkan 4 akibat
-. Diskusikan bersama
c. Tanda-tanda Respon dermatitis :
keluarga cara memilih
dermatitis verbal 1. Infeksi
2. Neurodermatitis makanan untuk
3. Cellulitis
dermatitis
4. Kualitas hidup
menurun - Motivasi
keluarga untuk
mengulang
kembali
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga

Ungkapan keluarga
Respon untuk mengatasi
verbal dermatitis dan
d. Identifikasi menyakan apa yang
- Memotivasi
penyebab dan harus dilakukan keluarga
menciptakan
tanda gejala
lingkungan yang
dermatitis kondusif
- Berikan
reinforcement
atas usaha
positif keluarga

2. mengambil
keputusan untuk
masalah
dermatitis Respon
dengan: psikomotor
a. Menyebutkan
akibat dermatitis
Ungkapan keluarga
untuk menciptakan
lingkungan yang bersih
dan tidak licin

Respon
verbal

b. Memutuskan
untuk mengatasi
masalah
dermatitis

3. Melakukan
perawatan
dermatitis
dengan:
a. Menyebutkan Respon
cara mengatasi afektif
masalah
dermatitis
b. Melakukan
pengobatan Respon
tradisional pada verbal
dermatitis

c. Menyebutkan
cara memilih
bahan makanan
Respon
verbal

4. Memodifikasi
lingkungan untuk
mengatasi
dermatitis
dengan:
a. Menciptakan Respon
lingkungan yang psikomotor
aman untuk
dermatitis
N TANGGAL PELAKSANAAN EVALUASI
O
1 29 maret 1.1-Mendiskusikan bersama S :
2008 keluarga tentang pengertian - Keluarga mengatakan paham dan
Dx 1 Dermatitis dengan cara penyuluhan mengerti tentang pengertian,
kesehatan menggunakan lembar penyebab, tanda dan gejala
balik dermatitis
-Memotivasi keluarga untuk - Keluarga mengatakan dermatitis
mengulang kembali pengertian adalah penyakit gula lebih dari 140
Dermatitis mg/dl
-Memberikan reinforcement positif O :
atas usaha keluarga -Keluarga dapat menyebutkan 3
1.2–Mendiskusikan bersama penyebab dermatitis dengan benar
keluarga tentang penyebab - Keluarga dapat menyebutkan 5 dari
dermatitis dengan cara penyuluhan tanda-tanda dermatitis dengan benar
kesehatan dengan menggunakan A :
lembar balik Tujuan tercapai, masalah teratasi
-Memotivasi keluarga untuk P :
mengulang kembali penyebab Lanjutkan ke TUK 2
dermatitis
-Memberikan reinforcement positif
atas usaha keluarga
1.3–Mendiskusikan bersama
keluarga tentang tanda-tanda
dermatitis dengan cara penyuluhan
kesehatan dengan menggunakan
lembar balik
-Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali tanda-tanda
dermatitis
-Memberikan reinforcement positif
atas usaha keluarga
2 30 maret 1.4–Memotivasi keluarga untuk
2008 mengidentifikasi penyebab dan tanda
Dx 1 serta gejala dermatitis yang dialami S :
ibu M. - Keluarga menanyakan kepada
-Memberikan reinforcemet positif penyuluh cara mengatasi dermatitis
atas usaha keluarga - Keluarga mengerti akibat
2.1–Mendiskusikan akibat dermatitis dermatitis
dengan cara penyuluhan kesehatan O :
dengan menggunakan lembar balik - Keluarga dapat menyebutkan 3
-Memotivasi keluarga untuk akibat dermatitis dengan benar
mengulang kembali akibat dermatitis A :
-Memberikan reinforcement positif Tujuan tercapai, masalah teratasi
atas usaha keluarga P:
2.2–Memotivasi keluarga untuk Lanjutkan ke TUK 3
3 30 maret mengambil keputusan dengan cara
2008 keluarga menanyakan apa yang
Dx 1 harus dilakukan untuk mengatasi
dermatitis pada ibu M.
S:
-Keluarga mengatakan paham dan
3.1 -Mendiskusikan bersama mengerti tentang cara perawatan
keluarga tentang cara perawatan dermatitis dan makanan yang dapat
DERMATITIS dengan cara di konsumsi untuk dermatitis
penyuluhan kesehatan dengan O :
menggunakan lembar balik Keluarga dapat menyebutkan cara
-Memotivasi keluarga untuk perawatan Dermatitis
mengulang kembali cara perawatan A :
Dermatitis pada ibu M. Tujuan tercapai, masalah teratasi
-Memberikan reinforcement positif P :
atas usaha keluarga Lanjutkan ke TUK 4
3.2 –Mendiskusikan bersama
keluarga tentang cara memilih bahan
makanan untuk dermatitis
4 30 maret -Memotivasi keluarga untuk
2008 mengulang kembali makanan yang
Dx 1 dapat dikonsumsi untuk penderita
dermatitis
-Menberikan reinforcement positif S :
atas usaha keluarga -Keluarga mengerti tentang
lingkungan yang aman untuk
4.1 –Memotivasi keluarga untuk dermatitis
menciptakan lingkungan yang aman O :
untuk dermatitis Keluarga dapat menyebutkan
5 30 maret -Memberikan reinforcement positif lingkungan yang aman untuk
2008 atas usaha keluarga dermatitis
Dx 1 A:
Tujuan tercapai, masalah teratasi
P:
Lanjutkan ke TUK 5

5.1 –Mendiskusikan bersama S :


keluarga tentang fasilitas kesehatan -Keluarga mengatakan selalu
yang dapat digunakan memeriksakan kesehatannya ke
5.2 –Mendiskusikan bersama klinik
keluarga manfaat fasilitas kesehatan O:
-Memberikan reinforcement positif -Keluarga tampak mengerti
a\tas usaha keluarga mengenai tentang pemanfaatan
fasilitas kesehatan yang ada untuk
mengatasi masalah dermatitis
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan TUK Dx 1 dan
Lanjutkan Dx 2

Anda mungkin juga menyukai